Pedekatan Bimbingan Ibadah Shalat Pada Tunagrahita-cDi SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe IIir Pamulang Tanggerang

(1)

TANGERANG

Skripsi

Di ajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam ( S.Sos.I )

Disusun Oleh

Khusnul Mubarok Nim: 102052025640

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

PENDEKATAN BIMBINGAN IBADAH SHALAT

PADA ANAK TUNAGRAHITA-C DI SLB/BC

MUARA SEJAHTERA PONDOK CABE ILIR PAMULANG

TANGERANG

Oleh

Khusnul Mubarok Nim: 102052025640

Di Bawah Bimbingan

Nurul Hidayati, S.Ag, M.Pd Nip : 150 277 649

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi ini yang berjudul ”PENDEKATAN BIMBINGAN IBADAH SHATAT PADA ANAK TUNAGRAHITA-C DI SLB/BC MUARA SEJAHTERA PONDOK CABE ILIR PAMULANG TANGERANG”. Telah di ujukan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17 Februari 2009 skripsi ini telah di terima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata I (S I) pada Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam

Jakarta, 17 Februari 2009

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Dr. Murodi, MA Nasichah, MA Nip : 150 254 102 Nip : 150 276 298

Anggota

Penguji I Penguji II

Dra.Hj. Elidar Husein, MA Drs. M. Lutfi, MA Nip: 150 102 402 Nip: 150 268 782

Pembimbing

Nurul Hidayati, S.Ag, M.Pd Nip : 150 277 649


(4)

ABSTRAK

Khusnul Mubarok

Pendekatan Bimbingan Ibadah Shalat Pada Anak Tunagrahita-c di SLB-BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang

Bimbingan ibadah shalat pada anak tunagrahita-c adalah sebuah usaha dewan guru serta kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas keimanan dan pendidikan idabah shalat khususnya, walaupun ibadah tersebut tidak diwajibkan oleh syariat islam karena anak tunagrahita adalah anak yang kurang normal

Adapun penelitian tentang ibadah shalat pada anak tunagrahita-c bertujuan untuk mengenalkan bahwa di dalam agam kita ada ibadah yang namanya shalat lima waktu dan di sertai gerakan dan bacaanya, jadi barang siapa yang akan melaksanakan ibadah tersebut maka harus melalui bimbingan terlebih dahulu, agar ibadah tersebut sesuai dengan syariat, rukun dan wajibnya shalat.

Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, penelitian deskriptif bertujuan untuk menghasilkan data yang di peroleh dengan cara observasi, wawancara dan perpustakaan

Hasil penelitian ini dapat di simpulkan bahwa bimbingan ibadah shalat pada anak tunagrahita-c di SLB-BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang ini dengan metode nasihat (ceramah), metode pembiasaan dan metode praktek


(5)

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang patut penulis ucapkan selain puji serta syukur kehadirat Ilahi Rabbi yang mana telah mencurahkan segenap rahmat, taufik, serta hidayah-Nya kepada kita semua. Sehingga penulis dapat menyelesaikan studi kuliahnya dan merampungkan skripsi ini dengan judul ”Pendekatan Bimbingan Ibadah Shalat Pada Anak Tunagrahita-C di SLB-BC Muara Sejahtera Pondok Cabe

Ilir Pamulang Tangerang”

Shalawat seiring salam, semoga Allah SWT, melimpahkan kepada nabi Muhammad SAW, sahabat, keluarga, serta kepada orang yang setia sampai akhir zaman. Amin

Penulis merasa jauh dari sempurna adalah menyusun skripsi ini. Tetapi kebahagiaan itu tidak akan tercapai tanpa adanya kemauan dan semangat yang tinggi, serta do’a dan dukungan yang sangat tulus kepada penulis, oleh karenanya penulis haturkan ribuan terimakasih yang tidak terhingga kepada :

1. Prof. DR. Komarudin Hidayat, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah dan Prof. DR. Azzumardi Azra, MA mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Ayahanda Abah Muhamad Mahroni (H. Syahroni) dan Ibunda Tercinta Siti Fathonah (Alm) mudah-mudahan ditempatkan yang paling layak disisi Allah SWT. Dan yang telah mencurahkan kasih dan sayangnya kepada penulis, serta kesabaran dan keikhlasan dalam doa yang tak mengenal lelah dan letih di sepanjang malam dan siang demi kelancaran penulis menempuh study terutama pada saat penyelesaian skripsi ini, semoga mereka senantiasa dalam naungan rahmat dan maghfirah serta hidayah Allah Swt

3. Abi KH. Drs. Syarif Rahmat RA, SQ. MA dan Hj. Uswatun Hasanah, S.Ag, selaku pengasuh Pondok Pesantren UMMUL QURA Jakarta


(6)

4. Bapak Dr. Murodi, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Bapak Drs. M. Lutfi, MA sebagai ketua Jurusa Bimbingan dan Penyuluhan Islam

6. Ibu. Nurul Hidayati, S. Ag, M. Pd, sebagai pembimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi

7. Dosen-dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi khususnya Jurusan BPI yang telah mendidik penulis hingga menjadi sarjana

8. Kakanda tercinta Hj. Nur Ramlah, teteh Aza Jumrah, teh Nazwa, kakak

Halimudin dan teteh Fatimah, serta adik-adik ku yang tersayang Tusniatul Amnah (teh Anah), Husni Mubarok (Uu), dan ponakanku yang lucu dan imut-imut. Alfiah, Syukron Nawawi, Hasan Syadili, Nang Afik, Nang

Angga dan Neng Aza, Retno Wulandari, Tias Moro Widiyawati, Bayu Aji Saputra. Yang selalu memberikan motivasi tinggi untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini serta memberikan moril maupun materil yang penulis tidak mampu untuk membalasnya, akhirnya saya serahkan kepada Allahlah yang maha tinggi

9. Papa Suparman dan mama Dewi Damayanti tercinta yang tak pernah lelah memberikan pemasukan dan dorongan kepada penulis agar cepat terselesaikanya kuliah ini guna meraih masa depan yang cerah

10.Bunda Siti Nuriyah, S.Pd.I, yang telah memotivasi dan memberikan moril maupun materil. Dan Ustd. Usef Taufik Hidayat, S.Th.I, SQ, mudah-mudahan jasa-jasa beliau dibalas oleh Allah SWT, serta teman-teman dan adik-adik ku yang tercinta di Pondok PesantrenUmmul Qura Jakarta 11.Kepada seseorang yang tercinta yang telah memberikan motivasi dan

keparcayaan diri yang tinggi kepada penulis

12.Pihak sekolah SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang yaitu : Bapak Mansur Qurtubi, BA. Ibu Siti, S.Ag, Pak Agus Setiawan, yang telah memberkan waktu dan kesempatannya kepada penulis


(7)

Semoga Allah SWT, memberikan limpahan rahmat kepada mereka semua. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi penbaca.

Jakarta, 25 September 2008


(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBARAN PENGESAHAN ... ii

LEMBARAN PERSETUJUAN ... iii

ABSTRAK... iv

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah ... 6

1. Pembatasan Massalah ... 6

2. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1. Tujuan Penelitian ... 7

2. Manfaat Penelitian ... 7

D. Metode Penelitian ... 8

1. Jenis Penelitian ... 8

2. Pendekatan Penelitian ... 8


(9)

4. Penetapan Lokasi Penelitian... 10

5. Subjek Penelitian ... 11

6. Teknik Pencatatan Data ... 11

7. Teknik Pengelola Data ... 12

8. Teknik Analisis Data ... 12

9. Metode Penulisan ... 14

E. Tinjauan Pustaka ... 14

F. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat Tunagrahita ... 16

1. Pengertian Tunagrahita ... 16

2. Klasifikasi Tunagrahita ... 17

3. Karakteristik Tunagrahita ... 19

4. Sebab-sebab Tunagrahita ... 21

B. Bimbingan ... 24

1. Pengertian Bimbingan ... 24

2. Fungsi dan Tujuan Bimbingan ... 26

3. Pendekatan Bimbingan ... 29

C. Ibadah Shalat ... 32

1. Pengertian Ibadah Shalat ... 32

2. Fungsi dan Tujuan Ibadah Shalat ... 36


(10)

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya SLB-BC Muara

Sejahtera Pondok Cabe ... 41

B. Visi, Misi, dan Tujuan SLB-BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamlang Tangerang ... 45

C. Sarana Didik ... 46

D. Struktur SLB-BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulag Tangerang ...51

BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA A. Metode Bimbinga Ibadah Shalat Pada Anak Tunagrahita-c di SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang ... 52

1. Metode Nasihat ( Ceramah ) ... 53

2. Metode Pembiasaan ... 56

3. Metode Praktek ... 59

B. Pelaksanaan Ibadah Shalat Pada Anak Tunagrahita-c ... 60

BAB V PENUTUP A....Kesim pulan ... 62

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia dilahirkan ke dunia ini dilengkapi dengan segala potensinya. Potensi manusia ini ada yang bersifat dzahir dan ada yang bersifat

batin. Kedua potensi ini menghantarkan manusia menuju gerbang keilmuan. Allah Swt berfirman:

!

