PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SUHU DAN PERUBAHANNYA TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA

(1)

Wayan Eka Purnami

ii ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SUHU DAN

PERUBAHANNYA TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA

Oleh

Wayan Eka Purnami

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) pengaruh penggunaan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing pada materi suhu dan perubahannya terhadap minat belajar siswa, (2) pengaruh penggunaan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing pada materi suhu dan perubahannya terhadap hasil belajar siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Palas sedangkan sampel yang digunakan adalah siswa kelas VII B sebagai kelas

eksperimen dan siswa kelas VII C sebagai kelas kontrol. Metode penelitian yang digunakan adalahQuassy Experimentaldengan desainNonequivalent Pre test-Post test Control Group Design, yakni satu kelompok subjek diberi perlakuan tertentu (eksperimen), sementara satu kelompok lain dijadikan sebagai kelompok kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan menggunakan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing sedangkan pada kelas kontrol menggunakan lembar kerja siswa konvensional. Berdasarkan hasil analisis validitas dan reliabilitas, semua instrumen minat dan hasil belajar dinyatakan valid dan reliabel.


(2)

Wayan Eka Purnami

iii

Teknik analisis data minat dan hasil belajar dalam penelitian ini adalah

menggunakan skorN-gaindan pengujian hipotesis menggunakan ujiIndependent Sample T Test.

Berdasarkan skor rata-rataN-gaindiperoleh rata-rata minat belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 0,73 dan 0,63 sedangkan skor rata-rata N-gainhasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 0,73 dan 0,62. Berdasarkan hasil uji perbedaan minat belajar siswa dengan uji

Independent Sample T Testdiperoleh nilai thitung> ttabel (3,230 > 2,032) dan nilai Sig.(2-tailed)sebesar 0,002 < 0,05, sedangkan hasil uji perbedaan hasil belajar siswa diperoleh nilai thitung > ttabel (5,706 > 2,032) dan nilaiSig.(2-tailed)sebesar 0,000 < 0,05. Oleh karena itu sesuai dasar pengambilan keputusan dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing terhadap minat dan hasil belajar siswa.


(3)

PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SUHU DAN

PERUBAHANNYA TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA

Oleh

WAYAN EKA PURNAMI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2016


(4)

PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SUHU DAN

PERUBAHANNYA TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA

(Skripsi)

Oleh

WAYAN EKA PURNAMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2016


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bagan Paradigma Pemikiran ... 32 3.1 Desain EksperimenNonequivalent Control Group Design... 38 4.1 Grafik Persentase Rata-Rata Minat Belajar Siswa Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol. ... 72 4.2 Grafik Persentase Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif


(6)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus ... 89

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 95

3. Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Terbimbing ... 127

4. Kisi-Kisi Soal Hasil Belajar... 175

5. Lembar Soal 1 ... 185

6. Lembar Soal 2 ... 188

7. Lembar Soal 3 ... 192

8. Kunci JawabanPre test-Post test... 196

9. Rubrikasi Penilaian Hasil Belajar ... 201

10. Kisi-Kisi Angket Minat... 224

11. Angket Minat ... 225

12. Pedoman Penskoran Angket Minat... 229

13. Data Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Minat ... 230

14. Data Uji Validitas dan Reliabilitas Hasil Belajar ... 232

15. Data Rekapitulasi Minat Awal Siswa Kelas Eksperimen ... 234

16. Data Rekapitulasi Minat Akhir Siswa Kelas Eksperimen ... 236

17. Data Rekapitulasi Minat Awal Siswa Kelas Kontrol... 238

18. Data Rekapitulasi Minat Akhir Siswa Kelas Kontrol ... 240

19. Data RekapitulasiN-gainMinat Belajar Kelas Eksperimen... 242

20. Data RekapitulasiN-gainMinat Belajar Kelas Kontrol ... 244

21. Data Rekapitulasi Hasil Belajar (Pre test) Siswa Kelas Eksperimen ... 246

22. Data Rekapitulasi Hasil Belajar (Post test)Siswa Kelas Eksperimen ... 248

23. Data Rekapitulasi Hasil Belajar (Pre test) Siswa Kelas Kontrol ... 250

24. Data Rekapitulasi Hasil Belajar (Post test)Siswa Kelas kontrol ... 252


(7)

xx

26. Data RekapitulasiN-gainHasil Belajar Kelas Kontrol ... 256

27. Uji Validitas Minat Awal dan Akhir Siswa ... 258

28. Uji Reliabilitas Minat Awal dan Akhir Siswa ... 262

29. Uji Validitas Instrumen Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif... 263

30. Uji Reliabilitas Instrumen Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif... 267

31. Uji NormalitasN-gainMinat Belajar Siswa ... 268

32. Uji NormalitasN-gainHasil Belajar Siswa ... 269

33. Uji Sampel Tidak Berhubungan (Independent Sample T-Test) pada Minat Belajar Siswa ... 270

34. Uji Sampel Tidak Berhubungan (Independent Sample T-Test) pada Hasil Belajar Siswa ... 271


(8)

xiv DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL LUAR... i

ABSTRAK... ii

JUDUL DALAM... iv

LEMBAR PERSETUJUAN... v

LEMBAR PENGESAHAN... vi

SURAT PERNYATAAN... vii

RIWAYAT HIDUP... viii

MOTTO... ix

PERSEMBAHAN... x

SANWACANA... xi

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis ... 11

1. Lembar Kerja Siswa... 11

2. Inkuiri Terbimbing... 15

3. Hasil Belajar. ... 21

4. Minat Belajar Siswa... 26

B. Kerangka Pemikiran ... 31


(9)

xv

D. Hipotesis Penelitian. ... 35

III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 36

B. Populasi dan Sampel Penelitian... 36

C. Variabel Penelitian. ... 37

D. Desain Penelitian ... 37

E. Instrumen Penelitian. ... 39

F. Analisis Instrumen Penelitian... 40

1. Uji Validitas... 40

2. Uji Reliabilitas... 42

G. Teknik Pengumpulan Data. ... 43

1. Teknik Pengumpulan Data Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif... 43

2. Teknik Pengumpulan Data Minat Belajar Siswa. ... 44

H. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis. ... 45

1. Teknik Analisis Data ... 45

2. Teknik Pengujian Hipotesis ... 48

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 52

1. Uji Validitas... 53

a. Butir Angket Minat Awal dan Akhir ... 53

b. Butir SoalPre testdan Post Test... 54

2. Uji Reliabilitas ... 54

a. Butir Angket Minat Awal dan Akhir ... 55

b. Butir SoalPre testdan Post Test... 55

3. Tahapan Pelaksanaan ... 56

a. Kelas Eksperimen... 56

b. Kelas Kontrol ... 65

4. Data Kuantitatif. ... 67

a. Data Minat Belajar Siswa... 68


(10)

xvi

B. Pembahasan ... 74 1. Minat Belajar Siswa... 74 2. Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif ... 78

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan... 84 B. Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kisi- Kisi Angket Minat... 44

