42 2.
Bagi yang tidak dapat mencapai tahap coming out a.
Dampak positif Kelompok
homoseksual tersebut dapat menjalankan aktivitas sehari-hari tanpa ada rasa takut atau malu, serta
tidak merasa dikucilkan oleh teman, keluarga, ataupun masyarakat umum.
b. Dampak negatif
Tidak memiliki rasa percaya diri, tidak dapat bersosialisasi dan selalu beranggapan bahwa dirinya adalah seorang yang
memiliki kelainan sehingga tidak dapat menerima takdirnya, depresi, stress yang berkepanjangan, serta bunuh
diri. Dari pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ada
dua dampak yang ditimbulkan kepada individu yang mampu ataupun yang tidak mampu mencapai tahap coming out, yaitu dampak positif
dan dampak negatif.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Anis Aulia Rosidah pada 2013 yang berjudul Coming Out Identitas Gay Studi
Fenomenologi: Perilaku Conformity dan Non-Conformity Gay. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa proses pembentukan awal identitas seksual individu berkaitan dengan sosialisasi dan identifikasi, selanjutnya pembentukan identitas tersebut
43 dipengaruhi oleh interaksi yang pada akhirnya membentuk pengalaman dan
serangkaian indikator di atas membentuk definisi identitas gay. Definisi tersebut dapat menentukan alternatif tindakan yang diambil oleh gay, yaitu
melakukan coming out, merahasiakan atau masih dilema terhadap identitas seksualnya. Perilaku conformity bertujuan untuk menghindari stigma atau
sanksi sosial yang diberikan masyarakat setempat dan perilaku non- conformity adalah perilaku yang bertentangan dengan nilai dan norma di
dalam masyarakat. Penelitian yang dilakukan oleh Esther Yunitawati tahun 2011 dalam
skripsinya yang berjudul Penyesuaian Diri Homoseksual setelah Proses Coming Out. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa setelah coming out,
homoseksual harus menyesuaikan diri antara tuntutan dalam diri dan masyarakat. Penyesuaian diri tersebut dapat dilakukan dengan cara
memaksimalkan potensi yang ada pada homoseksual untuk menutupi kekurangannya atau dengan cara berusaha untuk meminimalisir masyarakat
untuk mengetahui kehidupan mereka sebagai homoseksual. Penyesuaian diri yang ditunjukkan oleh undividu satu berbeda dengan individu yang lain
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Penelitian yang dilakukan oleh Siska Kartika Putri pada 2007 yang
berjudul Proses Coming Out pada Gay. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa masing-masing subjek dapat melakukan coming out, namun proses-
proses atau pengalaman yang dialami masing-masing subjek berbeda satu dengan yang lain. Faktor yang mempengaruhi coming out subjek pertama dan
44 kedua adalah karena rasa lelah membohongi diri sendiri dan orang lain, selain
itu subjek ingin mencari jati diri yang sebenarnya. Pada subjek ketiga, memilih untuk coming out pada orang lain karena subjek ingin mencari jati
diri sendiri tanpa ada paksaan dari pihak lain. Selain itu karena subjek ingin mendapatkan kasih sayang yang tidak didapat dari seorang ibu.
Penelitian yang dilakukan oleh Tjia Regina Olivia tahun 2012 yang berjudul
Perbedaan Coming Out antara Gay dan Lesbian. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
antara proses coming out antara gay dan lesbian. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa responden lesbian lebih banyak mengikuti komunitas
dibandingkan responden gay, ini memungkinkan mempengaruhi proses coming out mereka, dimana homoseksual yang mengikuti komunitas berada
pada tahap exploration pada dimensi Vaughan. Dari semua subjek gay dan lesbian, hanya satu yang tidak pernah berpacaran dengan sesama jenis, ini
juga memungkinkan mempengaruhi proses coming out mereka, dimana mereka mulai berinteraksi dengan sesama jenis dan menjalin hubungan yang
lebih dalam. Lesbian memilih untuk mengungkapkan orientasi seksual mereka agar mendapatkan kelegaan dan ketenangan dalam mengekspresikan
hidup. Sedangkan responden gay lebih apa adanya dalam mengungkapkan orientasi seksual mereka agar menjadi diri sendiri dalam mengekspresikan
hidup mereka.
45
C. Gay yang melakukan Coming Out kepada Orang Tua