!

!

!

""""#

#

#

#

$

$

$

$%

%

% &

%

&

&

&'

'

'(

'

()

(

(

)

)

) *

*

*

*++++,

,

,

,

--

--.

.

./

.

/

/

/0

0

0

01

1

12

1

2

2

2

""""3

3

3

3

*

*

*

*

++++5

5

5

5

6

6

6

67

7

7'

7

'

'

'8

8

8

88

8

8

85

5

5

5

9

9

9

9:

:

:

:

;

;

;

;

(

(

(

(<

<

<

<

=

=

=

=

./

.

.

.

/

/

/>>>> ;

;

;

;

????

)

)

)

)

*

*

*

*++++5

5

5

5

$

$

$

$%

%

% 

%

7@

7

7

7

@

@

@++++,

,

,

,

A

A

A

AB

B

BC

B

C

C

C

Artimya : ” Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.(Qs. An-Nah : 78)l

Di antara mereka, ternyata ada yang diberikan oleh sang pemilik cobaan berupa cacat salah satu atau bahkan mungkin seluruh fisik pada tubuhnya. Allah Swt. berfirman:

D

D

D

DE

E

E

E FFFFG

G

G

G

E

E

E

E

H

H

H

H

I

I

I

I5

5

5

5

J

J

J

JK

K

K

K

M

M

M

M

I

I

I

I

N

N

N

NJ

J

J

JO

O

O

O

P

P

P

P)

)

)

) E

E

E

E

Q

Q

Q

Q

R

R

R

R *

*

*

* S

S

S

S/

/

/

/5

5

5

5

G

G

G

GT

T

TJ

T

J

JU

J

U

U

U++++>>>>

<

<

<

<V

V

V/

V

/

/K

/

K

K

K(

(

(

()

)

)

)

P

P

P

PW

W

W

W

*

*

*

*,

,

,

,

XXXX *

*

*

*M

M

M

M

S

S

S

SY

Y

Y

Y1

1

1

1Z

Z

Z

Z

 \

\

\T

\

T

T

T

XXXX *

*

*M

*

M

M

M

7

7

7

7

S

S

S

SY

Y

Y

Y++++K

K

K(

K

(

()

(

)

)

) ]

]

]

]

^

^

^

^M

M

M

M*

*

*

*M

M

M

M

S

S

S

SY

Y

Y

Y 

7

7

7

7_

_

_D

_

D

D

D

S

S

S

SY

Y

Y

Y++++K

K

K

KG

G

G

G)

)++++E

)

)

E

EN

E

N

N`

N

`

`

`

J

J

J


(12)

S

S

S

SY

Y

Y++++K

Y

K

K

KG

G

G

G)

)++++E

)

)

E

E*

E

*

*

*`

`

`

`

O

O

O

OJ

J

J c

J

c

c

c S

S

S

S

V

V

V

V

d

d

d

d5

5

5

5

++++5

5

5

5

e

e

e

e

f

f

f

f g

g

g

gK

K

K

K

T

T

T

T

N

N

N

NJ

J

J

JO

O

O

O

h

h

h

hi

i

i (

i

(

( Q

(

Q

Q

Q ;

;

;

;

H

H

H

H

@

@

@

@(

(

(

(j

j

j

j

N

N

N

N(

(

(

(k

k

kJ

k

J

JK

J

K

K

K

5

5

5

53

3

3

3

Q

Q

Q

Q#

#

#

#l

l

l

l9

9

9

98

8

8

8D

D

D

D

XXXX *

*

*M

*

M

M

M

m

m

m /

m

/

/

/E

E!

E

E

!

!n

!

n

n

n

o

o

o

o1

1

1/

1

/

/Z

/

Z

Z

Z 

^

^

^

^M

M

M

M*

*

*M

*

M

M

M

q

q

q

q

r

r

r

r

*

*)

*

*

)

) S

)

S

S

S

5

5

5

5

s

s

s

st

t

t

tu

u

u=

u

=

= 2

=

2

2

2

q

q

q

q

s

s

s

sv

v

v

vI

I

I

I

e

e

e

ew

w

wG

w

G

G

GO

O

O

O

x

x

x

x

E

E

E

E

s

s

s

sv

v

vI

v

I

I

I

y

y

y

yz

z

z

z

E

E

E

E

N

N

N

N(

(

(k

(

k

k

kJ

J

J

JK

K

K

K

g

g

g

g{

{

{

{++++|

|

|

| Q

Q

Q

Q

m

m

m

m &

&

&

&'

'

'

'

*

*

*/

*

/

/

/5

5

5

5

""""1

1

1/

1

/

/

/0

0

01

0

1v

1

1

v

v

v

5

5

5

5

(

(

(

()

)

) *

)

*

*

* E

E

E

E

=

=

=

= *

*

*

*

}

}

}

} >>>>)

)

)

)

]

]

]

]

--.

.

./

.

/

/

/0

0

0

01

1

1

12

2

2

2

e

e

e

e

~

~

~

~

++++,

,

,

,

$

$

$

$&

&

&

& Q

Q

Q

Q ;

;

;

;

I

I

I

I<

<

<

<

=

=

=

=

++++|

|

|J

|

J

J

JU

U

U++++>>>>

U

I

I

I

I/

/

/

/5

5

5 ~

5

~

~T

~

T

T

T

/

/

/

/z

z

z(

z

(

()

(

)

)

) ]

]

]

]

'

'

'

'/

/

/5

/

5

5

5

7

7

7

7

f

f

f

f €

€ •

7

7

7

7•

Q

Q

Q

Q

7

7

7

7•

v

v

v

v

T

T

T

T

‚3

3

3

3s

s

s

st

t

t

t

u

u

u

ƒ

ƒ

ƒ

}

}

}

}…

…z

z

z

zJ

J

J

J

Artimya : Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, Kemudian dari setetes mani, Kemudian dari segumpal darah, Kemudian dari segumpal daging yang Sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, Kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, Kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya Telah diketahuinya. dan kamu lihat bumi Ini kering, Kemudian apabila Telah kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.(Qs. Al-Hajj :5)

Pada ayat di atas ketidaksempurnaan dalam fisik mereka, secara rasio akan mengurangi potensi anak tunagrahita–c ringan menjadi insan yang berilmu dan beramal. Akan tetapi, hal itu sebenarnya tidak bisa menjadi alasan, karena ilmu bisa dicapai dengan tekad dan kerja yang keras. Apalagi


(13)

bila kondisi tersebut menjadi alasan untuk gugurnya kewajiban menuntut ilmu, hak – hak ilahi maupun hak- hak adami. Allah Swt berfirman :

††††%

%

%

%J

J

J

JK

K

K

K

2

2

2

2

""""#

#

#

#

a

a

a

ag

g

g

g



E

E

E

E

h

h

h

h

++++K

K

KJ

K

J

J

J

e

e

e

e‡

‡ˆ

ˆ

ˆ‰

ˆ

Š

Š

Š

Š

q

q

q

q

a

a

a

ag

g

g

g



E

E

E

E

…

…Œ

Œ

Œ

Υ

•s

sZ

s

s

Z

Z

ZT

T

T FFFFJ

T

J

J

J

Artimya : Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Qs.Ar-Ra’d : 11)

Sebagai contoh yang spesifik lagi adalah golongan anak-anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata. Dalam kepustakaan bahasa asing digunakan istilah-istilah mental retaldation, mentally retorded, mental deficieney, mental defective, dan lain-lain.

Istilah tersebut sesungguhnya memiliki arti yang sama, yaitu menjelaskan kondisi anak yang kecerdasannya di bawah rata-rata yang ditandai oleh keterbatasan inteligensi dan ketidak cakapan dalam interaksi sosial. Anak tunagrahita atau dikenal dengan istilah terbelakang mental karena keterbatasan kecerdasannya sukar untuk mengikuti pendidikan di sekolah biasa secara klasik. Oleh karena itu, anak terbelakang mental membutuhkan layanan pendidikan dengan secara khusus, yakni disesuaikan kemampuan anak itu1.

Manusia telah direncanakan oleh Allah untuk memikul tanggung jawab khalifah di bumi Allah berfirman :

Sunaryo Kartadinata, Psikologi Anak luar Biasa, (Departemen Pendidikan dan kebudayaan), h. 83.


