30
Kajian Ekonomi Regional Sulaw esi Selatan
Triw ulan II - 2009
sebesar  1,77   y.o.y.  Hal  tersebut  menyebabkan  berkurangnya  laju  inflasi  umum  Sulsel pada periode laporan.
Berdasarkan  tahun  kalender,  laju  inflasi  kumulatif  sampai  dengan  akhir  triw ulan  II- 2009  Juni  tercatat  masih  dibaw ah  1   yaitu  sebesar  0,004   y.t.d,  lebih  rendah
dibandingkan laju inflasi kumulatif pada periode yang sama tahun 2008 yaitu sebesar 8,28 y.t.d.  Tekanan  harga  kumulatif  tertinggi  terjadi  di  kelompok  makanan  jadi  yaitu  sebesar
3,55   y.t.d,  disusul  kelompok  sandang  yaitu  sebesar  1,67   y.t.d.    Sementara  itu kelompok  transpor-komunikasi-jasa  keuangan  masih  mengalami  pelemahan  harga  yaitu
sebesar -3,03  y.t.d.
Tabel 2.1. Inflasi Kelompok Barang dan Jasa  , y.o.y
2.1 Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang
Berdasarkan laju inflasi tahunan dari setiap kelompok barang dan jasa pada triw ulan II-2009  di  Sulsel,  secara  berurutan  dari  yang  terbesar  hingga  yang  terkecil  adalah  sebagai
berikut :
Kelompok  M akanan  Jadi-M inuman- Rokok-Tembakau, mengalami  inflasi tahunan
sebesar  10,63   y.o.y  pada  triw ulan  laporan, sedikit  melambat  dibanding  triw ulan  I-2009
11,97 . Relatif
tingginya inflasi
pada kelompok  makanan  jadi,  diperkirakan  adanya
keterbatasan  pasokan  pada  komoditi  gula pasir.
Kondisi  tersebut  menyebabkan  tingkat  harga  gula  pasir  mengalami  kenaikan  yang cukup  signifikan.  Selain  itu,  sejalan  dengan  kenaikan  harga  komoditi  gula  pasir  maka
subkelompok  minuman  tidak  beralkohol  juga  mengalami  peningkatan  dari  9,26   pada triw ulan I-2009 menjadi 10,32  pada triw ulan laporan. Perlambatan laju inflasi kelompok ini
banyak  dipengaruhi  oleh  perlambatan  laju  inflasi  subkelompok  makanan  jadi  yang  menjadi
Tabel 2.2. Inflasi Per-Sub Kelompok M akanan Jadi-M inuman-Rokok-Tembakau
31
Kajian Ekonomi Regional Sulaw esi Selatan
Triw ulan II - 2009
12,22 ,  sebelumnya  13,40   pada  triw ulan  I-2009,  dan  subkelompok  subkelompok tembakau  dan  minuman  beralkohol  yang  laju  inflasinya  menjadi  6,33   dari  10,25   pada
triw ulan I-2009.
Grafik 2.2. Perkembangan Inflasi Kelompok M akanan Jadi
Grafik 2.3. Beberapa Komoditi dalam Kelompok M akanan Jadi Hasil SPH di M akassar
Ayam Goreng M ie
Gula Pasir Nasi
Perlambatan  laju  inflasi  pada  subkelompok  makanan  jadi  diperkirakan  karena perlambatan laju inflasi pada kelompok bahan makanan, seperti lemak-minyak.
32
Kajian Ekonomi Regional Sulaw esi Selatan
Triw ulan II - 2009
Kelompok  Sandang  pada periode
laporan mengalami inflasi sebesar 7,65  y.o.y, lebih  rendah  dibandingkan  triw ulan  I-2009
11,12 .  Perlambatan  pertumbuhan  laju  inflasi tersebut,  terutama  terjadi  pada  subkelompok
barang  pribadi-sandang  lainnya,  yaitu  dari 21,76   pada  triw ulan  I-2009  menjadi  11,40 .
Perlambatan  laju  inflasi  pada  subkelompok  ini  diperkirakan  karena  melemahnya  tekanan tingkat harga emas internasional, meskipun masih pada level harga yang masih relatif tinggi.