3.2 Interpretasi Perolehan IndeksGain... 49

4.1 Hasil Uji Validitas Butir Angket Minat ... 53

4.2 Hasil Uji Validitas Butir SoalPre testdanPost test... 54

4.3 Hasil Uji Reliabilitas Angket Minat... 55

4.4 Hasil Uji Reliabilitas SoalPre testdanPost test... 55

4.5 Perolehan Skor Minat Belajar Siswa dan Hasil Uji Normalitas Rata-RataN-gain... 68

4.6 Hasil Uji Perbedaan Minat Belajar SiswaIndependent Sample T-Test.... 70

4.7 Perolehan Skor Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif dan Hasil Uji Normalitas Rata-RataN-gain... 71

4.8 Hasil Uji Perbedaan Hasil Belajar Siswa Ranah KognitifIndependent Sample T-Test... 73


(12)

(13)

(14)

(15)

MOTO

“Bekerjalah seperti yang telah ditentukan, sebab berbuat lebih

baik daripada tidak berbuat, dan bahkan tubuhpun

tak akan berhasil terpelihara tanpa berkarya”

(Bhagavad-Gita, III. 8)

“Saya tidak patah semangat karena setiap usaha yang salah adalah satu langkah maju”

(Thomas Alva Edison)

“Jangan mudah menyerah, teruslah raih dan

terus raih, maka kamu akan mendapatkan

apa yang kamu impikan”

(Wayan Eka Purnami)

“Jangan pernah menunda pekerjaan, karena dengan menundanya akan membuatmu tertinggal jauh”


(16)

P

ERSEMBAHAN

Dengan kerendahan hati, teriring doa dan syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa penulis mempersembahkan karya sederhana ini sebagai tanda bakti dan kasih cintaku yang tulus dan mendalam kepada:

1. Ibu (Nyoman Heni Yusnita) dan Bapak (Made Gede Subawe) yang telah membesarkanku dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Beliau yang tak pernah berhenti mendo’akanku, menaruh harapan, memberikan kepercayaan dan senyuman yang menjadi penyemangatku, keringat dan air mata yang tidak pernah pudar, demi keberhasilan dan kebahagian penulis.

2. Adek (Ni Made Wahyu Dwi Asih dan Komang Riki Syantara) dan Adek sepupu (Wayan Susi Indah Sari) tersayang, yang selalu memberikan dukungan, semangat, motivasi, dan menantikan keberhasilan penulis. 3. I Wayan Adinata yang selalu memberikan dukungan, semangat, motivasi,

waktu, dan perhatian yang tak pernah putus serta selalu memberikan yang terbaik selama ini.

4. Semua sahabat yang begitu tulus menyayangiku, memberikan dukungan, dan semangatnya.

5. Para pendidik yang kuhormati.


(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Siswo Bangun, Kecamatan Seputih Banyak, Lampung Tengah, pada tanggal 21 Agustus 1994, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Made Gede Subawe dan Ibu Nyoman Heni Yusnita.

Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 2000 di Sekolah Dasar Negeri 1 Siswo Bangun, Kecamatan Seputih Banyak dan lulus pada tahun 2006. Kemudian pada tahun 2006 penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Seputih

Banyak dan lulus tahun 2009. Selanjutnya pada tahun 2009 penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Kotagajah dan lulus tahun 2012.

Pada tahun 2012 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten dosen Agama Hindu pada tahun 2013 dan aktif menjadi pengurus dan anggota di Organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa Hindu (UKM-H) Unila dan Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia Pimpinan Cabang kota Bandar Lampung. Pada bulan Juli- September 2015, penulis telah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata dan Praktik Pengalaman Lapangan di SMA Negeri 2 Way Tenong, Pekon


(18)

xi

SANWACANA

Puji syukur kehadapan Brahman (Hyang Widhi) yang telah melimpahkan anugrah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul“Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Materi Suhu dan Perubahannya terhadap Minat dan Hasil Belajar Siswa”

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di FKIP Universitas Lampung. Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum.selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA. 3. Bapak Drs. Eko Suyanto, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika.

4. Bapak Drs. Nengah Maharta, M.Si. selaku Pembimbing Akademik dan

Pembimbing I atas keikhlasannya memberikan bimbingan, saran, dan motivasi dalam proses penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc. selaku Pembimbing II, atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi selama proses penyelesaian skripsi ini.


(19)

xii

6. Bapak Prof. Dr. H. Agus Suyatna, M.Si. selaku Pembahas atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Program Studi Pendidikan Fisika dan Jurusan Pendidikan MIPA.

8. Bapak Santi Alamudin, S.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 2 Palas yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 2 Palas.

9. Ibu Eni Karyani, AM.d. selaku guru mitra dan siswa kelas VII B dan VII C SMP Negeri 2 Palas serta Bapak/Ibu Guru dan Staf atas bantuan dan kerjasamanya selama penelitian berlangsung.

10. Bapak Drs. I Ketut Sudanta yang telah banyak membantu dan kesediaannya memberikan bimbingan, motivasi, semangat selama peneliti melakukan penelitian dan selama proses penyelesaian skripsi ini.

11. I Wayan Adinata, terimakasih untuk waktu, perhatian, dan motivasinya yang tak pernah putus serta selalu memberikan yang terbaik selama ini kepada penulis.

12. Sahabat seperjuangan Pendidikan B 2012 (Dian, Agnes, Ayu, Rani, Magda, Ferti, Malinda, Mia, Alitta, Yani, Siska, Dewi, Rina, Eno, Ririn, Eka, Ratih, Rika, Nury, Puteri, Sella, Arin, Ryna, Alfath, Nova, Dinda, Ani, Novi, Gusti, Eko, Irul, Damanta, Pandu, Edi, Asep), dan Pendidikan Fisika A 2012. Terimakasih atas persahabatan indah yang terjalin selama ini.