(14)

*

*

*

*•

~

~

~

~

i

i

i

i2

2

2

2

$

$

$

$V

V

V(

V

(

(

()

)

)

)

;

;

;

;

++++5

5

5

5

N

N

N

NJ

J

JO

J

O

O

O

A

A

A

Ž

Ž

Ž Q

Q

Q ;

Q

;

;

;

V

V

V

V*

*

*z

*

z

z

z

'

'

'

'

XXXX *

*

*

*M

M

M

M

~

~

~

~

x

x

x

x

•

N

N

N

N(

(

(

(k

k

k

kJ

J

J

JK

K

K

K

'

'

'

'8

8

8

88

8

8

85

5

5

5

u

u

u

u &

&

&

&

•XXXX 9

9

98

9

8

8

8++++>>>>

6

6

6

6 S

S

S

S

‘ ’

'

'

'

'

e

e

e

e

*

*

*

*•

‚3

3

3

3

J

J

J

J

W

W

W

W 

‡

‡1

1

1

1.

.

.

.

‰

‰6

6

6

6J

J

J

J)

)

)

) ]

]

]

]

A

A

A

A”

”_

_

_

_

/

/

/

/|

|

|J

|

J

J

JK

K

K

K

{

{

{

{

++++i

i

i

i

$

$

$

$•

•D

D

D

D

Q

Q

Q

Q

Y

Y

Y

Y++++ 

–

–G

G

G

G (

(

(

()

)

)

)

'

'

'

'>>>>)

)

)

)

5

5

5

5

N

N

N

NJ

J

J

J<

<

<—

<

—J

J

J

JK

K

K

K

3

3

3

3

i

i

i

i

N

N

N

NJ

J

J

JO

O

O

O

A

A

A

Ž

Ž Q

Ž

Q

Q

Q ;

;

;

;

I

I

I

IY

Y

Y1

Y

1

1

1Z

Z0

Z

Z

0

0J

0

J

J

J)

)

)

)

q

q

q

q

q

q

q

q

r

r

r

r

5

5

5

5

++++i

i

i

i

3

3

3

3

*

*/

*

*

/

/

/

Y

Y

Y

Y…

…a

a

a

a

>>>>

&

&

&

&=

=

=

Œ

Œ

Œ8

8

8

8/

/Z

/

/

Z

Z

Z

E

E

E

E

Y

Y

Y

Y…

…a

a

a

a

>>>>

s

s

s

sS

S

S

S

Z

Z

Z

Z

8

8

8<

8

<

<

˜

˜

˜

&

&

&

& /

/

/ #

/

#

#

#n

n

n

n

&

&

&

&1

1J

1

1

J

J

Š

Š

ŠS

S9

S

S

9

98

9

8

8

8

T

T

T

T

1

1

1

1}

}

}

}

=

=

=

=7

7

7

7'

'Y

'

'

Y

Y ™

Y

™t

t

t

t

H

H

H

H

•=

=

=

=++++K

K

K

K

T

T

T

T

S

S

S

S++++5

5

5

5

q

q

q

q

{

{

{

{

++++i

i

i

i

r

r

r

rN

N

NJ

N

J

J<

J

<—

<

<

—J

J

JK

J

K

K

K

 (

(

()

(

)

)

)7

7

7

7

""""#

#

#

#

&

&

&

&'

'

'(

'

(

()

(

)

) *

)

*

*

*++++,

,

,

,

A

A

A

Am

m

mg

m

g

g

g

Artinya :”Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan dia Maha mengetahui segala sesuatu. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."(Qs. Al-Baqarah : 30-39)

Untuk maksud itulah Allah memberikan akal dan rohani. Bagi penderita tunagrahita tugas ini merupakan kemustahilan. Akan tetapi sebenarnya kemustahilan itu akan hilang melalui pendidikan sehingga tanggung jawab khalifah di bumi masih mereka pikul.

Pendidikan adalah bagian dari proses yang diharapkan untuk mencapai suatu tujuan. Adapun tujuan itu dapat dirumuskan secara singkat dan padat, seperti kematangan dari integritas atau kesempurnaan pribadi dan


(15)

terbentuknya keperibadian muslim. Integritas ini meliputi aspek jasmani, intelektual, emosional dan etis dari individu ke dalam manusia paripurna. Tujuan pendidikan Islam sejajar dengan pandangan bahwa manusia merupakan makhluk Allah yang mulia dengan akal dan perasaan serta ilmu dan kebudayaan pantas menjadi khalifah Allah di bumi. Tentu saja bobot dan ukurannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi, yaitu mahluk yang mulia dalam perkembangan anak-anak, remaja dan dewasa serta lanjut usia.2

Sebagai salah satu metodologi pendidikan dalam ilmu jiwa agama ada yang dikenal dengan istilah counseling dengan pendekatan religio-psiychotherapy, untuk counseling masih dalam perkembangan, di kalangan ahli-ahli kedokteran jiwa di Amerika Serikat, sedangkan di dunia Islam belum dikembangkan menurut pendekatan ilmiah.

Dalam hubungannya dengan tugas, guru agama sebagai guidance-counselor agama di sekolah umum dan madrasah perlu mengetahui prinsip-prinsip penggunaan psikoterapi atau religio psikoterapi dalam proses

counseling. Walaupun guru agama bukan ahli psikoterapi atau psycheater atau psikolog (ahli dalam ilmu psikologi), sekurang-kurangnya sangat dianjurkan untuk mengetahui dasar-dasar dari ilmu yang dapat membantu kelancaran tugasnya. .3

Dari wacana di atas, dapat dilihat urgensi seseorang guidance counselor yang memakai pendekatan religi psycoterapy di sisi seorang anak tunagrahita diharapkan ke hadirannya disisi mereka untuk mendidik,

2

Fadiliah Suraraga, Solihicha, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Jakarta: ), h. 39.

3

M.Arifin, Teori-teori Konseling Agama dan Umum, (Jakarta : Penerbit PT.Golden Terayon Press 1996), h. 65.


(16)

membina sekaligus memotivasi mereka dalam mewujukan cita-cita mereka berdasarkan latar belakang di atas, penulis terdorong untuk melakukan penelitian dan kajian ilmiah dan sekaligus dijadikan pembahasan skripsi dengan judul : Pendekatan Bimbingn Ibadah Shalat Pada Anak Tunagrahita-C SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang


(17)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Adapun pembatasan masalahnya adalah pelaksanaan bimbingan ibadah shalat terhadap 18 anak tunagrahita-C SLB/BC Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang yang mampu didik. Bimbingan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas keimanan anak tunagrahita walaupun IQ-nya di bawah rata-rata dan sekaligus membekali amal ibadah sebagai seorang muslim, karena agama merupakan kebutuhan bagi manusia. Untuk itu sejauh guru agama memerapkan metode serta pendekatan apa yang di gunakan unuk melaksanakan bimbingan ibadah shalat apada anak tunagrahit-c ringan yang IQ 50-70 di SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang, perlu diteliti secara ilmiyah. Maka dari pada itu perlu adanya usaha demi tercapainya hasil yang baik dalam pelaksanaan bimbingan ibadah shalat

Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis hanya membatasi pada pendekatan bimbingan ibadah shalat pada anak tunagrahita-c yang memiliki IQ 50-70 di sebabkan IQ tersebut mampu menangkap informasi atau bimbingan yang di laksanakan di SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang

2. Perumusan Masalah

Sesuai dengan pembatasan masalah di atas maka pembatasannya dapat dirumuskan sebagai berikut :


(18)

a. Bagaimana pelaksanaan bimbingan ibadah shalat yang telah disampaikan pada anak tunagrahita-C di SLB/C Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangeranng

b. Bagaimana cara pendekatan bimbingan ibadah shalat pada anak tunagrahita-C SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pembatasan dan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang : a. Untuk mengetahui peleksanaan bimbingan ibadah shalat pada

anak-anak tunagrahita-C SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang.

b. Untuk mengetahui cara pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan bimbingan ibadah shalat pada anak tunagrahita-C SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang .

2. Manfaat Penelitian

a. Secara teoritis, memperluas wawasan dalam menerapkan teori-teori yang penulis dapatkan dalam perkuliahan di Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam.


(19)

b. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan untuk pertimbangan dan sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi pihak sekolah SLB/BC Muara sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulangn Tangerang dan Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

c. Penelitian ini juga bermanfaat untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar keserjanaan strata satu (S-1) Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dilihat dari jenis penelitian, maka penelitian ini adalah deskriptif, data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan buku angka-angka, laporan penelitian akan berisikap kutipan-kutipan atau untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berdasarkan dari naskah wawancara, catatan laporan, catatan atau memo, dan dokumen resmilainnya.4

2. Pendekatan Penelitian

Yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, karena penulis bermaksud untuk meneliti sesuatu secara mendalam. Dalam hal ini yang akan diteliti adalah sebatas manakah guru agama mendidik atau

4

Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003), Cet, ke-2, h. 39.