Grafik 2.4. Perkembangan Harga Emas M akassar
Internasional
Grafik 2.5. Perkembangan Inflasi Kelompok Sandang
Sedangkan  perlambatan  pada  subkelompok-subkelompok  lainnya,  relatif  cukup terbatas.  Hal  tersebut  dimungkinkan  karena  terjadi  dorongan  peningkatan  inflasi  pada
beberapa  komoditi  pada  subkelompok-  subkelompok  dimaksud,  seperti  seragam  sekolah. Komoditi  tersebut,  pada  triw ulan  laporan,  diperkirakan  mengalami  peningkatan  permintaan
sehubungan  dengan  tahun  ajaran  baru.  Kondisi  tersebut  menyebabkan  terjadi  peningkatan harga,  terlebih  pada  seragam  sekolah  untuk  anak-anak  Subkelompok  sandang  anak-anak.
Tabel 2.3. Inflasi Per-Sub Kelompok Sandang
33
Kajian Ekonomi Regional Sulaw esi Selatan
Triw ulan II - 2009
Sementara  komoditi  lainnyacenderung  mengalami  penurunan  harga,  yang  diperkirakan karena melemahnyapermintaan untuk komoditi dimaksud.
Kelompok  Kesehatan  pada  triw ulan
laporan  tercatat  laju  inflasi  tahunannya  sebesar 6,51   y.o.y,  sedangkan  pada  triw ulan  I-2009
sebesar  10,21 .  Perlambatan  ini  didorong  oleh subkelompok  jasa  kesehatan,  yang  diperkirakan
karena  adanya  subsidi  pemerintah  terhadap biaya-biaya  kesehatan,  seperti  tarif  rumah  sakit,
tarif  puskemas  dan  biaya  dokter.  Sementara  tekanan  inflasi  pada  subkelompok- subkelompok  lainnya  relatif  masih  kuat,  meskipun  mengalami  perlambatan.  Hal  tersebut
ditandai  dengan  minimnya  perlambatan  laju  inflasi  pasa  subkelompok  obat -obatan,  jasa peraw atan jasmani dan peraw atan kesehatan. Pada subkelompok obat-obatan, perlambatan
yang  cukup  minim  tersebut  diperkirakan  karena  adanya  penurunan  tingkat  harga  obat generik  sehubungan  dengan  subsidi  pemerintah.  Sedangkan  subkelompok  jasa  peraw atan
jasmani  dan  subkelompok  peraw atan  jasmani  mengalami  perlambatan  laju  inflasi diperkirakan hanya karena dampak dari penurunan BBM  pada aw al triw ulan I-2009.
Grafik 2.6. Perkembangan Inflasi Kelompok Kesehatan
Kelompok Perumahan-Air-Listrik-Gas-Bahan Bakar, juga mengalami perlambatan
laju  inflasi  yang  tercatat  sebesar  4,66   y.o.y,  sementara  laju  inflasi  triw ulan  sebelumnya sebesar  9,34   y.o.y.  Perlambatan  laju  inflasi  terjadi  pada  semua  sub  kelompok,  terutama
pada sub kelompok biaya tempat tinggal yang melambat menjadi 4,30  y.o.y dari 11,95 pada  triw ulan  I-2009.  Perlambatan  yang  cukup  tinggi  pada  subkelompok  ini  diperkirakan
karena terjadi penurunan harga pada komoditi bahan bangunan, yang salah satunya karena pengaruh penurunan tingkat suku bunga kredit property dan penurunan harga BBM .
Tabel 2.4. Inflasi Per-Sub Kelompok Kesehatan
34
Kajian Ekonomi Regional Sulaw esi Selatan
Triw ulan II - 2009
Grafik 2.7. Perkembangan Inflasi Kelompok Perumahan
Sementara  melambatnya  tekanan  inflasi pada  subkelompok  bahan  bakar-penerangan-air
dan  subkelompok  perlengkapan  rumah  tangga, diperkirakan  karena  pengaruh  menurunnya
tingkat  harga  gas  elpiji  dan  minyak  tanah  yang terkait  dengan  program  konversi  minyak  tanah
ke gas elpiji.
Kelompok  Bahan  M akanan,  terjadi  perlambatan  laju  inflasi  tahunan  pada  semua
subkelompoknya,  dengan  perlambatan  terbesar  pada  subkelompok  ikan  diaw etkan  turun 23,23 ,  diikuti  subkelompok  bumbu-bumbuan  turun  17,18 ,  subkelompok  ikan  segar
turun  15,09   dan  subkelompok  daging  turun 11,51 .  Selain  karena  pengaruh  penurunan
harga  BBM ,  perlambatan  subkelompok  tersebut diatas
diperkirakan karena
pasokan yang
melimpah bumbu-bumbuan dan ikan segar dan melemahnya
permintaan, khususnya
pada komoditi  pada  subkelompok  ikan  diaw etkan  dan
daging grafik 2.2.