13. Sahabat ku Dian Ernida Pakpahan dan Magdalena Richa Paskah Indriyanti yang telah membantu, memberikan semangat, dan motivasi.


(20)

xiii

Semoga persahabatan yang terjalin indah sampai saat ini tidak akan pernah putus sampai kapanpun.

14. Kakak-kakak dan adik-adik tingkat di Pendidikan Fisika angkatan 2010, 2011, 2012, dan 2013 semoga selalu menjadi keluarga besar pendidikan fisika yang solid.

15. Sahabat Asrama Masayu: Dadong Sugi, Mbak Ana Voulina, Mbak Ani, Aulia, Desih. Terimakasih sudah jadi teman kosan yang selalu memberikan

semangat, kehangatan kekeluargaan, dan berbagi canda setiap harinya. 16. Sahabat-sahabatku UKM Hindu Unila angkatan 2012 ( Novi, Rani, Dewi,

Dewa, Okta, Budi, Viska, Alit, Herman, Rasta, Novyanta, Krisma, Suda) yang selalu memberikan semangat dan dukungannya. Semoga persahabatan yang terjalin indah selama ini tidak akan pernah putus sampai kapan pun.

17. Sahabat KKN dan PPL Pekon Sukananti, Kecamatan Way Tenong, Kabupaten Lampung Barat (Sudiro, Adham, Uti, Irma, Ola, Ferba, Fitri, Lelly, Riris) terimakasih atas kekompakannya hingga saat ini dan selamanya.

Semoga Tuhan yang Maha Kuasa membalas semua kebaikan kalian. (Svaha) Penulis sangat berharap skripsi ini bisa bermanfaat dan berguna bagi kita semua terkhusus bagi pembaca.

Bandar Lampung, Januari 2016 Penulis,


(21)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya. Tujuan dari pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Tetapi dalam mencapai tujuan pendidikan yang optimal banyak faktor yang mempengaruhi dan menghambat sehingga tidak semua tujuan dari pendidikan dapat terealisasi dengan baik. Oleh karena itu, faktor yang menjadi penghambat dalam

keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat perlu dibenahi dengan adanya inovasi-inovasi baru agar hambatan tersebut dapat diminimalisir.

Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain: guru, siswa, sarana prasarana, strategi pembelajaran, media pembelajaran, dan kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pendidikan. Guru sebagai pemegang kendali pelaksanaan pembelajaran mempunyai peranan yang cukup besar dalam pencapaian tujuan pendidikan. Guru harus mampu menguasai konsep-konsep dari materi yang diajarkan, menentukan


(22)

2 strategi pembelajaran, dan memilih media pembelajaran yang tepat, serta mampu memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar lebih giat.

Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Telah diketahui bahwa banyak dikalangan siswa sekolah menengah pertama yang berasumsi bahwa pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit dipahami dan kurang menarik. Penyebabnya adalah minat, motivasi untuk mempelajari fisika, dan pemilihan media pembelajaran serta model

pembelajaran yang tidak tepat sehingga menimbulkan kesan membosankan dan sikap pasif siswa selama kegiatan pembelajaran.

Strategi guru dalam memilih media pembelajaran harus tepat untuk siswa apalagi proses pembelajaran yang berpusat pada siswa memerlukan media pembelajaran yang dapat digunakan oleh siswa secara mandiri. Media

pembelajaran dapat digunakan untuk menghubungkan antara materi pelajaran dengan siswa. Keberadaan media pembelajaran sangat diperlukan guna memotivasi dan meningkatkan kemampuan siswa. Salah satu media

pembelajaran yang dapat digunakan adalah lembar kerja siswa. Lembar kerja siswa merupakan media pembelajaran berupa media cetak yang bertujuan untuk mengaktifkan siswa dan memungkinkan siswa dapat belajar mandiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya dalam belajar.

Selama ini masih banyak dijumpai pelaksanaan pembelajaran secara

konvensional, dimana guru mendominasi pembelajaran sedangkan siswa hanya berperan sebagai pendengar dan mencatat materi dari penjelasan yang


(23)

3 disampaikan oleh guru. Media pembelajaran seperti lembar kerja siswa yang digunakan pun hanya sekedarnya sebagai penunjang pembelajaran tanpa memperhatikan apakah lembar kerja siswa tersebut dapat mengaktifkan siswa dan siswa dapat memahami konsep tersebut atau tidak. Proses pembelajaran dengan bahan ajar yang seperti ini tidak akan pernah melibatkan siswa secara aktif untuk belajar. Selain itu juga kebanyakan bahasa yang digunakan di lembar kerja siswa masih sama seperti buku paket, yang isinya hanya memuat uraian materi, soal-soal, dan terkadang lembar kegiatan praktikum dalam satu semester hanya satu kali praktikum, dan itu masih menggunakan kertas buram tanpa gambar. Hal tersebut akan semakin membuat siswa malas untuk

menggunakan lembar kerja siswa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Fisika di SMP Negeri 2 Palas diketahui bahwa metode pembelajaran yang digunakan dalam mata pelajaran fisika sudah variatif antara lain metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Namun, pembelajaran masih berpusat pada guru. Media

pembelajaran seperti lembar kerja siswa masih minim digunakan sebagai penunjang pembelajaran. Lembar kerja siswa yang digunakan pun hanya memuat sajian materi dan soal-soal pengayaan sehingga tidak ada suatu kegiatan khusus yang dilakukan oleh siswa saat pembelajaran yang bertujuan untuk mengaktifkan siswa. Oleh karena itu, siswa cenderung kurang aktif selama proses pembelajaran. Aktivitas siswa hanya mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru dan diminta mengerjakan soal untuk menguji

pemahaman mereka. Penyampaian materi pun disampaikan dalam bentuk ceramah dan siswa hanya mencatat materi tersebut.


(24)

4 Kegiatan pembelajaran seperti ini cenderung monoton dan terkadang membuat siswa jenuh, dan menganggap bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran yang sulit dipahami sehingga tidak banyak disukai. Situasi dan kondisi pembelajaran tersebut akan berpengaruh pada tingkat pencapaian hasil belajar siswa yang kurang optimal. Oleh karena itu, masih terdapat beberapa siswa yang hasil belajar atau ulangan hariannya belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dengan standar KKM sebesar 72. Metode pembelajaran seperti metode ceramah juga merupakan salah satu faktor yang harus dirubah dalam sistem pembelajaran saat ini, terutama pada mata pelajaran fisika.