(20)

membimbing anak-anak tunagrahita-c ringan di sekolah SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulangn Tangerang tentang bimbingan ibadah shalat yang diadakan di sekolahnya

Penulis memilih pendekatan kualitatif dalam melakukan penelitian karena penulis berharap dengan menggunakan pendekatan kualitatif ini, didapatkan hasil penelitian yang menyajikan data yang akurat, dan digunakan secara jelas dari kondisi sebenarnya.

3. Metode Penelitian

Untuk mendapatkan data dan informasi yang objektif, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan dalam metode komunikasi langsung dan tidak langsung, dengan menggunakan alat sebagai berikut : a. Observasi merupakan pengamatan dan penelitian dengan sistematika

fenomena-fenomena yang diselidiki.5 Sutrisno Hadi mengungkapkan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, satu proses yang tersusun dalam dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dan di antara yang penting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.6 Melalui data yang diperoleh dari observasi ini, penulis akan menggambarkan dan mencatat bagian dengan pihak-pihak terkait, proses bimbingan ibadah shalat pada anak tunagrahita-C sesuai dengan apa yang penulis lihat dan saksikan selama penelitian berlangsung

5

Sutrisno Hadi, Metodologi Riset II, (Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM , 1984), h. 141.

6

Sugiono, Metode Penulisan Administrasi, (Bandung : Penerbit Al-Fabeta, 2005), Cet, ke-12, h. 166.


(21)

b. Wawancara (interview), dimana penulis mengadakan tanya jawab kepada pihak sekolah dan yang bersangkutan untuk mendapatkan data yang cukup kuat. Yang terdiri dari guru agama, kepala sekolah, dan pembantu guru agama

4. Penetapan lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe, yang berlokasikan di Desa Pondok Cabe Ilir Kecamatan Pamulang, Kabupaten Tangerang Propinsi Banten yang beralamatkan di Jalan Trubus II Rt. 04/04 Pondok Cabe Ilir, Kec. Pamulang, Kab : Tangerang, Propinsi Banten Kode Pos 15418.

Alasan penulis memilih lokasi penelitian tersebut adalah :

a. Mengingat sekolah SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang ini adalah suatu lembaga pendidikan yang sudah berdiri sejak bulan Desember tahun 1988 hingga sekarang, sehingga menurut penulis sangat tepat dan akurat untuk dijadikan sebagai subjek penelitian yang berkaitan dengan permasalahan yang akan penulis teliti b. Lokasi dapat terjangkau dari tempat tinggal penulis, sehingga penulis


(22)

5. Subjek Penelitian/Analisis Data

Sesuai dengan karekteristik penulisan kualitatif, dalam memilih responden ini dipilih secara sengaja, setelah sebelumnya membuat tipologi (ideal) individu dalam masyarakat, yang penting di sini bukan jumlah responden kasusnya, melainkan potensi tiap kasus yang memberi pemahaman teoritis yang lebih baik mengenai aspek yang dipahami.

Pemilihan informal tergantung pada jenis informasi yang hendak dikumpulkan. Cara termudah untuk mendapatkan informan adalah teknik “bola salju”. Dalam teknik ini peneliti harus mengenal beberapa informal kunci dan meminta perkenalkannya kepada informan lain.7

6. Teknik Pencatatan Data

Alat penelitian yang sering digunakan adalah catatan lapangan (data lapangan). Catatan lapangan atau data tidak lain dari pada yang dibuat peneliti sewaktu mengadakan wawancara terbuka (pada subjek penelitian tahu mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula maksud dan tujuan wawancara itu), atau menyaksikan kejadian tertentu. Catatan lapangan (data) itu dibuat dalam bentuk kata-kata kunci, singkat, pokok utama saja, kemudian dilengkapi dan di sempurnakan apabila sudah pulang ketempat tinggal.

Pencatat data di lapangan hendaknya direkam apa yang perlu dan yang tidak perlu dicatat. Uraian tentang data dan orang yang diamati atau

7

MT. Felix Sitorus, Penelitian Kualitatif Suatu Perkenalan, (Bogor : Kelompok Dokumentasi Ilmu Sosial, 1998), h. 50.


(23)

yang diwawancarai, bagaimana menghadapi perubahan latar penelitian, dan bagaiman cara memberikan pendapat dan tanggapan sendiri mengenai informasi yang dikumpulkan.8

7. Teknik Pengolahan Data

Setelah penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka penelitian akan mengolah dan menganalisis data yang sangat kaya tersebut dan sejauh mungkin dalam bentuk aslinya. Hal itu di lakukan seperti orang merajut sehingga tiap bagian di talaah satu demi satu. Pertanyaan dengan kata tanya “mengapa”alasan apa”dan “bagaimana terjadinya” akan senantiasa dimanfaatkan oleh peneliti.9

Mernurut Patton sebagaimana dikutip oleh Lexy. J. Moleong dalam bukunya “Metode Penelitian Kualitatif “ bahwa analisis data adalah proses menurut urutan data, mengorganisasikannya ke dalam satu pola, katagori sebagai suatu uraian dasar sehingga dapat ditemukan sebuah tema dan dapat ditemukan hipotesis kerjanya.10

8. Teknik Analisis Data

Data yang dianalisis dengan cara direduksi dalam hal ini seluruh data yang diperoleh dari lapangan dikumpulkan kemudian diringkas dan dikelompokan menurut katagori yang diinginkan mengindentifikasikan aspek penting dari tema yang diteliti.

8

Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosada Karya, 1989), Cet, ke-1, h. 5.

9

E. KristiPoerwandari, Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi, (Jakarta : LPSP 3 UI, 1998), Cet, ke-1, h. 57.

10


(24)

Reduksi membuat peneliti untuk memutuskan data yang dikumpulkan. Selanjutnya, bagaimanah sampel selanjutnya apa metode analisis, yang akan digunakan dan akhirnya dibuat sebuah kesimpulan. Tujuan terpenting dari reduksi data adalah untuk mengidentifikasi tema utama yang diteliti dengan meberikan katagori pada informasi yang telah dikumpulkan seperti yang telah dijelaskan Patton Lexy, 2002, dalam menganalisa data adalah dengan proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya kedalam satu pola, katagori dan satu uraian dasar.11 Reduksi data membantu peneliti memutuskan data yang di kumpulkan selanjutnya. Dalam hal ini seperangkat hasil data juga perlu diorganisasikan kedalam satu bentuk tertenu (disflay data) sehingga melihat sosoknya lebih utuh. Ia bisa berbentuk seketsa, sinopsis atau bentuk-bentuk lainnya. Hal tersebut sangat diperlukan untuk mempermudah upaya pemaparan dan menegaskan kesimpulan.12

Dari rumusan tersebut dapat kita menarik garis bawah dalam menganalisis data memerlukan proses seperti, mengorganisasikan, mengatur, mengurutkan, mengelompokkan dan mengkatagorikan data. Setelah data dianalisis kemudian data dirumuskan.

Data yang telah didapat dari catatan lapangan (hasil wawancara terhadap kepala sekolah, guru agama, pembantu guru agama). Dalam hal ini peneliti mengatur, mengurutkan, mengelompokkan dan

11

Ibid;, h. 103.

12


(25)

mengkatagorikannya. Setelah dianalisis kemudian dirumuskan dan di sajikan.

9. Metode Penulisan

Adapun dalam penulisan skripsi ini berpedoman pada buku “Pedoman penulisan skripsi,Tesis dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Press Tahun 2004 “ Selain itu, penulis juga menggunakan buku-buku yang berkaitan denga metode penelitian.

