Pengertian dan Deskripsi Belajar Tuntas

4. Prosedur Belajar Tuntas

Benyamin S Bloom dalam Basuki, 2011: 7 berpendapat bahwa tingkat keberhasilan atau penguasaan itu dapat dicapai, kalau pengajaran yang diberikan secara klasikal bermutu baik dan berbagai tindakan korektif terhadap siswa yang mengalami kesulitan, dilakukan dengan tepat. Dengan demikian, kalau kurang 95 siswa di kelas mencapai taraf penguasaan yang ditentukan, kesalahan dilimpahkan pada tenaga pengajar guru, bukan pada siswa. Untuk mengatasi kesalahan yang dilimpahkan kepada guru secara operasional, Bloom Winkel, 1996: 415 menyiapkan langkah-langkah sebagai berikut: 1 menentukan tujuan-tujuan pembelajaran yang harus dicapai, baik yang bersifat umum maupun yang khusus; 2 menjabarkan materi pelajaran atas sejumlah unit pelajaran yang dirangkaikan, yang masing-masing dapat diselesaikan dalam waktu kurang lebih dua minggu; 3 memberi pelajaran secara klasikal, sesuai dengan unit pelajaran yang sedang dipelajari; 4 memberikan tes kepada siswa pada akhir masing- masing unit pelajaran, untuk mengecek kemajuan masing-masing siswa dalam mengolah materi pelajaran. Tes bersifat formatif yaitu bertujuan mengetahui sampai berapa jauh siswa berhasil dalam pengelolaan materi pelajaran diagnostic progress test. Dalam testing formatif ini, diterapkan norma yang tetap dan pasti, misalnya minimal 85 dari jumlah pertanyaan dalam tes dijawab betul, supaya siswa dinyatakan berhasil atau telah menguasai tujuan pembelajaran. ; 5 siswa belum mencapai tingkat penguasaan yang dituntut, diberikan pertolongan khusus, misalnya bantuan dari seorang teman yang bertindak sebagai tutor, mendapat pengajaran dalam kelompok kecil, disuruh mempelajari buku pelajaran lain, mengambil unit pelajaran yang telah diprogramkan; 6 setelah semua siswa mencapai tingkat penguasaan pada unit pelajaran bersangkutan, barulah guru mulai mengajarkan unit pelajaran berikutnya. Menurut Bloom dalam Basuki, 2011: 8, tidak mesti satu kelas harus menguasai tes sumatif, namun 95 dari jumlah siswa boleh diharapkan mereka berhasil. Tingkat penguasaan untuk setiap unit pelajaran, tidak harus sama dengan tingkat penguasaan untuk seluruh rangkaian unit pelajaran, namun kedua-duanya tidak dituntut sempurna atau 100 berhasil. Dalam tes formatif hanya dituntut keberhasilan sebanyak minimal 85 dari seluruh pertanyaan yang dijawab betul, sedang tes sumatif dituntut tingkat keberhasilan sebanyak minimal 80 - 90 dari seluruh pertanyaan yang dijawab betul. Model pembelajaran dengan pendekatan belajar tuntas menurut Cimino dalam Tarsidi, 2008: 6 meliputi empat langkah: 1. Mengajarkan unit pelajaran secara klasikal kemudian membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar; 2. Memberikan tes untuk mengecek pencapaian belajar siswa pada akhir setiap unit belajar; 3. Melakukan asesmen untuk melihat penguasaan siswa terhadap keseluruhan mata pelajaran; 4. Memberikan kegiatan pengayaan atau kegiatan korektif sesuai dengan kegiatan siswa; dan 5. Memberikan tes kedua untuk mengukur ketuntasan. Funchs dalam Tarsidi, 2008: 6 mendeskripsikan pelaksanaan belajar tuntas sebagai berikut: 1. Kurikulum dipecah-pecah menjadi satu rangkaian sub- keterampilan, dan mengurutkannya berdasarkan hierarki tujuan pembelajaran. 2. Untuk setiap tahap dalam hierarki pembelajaran tersebut, guru merancang tes acuan patokan criterion-referenced test, dan menentukan kriteria kinerja yang mengindikasikan ketuntasan bagi setiap sub-keterampilan. 3. Mendahului kegiatan pembelajaran dengan melaksanakan pretest. 4. Guru memulai kegiatan pembelajaran dari tahap yang paling rendah dalam hierarki tersebut di atas untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan untuk setiap tahap hierarki. 5. Memberikan posttest mengenai materi pembelajaran. 6. Jika pada hasil posttest tersebut siswa tidak menunjukkan ketuntasan, maka guru menggunakan strategi-strategi korektif hingga ketuntasan dicapai. 7. Kemudian guru mengantar siswa ke tahap berikutnya dalam hierarki tersebut, yang merupakan tahap yang lebih sulit.

Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan strategi mastery learning terhadap hasil belajar IPS siswa Mts Al-Khairiyah tegal parung jakarta selatan tahun ajaran 2014/2015

1 14 146

Penerapan strategi belajar tuntas (mastery learning) untuk pencapaian standar kompetensi dalam pelajaran ekonomi di SMA IT YAPIRA Medang Kabupaten Bogor

0 6 157

PENERAPAN METODE BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA Penerapan Metode Belajar Tuntas (Mastery Learning) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Kelas V Sd Negeri Pajang III Laweyan Surakarta.

0 1 15

PENERAPAN METODE BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA Penerapan Metode Belajar Tuntas (Mastery Learning) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Kelas V Sd Negeri Pajang III Laweyan Surakarta.

0 1 16

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS (Mastery Learning) (PTK Pembelajaran Matematika Di Kelas V SD N 3 Keden).

1 6 135

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS (Mastery Learning) (PTK Pembelajaran Matematika Di Kelas V SD N 3 Keden).

0 1 7

PENDAHULUAN UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS (Mastery Learning) (PTK Pembelajaran Matematika Di Kelas V SD Negeri 1 Guwo).

0 5 6

UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS (Mastery Learning) (PTK Pembelajaran Matematika Di Kelas V SD Negeri 1 Guwo).

0 4 15

PENGARUH PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI DI SMA NEGERI 13 GARUT : Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS.

0 3 64

7.PEMBELAJARAN TUNTAS 18022008

0 0 10