Penggunaan metode pembelajaran dan media pembelajaran seperti lembar kerja siswa yang cenderung monoton dan kurangnya keterlibatan siswa selama proses pembelajaran menyebabkan ketidaktahuan siswa pada diri mereka mengenai konsep fisika yang mereka peroleh. Guru hanya menyampaikan materi (ceramah) sedangkan siswa hanya menghapal dan mencatat materi yang disampaikan sehingga menyebabkan kegiatan pembelajaran tidak efektif dan efisien. Oleh karena itu, seorang pendidik perlu menerapkan pembelajaran dengan media pembelajaran seperti lembar kerja siswa yang mengarahkan siswa untuk berperan aktif dan menggali potensi pada diri mereka sehingga siswa mampu mengembangkan keterampilan-keterampilan seperti

keterampilan menyelesaikan masalah, menganalisis data, berpikir secara logis dan sistematis.

Salah satu konsep fisika yang membutuhkan keterlibatan siswa dalam berbagai aktivitas pembelajaran dan menciptakan siswa aktif adalah konsep suhu dan


(25)

5 perubahannya. Konsep suhu dan perubahannya memerlukan penjelasan melalui penalaran. Melalui proses penalaran tersebut siswa diharapkan dapat

memecahkan masalah yang dihadapi serta dapat menerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari. Melihat adanya keterkaitan tersebut siswa dituntut untuk dapat menguasai materi suhu dan perubahannya.

Berdasarkan pengamatan peneliti selama ini, lembar kerja siswa yang isinya terdapat langkah-langkah model pembelajaran dan menyajikan topik sekitar kehidupan sehari-hari yang dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa masih langka, apalagi dengan menggunakan desain yang imajinatif dengan berbagai gambar yang berwarna sehingga dapat membangun daya ingat dan pemahaman siswa.

Melihat keterbatasan tersebut, penulis tertarik untuk menggunakan lembar kerja siswa yang dibuat oleh Retnosari (2015) yaitu lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing pada materi Suhu dan Perubahannya untuk kelas VII semester ganjil berdasarkan standar isi dengan desain dan isi yang sekiranya dapat menarik minat siswa dalam belajar. Isinya tidak hanya ringkasan materi tetapi memuat langkah-langkah pembelajaran inkuiri terbimbing selama proses pembelajaran. Pembelajaran dengan lembar kerja siswa yang memuat langkah-langkah inkuiri terbimbing menekankan pada peran aktif siswa dalam melakukan pembelajaran dan guru berperan mengarahkan atau membimbing siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan melakukan percobaan atau penyelidikan untuk menemukan konsep-konsep fisika.


(26)

6 Tidak hanya dari segi isi dan ataupun karakter dari lembar kerja siswa saja, kualitas lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing yang telah

dikembangkan telah memenuhi kriteria dengan rata-rata skor kemenarikan 3,33, kemudahan 3,31, dan kebermanfaatan 3,36 sehingga lembar kerja siswa dapat dikatakan sangat menarik, sangat mudah, dan sangat bermanfaat.

Lembar kerja siswa yang dikembangkan juga sudah efektif digunakan sebagai media pembelajaran pada konsep Suhu dan Perubahannya karena perolehan hasil belajar siswa yang mencapai nilai rata-rata 79,61 dengan persentase 84,61% siswa memperoleh nilai di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Dengan bahan bantu lembar kerja siswa yang dibuat oleh Retnosari (2015) sebagai media pembelajaran, diharapkan mampu meningkatkan minat dan hasil belajar siswa khususnya siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Palas yang dijadikan sebagai tempat penelitian.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing dengan judul penelitian“Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja

Siswa Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Materi Suhu dan Perubahannya terhadap Minat dan Hasil Belajar Siswa”.


(27)

7 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Apakah terdapat pengaruh penggunaan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing pada materi suhu dan perubahannya terhadap minat belajar siswa?

2. Apakah terdapat pengaruh penggunaan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing pada materi suhu dan perubahannya terhadap hasil belajar siswa?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh penggunaan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing pada materi suhu dan perubahannya terhadap minat belajar siswa.

2. Pengaruh penggunaan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing pada materi suhu dan perubahannya terhadap hasil belajar siswa.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat: 1. Bagi Siswa

a. Meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing.


(28)

8 b. Memberikan pengalaman belajar yang menumbuhkan kemampuan dan

keterampilan meneliti, serta pengetahuan lebih mendalam terutama pada bidang yang dikajinya.

c. Menumbuhkan minat belajar siswa dengan menggunakan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing.

d. Meningkatkan kemampuan dan keberanian dalam berpendapat, bertanya, dan berargumentasi dalam diskusi.

2. Bagi Guru

a. Sebagai referensi dan masukan bagi guru serta calon guru dalam menerapkan kegiatan pembelajaran dalam menemukan media pembelajaran yang tepat seperti lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing.

b. Penggunaan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing dapat menjadi alternatif baru bagi guru sebagai petunjuk siswa pada saat melakukan praktikum.

c. Sebagai wawasan pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengidentifikasi kesulitan belajar dan menemukan solusi yang tepat guna meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.

d. Sebagai wawasan pengetahuan untuk meningkatkan kualitas guru dalam pembelajaran.


(29)

9 E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Lembar kerja siswa yang digunakan adalah lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing dan lembar kerja siswa konvensional yang dipakai di sekolah.

2. Lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing adalah lembar kerja siswa yang dikembangkan oleh Retnosari (2015), dimana isinya memuat langkah-langkah atau kegiatan inkuiri terbimbing yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merencanakan percobaan, menganalisis data, dan menyimpulkan. Lembar kerja siswa ini juga memuat materi yang berkaitan dengan materi Suhu dan Perubahannya.