E. Tinjauan Pustaka

Mengenai bimbingan ibadah shalat pada anak tunagrahita-c di SLB/BC Muara Sejahtera pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang, penulis mengacu pada pada buku karangan Frida Mangun Song, ”Psikologi Pendidikan Anak Luar Biasa”, Sudjadi ”Materi Penelitian dan ATG dalam Perkembangannya”, H. Baihaki ”Fikih Ibadah”, serta Zakiah Daradjat ” Ilmu Jiwa Agama”

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini disesuaikan dengan pokok masalah yang akan diteliti. Pembahasan skripsi ini dibagi menjadi 5 bab, adapun tiap-tiap babnya dibagi lagi dalam sub-sub, dengan sistematika sebagai berikut :


(26)

BAB I : Merupakan bab Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang Masalah, Pambatasan dan Perumusa Masalah, Tujuan dan manfaat Penelitian, Metode Penulisa dan Sistematika Penulisan

BAB II : Mengungkapan landasan teori yang terdiri dari. Pengertian Tunagrahita, Klasifikasi Tuagrahita, Karekteristik Tunagrahita, Penyebab Tunagrahita, Pengertian Bimbingan, Fungsi dan Tujuan Bimbingan, Metode Bimbingan, Pengertian Shalat, Fungsi dan Tujuan Ibadah Shalat

BAB III : Membicarakan deskriptif objek penelitian yang mencakup Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya SLB/BC Muara Sejahtera, Visi dan Misi Tujuan SLB/BC, serta Struktur SLB/BC Muara Sejahtera pondok Cabe

BAB IV: Dalam bab ini merpakan temuan lapangan dan analisa data, upaya bimbingan ibadah shalat dilaksanakan. Adapun metode yang digunakan, Metode Nasihat(ceramah), Metode Pembiasaan, Metode Praktek, Fungsi dan Tujuan Ibadah Shalat, serta Bimbingan Ibadah Shalat pada anak Tunagrahita


(27)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hakikat Tunagrahita

1. Pengertian Tunagrahita

Banyak yang memberikan pengertian tentang anak tunagrahita, dari sekian banyak pengertian yang ada akan penulis kemukakan beberapa pendapat sebagai berikut : Menurut Japan Leaque For the Mentally Retalded seperti dikutip Muljono Abdurrahman dan Sujadi S, yang diaksud retaldasi mental ialah “1. Fungsi intelektualnya lamban, yaitu IQ 70 ke bawah berdasarkan tes intelegensi baku, 2. Kekurangan dalam prilaku adaptif, dan 3. Terjadi pada masa perkembangan, yaitu antara masa konsepsi hingga usia 18 tahun.

Adapun secara etimologi, tunagrahita berarti rusak atau tidak memiliki kemampuan atau pengertian. Tunagrahita sering disebut keterbelakangan mental atau retaldasi mental.

Menurut AAMR (Amarican Association on Mental Retaldation) keterbelakangan mental menunjukan adanyan keterbatasan dalam fungsi intelektual yang dibawah rata-rata yang berkaitan dengan keterbatasan pada dua atau lebih dari keterampilan adaptasi seperti komunikasi, merawat diri sendiri, ketrampilan sosial, kesehatan dan keamanan, fungsi administrasi, waktu luang dan lain-lain. Keadaan ini tampak sebelum usia 18 tahun.13

Ada macam-macam anak berkelainan, salah saatunya adalah anak tunagrahita, ada yang menyebut bodoh, abnormal, dungu, tuna mental,

13

Frida Mangunsong, Psikologi Pendidikan Anak Luar Biasa, (Jakarta : LPSP 3 UI, 1990), h. 102.


(28)

retarded, mental deficiency, mental defectif. Adapun tunagrahita dari etimologis mempunyai arti sebagai berikut :

Tuna : Kurang, tidak memiliki atau rugi. Grahita : Cacat pikiran, lemah daya tangkap.14

Berdasarkan beberapa definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa anak tunagrahita adalah anak yang mempunyai IQ di bawah rata-rata anak normal yang terjadi pada masa perkembangan anak sebelum usia 18 tahun dan disertai gangguan pada penyesuaian tingkah laku sehingga membutuhkan program pendidikan khusus.

2. Klasifikasi Tunagrahita

Anak-anak tunagrahita telah menjadi kajian dari berbagai ilmu, sehingga menimbulkan dari berbagai jenis klasifikasi yang berbeda. Klasifikasi dapat ditinjau dari pandangan medis, biologis, sosiologis, psikologis dan pendidikan :

Klasifikasi secara medis biologis menurut Roan (1979) yang dikutif oleh Mulyono dan Soedjadi sebagai berikut :

a. Retardasi mental tarap perbatasan IQ 68- 70 b. Retardasi mental taraf ringan IQ 52-67 c. Retardasi mental taraf sedang IQ 36- 51 d. Retardasi mental taraf berat IQ kurang dari 20 e. Retardasi mental tak tergolongkan15

14

Anton M. Mulyono, Sri Sukesih, Adi Sunarya, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Depdikbud RI, 1988), cet. ke-1, h. 185.


(29)

Sedangkan klasifikasi tunagrahita menurut PP.No. 27 tahun 1991 yang dikutip oleh Muhammad Amin adalah :

1. Tunagrahita ringan ( IQ 50-70 )

Kelompok tunagrahita ini masih memiliki kemampuan untuk berkembang dalam bidang akademik, penyesuaian sosial dan kemampuan kerja, mereka mampu melakukan pekerjaan semi sekil dan pekerjaan sosial sederhana.

2. Tunagrahita sedang ( IQ 30-50 )

Memiliki kemampuan intelektual umum dan adaptasi prilaku dibawah anak tunagrahita ringan, dapat mempelajari keterampilan akademik sederhana.

3. Tunagrahita berat dan sangat berat (IQ di bawah 30)

Hampir tidak memiliki kemampuan untuk melatih mengurus diri sendiri, melakukan sosialisasi dan bekerja. Sepanjang hidup selalu tergantung pada orang lain.16

Pengklasifikasian lainnya adalah berdasarkan medis dan biologis. Menurut pandangan medis, tunagrahita dipandang sebagai suatu akibat dari sebab suatu penyakit atau kondisi biologis yang tidak sempurna. Sipat dari pengklasifikasikan ini berdasarkan faktor penyebabnya atau faktor etiologis, menurut Grossman yang dikutip oleh Mulyono dan Soedjadi adalah sebagai berikut :

15

Mulyono A. dan Soedjadi S, Bahan Kuliah Ortopedagogik Umum, (Jakarta : IKIP, 1993), h. 3.

16


(30)

1. Akibat Infeksi atau intoxikasi 2. Akibat ruda paksa atau fisik lain

3. Akibat gangguan metabolisme, pertumbuhan gizi 4. Akibat gangguan waktu kehamilan

5. Akibat penyakit atau pengaruh prenatal yang tidak diketahui.17

Klasifikasi Tunagrahita berdasarkan derajat Keterbelakangannya(sumber blake, 1979)18

IQ Level

keterbelakangan Setandar Binet Skala Wescehler

Ringan 68-52 69-55

Sedang 51-36 54-40

Berat 32-90 39-45

Sangat Berat > 19 > 24

3. Karakteristik Tunagrahita

1. Anak Tunagrahita Ringan

Para peleksana pendidik seyogyanya mengenal dan memahami karakteristik, permasalahan dan kebutuhan siswa tersebut, adapun karakteristiuktunagrahita ringan sebagai berikut :

a). Ciri Fisik dan Motorik

17

Mulyono, Soedjadi, Op;. cit, h. 24.

18

T. Sujihati,Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, (Bandung : PT. Refika Aditama, 2005), h. 108.


(31)

Hasil penilitian Rarlek 1980 yang dihimpun oleh Samuel A, Kirek 1980 menyimpulkan bahwa kesehatan tubuh dan kematangan motorik anak tunagrahita ringan lebih lemah dari pada anak normal yang sesuai dengannya.

b). Bahasa dan penggunaannya kurang mampu menarik kesimpulan mengenai apa yang dibacakannya

c). Keperibadian

Cici-ciri keperibadian anak-anak tunagrahita ringan diantaranya dalah kurang percaya diri, merasa rendah diri, mudah prustasi 2. Anak Tunagrahita Sedang

a). Segi Fisik

Keadaan fisik penyandang tunagrahita sedang tidak sebaik penyandang tunagrahita ringan, mereka mengalami kurang keseimbangan, kurang kordinasi gerak (kerterbatasan dalam gerak) b). Segi Sosialisasi

Dapat bergaul dengan tetangga terdekat, teman-temanya, dengan orang disekitarnya dengan baik

c). Segi Pekerjaan

Dapat mengerjakan hal-hal yang sipatnya sederhana dan rutin dengan tetap dalam pengawasan, bagi pria misalnya : Berlatih dalam hal pertualangan dan bagi wanita misalnya menyulam, membuat telapak meja, lap tangan dan sebagainya


(32)

a). Segi Fisik

Keberadaan fisiknya telah memperhatikan kelainan-kelainan, ini lebih berat dibandingkan dengan tunagrahita ringan dan sedang b). Segi Kecerdasan

Menurut Malahajati Abdullah (1956) bahwa : Kemampuan berfikir seorang ediot berumur 30 tahun sama dengan anak normal yang berumur 3 tahun19

Wiliam M. Cruickshanek mengemukakan anak tunagrahita mampu didik yaitu : Hambatan mental yang dialami anak ini, menyebabkan anak mereka tidak dapat menyamai kecepatan anak normal dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah namun demikian, mereka yang tergolong mampu didik ini masih dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan bidang akademis, serta mempunyai kesempatan untuk memiliki beberapa keterampilan yang memungkinkan mereka mendapat tempat dalam kehidupan.20

4. Sebab-sebab Anak Tunagrahita

Sebab-sabab terjadinya anak tunagrahita karena infeksi, abnormalitas kromosom, gangguan waktu dalam kandungan, pengaruh metabolisme, mal-nutrisi dan gangguan di otak. Secara umum ketunagrahitaan dapat di sebabkan oleh berbagai faktor yaitu

1. Faktor Genetik

19

Astati, Persiapan Penyandang Tunagrahita, (Bandung : CV. Pendawa, 2001), cet, ke-1. h. 5.