Tabel 2.6. Inflasi Per-Sub Kelompok Bahan M akanan
Tabel 2.5. Inflasi Per-Sub Kelompok Perumahan-Air-Listrik-Bhn Bakar
35
Kajian Ekonomi Regional Sulaw esi Selatan
Triw ulan II - 2009
Grafik 2.8. Beberapa Komoditi dalam Subkelompok Bumbu, Ikan Segar, dan Daging Hasil SPH di M akassar
Cabe M erah Ikan Bandeng
Daging Ayam Ras Daging Sapi
Pada  kelompok  bahan  makanan,  terdapat  3  subkelompok  yang  mengalami  deflasi, yaitu  subkelompok  sayur-sayuran,  bumbu-bumbuan  dan  lemak-minyak.  Seperti  pada
subkelompok  bumbu-bumbuan,  perlambatan  pada  subkelompok  sayur-sayuran  diakibatkan karena  faktor  pasokan  yang  cukup  melimpah  sehubungan  dengan  masa  panen,  sementara
deflasi  pada  subkelompok  lemak-minyak  relatif    disebabkan  adanya  pengaruh  subsidi pemerintah  untuk  komoditas  minyak  goreng,  sehingga  pertumbuhan  harga  minyak  goreng
secara tahunan mengalami penurunan,  sejalan dengan rata-rata  tingkat harga CPO di pasar internasional  secara  tahunan  yang  juga
mengalami  penurunan.  Perlambatan  laju inflasi  sub  kelompok-sub kelompok tersebut
sejalan  dengan  hasil  Survei  Pemantauan Harga  SPH  yang  beberapa  komoditinya
menunjukkan penurunan  harga
secara tahunan.
Sementara, untuk
subkelompok padi-padian,
terutama pada
beras
Grafik 2.9. Perkembangan Harga CPO di Pasar Internasional
36
Kajian Ekonomi Regional Sulaw esi Selatan
Triw ulan II - 2009
diperkirakan  mengalami  peningkatan  harga  terutama  pada  pertengahan  dan  akhir  triw ulan laporan.  Kondisi  tersebut  disebabkan  faktor  pasokan  yang  mulai  berkurang  sehubungan
dangan telah melew ati masa panen padi.
Grafik 2.10. Beberapa Komoditi dalam Subkelompok Sayur, Lemak M inyak dan Beras Hasil SPH di M akassar
Beras Saw i Hijau
Kacang Panjang M inyak Goreng Kemasan 1 Ltr
Grafik 2.11. Perkembangan Inflasi Kelompok Bahan M akanan
Kelompok  Pendidikan-Rekreasi-Olahraga,  laju  inflasi  tahunannya  tercatat
mengalami penurunan sebesar 0,09 , sehingga laju inflasi tahunannya menjadi 3,46  dari 3,55   pada  triw ulan  I-2009.  Perlambatan  yang  relatif  kecil  tersebut  diperkirakan  terjadi
37
Kajian Ekonomi Regional Sulaw esi Selatan
Triw ulan II - 2009
peningkatan permintaan
pada beberapa
komoditi.  Seperti  komoditi  pada  subkelompok kursuspelatihan  yaitu  bimbingan  belajar    dan
kursus  bahasa  inggris,  dan  beberapa  komoditi pada
subkelompok perlengkapanperalatan
pendidikan  yaitu  tas  sekolah  dan  alat  tulis, diperkirakan  mengalami  kenaikan  harga.  Hal
tersebut  dikarenakan  faktor  tahun  ajaran  baru, yang terjadi kecenderungan untuk mempersiapkan segala sesuatu di bidang pendidikan.
Namun  pada  tahun  ajaran  baru  ini,  terdapat  sistem  penerimaan  baru,  dimana  para orang  tua  calon  muridmahasisw a  mengeluarkan  biaya  untuk  hal  tersebut,  sehingga
menyebabkan peningkatan laju inflasi di subkelompok jasa pendidikan.
