Skala Homoseksual-Heteroseksual Kinsey dan Storms

23 Tidak ada bukti bahwa homoseksualitas laki-laki disebabkan oleh seorang ibu yang dominan atau ayah yang lemah, atau bahwa homoseksualitas perempuan disebabkan oleh gadis yang memiliki model peran laki-laki Santrock, 1995: 85. Sedangkan menurut Ellis Ames Santrock, 1995: 85, satu dari faktor biologis yang dipercaya berpengaruh dalam homoseksualitas adalah keadaan hormon prenatal. Pada bulan kedua sampai kelima setelah terjadinya konsepsi, penampakan fetus kepada tingkat hormon yang berkarakter perempuan mungkin menyebabkan individu laki-laki atau perempuan tertarik kepada laki-laki. Dari pemaparan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penyebab homoseksual adalah karena faktor genetik hormonal serta faktor lingkungan dan pengalaman hidup yang dialami.

c. Skala Homoseksual-Heteroseksual Kinsey dan Storms

Alfred Kinsey pertama kali memperkenalkan skala rating tujuh poin dalam the Kinsey Reports: Sexual Behavior in the Human Male 1948. Skala tersebut ia gunakan untuk menjelaskan pengalaman seksual yang tampak dan reaksi dalam individu termasuk fantasi yang berkaitan dengan perilaku seksualnya Galink, 2013: 20. 24 Heteroseksual ekslusif 1 Heteroseksual lebih menonjol, homoseksual kadang-kadang 2 Heteroseksual lebih menonjol, tapi homoseksual lebih dari kadang-kadang 3 Heteroseksual dan homoseksual berimbang 4 Homoseksual lebih menonjol, tapi heteroseksual lebih dari kadang-kadang 5 Homoseksual lebih menonjol, heteroseksual kadang-kadang 6 Homoseksual ekslusif Gambar 1. Skala Homoseksual-Heteroseksual Kinsey Kinsey Galink, 2013: 21 berpendapat bahwa langka ditemukan seseorang yang berada pada titik 0 pun pada titik 6, artinya kebanyakan orang memiliki sebentuk ketertarikan pada lawan dan sesama jenis, terlepas dari apakah mereka mengikuti perasaan mereka atau tidak. Contohnya pada heteroseksual yang mengagumi fisik tokoh yang berjenis kelamin sama, serta merasa sangat nyaman dengan teman yang berjenis kelamin sama. Lebih lanjut, masih pada sumber yang sama, Michael D. Storms Galink, 2013: 21 memperkenalkan model Two- Dimensional-Orthogonal, yang menyatakan bahwa homoerotisme dan heteroerotisme dalam diri individu adalah dua hal yang berdiri sendiri-sendiri. Dalam model ini, homoseksual adalah orang yang memiliki tingkat homoerotisme tinggi dan tingkat heteroerotisme rendah. Lebih lanjut, biseksual adalah orang yang memiliki tingkat homoerotisme dan heteroeritisme yang tinggi. Heteroseksual adalah 25 orang yang memiliki tingkat homoerotisme rendah dan tingkat heteroerotisme tinggi. Sedangkan aseksual adalah orang yang memiliki tingkat heteroerotisme dan homoerotisme yang rendah. Homoerotisme tinggi H et er oe rot ism e r end ah Homoseksual Biseksual H et er oe rot ism e t inggi Aseksual Heteroseksual Homoerotisme rendah Gambar 2. Kuadran Orientasi Seksual Storms

d. Identitas Seksual