20

William M. Cruickshanek, Ph. D, G. Orvillie Johnson ED: D, Education Of Exception Childen and Yauth, School Of Edication, (Syuracuse University, 1962), h. 4.


(33)

a. Sebab genetik lainnya disebabkan oleh sindroma down (trauma) atau sindroma mongolisme (karena penderitanya sering bermata sipit, mirip orang mongol)21

b. Berupa kerusakan biokimiawi

Menurut Waisman dan Geritsen yang dikutip oleh Kirek dan Gallagher dalam Suedjadi, bahwa pada saat ini adalah kurang lebih 90 penyakit yang dapat menyebabkan kelainan metabolisme sejak kelahiran, dan hal-hal tersebut dapat diturunkan secara genetic dalam arti suatu perumusan sifat-sifat.22 Hal tersebut berlangsung akibat kerusakan dalam beberapa kromosom yang dikendalikan oleh system enzim terhadap yang diperlakukan untuk melekukan fungsi normal suatu jaringan tubuh. Hubungan yang erat antara gen-gen dan enzim pengendali adalah signifikan dengan penyakit-penyakit yang timbul akibat kerusakan secara biokimiawi dan genetic yang berhubungan dengan keterbelakangan mental.23

2. Faktor prenatal I

Beberapa kondisi yang dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan embrio dan yang menyebabkan terhadapnya perkembangan system syaraf serta menyebabkan retardasi mental. Misalnya : Suatu ibu

9 Nur’aeni, Intervensi Dini bagi Anak Bermasalah, (Jakarta : PT. Rineka Cipta,

1997, cet. ke 1, h.105.

22

Soedjadi, Materi Pelatihan dan ATG dalam Perkembangannya, (Jakarta : Depdikbud), h. 10.

23

Tamsih Udin AM dan E Teja Ningsih, Dasar-dasar Pendidikan Luar Biasa, SPG/SPO/KPG, (Bandung : Epsilon Grup Bandung Anggota IKAPI, 1988), cet. ke-1, h. 42.


(34)

hamil menghidap penyakit rubella, keracunan makanan, penyalahgunaan obat-obat terlarang.

3. Faktor prenatal II

Berbagai peristiwa saat melahirkan yang memungkinkan terjadinya retardasi mental yang terutama adalah luka-luka saat kelahiran (penggunaan alat Bantu kelahiran), sesak napas (asphysixia), dan prematuritas.

Menurut Fredesich Schrelber seperti dikutif oleh kirk dan Gelagher bahwa” kerusakan mental pada anak kadang-kadang merupakan akibat kekurangan oksigen pada otak (Cerebralanoxia). Kelahiran premature juga dapat menyebabkan retardasi mental seperti dikemukakan oleh kirk dan Gallagher bahwa “ lebih banyak anak-anak yang lahir premature yang menderita epilepis, Cerebral Palesy dan retardasi mental dari pada anak-anak yang tidak premature.

4. Faktor postnatal

Anak-anak yang mengalami infeksi pada otak atau selaput otak (encephalitis dan meningitis), kecelakaan berat sampai geger otak, mal-nutrisi dapat mengakibatkan retardasi mental. 24

Jadi proses kelahiran yang berkaitan dengan lamanya kelahiran dan sulitnya kelahiran, penggunaan alat-alat kedokteran, lahir sungsang, kekurangan oksigen pada otak dan lahir premature dapat mengakibatkan retardasi mental.

24

Kirk Samuel A dan James J. Galegher, Education Exceptional Children, (Boston Houghton Miffhin Co), h. 107.


(35)

B. Bimbingan

1. Pengertian Bimbingan

Secara etimologi kata “bimbingan” merupakan terjemah dari kata “guidance” berasal dari kata kerja “to guide” yang mempunyai arti “menunjukan, membimbing, menuntun ataupun membantu”.25 Sedangkan bimbingan dalam kata bahasa Indonesia diartikan memberi informasi, yaitu menyajikan pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengambil suatu keputusan atau memberitahukan sasuatu sambil memberikan nasihat, pengarahan, menuntun kesuatu tujuan.26 Dalam kehidupan sehari-hari, seiring dengan penyelenggaraan pendidikan pada umumnya dan hubungan saling berpengaruh antara orang yang satu dengan orang yang lainnya, peristiwa bimbingan setiap hari dapat terjadi. Orang tua membimbing anaknya, guru membimbing muridnya ia senantiasa memerlukan bantuan orang lain. Dalam masalah pendidikan, bantuan ini di sebut dengan bimbingan atau guidance.

Kata guidance itu sendiri diartikan bimbingan bantuan juga di artikan pimpinan, arahan, pedoman, dan petunjuk. Kata guidance berasal dari kata dasar (to) “guide”, yang artinya menuntun, menjadi petunjuk jalan, mengemudi.27 Menurut Aunur Rahim Faqih dalam bukunya bimbingan dan konseling dalam islam mengartikan bimbingan islam adalah proses pemberitahuan terhadap individu agar mampu hidup selaras

25

Hallen A, Bimbingan dan Konseling , (Jakarta : Ciputat Press, 2002), cet. ke-1, h. 3.

26

W.J.S, Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1995), h. 225.

27

Umar dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, (Bandung : Pustaka Setia, 1998), cet. ke-1, h. 9-10.


(36)

dengan ketentuan petunjuk Allah Swt, sehingga dapat tercapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.28 Pepatah mengatakan :

Artinya : Bahagia di dunia dan bahagia di akhirat

Dan Allah SWT pun menjelaskan dalam surat Al- Asr ayat 1-3 yaitu :

J

J

J

Ja

a

a

a

A

A

A

A

*/

*

*

*

/

/5

/

5

5

5

A

A

A

š

š

š

J

J

J

JK

K

K

K

9

9

9

98

8

8

8j

j

j

j•

•›

N

N

N

Œ

Œœ

Œ

œ

œ++++5

œ

5

5

5

{

{

{

{a

a

a

a7

7

7

7u

u

u

u

A

A

A

A”

††††#

#

#J

#

J

J

JK

K

K

K

O

O

O

O•

i

i2

i

i

2

2

2

q

q

q

q

I

I

I

I

q

q

q

q

*

*)

*

*

)

)

)

'

' 

'

'

++++J

J

J)

J

)

)

) ^

^:

^

^

:

:

:5

5

5

5

q

q

q

q

9

9

9

9

++++,

,

,

,

•Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

++++/

/

/5

/

5

5

5

J

J

J

J

q

q

q

q

9

9

9

9

++++,

,

,

,

J

J

J

Ja

a

a 5

a

5

5

5^

^

^

^:

:5

:

:

5

5

5

J

J

J

J

A

A

A

Am

m

m

m

Artinya:”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi”. (Qs. Al-Ashr : 1-3)

Untuk memperoleh pengertian yang lebih jelas, di bawah ini dikutip beberapa definisi :

a. Menurut Crow, bimbingan dapat di artikan sebagai bantuan yang di berikan oleh seseorang, baik pria maupun wanita, yang memiliki kepribadian yang baik dan pendidikan yang memadai, kepada seorang individu dari setiap usia untuk menolongnya mengemudikan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihannya sendiri dan memikul bebannya sendiri. b. Menurut Stopps, suatu proses yang terus menerus dalam membantu

perkenbangan individu untuk mencapai perkembangannya secara

28

Aunur Rahman Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta : UII Press), cet. ke-2. h. 4.


(37)

maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebenar-benarnya baik bagi dunianya maupun bagi masyarakat.29

c. Bimbingan adalah suatu poses dari pendidikan yang teratur dan sistematika guna membantu pertumbuhan anak atas kekuatanya dalam menentukan dan mengarahkan hidupnya sendiri, yang akhirnya ia dapat memperoleh pengalaman-pemgalaman yang dapat memberikan sambungan yang berarti bagi masyarakat.30

Sedangkan dalam “Year Book of Ediucation” yang di kutif oleh satu Djumhur dan Moh. Surya, dikemukakan bahwa bimbingan adalah”suatu proses bantuan individu melelui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuan agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.31 Jadi yang dimaksud bimbingan adalah” proses bimbingan bantuan yang di lakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang di bimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan saran yang ada dan dapat di kembangkan berdasarkan norma-norma yang ada.32

2. Fungsi dan Tujuan Bimbingan

Apabila di lihat dari proses pendidikan ada tiga fungsi utama bimbingan yaitu fungsi penyaluran (Distribliitive), fungsi pengadaptasi (adaptive) dan fungsi penyesuaian (adjustive).