3. Lembar kerja siswa konvensional adalah lembar kerja siswa yang biasa digunakan di sekolah. Lembar kerja siswa ini berisi uraian materi, soal-soal pengayaan, dan tidak ada langkah - langkah atau kegiatan khusus yang dapat diterapkan di dalam kegiatan pembelajaran sehingga tidak membuat siswa menjadi aktif selama proses pembelajaran dan terkadang kegiatan praktikum dalam satu semester hanya diadakan satu kali praktikum. 4. Materi pokok dalam penelitian ini adalah Suhu dan Perubahannya. 5. Metode pembelajaran yang digunakan adalah eksperimen dan ceramah. 6. Model pembelajaran yang digunakan adalah inkuiri terbimbing dan

konvensional.

7. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar berupa nilai yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar selama jangka


(30)

10 waktu tertentu. Hasil belajar yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar pada ranah kognitif.

8. Minat belajar adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan siswa pada mata pelajaran fisika, tanpa ada yang menyuruh. Dalam penelitian ini menggunakan angket minat yang meliputi beberapa aspek yaitu: perasaan senang, perhatian, rasa ingin tahu, dan usaha yang dilakukan.

9. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Palas semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016.

10. Pengaruh penggunaan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing diukur dengan cara membandingkan perbedaan rata-rataN-gainminat danN-gain hasil belajar siswa antara kelas ekperimen dan kelas kontrol.


(31)

11

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis

1. Lembar Kerja Siswa

LKS merupakan salah satu media instruksional edukatif berbasis cetakan. LKS digunakan sebagai perangkat pembelajaran menjadi pendukung buku dalam pencapaian kompetensi dasar siswa. LKS diperlukan guna mengarahkan proses belajar siswa, dimana pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik, maka dalam serangkaian langkah aktivitas siswa harus berkenaan dengan tugas-tugas dan pembentukkan konsep. LKS berperan sebagai pendamping dari buku teks pelajaran. Sehingga di dalam LKS tidak perlu terdapat rangkuman materi pelajaran karena materi pelajaran sudah ada di buku teks, soal-soal yang disajikan bukan merupakan soal pilihan ganda, tetapi soal-soal yang

mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif. Hal ini didukung oleh pendapat Trianto (2007:73) bahwa:

LKS adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Lembar kegiatan ini dapat berupa panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran daam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi.

Menurut Fahrie (2012:10) mendefinisikan bahwa:

LKS merupakan lembaran-lembaran yang digunakan sebagai pedoman di dalam pembelajaran serta berisi tugas yang harus dikerjakan oleh


(32)

12 peserta didik. LKS sebagai penunjang untuk meningkatkan aktifitas siswa dalam proses belajar sehingga dapat mengoptimalkan hasil belajar.

Berdasarkan pendapat Trianto dan Fahrie dapat dikatakan bahwa LKS adalah lembar kegiatan yang berisi panduan eksperimen atau percobaan untuk

melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Sedangkan LKS menurut Tabatabai dalam Setiono (2011: 9),

LKS adalah lembar kerja yang berisi informasi dan perintah/instruksi dari guru kepada siswa untuk mengerjakan suatu kegiatan belajar dalam bentuk kerja, praktik, atau dalam bentuk penerapan hasil belajar untuk mencapai suatu tujuan.

Berdasarkan pernyataan Tabatabai dapat dikatakan bahwa LKS adalah lembar kerja yang berisi panduan atau perintah dari seorang guru kepada siswa untuk mengerjakan suatu permasalahan. LKS ini dibuat oleh guru dan diberikan kepada siswa agar siswa dapat mengerjakan permasalah yang diberikan sehingga diperoleh solusi dari masalah tersebut. Media belajar LKS memiliki tujuan dan manfaat yang positif apabila diterapkan dalam pembelajaran. Menurut Ahliswiwite (2007: 5) menyatakan bahwa tujuan dan manfaat menggunakan media belajar LKS adalah:

a. Mengaktifkan peserta didik dalam mengembangkan konsep b. Mengaktifkan peserta didik dalam proses belajar mengajar c. Melatih peserta didik untuk menemukan dan mengembangkan

keterampilan proses

d. Membantu guru dalam menyusun recana pembelajaran

e. Sebagai pedoman guru dan peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis

f. Membantu peserta didik memperoleh cacatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan belajar mengajar

g. Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis


(33)

13 Berdasarkan pendapat Ahliswiwite dapat dikatakan bahwa tujuan dan manfaat menggunakan LKS adalah dapat mengaktifkan siswa dalam mengembangkan konsep, dalam proses belajar mengajar, melatih siswa mengembangkan keterampilan proses, dan membantu siswa menambah informasi tentang konsep yang dipelajari.

Di samping LKS memiliki manfaat yang sangat membantu siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran, LKS juga memiliki fungsi dan tujuan. Adapun fungsi LKS menurut Iierr (2012:8) dalam proses belajar mengajar ada dua sudut pandang. Dari sudut pandang peserta didik, fungsi LKS sebagai sarana belajar baik di kelas, di ruang praktik, maupun di luar kelas. Sehingga siswa berpeluang besar untuk mengembangkan kemampuan, menerapkan

pengetahuan, melatih keterampilan, memproses sendiri dengan bimbingan guru untuk mendapat perolehannya. Sedangkan dari sudut pandang guru, melalui LKS dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar sudah menerapkan metode membelajarkan siswa dengan kadar keaktifan peserta didik yang tinggi.

Hal ini juga didukung oleh Hidayat (2013: 14), bahwa tujuan LKS adalah: a. Memberikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang perlu

dimiliki oleh peserta didik

b. Mengecek tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah disajikan

c. Mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit disampaikan secara lisan

LKS merupakan salah satu dari banyak media yang digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah. Dalam pembelajaran, media LKS banyak digunakan untuk memancing aktifitas belajar siswa. Karena dengan LKS siswa akan


(34)

14 merasa mengerjakannya, terlebih lagi apabila guru memberikan perhatian penuh terhadap hasil pekerjaan siswa dalam LKS tersebut.