Grafik 2.12. Perkembangan Inflasi Kelompok Pendidikan
Kelompok  Transportasi-Komunikasi-Jasa  Keuangan,  sehubungan  dengan
hilangnya  pengaruh  kenaikan  harga  BBM   pada  pertengahan  triw ulan  II-2008  dan  adanya kebijakan  penurunan  BBM   sebanyak  3  kali,
maka  laju  inflasi  kelompok  ini  mengalami deflasi  sebesar  5,01   y.o.y.  Kondisi  tersebut
menyebabkan perlambatan pada sub kelompok transpor, yaitu dari 5,34  y.o.y pada triw ulan
I-2009 menjadi -7,05  y.o.y. Selain itu, masih terjadi  deflasi  pada  sub  kelompok  komunikasi-
pengiriman yang diperkirakan karena terjadi peningkatan persaingan harga tarif pulsa ponsel yang menyebabkan tarif pulsa ponsel mengalami penurunan harga.
Tabel 2.7. Inflasi Per-Sub Kelompok Pendidikan-Rekreasi-Olahraga
Tabel 2.8. Inflasi Per-Sub Kelompok Transportasi-Komunikasi-Jasa Keuangan
38
Kajian Ekonomi Regional Sulaw esi Selatan
Triw ulan II - 2009
Grafik 2.13. Perkembangan Inflasi Kelompok Transportasi
Sementara  itu  terjadi  perlambatan  laju  inflasi  pada  subkelompok  sarana  penunjang transpor, yang diperkirakan karena terjadi kenaikan harga terhadap beberapa komoditi pada
subkelompok ini seperti ban dalam dan ban luar, baik mobil maupun motor.
2.2. Inflasi Kota Lainnya di Sulaw esi Selatan Laju inflasi Sulsel yang tercatat sebesar 3,80  y.o.y tersebut berdasarkan komposit
inflasi  keempat  kota  di  Sulsel,  yaitu  M akassar,  Watampone,  Pare-pare  dan  Palopo.  Pada triw ulan laporan, laju inflasi tahunan tertinggi masih terjadi di kota Watampone yang tercatat
sebesar 7,02  y.o.y, terutama terjadi pada kelompok kesehatan 22,08 . Sementara laju inflasi  terendah  masih  terjadi  di  kota  M akassar  3,34 ;  y.o.y  dengan  laju  inflasi  tahunan
tertinggi tetap terjadi pada kelompok makanan jadi 11,17 . Sumbangan  inflasi  tahunan  kota  M akassar  yang  pada  triw ulan  laporan  mengalami
penurunan,  yaitu  menjadi  72 ,  sementara  pada  triw ulan  sebelumnya  sebesar  77 .  Kota yang
memberikan sumbangan
terendah  masih  diberikan  oleh  kota Pare-pare yaitu sebesar 8  dari inflasi
Sulsel,  yang  mengalami  peningkatan sumbangan  dibandingkan  triw ulan  I-
2009 yang sebesar 7 . Secara umum, faktor  yang  relatif  menyebabkan
relatif rendahnya laju inflasi di kota M akassar adalah faktor distribusi, dimana kota makassar menjadi  pintu  masuk  utama  jalur  perdagangan  dari  luar  pulau  yang  merupakan  pemasok
barang kebutuhan masyarakat Sulsel.
Tabel 2.9. Perbandingan Laju Inflasi Kota di Sulsel Per Juni 2009
39
Kajian Ekonomi Regional Sulaw esi Selatan
Triw ulan II - 2009
2.3. Indeks Harga Konsumen Pedesaan
Berdasarkan data M ei 2008, Indeks Harga Konsumen IHK Pedesaan tercatat sebesar 125,79,  sedikit lebih tinggi dibanding triw ulan I-2009 yang tercatat sebesar 124,70. Kondisi
tersebut menggambarkan
terjadinya inflasi di w ilayah pedesaan yang tercatat
sebesar 1,41
q.t.q, meskipun
dibandingkan    triw ulan  I-2009  2,40 tercatat  lebih  rendah.  Namun  disisi  lain,
terjadi  peningkatan  laju  inflasi  pada kelompok  kesehatan,  yaitu  dari  1,91
q.t.q  pada  triwulan  I-2009  menjadi 3,59  pada triw ulan laporan. Selain itu
laju inflasi triw ulanan tertinggi terjadi pada kelompok sandang yang tercatat sebesar 4,15 dengan laju inflasi tahunan sebesar 11,97 . Peningkatan laju inflasi pada kelompok sandang
tersebut  diperkirakan  karena  faktor  permintaan,  terutama  pada  seragam  sekolah sehubungan dengan tahun ajaran baru.