29

Op,. cit;, h. 9-10.

30

Prianto dan Erman Anti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, ( Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1999), cet. ke-1, h. 94.

31

1 Djumhur dan Moh. Surya, Mimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bimbingan : CD Ilmu), h. 25.

32


(38)

a. Fungsi penyaluran (distributive), yaitu fungsi bimbingan bantuan pada murid-murid dalam memilih kemungkinan-kemungkinan kesempatan yang terdapat dalam lingkungan sekolah. Disamping itu termasuk dalam fungsi penyaluran ini adalah membantu murid dalam menentukan masa depannya.

b. Fungsi pengadaptasi (adaptive), yaitu fungsi bimbingan sebagai pemberi bantuan terhadap staf sekolah (terutama guru-guru) untuk mengadaptasikan prilaku yang mendidik setaf sekolah, dan terutama program pengajaran dan intergransi belajar mengajar.

c. Fungsi penyesuaian (adjutive), yaitu fungsi bimbinga sebagai pemberi tahuan kepada murid-murid agar mereka memperoleh penyesuaian pelaksanaan, fungsi ini diwujudkan dalam membantu murid menghadap masalah penyesuaian pribadi dan maju secara optimal dalam memperkembangkan pribadinya. Pelaksanaan fungsi ini di wujudkan dalam membantu murid yang menghadapi masalah penyesuaian yang dialaminya.33

d. Fungsi adaptasi adalah fungsi bimbingan dalam jumlah khususnya untuk mengadaptasikan program pengajaran atau latihan tentang minat, kemampuan, kebutuhan murid

e. Fungsi penyesuaian adalah fungsi penyesuaian pribadi, dalam rangka mempersiapkan penyaluran kepekaan yang disesuaikan dengan ketentuan anak

33


(39)

f. Fungsi pencegahan adalah usaha bimbingan terhadap siswa untuk menghindari kemungkinan terjadi hambatan dalam perkembangan g. Fungsi perbaikan adalah untuk perbaiki kondisinya yang dipandang

kurang mendalam.34

Tujuan bimbingan secara terperici adalah sebagai berikut :

a. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan dan kebersihan jiwa dan mental. Serta jiwa menjadi tenang.

b. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan dan kesopanan tingkahlaku yang dapat memberikan manfaat baik pada dirinya sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan kerja dan lingkungan social dan sekitarnya.

c. Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga muncul dan berkembang rasa toleransi, keistimewaan, tolong menolong dan kasih sayang.35

d. Untuk menghasilkan sepiritual pada diri individu untuk berbuat taat pada Tuhan-Nya, ketulusan mematuhi segala perintah-Nya serta ketabahan menerima ujian-Nya.36

Adapun tujuan umum dalam bimbingan adalah untuk membantun individu mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang di milikinya (seperti latar belakang

34

Hasan Walinono, Bimbingan Penyuluhan Terhadap Anak Luar Biasa, Anak Tunagrahita Ringan, (SLB-C, 1987), h. 9.

35

M.Hamdani Bakran Adz. Dzaky, Pesiko Terapi dan Konseling Islam, (Yogyakarta : Fajar Pustaka Baru, 2001), cet. ke-1, h. 167.

36


(40)

keluarga, pendidikan, serta social ekonomi), serta sesuai dengan ketentuan positif lingkungannya. Insan seperti itu adalah insan yang mandiri yang memiliki kemampuan memahami diri sendiri.37

3. Pendekatan Bimbingan

Menurut Ng Kim Chyo, seorang pakar pembelajaran berkembangsaan Malaysia, mengemukaan batasan tentang pendekataan arah atau hal yang kita ambil untuk mengambil suatu sasaran (to come near to ini ani sense). Dalam pengetikan yang lebih kuasa pendekatan juga diartikan sebagai pengguna strategi yang dipilih untuk mencapai suatu tujuan tertentu.38

Pendekatan adalah teoritis dalam melakukan suatu perencanaan dalam hal ini, kita mengenal ada dua pendekatan perencanaan yaitu perencanaan yang bersifat memaksa (top-down planning) dari pendekatan yang bersifat menghimput dari ide-ide dasar dari masyarakat bahwa (bottom up planning). Pendekatan down planning dalam perencanaan maupun pengembangan di Indonesia memiliki banyak kelemahan yang disebabkan oleh ter-sentralistik-nya keputusan, pembimbing dan pengelolanya. Pendekatan tersebut menjadi pendekatan yang kurang efektif, mengingat semakin berkembangnya wilayah maupun kota di

37

Priatno dan Erman Anti.,Op. cit, h. 114.

38

http: //www.curriki.org/ywiki/bin/dowenload/Col dager/KB2


(41)

daerah dan adanya era globalisasi yang menuntut tiap daerah untuk dapat bersaing dengan daerah lain. 39

Pendekatan yang dipandang strategis untuk mengembangkan program antara lain adalah pendekatan partisipatif. Pendekatan ini menekankan bahwa dalam upaya mengembangkan program itu dilakukan oleh pimpinan program atau pengelola program dan pihak-pihak yang terkait dengan program. Partisipasi merupakan suatu proses yang mengajarkan suatu kelompok masyarakat atau lebih, yang terlibat dalam penyelenggaraan program, berinisiatif untuk melaksanakan kegiatan pengembangan program.40

Sedangkan menurut Isbandi dengan mengutip pendapat Batten, ada dua pendekatan dalam konsep community development, yaitu: Direktif (Instruktif), dan non-direktif (partisipatif). Pertama, pendekatan direktif adalah pendekatan yang dilakukan berdasarkan asumsi bahwa community worker (Tim pengembangan masyarakat) tahu apa yang dibutuhkan dan apa yang baik untuk masyarakat. Sehingga peran fasilitator bersifat dominan, karena prakarsa kegiatan dan sumebr daya yang dibutuhkan lebih banyak beralasan fasilitator.41Kedua, pendekatan non-direktif adalah pendekatan yang dilakukan berdasarkan pada asumsi bahwa masyarakat

39

Jurusan Perencanaan Wilayah dan kota fakultas teknik dan Univ. Diponegoro, “ Perencanaan farsifatif . Solusi perencanaan berbasis masyarakat di masa depan”. Diakses pada tanggal 20 Feb. 2009. dari http://pwk.undip.ac.id/d3/berita

terkini/partisipatif.html

40

Pengembangan Program Pendampingan Masyarakat dalam Jurnal PMI, Vol. I, No. 2, Maret 2004, h. 90.

41

Andi Isbandi Rukminto, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas

Pengantar pada pemikiran pendekatan praktis. (Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI, 2003), h. 228.


(42)

tahu apa yang merka butuhkan dan apa yang baik untuk mereka. Dalam pendekatan ini, pendekata utama dalam masyarakat adalah masyarakat mandiri. Masyarakat diberi keputusan untuk membuat analisis dan mengambil keputusan yang berguna bagi diri mereka sendiri dan mereka di beri pendekatan penuh dalam penempuhan cara-cara untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan. 42

Dalam kehidupan modern ini, masyarakat berhadapan dalam berbagai masalah yang terkadang berada diluar kerangka budaya, atau bahkan bertentangan dengan nilai-nilai yang selama ini dianut. Untuk budaya ini tidak jarang membuat orang mengalami krisis psikis, sosial dan tak jarang mengalami kehampaan spiritual. Maka daripada itu konseling yang diterapkan dengan menggunakan pendekatan agama yang dikenal dengan sebutan bimbingan konseling agama di mana di dalamnya terdapat prinsip-prinsip agama Islam.

Berikut ini akan diuraikan sistimatika psikologi dalam bimbingan dan konseling agama yang diberikan oleh Dr. Achmad Mubarok, MA:43 1. Klien diajak memahami realita apa sebenarnya yang sedang dihadapi,

misalnya : tentang kehilangan sesuatu yang dicintainya (hak, jabatan, ditinggal mati oleh keluarganya).

2. Mengajak klien memahami keadaan yang sedang berlangsung disekitarnya, bahwa ada perubahan-perubahan yang sedang berlangsung.

42

Ibid., h. 230.

43

Achmad Mubarok, Konseling Agama Teori dan Kasus, (Jakarta, PT. Bina Rena Pariwarna, 2002), Cet. ke-3, h. 4.


