143 tidak mau di ajak kerja sama bareng dan pas waktu kegiatan
rohani di kumpulkan di aula besar” A
: “ ya saya sosialisasi sama semua yang disini mbak saya suka datengi temen di wisma lain buat main cerita-cerita waktu
kegiatan rohani saya juga sering sosialisasi sama teman yang lain”
H : “ kalo pas di aula bimbingan rohani, psikologi kan ketemu
temen temen semua wisma mbak jadi ya bersosialisasi pas ada kegiatan dan disini di tempatkan di wisma dengan banyak simbah
” Kesimpulan : simbah saling bersosialisasi dengan teman sesama penghuni
panti melalui penempatan simbah di wisma dan program kegiatan berlangsung seperti bimbingan rohani, psikologi dan di
luar kegiatan seperti mengunjungi teman di wisma lain sekedar mengobrol
5. Bagaimana cara komunikasi sosial antara semua warga panti,
keluarga dan simbah ?
L : “ melalui program kegiatan bimbingan sosial mbak, ada
bimbingan sosial besar dan kecil kalo besar di aula saya sering cerita unek- unek kalo bimbingan sosial kecil kadang petugas ke
wisma ngobrol suruh jangan berantem, rukun sama yang lain. keluarga kadang jenguk sodara mbak dulu tapi sekarang jarang
karena punya kesibukan masing masing saya gak mau ngrepotin
144 , saya lebih senang tinggal disini banyak teman pengasuhnya
juga baik” S
: “ saya kan gak punya anak mbak jadi ga pernah ditengok dulu waktu saya masih baru di sini teman jualan nengok bawa jajanan
ngobrol tapi sekarang sudah tidak pernah sudah sibuk sama kerjaannya. Saya lebih senang disini karena gratis komunikasi
sosial di panti ada bimbingan sosial ngeluarin unek unek kadang di aula kadang di wisma mbak”
T : “ ngobrol unek unek program bimbingan sosial mbak kadang
di aula di campur jadi satu kadang petugasnya ke wisma cerita cerita sama suruh rukun tinggal disini. keluarga kalo lebaran aja
kesini anak saya yang tinggal satu tapi sudah dua tahun ini enggak ke sini mbak buat nengok saya walopun kadang saya
kangen sama cucu” H
: “ bimbingan sosial kecil dan bimbingan sosial kecil di wisma mbak. saudara ke sini jarang mbak dulu awal saya masuk sini
sebulan sekali ta pi sekarang sudah jarang”
A : “Saya punya anak 1 mbak cucu 2 tinggalnya di Kendal saya
tinggal selama 9 tahun di panti werdha ini dijenguk anak saya hanya saat lebaran mbak, tapi dua tahun ini saya sudah tidak dijenguk lagi
kadang saya minta tolong ke bu DR untuk sms.in anak saya karna saya kangen tapi saya tunggu tungu tidak datang ke panti. Saya
sudah pasrah mbak saya lebih senang tinggal di panti karena banyak
145 teman dan pekerja sosialnya baik baik sama saya program
bimbingan sosial juga bisa buat saya cerita unek- unek“
Kesimpulan : komunikasi sosial simbah dengan warga panti melalui program kegiatan bimbingan sosial yang dilaksanakan dalam
kelompok besar dan kecil dimana simbah dapat mengeluarkan keluh kesah yang di alami serta keluarga sangat kurang dilihat dari
pernyataan di atas pihak keluarga jarang mengunjungi simbah dalam pemenuhan hubungan sosial dengan keluarga namun simbah
lebih senang tinggal di panti karena merasa semua warga panti menjadi pengganti keluarga
6. Bagaimana simbah menunjukkan eksistensi diri di panti ?