LKS biasanya hanya memuat uraian materi dan soal-soal pengayaan atau pilihan ganda dan banyak LKS yang belum sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini. Oleh karena itu dengan menggunakan LKS tersebut siswa belum secara optimal melakukan pengalaman secara langsung untuk menemukan konsep atau prinsip yang akan dipelajari. Salah satu LKS yang telah dikembangkan adalah LKS berbasis inkuiri terbimbing. Menurut Retnosari (2015: 99) menyatakan bahwa:

LKS dengan metode inkuiri terbimbing dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi pembelajaran dan dapat memberikan pengalaman belajar secara langsung kepada siswa. LKS berbasis inkuiri terbimbing ini dapat digunakan siswa sebagai media pembelajaran untuk penunjang kegiatan pembelajaran karena LKS ini sudah

divalidasi pada penelitian pengembangan sebelumnya dengan kriteria sangat menarik yaitu dengan kategori skor 3,33, sangat mudah yaitu dengan kategori skor 3,31, dan sangat bermanfaat dengan kategori skor 3,36 serta efektif digunakan sebagai media pembelajaran dilihat dari pencapaian nilai rata-rata hasil belajar siswa yang mencapai 79,61 dengan persentase ketuntasan 84,61 % dari standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70.

LKS inkuiri terbimbing ini dilihat dari kebermanfaatannya yaitu sudah membantu meningkatkan minat siswa untuk mempelajari materi tersebut, membantu meningkatkan pemahaman konsep, membantu mencapai tujuan pembelajaran, dan evaluasi dalam LKS dapat digunakan untuk membantu menilai penguasaan kompetensi.


(35)

15 2. Inkuiri Terbimbing

Inkuiri yang dalam bahasa inggrisinquiry, berarti pertanyaan, pemeriksaan atau penyelidikan. Pembelajaran inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah ke dalam waktu yang relatif singkat. Hanafiah dan Cucu (2009:77) mengungkapkan:

Inkuiri merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.

Menurut Depdikbud dalam Putri (2009: 10) menyatakan bahwa:

Metode inkuiri merupakan proses pembelajaran yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan yang berdasarkan metode ilmiah, seperti mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya.

Menurut Trianto (2007: 135) mengungkapkan bahwa:

Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah (1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; dan (3) mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.

Menurut Novarina (2011:21) menyatakan bahwa :

Metode inkuiri terbimbing adalah kegiatan inkuiri dimana masalah dikemukakan guru kemudian siswa bekerja untuk menemukan jawaban terhadap masalah tersebut dibawah bimbingan intensif guru, dengan langkah-langkah (1) merumuskan masalah; (2) merumuskan hipotesis; (3) merancang percobaan; (4) melakukan percobaan; (5)


(36)

16 Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran, dimana siswa menemukan sendiri jawaban dari masalah yang diberikan oleh guru. Guru tidak melepas begitu saja siswanya untuk menemukan jawaban sendiri atas masalah yang diberikan, tetapi guru membimbing dan mengarahkan siswa untuk dan memecahkan suatu permasalahan fisika dengan mengikuti langkah-langkah seperti orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merencanakan percobaan, melakukan percobaan, menganalisis data, dan menyimpulkan sehingga diperoleh suatu jawaban dari masalah tersebut. Dalam hal ini guru hanya sebagai fasilitator

Menurut Herdy (2010: 4) pendekatan inkuiri terbimbing yaitu pendekatan inkuiri dimana guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya.

Berdasarkan pendapat Herdy dapat disimpulkan bahwa dengan pendekatan inkuiri terbimbing siswa belajar lebih berorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran. Pada pendekatan ini siswa akan memecahkan suatu masalah yang harus

diselesaikan baik melalui diskusi kelompok maupun secara individual sehingga nantinya mampu menyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri.

Model pembelajaran inkuiri terbimbing menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:173) adalah pengajaran yang mengharuskan siswa mengolah pesan


(37)

17 sehingga memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai. Dalam model inkuiri siswa dirancang untuk terlibat dalam melakukan inkuiri. Model

pengajaran inkuiri merupakan pengajaran yang berpusat pada siswa. Tujuan utama model inkuiri adalah mengembangkan keterampilan intelektual, berpikir kritis, dan mampu memecahkan masalah secara ilmiah.

Dalam pembelajaran inkuiri, terdapat langkah-langkah atau tahapan yang harus pendidik lakukan jika akan menerapkan model pembelajaran inkuiri ini.

Tahapan- tahapan inkuiri menurut Hamalik (2001:219) adalah

1) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan, 2) merumuskan masalah, 3) merumuskan hipotesis-hipotesis, 4) merancang pendekatan investigatif yang meliputi eksperimen, 5) melaksanakan eksperimen, 6)

mensintesiskan pengetahuan, 7) memiliki sikap ilmiah, antara lain objektif, ingin tahu, keterbukaan, menginginkan dan menghormati model-model teoritis, serta bertanggung jawab.

Sanjaya (2010:303) juga mengemukakan tahapan inkuiri sebagai berikut: a. Orientasi,

b. Merumuskan masalah, c. Mengajukan hipotesis, d. Mengumpulkan data, e. Menguji hipotesis,

f. Merumuskan kesimpulan.

Berdasarkan pendapat Hamalik dan Sanjaya dapat dikatakan bahwa inkuiri memiliki beberapa tahapan saat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran yaitu orientasi, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, merumuskan kesimpulan. Selain itu juga dalam

pembelajaran inkuiri siswa dapat memiliki sikap ilmiah antara lain objektif, ingin tahu, keterbukaan, menginginkan dan menghormati model-model teoritis, serta bertanggung jawab.


(38)

18 Lima tahapan yang harus ditempuh dalam melaksanakan kegiatan inkuiri menurut Suryani dan Agung (2012:25) adalah:

a. Perumusan masalah untuk dipecahkan oleh siswa

b. Menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan istilah hipotesis

c. Siswa mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab permasalahan/hipotesis

d. Menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi

e. Mengaplikasikan kesimpulan/generalisasi dalam situasi baru Semetara langkah-langkah inkuiri terbimbing menurut Memes (2000:42), yaitu:

a. Merumuskan masalah b. Membuat hipotesis c. Merencanakan kegiatan d. Melaksanakan kegiatan e. Mengumpulkan data f. Mengambil kesimpulan

Enam langkah pada inkuiri terbimbing ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran di kelas dan akan memacu siswa untuk belajar lebih aktif dengan mengeluarkan segala kreatifitas yang mereka miliki. Siswa akan beperan aktif melatih berkomunikasi, keberanian, bertanya, dan berusaha mendapatkan pengetahuannya sendiri untuk memecahkan masalah yang dihadapi atau suatu fenomena yang mereka teliti.