Dari laju infalsi tahunan Pedesaan, tercatat kelompok bahan makanan mengalami laju inflasi  tertinggi  yaitu  sebesar  16,67 .  Hal  ini  perlu  menjadi  perhatian  mengingat  pedesaan
merupakan  penghasil  bahan  makanan  seperti  beras,  sayur,  ikan  segar  dan  lain-lain.  Kondisi tersebut  tentunya  akan  mempengaruhi  tingkat  kesejahteraan  masyarakat  pedesaan  yang
mayoritas sebagai petani.
Tabel 2.10. Perbandingan Laju Inflasi Sulsel dan Pedesaan di Sulsel
Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank
41
Kajian Ekonomi Regional Sulaw esi Selatan
Triw ulan II - 2009
Bab 3
Perkembangan Perbankan
Kinerja  perbankan  Sulaw esi  Selatan  pada  triw ulan  II-2009  mengalami  perlambatan, namun masih tumbuh relatif baik. Indikator-indikator perbankan yaitu total aset, dana pihak
ketiga DPK yang dihimpundan kredit mengalami perlambatan pertumbuhan. Sementara itu Loan  to  Deposit  Ratio
mengalami  peningkatan  per  M ei  2009  jika  dibandingkan  triw ulan  I- 2009,  namun  kualitas  kredit  yang  diberikan  relatif  meningkat.  Hal  tersebut  tercermin  dari
menurun Non Performing Loan-Gross NPLs.
Tabel 3.1. Perkembangan Indikator Perbankan Bank Umum Sulaw esi Selatan
Sumber : LBU Bank Indonesia
Secara  tahunan,  aset  perbankan  di  Sulaw esi  Selatan  Bank  Umum  pada  M ei  2009 dibandingkan dengan triw ulan I-2009 tumbuh sebesar 16,87 . Pertumbuhan tersebut lebih
kecil  dibandingkan  dengan pertumbuhan pada  triw ulan  sebelumnya  yaitu sebesar  21,14 . Di sisi lain DPK yang dihimpun juga tumbuh melambat dari sebesar 18,43  pada triw ulan I-
2009,  menjadi  15,37   pada  M ei  2009.  Penurunan  LDR  per  M ei  2009  relatif  menigkat.  Hal ini diduga karena terjadinya penurunan DPK yang dihimpun. Kemudian terjadi  peningkatan
kualitas  kredit  per  M ei  2009  menjadi  sebesar  3,24   jika  dibandingkan  dengan  triw ulan  I- 2009 3,82 .
3.1 Perkembangan Bank Umum Konvensional dan Syariah
3.1.1. Kelembagaan dan Aset
Dari  sisi  kelembagaan,  kinerja  bank  umum  pada  triw ulan  II-2009  mengalami peningkatan.  M eski jumlah bank tidak mengalami peningkatan, namun terjadi penambahan
jumlah  kantor  bank  dari  629  pada  triw ulan  I-2009,  menjadi  631  per  M ei  2009.  Selain  itu,
Trw I - 08 Trw II-08
Trw III-08 Trw IV - 08
Trw I - 09 M ei - 09
Trw I - 09 Mei - 09
1. Total Aset 31,027,552
33,702,127 35,555,841
36,361,211 37,587,502
38,175,476 21.14
16.87 2. DPK
24,170,669 25,950,311
26,435,325 28,743,251
28,625,669 28,780,412
18.43 15.37
a. Giro 4,727,423
5,327,939 4,866,808
5,007,319 5,108,726
4,955,770 8.07
-1.52 b. Tabungan
12,259,550 13,390,185
13,457,117 14,920,465
14,135,556 14,405,313
15.30 13.26
c. Deposito 7,183,696
7,232,187 8,111,400
8,815,467 9,381,387
9,419,329 30.59
30.91 3. Kredit
26,569,904 29,608,680
31,281,153 31,543,974
31,036,758 32,021,531
16.81 13.14
4. LDR 109.93
114.10 118.33
109.74 110.26
111.26 -
- 5. NPLs Gross
10.31 9.05
8.29 2.32
3.82 3.24
- -
Pertumbuhan  ; y.o.y KOMPONEN
Nilai