(43)

3. diajak untuk memahami tuhan itu maha kuasa, maha mengetahui, maha adil, maha pengasih dan maha penyayang, dan bahwa semua manusia diberi peluang untuk bertobat dan mendekatkan diri kepada-Nya, untuk memperbaiki diri dan untuk memperoleh sesuatu yang bermakna.44

Dari pengertian pendekatan di atas, dapat penulis simpulkan pendekatan perencanaan terbagi menjadi dua bagian, yaitu :

1. Pendekatan yang bersifat memaksa (Top Down Planning)

2. Pendekatan yang bersifat (Down Planning)

Adapun pendektan yang dipandang dari strategi untuk mengembangkan program antara lain adalah partisipatif, partisipatif merupakan suatu proses yang mengajarkan suatu kelompok mesyarakat atau lebih untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pengembangan program

C. Ibadah Shalat

1. Pengertian Ibadah Shalat

Pengertian ibadah shalat adalah do’a, rahmat dan minta ampun. Dan kata shalat dalam bahasa arab di gunakan dalam beberapa pengertian, adapun kata shalat dalam arti do’a tercantum dalam Al-Qur’an yaitu :

0

0

0

0*

*

*

*;

;

;

;

7

7

7

7

ƒ

ƒ

ƒ

ƒJ

J

J

J‘

‘’

/

/

/

/

I

I

I

IY

Y

Y

Y++++i

i

i

i

=9

=

=

=

9

9

9

*

*

*

*•

•

 J

J

J

J•

++++ *

*

*

*,

,

,

,

…

…a

a

a

a

d

d

d

d

~

~

~

~*

*

*,

*

,

,

,

Y

Y

Y

Y…

…

P

P

P

P

‚3

3

39

3

9

9

9

J

J

J

J

/

/

/0

/

0

0

0(

()

(

(

)

)

) ]

]

]

]

q

q

q

q

J

J

J

JK

K

K

K

S

S

S

S++++,

,

,e

,

e

e

e (

()

(

(

)

)

)9

9

9

9

++++

ƒ

ƒ

ƒ

ƒ¡

¡

¡‘

¡

44


(1)

FORMULIR PENDAFTARAN CALON PESERTA WISUDA ( KE-75) SEMESTER GANJIL/GENAP TAHUN 2009/2010

1. Nama : Khusnul Mubarok

2. Tempat/Tanggal Lahir : Karawangan,12 Oktober 1982

3. Nomor Pokok : 102052025640

4. Fakultas : Dakwah dan Komunikasi

5. Jurusan : Bimbingan dan Penyuluhan Islam

6. Program : S I

7. Judul Skripsi : Pendekatan Bimbingan Ibadah Shalat Pada anak TunagrahitaC di SLB/BC Muara Sejahtera Pondok cabe Ilir Pamulang

Tangerang 8. Tanggal Lulus : 17 Februari 2009

9. No.Ijazah :

10.Indek Prestasi : 2, 92 11.Jabatan dalam Organisasi :

Kemahasiswaan

12.Alamat Asal : Kp Banteng Karamat Rt.20/05 Desa Cikarang Kec. Cilamaya Kab. Karawang 13.Alamat Sekarang : Jl.Raya Pondok Cabe Ilir Rt.01/04

Pamulang Tangerang

14.Nama Ayah : Mahroni

15.Pendidikan Ayah : SD 16.Pekerjaan Ayah : Petani

17.Nama Ibu : Siti Fathonah (Alm)

18.Pendidikan Ibu : SD

19.Pekerjaan Ibu : Rumah Tangga

Jakarta, 27 Februari 2009 Tanda tangan Ybs


(2)

IDENTITAS ALUMNI

Wisuda Ke : 75/ Tahun Akademik : 2009/2010 Yang bertandatangan di bawah ini,

1. Nama : Khusnul Mubarok

2. Nomor Pokok/NIM : 102052025640 3. Jenis Kelamin : Laki-laki

4. Tempat/Tanggal Lahir : Karawangan,12 Oktober 1982

5. Alamat Asal : Kp Banteng Karamat Rt.20/05 Desa Cikarang Kec. Cilamaya Kab. Karawang 6. Alamat Sekarang : Jl.Raya Pondok Cabe Ilir Rt.01/04

Pamulang Tangerang

7. Kode Pos : 15418

8. Telepon : 081809575543

9. Jurusan/Program Studi : Bimbingan dan Penyuluhan Islam

10.Judul Skripsi : Pendekatan Bimbingan Ibadah Shalat Pada Anak Tunagrahita-c di SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang

11.Pembimbing : Nurul Hidayati, S.Ag, M.Pd 12.Penguji 1 : Drs. M. Lutfi, MA

13.Penguji 2 : Dra. Hj. Elidar Husein, MA 14.Tanggal Lulus Ujian : 17 Februari 2009

15.IP/Yudisium : 2, 92 / C 16.Nomor & tgl ijazah :

17.Pekerjaan :

18.Alamat Pekerjaan :

Mengetahui, Jakarta, 26 Februari 2009

Ketua Jurusan Tanda Tangan Ybs


(3)

BERITA WAWANCARA

Nama : Mansur Qurtubi, BA Jabatan : Kepala Sekolah Tempat : Kantor Sekolah Hari/ Tanggal : 15 Agustus 2008

Isi Wawancara

T. Dimanakah bimbingan ibadah shalat anak tunagrahita di laksanakan? J. Di Mushala, di karenakan sarana dan prasaran di sekolah kurang memadai,

jadi kami dari pihak sekolah langsung bekerjasama dengan masyarakat setempat dan ketua mushala yang ada.

T. Apa yang melatar belakangi di laksanakanya bimbingan ibadah shalat pada anak tunagrahita?

J. Yang melatar belekangi bimbingan ibadah shalat pada anak tunagrahita adalah untuk melatih pembiasaan pada anak karena ini lebih menggunakan metode pembiasaan, adapun cara maksimalnya mereka memahami dan kurangnya pemahaman, jadi istilah pembiasan mereka untuk melakukan kebiasaan ibadah shalat itu harus continiou dalam melakukan dan melaksanakannya

T. Pada tahun berapa bimbingan ibadah shalat untuk anak tunagrahita di laksanakan?


(4)

J. Sekitar dari tahun 1990-an bimbingan ibadah shalat pada anak tunagtrahita itu di lakanakan, karena sejak saya sebelum pindak ke sekolah ini juga suda berjalan bimbingan itu, jadi saya disini hanya melanjutkan pogram-program yang ada dan memantau berjalannya efektifitas bimbingan ibadah shalat anak-anak tunagrahita dan anak-anak yang lainya.

T. Siapa yang mengajarkan bimbingan ibadah shalat pada anak tunagrahita di sekolah ini?

J. Yang mengajarkan bimbingan ibadah shalat pada anak tunagrahita di sekolah ini adalah ibu Siti, ibu Isma, dan ibu Iis, Serta di bantu dengan guru-guru kelasnya masing-masing adapun untuk koordinatornya yang saya tunjuk langsung adalah ibu Siti karen ia mempunyai latar belakang dari UIN, sedangkan yang lainya ada yang dari IKIP, ITB, sedangkan yang lainya dari perguruan umum.

T. Kapan bimbingan ibadah shalat anak tunagtrahita itu di laksanakan dan pada jam berapa di laksanakanya?

J. Adapun harinya itu, hari selasa dan hari kamis, akan tetapi disini di wajibkan bagi seluruh siswa. Adapun jamnya pada jam terakhir tepatnya pada waktu shalat dzuhur.

T. Kenapa bimbinmgan ibadah shalat itu di wajibkan bagi anak tunagrahita? J. Bukanhanya anak tunagrahita saja, akan tetapi anak tunarungu, bahkan

anak anak autis pun ikut melaksanakan bimbingan ibadah shalat, tapai anak autis yang ringan, dan kita kan umat beragama muslim dan kebetulan anak- anak disini mayoritas muslim, jadi kami dari pihak sekolah


(5)

mewajibkan anak-anak muslim untuk melaksanakan bimbingan ibadah shalat

T. Bagaimana menurut bapak tentang penerapan bimbingan ibadah shalat pada anak tunagrahita?

J. Kalau menurut bapak mengenai penerapan atau metode yang digunakan oleh bu Siti dan yang lainnya itu sudah cukup bagus, karena saya melihat sudah ada beberapa anak yang bisa mengaflikasikan kedalam kehidupanya sehari-hari ?

T. Bagaimana menurut bapak tentang bimbingan ibdah shalat yang di laksanakan di sekolah ini memberikan kontribusi pada anak tunagrhita? J. Yang bapak lihat sudah walaupun tidak seluruhnya anak mampu anak

mengikutu metode –metode yangb ibu siti terapkan dan laksanakan di sekolah ini

T. Apakah ada kurikulum tentang bimbingan idabah shalat di sekolah ini? J. Ada, akan tetapi, jika kita megikkuti kurikulum yang ada, ya agak

kewalahan dalam membimbinganya karena kurikulum dari DIKNAS itu agak sulit untuk bisa di pahami dan di ikuti oleh anak-anak

Pondok Cabe, 15 Agustus 2008

Interview Interwviewer

Mansyur Qurtubi, BA Khusnul Mubarok


(6)