Hal ini juga didukung oleh pendapat Retnosari (2015:102) bahwa secara umum kegiatan inkuiri terbimbing terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:

a. Orientasi

Pada langkah ini ditampilkan gambar berupa fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi

pembelajaran.

b. Merumuskan Masalah

Pada langkah ini dengan bimbingan guru, siswa diminta untuk dapat merumuskan masalah berdasarkan gambar yang telah ditampilkan sebelumnya.


(39)

19 c. Merumuskan Hipotesis

Pada langkah ini dengan bimbingan guru, siswa diminta untuk dapat merumuskan jawaban berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat.

d. Melakukan Percobaan

Pada langkah ini ditampilkan gambar alat dan bahan serta prosedur percobaan yang harus dilakukan siswa dengan bimbingan guru. Siswa diminta untuk melakukan percobaan untuk menguji hipotesis yang telah dibuat sebelumnya.

e. Menganalisis Data

Pada langkah ini diberikan pertanyaan untuk menganalisis data hasil percobaan yang telah dilakukan.

f. Menyimpulkan

Pada langkah ini dengan bimbingan guru, siswa diminta agar dapat menyimpulkan apakah hipotesis yang telah dibuat diterima atau ditolak berdasarkan percobaan dan analisis data hasil percobaan yang telah dilakukan.

Berdasarkan pendapat Retnosari dapat disimpulkan bahwa dalam menerapkan kegiatan inkuiri terbimbing dalam pembelajaran ada beberapa tahapan yang harus guru lakukan yaitu tahap orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan percobaan, menganalisis data, dan menyimpulkan. Enam langkah ini bertujuan agar siswa berperan aktif selama pembelajaran untuk menemukan sendiri konsep-konsep khususnya konsep fisika. Sedangkan guru perperan hanya membimbing dan mengarahkan siswa selama kegiatan

pembelajaran.

Setiap model pembelajaran memiliki keunggulan dan kelemahan saat diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas. Begitupula dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Menurut Roestiyah (2008:76 -77) inkuiri terbimbing memiliki keunggulan, sebagai berikut:

a. Dapat membentuk dan mengembangkan “Self-Concept” pada diri

siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide yang lebih baik.

b. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.


(40)

20 c. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya

sendiri, bersikap objektif, jujur, dan terbuka. d. Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.

e. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu. f. Memberi kebebasan pada siswa untuk belajar sendiri.

g. Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi. Selain memiliki keunggulan, model pembelajaran ini juga memiliki

kelemahan. Kelemahan dari model pembelajaran inkuiri terbimbing ini antara lain:

a. Guru harus tepat memilih masalah yang akan dikemukakan untuk membantu siswa menemukan konsep.

b. Guru dituntut menyesuaikan diri terhadap gaya belajar siswa-siswanya.

c. Guru sebagai fasilitator diupayakan kreatif dalam mengembangkan pertanyaan.

Kelemahan model pembelajaran inkuiri terbimbing ini dapat di atasi dengan cara:

a. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang membimbing agar siswa terdorong mengajukan dugaan awal.

b. Menggunakan bahan atau permainan yang bervariasi.

c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan gagasan-gagasan meskipun gagasan-gagasan tersebut belum tepat.

Setiap model pembelajaran pasti memiliki keunggulan dan kelemahan ketika diterapkan pada suatu proses pembelajaran di kelas. Begitupula dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Model pembelajaran ini juga memiliki keunggulan yaitu mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja sesuai dengan inisiatif dan kreatifitas siswa, mengembangkan keterampilan-keterampilan yang dimiliki siswa, mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir mandiri untuk membantu siswa menemukan konsep, dan mengembangkan kemampuan siswa dalam hal mengemukakan gagasan atau ide, bertanya, dan berdiskusi. Selain itu, model pembelajaran inkuiri memiliki kelemahan yaitu


(41)

21 guru harus tepat dalam memilih permasalahan yang akan dikemukakan, guru harus mengembangkan pertanyaan sevariatif mungkin, dan guru harus menyesuaikan gaya belajar untuk setiap siswanya.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil yang dapat kita ketahui setelah kita melaksanakan kegiatan pembelajaran, dimana hasilnya telah memenuhi tujuan dari proses pembelajaran tersebut. Menurut Hamalik (2001: 30) bahwa hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan tidak mengerti menjadi mengerti. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Dimyati dan Mudjiono(2009: 3-4) hasil belajar merupakan:

Hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindak guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran. Pada bagian lain, merupakan peningkatan kemampuan mental siswa.

Menurut pendapat Dimyati dan Mudjiono dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu kegiatan belajar mengajar yang dilakukan antara siswa dan guru. Dari sisi guru, hasil belajar merupakan puncak atau akhir dari kegiatan pembelajaran. Sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah berakhirnya suatu kegiatan pembelajaran. Hasil belajar merupakan ukuran keberhasilan belajar siswa dalam proses pembelajaran dan sebagai bukti bahwa antara guru dan siswa telah melakukan kegiatan belajar mengajar.


(42)

22 Menurut Dimyati dan Mudjiono(2009: 20) hasil belajar merupakan:

Suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi guru dan siswa.

Berdasarkan pendapat Dimyati dan Mudjiono di atas, dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan suatu proses puncak atau akhir dari kegiatan

pembelajaran yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu materi yang disampaikan. Selain itu, hasil belajar adalah proses dari suatu kegiatan pembelajaran yang dapat mengubah perilaku atau tingkah laku siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran dan sebagai bukti adanya proses belajar mengajar antara pendidik dan siswa. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Djamarah dan Zain (2006:105) sebagai berikut:

a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok. b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran yang telah

dicapai, baik secara individual maupun kelompok.

Berdasarkan pendapat Djamarah dan Zain dikatakan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh melalui daya serap terhadap bahan pengajaran yang telah diajarkan oleh guru dan perubahan perilaku yang telah ditetapkan dalam tujuan pembelajaran. Proses kognitif tersebut menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil belajar tersebut terdiri dari informasi verbal, keterampilan intelek,

keterampilan motorik, sikap, dan siasat kognitif. Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono( 2009:10) menyatakan kelima hasil belajar tersebut merupakan kapabilitas siswa. Kapabilitas siswa tersebut berupa:

a. Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Pemilihan informasi verbal memungkinkan individu berperanan dalam kehidupan.


(43)

23 b. Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk

berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelek ini terdiri dari diskriminasi jamak, konsep konkret dan definisi, dan prinsip.

c. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

d. Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani

e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut.

