157 psikologi sosial , keterampilan, kesenian selain itu panti sebagai
penghubung antara keluarga dan lanjut usia apabila terjadi sesuatu
4. Pada saat di panti apakah simbah bersosialisasi dengan teman
sekitarnya ?
S : “berosialisasi mbak, saya selalu ngobrol cerita sama temen yang
disini mbak setiap ada jam ambil makan siang di dapur saya kadang main ke wisma lain sebentar kalo pas ada kegiatan ya kita
ketemu lagi di aula sama temen temen” BN
: Di panti ini kita membebaskan pada simbah untuk bersosialisasi apalagi dengan adanya penempatan simbah di wisma serta kegiatan
yg dilaksanakan pada pukul 07.30-12.00 WIB membuat simbah membaur dengan simbah yang lain.
SD : Iya simbah berinteraksi dengan simbah lainnya, terkadang saya
melihat mereka berkunjung ke wisma yang lainnya hanya sekedar mengobrol.
Kesimpulan : simbah dengan simbah yang lain saling bersosialisasi satu sama lain melalui program kegiatan yang dilaksanakan dan
penempatan di wisma.
5. Bagaimana cara komunikasi sosial antara semua warga panti,
keluarga dan simbah ?
A : Saya punya anak 1 mbak cucu 2 tinggalnya di Kendal saya tinggal
selama 9 tahun di panti werdha ini dijenguk anak saya hanya saat lebaran mbak, tapi dua tahun ini saya sudah tidak dijenguk lagi
158 kadang saya minta tolong ke bu DR untuk sms.in anak saya karna
saya kangen tapi saya tunggu tungu tidak datang ke panti. Saya sudah pasrah mbak saya lebih senang tinggal di panti karena banyak
teman dan pekerja sosialnya baik baik sama saya, program bimbingan sosial juga bisa buat saya cerita unek-unek
DR : “Syarat simbah yang masuk dan tinggal di panti adalah ada
penjaminnya mbak maka ketika terjadi sesuatu pihak panti sosial akan selalu menjadi penghubung antara keluarga dan simbah yang
tinggal di sini, ketika simbah ingin bertemu dengan keluarga maka saya sebagai pendamping pekerja sosial akan menghubungi melalui
telfon menyampaikan pesan ke pihak keluarga namun selama saya bekerja 17 tahun sebagai pekerja sosial di panti sosial tresna werdha
abiyoso ini hampir tidak pernah simbah di jenguk oleh keluarga, kalaupun dijenguk hanya sebatas memberi uang atau makanan
secukupnya dan tidak ada komunikasi yang baik antara keluarga dan simbah kalau dengan warga panti baik mbak melalui program
kegiatan bimbingan sosial kecil dan besar”
SB : “Dulu awal masuk banyak simbah sering cerita sama saya masih
sering di tengok keluarga namun makin lama simbah jarang di jenguk bahkan sama sekali tidak pernah. Kadang ketika pihak dari
panti mencoba menghubungi pihak keluarga ada yang tidak mau mengakui bahkan sulit dihubungi dengan mengganti no telefon
mbak ”
159 Kesimpulan : hubungan sosial dengan keluarga sangat kurang
dikarenakan sulit untuk dihubungi oleh pihak panti apabila terjadi sesuatu dengan simbah namun simbah yang berada di panti lebih
senang tinggal di panti karena semua warga panti menjadi pengganti keluarga yang sebenarnya termasuk pekerja sosial dan melalui
bimbingan sosial yang dilaksanakan melalui kelompok besar serta kecil dapat menjadi penghubung komunikasi yang baik.
6. Bagaimana simbah menunjukkan eksistensi diri di panti ?