Kerangka Berfikir KAJIAN PUSTAKA

mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Bakulan, yang merupakan salah satu sekolah dasar yang terletak di Bakulan, Patalan, Jetis, Bantul, provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Peneliti melakukan penelitiannya pada kelas 3. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2014 sampai Bulan September 2014.

C. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah fokus pada 4 orang guru kelas 3 SD Bakulan. Dengan demikian subyek penelitian ini berjumlah 4 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang dilakukan untuk mengumpulkan data ialah: 1. Observasi Menurut Sarwono 2006: 224 kegiatan observasi meliputi melakukan pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Pada tahap awal observasi dilakukan secara umum, peneliti mengumpulkan data atau informasi sebanyak mungkin. Tahap selanjutnya peneliti harus melakukan observasi yang terfokus, yaitu mulai menyempitkan data atau informasi yang diperlukan sehingga peneliti dapat menemukan pola-pola perilaku dan hubungan yang terus menerus terjadi. Jika hal itu sudah diketemukan, maka peneliti dapat menemukan tema-tema yang akan diteliti. Observasi dilakukan di dalam kelas 3 SD Bakulan Bantul. Peneliti melakukan observasi untuk menemukan bagaimana cara guru dalam melakukan pembelajaran. Pendekatan belajar tuntas yang dianut oleh para guru diamati oleh peneliti saat mengimplementasikannya ke dalam bentuk praktek kegiatan belajar mengajar. 2. Wawancara Menurut Nasution 2001: 113 wawancara atau interviu adalah suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Bila guru menanyakan murid tentang keadaan rumah, atau kita menanyakan murid tentang seluk-beluk pertanian, itu wawancara. Namun wawancara sebagai alat penelitian lebih sistematis. Dalam wawancara pertanyaan dan jawaban diberikan secara verbal. Biasanya komunikasi ini dilakukan dalam keadaan saling berhadapan, namun komunikasi dapat juga dilakukan melalui telepon. Tujuan wawancara ialah untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana pendangannya tentang dunia, yaitu hal-hal yang tidak dapat kita ketahui melalui observasi. Setiap kali kita mengadakan wawancara, kita harus menjelaskan apa tujuan kita berwawancara dengan dia, keterangan apa yang kita harapkan daripadanya. Penjelasan itu mengarahkan jalan pikirannya, sehingga ia tahu apa yang akan disampaikannya. Penjelasan itu sedapat-dapatnya dilakukan dalam bahasa dan istilah-istilah yang dipahami oleh responden. Peneliti sendiri harus mempelajari istilah-istilah yang lazim digunakan dalam lingkungan kebudayaan responden. Ia malahan menganjurkan agar informan menggunakan ungkapan dan istilah yang biasa digunakannya dalam pergaulannya. 3. Dokumen Menurut Nasution 2002: 89 dokumen terdiri atas tulisan pribadi seperti surat-surat, buku harian dan dokumen resmi. Bahan resmi-formal banyak ragamnya seperti notula rapat, laporan, peraturan, anggaran dasar, formulir isian, rapor murid, daftar absensi, dan sebagainya. Dokumen surat-surat, foto, dan lain- lain dapat dipandang sebagai “nara sumber” yang dapat diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Foto mempunyai keuntungan tersendiri. Foto dapat menangkap, “membekukan” suatu situasi pada detik tertentu dan dengan demikian memberikan dahan deskriptif yang berlaku bagi saat itu. Yang juga dapat dimanfaatkan ialah data kuantitatif berupa data statistik yang biasanya dimiliki oleh tiap lembaga, perusahaan atau organisasi.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Sutopo 2006: 41 instrumen penelitian adalah alat yaitu peneliti sendiri atau fasilitas yang digunakan dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga akan mudah diolah.

Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan strategi mastery learning terhadap hasil belajar IPS siswa Mts Al-Khairiyah tegal parung jakarta selatan tahun ajaran 2014/2015

1 14 146

Penerapan strategi belajar tuntas (mastery learning) untuk pencapaian standar kompetensi dalam pelajaran ekonomi di SMA IT YAPIRA Medang Kabupaten Bogor

0 6 157

PENERAPAN METODE BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA Penerapan Metode Belajar Tuntas (Mastery Learning) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Kelas V Sd Negeri Pajang III Laweyan Surakarta.

0 1 15

PENERAPAN METODE BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA Penerapan Metode Belajar Tuntas (Mastery Learning) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Kelas V Sd Negeri Pajang III Laweyan Surakarta.

0 1 16

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS (Mastery Learning) (PTK Pembelajaran Matematika Di Kelas V SD N 3 Keden).

1 6 135

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS (Mastery Learning) (PTK Pembelajaran Matematika Di Kelas V SD N 3 Keden).

0 1 7

PENDAHULUAN UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS (Mastery Learning) (PTK Pembelajaran Matematika Di Kelas V SD Negeri 1 Guwo).

0 5 6

UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS (Mastery Learning) (PTK Pembelajaran Matematika Di Kelas V SD Negeri 1 Guwo).

0 4 15

PENGARUH PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI DI SMA NEGERI 13 GARUT : Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS.

0 3 64

7.PEMBELAJARAN TUNTAS 18022008

0 0 10