Ciri-ciri Belajar dan Pembelajaran

kekacauan belajar potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya respon-respon yang bertentangan. Selanjutnya pengertian learning disfunction mengacu kepada gejala dimana proses belajar tidak berfungsi dengan baik meskipun sebenarnya anak tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat indra, atau gangguan-gangguan psikologis lainnya. Pengertian “under achiever” adalah mengacu kepada anak-anak yang memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Kemudian pengertian anak yang tergolong “slow learner” lambat belajar adalah anak-anak yang lambat dalam proses belajarnya sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan sekelompok anak lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama. Dari uraian tersebut jelas bahwa kesulitan belajar mempunyai pengertian yang lebih luas daripada pengertian-pengertian learning disorder, learning disabilities, learning disfunction, underachiever, slow learners, dan sebagainya. Mereka yang tergolong kepada pengertian-pengertian tersebut akan mengalami kesulitan belajar yang ditandai dengan adanya hambatan- hambatan dalam proses belajarnya. Kesulitan belajar pada dasarnya suatu gejala yang nampak dalam berbagai jenis manifestasi tingkah laku. Menurut Buton dalam Izhar Hasis, 2001: 16 mengidentifikasi seorang siswa dapat dipandang atau dapat diduga sebagai mengalami kesulitan belajar kalau yang bersangkautan menunjukkan kegagalan failure tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Kegagalan belajar didefinisikan oleh Buton sebagai berikut: 1. Siswa dikatakan gagal, apabila dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan mastery level minimal dalam pelajaran tertentu seperti yang telah ditetapkan oelh guru criteria referenced: dalam konteks sistem pendidikan di Indonesia angka nilai batas lulus passing grade, grade- standard-basis itu ialah angka 6 atau 60 atau C 60 dari tingkat ukuran yang diharapkan atau ideal; siswa ini dapat digolongkan ke dalam lower group. 2. Siswa dikatakan gagal, apabila yang bersangkutan tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya berdasarkan ukuran tingkat kemampuannya; intelegensi, bakat ia diramalkan predicted akan dapat mengerjakannya atau mencapai prestasi tersebut ; siswa ini dapat digolongkan ke dalam under achiever. 3. Siswa dikatakan gagal, kalau yang bersangkutan tidak dapat mewujudkan tugas-tugas perkembangan, termasuk penyesuaian sosial, sesuai dengan pola organismiknya his organismic pattern pada fase perkembangan tertentu seperti yang berlaku bagi kelompok sosial dan usia yang bersangkutan norm referenced siswa yang bersangkutan dapat dikategorikan ke dalam slow learners. 4. Siswa dikatakan gagal, kalau yang bersangkutan tidak berhasil mencapai tingkat penguasaan mastery level yang diperlukan sebagai prasyarat pre

Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan strategi mastery learning terhadap hasil belajar IPS siswa Mts Al-Khairiyah tegal parung jakarta selatan tahun ajaran 2014/2015

1 14 146

Penerapan strategi belajar tuntas (mastery learning) untuk pencapaian standar kompetensi dalam pelajaran ekonomi di SMA IT YAPIRA Medang Kabupaten Bogor

0 6 157

PENERAPAN METODE BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA Penerapan Metode Belajar Tuntas (Mastery Learning) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Kelas V Sd Negeri Pajang III Laweyan Surakarta.

0 1 15

PENERAPAN METODE BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA Penerapan Metode Belajar Tuntas (Mastery Learning) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Kelas V Sd Negeri Pajang III Laweyan Surakarta.

0 1 16

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS (Mastery Learning) (PTK Pembelajaran Matematika Di Kelas V SD N 3 Keden).

1 6 135

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS (Mastery Learning) (PTK Pembelajaran Matematika Di Kelas V SD N 3 Keden).

0 1 7

PENDAHULUAN UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS (Mastery Learning) (PTK Pembelajaran Matematika Di Kelas V SD Negeri 1 Guwo).

0 5 6

UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS (Mastery Learning) (PTK Pembelajaran Matematika Di Kelas V SD Negeri 1 Guwo).

0 4 15

PENGARUH PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI DI SMA NEGERI 13 GARUT : Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS.

0 3 64

7.PEMBELAJARAN TUNTAS 18022008

0 0 10