Bagaimana simbah menunjukkan eksistensi diri di panti ? Bagaimana simbah mengaktualisasikan diri di Panti?
145 teman dan pekerja sosialnya baik baik sama saya program
bimbingan sosial juga bisa buat saya cerita unek- unek“
Kesimpulan : komunikasi sosial simbah dengan warga panti melalui program kegiatan bimbingan sosial yang dilaksanakan dalam
kelompok besar dan kecil dimana simbah dapat mengeluarkan keluh kesah yang di alami serta keluarga sangat kurang dilihat dari
pernyataan di atas pihak keluarga jarang mengunjungi simbah dalam pemenuhan hubungan sosial dengan keluarga namun simbah
lebih senang tinggal di panti karena merasa semua warga panti menjadi pengganti keluarga
6. Bagaimana simbah menunjukkan eksistensi diri di panti ?
H : “setiap sabtu ada kegiatan kesenian mbak digabung sama simbah
yang dari luar kami menari dan main karawitan di aula ” A
: “ saya sering beli di warung depan panti mbak ibu warung kenal sama saya kalo lagi pas jalan jalan pagi sering nyapa. Setiap sabtu
juga ada kegiatan yang digabung sama simbah yang tinggal di luar panti kegiatan kesenian di aula main karawitan bersama”
T : “ simbah yang dari luar baik mbak setiap sabtu mereka ke panti
ikut kegiatan kesenian yang digabung sama simbah yang ada di panti, kegiatannya menari dan karawitan. Saya kenal dengan simbah
yang dari luar kadang mereka kesini main bawa makanan”
146 S
: “ saya punya banyak teman dari simbah dari luar yang ikut kegiatan setiap hari sabtu mbak karawitan di aula, ya ketemunya pas
mereka kesini bua t ikut kegiatan”
L : “ saya sering ke pasar beli jajan mbak, sama panti boleh keluar tapi
jangan lama- lama kalo lama harus minta ijin dahulu. Kalo kegiatan yang digabung sama simbah yang dari luar panti program kegiatan
karawitan mbak setiap satu minggu s ekali hari sabtu di aula “
Kesimpulan : simbah di panti menunjukkan eksistensi diri mereka dengan kelompok masyarakat melalui program kegiatan yang dilakukan
setiap hari sabtu yaitu kesenian karawitan yang di gabung dengan simbah yang tinggal di panti. mereka dapat menunjukkan eksistensi
mereka melalui kesenian. selain itu simbah juga bebas berinteraksi dengan masyarakat luar panti namun dengan ijin pihak panti
7. Bagaimana simbah mengaktualisasikan diri di Panti?
H : “ ada kegiatan keterampilan mbak, bisa buat sulak, sapu,
anyaman, atau rajutan tinggal milih apa yang disuka. Kalo saya suka buat sulak mbak Cuma dari raffia di serutin buat kegiatan”
S : “saya bisa ikut program kegiatan keterampilan mbak seperi
buat sulaman, rajut setiap hari selasa ada gurunya nanti di ajari dan hasilnya dijual sama pengunjung panti”
T : “ keterampilan bikin rajutan ada di panti mbak saya suda bisa
bikin tatakan gelas sama taplak meja bahannya disediain panti nanti hasilnya bisa dijual”
147 L
: “setiap selasa keterampilan mbak saya bisa nunjukin kemampuan bikin sulaman ada gurunya”
A : “keterampilan hari selasa bisa bikin kerajinan sulak rajutan
dari sulaman tapi saya kadang ga ikut karena sudah belajar tapi ga bisa nyulam”
Kesimpulan : pengaktualisasian diri simbah dapat dilihat dari program kegiatan keterampilan yang dilakukan setiap hari selasa dengan
berbagai kerajinan seperti sulak, anyaman, rajutan sesuai dengan kemampuan yang kemudian hasilnya dapat dijual.