28 4.
Orientasi seksual Dipahami sebagai kemampuan seseorang untuk merasa tertarik
secara emosional, mental, dan fisikal kepada sesama jenis dan atau lawan jenis kelaminnya. Terdiri dari ketertarikan, perilaku
dan identitas
seksual. Orientasi
seksual terdiri
dari homoseksual, heteroseksual, dan biseksual.
Dari uraian di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa identitas seksual terdiri dari seks biologis, identitas gender, ekspresi
gender, dan orientasi seksual.
e. Bentuk Homoseksualitas
Jokie M.S. Siahaan 2009: 50 membagi homoseksualitas kedalam lima kategori, yaitu:
1. Close couple
Hidup bersama dengan homoseksual lain dalam hubungan quasi nikah. Mereka cenderung tidak mempunyai atau mencari
pasangan seksual lain. Mereka juga tidak mempunyai banyak masalah dalam hubungan tersebut dan juga tidak menyesal
menjadi homoseksual. 2.
Open coupled Tinggal bersama dengan homoseksual namun masih mencari
dan terlibat hubungan seksual di luar hubungan tersebut.
29 3.
Functional Melajang dan melakukan hubungan seksual dengan banyak
homoseksual. Mereka mengalami beberapa masalah seksual dan sedikit menyesal menjadi homoseksual.
4. Disfunctional
Mempunyai banyak hubungan homoseksual tetapi mempunyai banyak masalah seksual serta menyesal menjadi homoseksual.
5. Asexual
Memiliki sedikit hubungan homoseksual dan banyak mengalami masalah seksual serta menyesali orientasi seksualnya.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa bentuk- bentuk homoseksualitas terdiri dari close couple, open coupled,
functional, disfunctional, serta asexual.
f. Pembagian Homoseksual
Ilmu psikiatri membagi homoseksual menjadi dua macam Galink, 2013: 29:
1. Homoseksual ego sintonik sinkron dengan egonya
Adalah homoseksual yang tidak merasa terganggu oleh orientasi seksualnya, tidak ada konflik bawah sadar yang ditimbulkan,
serta tidak ada desakan, dorongan atau keinginan untuk mengubah orientasi seksualnya. Kelompok homoseksual ini juga
tidak mengalami kecemasan dan kesulitan psikologis lebih banyak daripada heteroseksual. Pasalnya, mereka menerima dan
30 tidak terganggu secara psikis dengan orientasi seksual mereka,
sehingga mampu menjalankan fungsi sosial dan seksualnya secara efektif.
2. Homoseksual ego distonik tidak sinkron dengan egonya
Adalah homoseksual yang mengeluh dan merasa terganggu akibat konflik psikis. Homoseksual ego distonik senantiasa tidak
atau sedikit sekali terangsang oleh lawan jenis dan hal itu menghambatnya untuk memulai dan mempertahankan hubungan
heteroseksual yang sebetulnya didambakan. Secara terus terang seorang homoseks ego distonik menyatakan dorongan
homoseksualnya menyebabkan perasaan bersalah, kesepian, malu, cemas dan depresi. Homoseksual macam ini dianggap
gangguan psikoseksual sebagaimana tercantum dalam PPDGJ- III yang menempatkan Orientasi Seksual Egodistonik masuk
dalam Blok Gangguan Kepribadian dan Perilaku Masa Dewasa Gangguan Psikologis dan Perilaku yang Berhubungan dengan
Perkembangan dan Orientasi Seksual. Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
homoseksual secara psikiatri dibagi menjadi dua, yaitu homoseksual ego sistonik dan homoseksual ego distonik.
31
g. Tipe Hubungan pada Gay