Pengertian Belajar dan Pembelajaran

d. Faktor Lingkungan Novak dan Gowin dalam Muhammad Ali, 2010: 6 mengistilahkan lingkungan fisik tempat belajar dengan istilah “Millieu”, yang berarti konteks terjadinya pengalaman belajar. Lingkungan ini meliputi keadaan ruangan, tata ruang, dan berbagai situasi fisik yang ada di sekitar kelas atau sekitar tempat berlangsungnya proses belajar mengajar. Lingkungan ini pun dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi situasi belajar.

B. Pengertian dan Gejala Kesulitan Belajar

Menurut Izhar Hasis 2001: 11 pada umumnya “kesulitan” merupakan suatu kondisi tertentu yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan dalam kegiatan mencapai suatu tujuan, sehingga memerlukan usaha yang lebih keras lagi untuk dapat mengatasinya. Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan-hambatan ini mungkin disadari dan mungkin juga tidak disadari oleh orang yang mengalaminya, dan dapat bersifat psikologis, atau pun fisiologis dalam keseluruhan proses belajarnya. Orang yang mengalami hambatan dalam proses mencapai hasil belajarnya, sehingga yang dicapainya berada di bawah yang semestinya. Kesulitan belajar mempunyai pengertian yang luas dan kedalamannya termasuk pengertian-pengertian seperti learning disorder, learning disfunction, underachiever, slow learners dan sebagainya. Learning disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya yang mengalami kekacauan belajar potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya respon-respon yang bertentangan. Selanjutnya pengertian learning disfunction mengacu kepada gejala dimana proses belajar tidak berfungsi dengan baik meskipun sebenarnya anak tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat indra, atau gangguan-gangguan psikologis lainnya. Pengertian “under achiever” adalah mengacu kepada anak-anak yang memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Kemudian pengertian anak yang tergolong “slow learner” lambat belajar adalah anak-anak yang lambat dalam proses belajarnya sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan sekelompok anak lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama. Dari uraian tersebut jelas bahwa kesulitan belajar mempunyai pengertian yang lebih luas daripada pengertian-pengertian learning disorder, learning disabilities, learning disfunction, underachiever, slow learners, dan sebagainya. Mereka yang tergolong kepada pengertian-pengertian tersebut akan mengalami kesulitan belajar yang ditandai dengan adanya hambatan- hambatan dalam proses belajarnya. Kesulitan belajar pada dasarnya suatu gejala yang nampak dalam berbagai jenis manifestasi tingkah laku. Menurut Buton dalam Izhar Hasis, 2001: 16 mengidentifikasi seorang siswa dapat dipandang atau dapat diduga sebagai mengalami kesulitan belajar kalau yang bersangkautan menunjukkan kegagalan failure tertentu dalam

Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan strategi mastery learning terhadap hasil belajar IPS siswa Mts Al-Khairiyah tegal parung jakarta selatan tahun ajaran 2014/2015

1 14 146

Penerapan strategi belajar tuntas (mastery learning) untuk pencapaian standar kompetensi dalam pelajaran ekonomi di SMA IT YAPIRA Medang Kabupaten Bogor

0 6 157

PENERAPAN METODE BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA Penerapan Metode Belajar Tuntas (Mastery Learning) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Kelas V Sd Negeri Pajang III Laweyan Surakarta.

0 1 15

PENERAPAN METODE BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA Penerapan Metode Belajar Tuntas (Mastery Learning) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Kelas V Sd Negeri Pajang III Laweyan Surakarta.

0 1 16

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS (Mastery Learning) (PTK Pembelajaran Matematika Di Kelas V SD N 3 Keden).

1 6 135

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS (Mastery Learning) (PTK Pembelajaran Matematika Di Kelas V SD N 3 Keden).

0 1 7

PENDAHULUAN UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS (Mastery Learning) (PTK Pembelajaran Matematika Di Kelas V SD Negeri 1 Guwo).

0 5 6

UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS (Mastery Learning) (PTK Pembelajaran Matematika Di Kelas V SD Negeri 1 Guwo).

0 4 15

PENGARUH PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI DI SMA NEGERI 13 GARUT : Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS.

0 3 64

7.PEMBELAJARAN TUNTAS 18022008

0 0 10