Hasil belajar memuat tiga ranah. Menurut Bloom dalam Sardiman (2007 : 23-24) bahwa ada tiga ranah dalam hasil belajar, yaitu:

a. Kognitif :Knowledge(pengetahuan, ingatan),comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas),analysis(menguraikan, menentukan hubungan),synthesis(mengorganisasikan,

merencanakan, membentuk bangunan baru),evaluation(menilai), application(menerapkan).

b. Affective:Receiving(sikap menerima),responding(memberi respon),valuing(menilai),organization(organisasi),

characterization(karakterisasi).

c. Psychomotor:initiatory level, pre-rountine level, routinized level Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar mencakup beberapa ranah diantaranya adalah ranah afektif, ranah kognitif, dan ranah psikomotorik. Ketiga ranah ini akan terlihat selama pembelajaran

berlangsung hingga saat pembelajaran telah selesai.

Sudjana (2005:3) juga mengungkapkan bahwa hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris. Berdasarkan rumusan Krathwohl & Bloom dalam Dimyati (2009: 23-28) ranah kognitif terdiri dari enam perilaku-perilaku sebagai berikut:

a. Pengetahuan,mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan


(44)

24 dengan fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, atau metode.

b. Pemahaman,mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari.

c. Penerapan,mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masaah yang nyata dan baru. Misalnya,

menggunakan prinsip.

d. Analisis,mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil. e. Sintesis,mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.

Misalnya kemampuan menyusun suatu program kerja.

f. Evaluasi,mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hak berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya, kemampuan menilai hasil karangan.

Berdasarkan pendapat di atas mengenai perilaku-perilaku di dalam ranah kognitif dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku ranah kognitif terdiri dari pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah kognitif berhubungan dengan hasil belajar siswa. Hasil belajar akan tercapai bila ranah kognitif siswa baik. Namun Keberhasilan seseorang dalam melakukan suatu aktivitas belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam diri maupun dari luar diri orang yang belajar. Berdasarkan pendapat Slameto (2003: 54) faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar itu dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

a. Faktor Intern 1) Faktor Jasmaniah

Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan,pertama kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir. Kedua, kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. 2) Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Ada tujuh faktor yang tergolong dalam faktor psikologis.


(45)

25 Faktor-faktor itu meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan.

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

1) Faktor lingkungan keluarga

Suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian orang tua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya maka akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya. 2) Faktor lingkungan sekolah

Hal yang paling mempengaruhi keberhasilan belajar para siswa di sekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten. 3) Faktor lingkungan masyarakat

Lingkungan yang dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah lembaga-lembaga pendidikan nonformal, seperti kursus bahasa asing, bimbingan tes, pengajian remaja dan lain-lain. Berdasarkan pendapat Slameto dapat disimpulkan bahwa dalam pencapaian hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal ini berasal dari dalam diri orang yang belajar, dimana meliputi faktor jasmaniah dan psikologis. Sedangkan faktor eksternal ini berasal dari luar diri orang yang belajar, seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu seorang pendidik harus memperhatikan faktor-faktor yang

menghambat atau mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa selama proses pembelajaran sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar


(46)

26 4. Minat Belajar Siswa

Minat belajar sangat menentukan keberhasilan suatu kegiatan pembelajaran. Minat merupakan suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Hal ini berarti seseorang melakukan aktivitas atas kemauan atau keinginannya tanpa ada desakan atau perintah dari orang lain untuk melakukan aktivitas tersebut. Seorang siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut. Menurut Sardiman (2007:76) menyatakan bahwa:

Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang kepada seseorang (biasanya disertai dengan perasaan senang), karena itu merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu.

Minat sangat berpengaruh dalam kegiatan belajar sebab minat dapat merangsang diri siswa untuk melakukan kegiatan aktivitas dalam belajar. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Slameto (2003:57) bahwa :

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan untuk belajar dan ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar.

Minat berkaitan dengan rasa senang terhadap sesuatu hal yang dianggapnya memiliki hubungan erat dengan dirinya. Sama halnya dengan siswa, siswa akan merasa senang atau memiliki daya tertarik terhadap kegiatan

pembelajaran apabila kegiatan pembelajaran tersebut menarik baginya. Hal ini juga diungkapkan oleh Slameto( 2003:180) bahwa:


(47)

27 Minat adalah suatu rasa lebih suka dan keterikatan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau semakin dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

Sardiman (2007:95) juga mengungkapkan motivasi sangat erat hubungannya dengan unsur minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat.

Seperti yang diungkapkan oleh Sardiman (2007:180) bahwa:

Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat (dan bermotivasi) untuk mempelajarinya.

Oleh karena itu, siswa akan berminat terhadap kegiatan belajar jika kegiatan belajar tersebut penting baginya. Jika hasil dari kegiatan belajar tersebut berdampak positif baginya bahkan membawa perubahan yang baik atas dirinya, maka sangat besar peluangnya siswa tersebut berminat untuk

melakukan kegiatan belajar. Hal ini juga didukung oleh Slameto (2003: 181) yang menyatakan bahwa“cara paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu objek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang sudah ada”.

Selain menumbuhkan atau membangkitkan minat siswa dengan cara membuat semenarik mungkin suatu kegiatan belajar, juga dapat dilakukan dengan menggunakan minat-minat siswa yang sudah ada pada dirinya sehingga seorang pendidik dengan mudah untuk menumbuhkan minat siswa sebab


(48)

28 mereka telah memiliki minat-minatnya sendiri terhadap suatu kegiatan belajar yang mereka inginkan sehingga guru hanya mengikuti kemauan siswa sesuai dengan minat mereka terhadap suatu kegiatan belajar. Guru sejak

merencanakan kegiatan pembelajarannya sudah memikirkan perilakunya terhadap siswa sehingga dapat menarik perhatian dan menimbulkan motivasi siswa dan tidak berhenti pada rencana pembelajaran dalam pelaksanaan kegiatan pembelajarannya.

Menurut Slameto (2003:58), bahwa siswa yang berminat dalam belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengingat sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.

Siswa yang memiliki minat yang tinggi terhadap pelajaran ang disenanginya ia akan memperhatikan pelajaran itu secara terus menerus tidak mudah terpengaruh oleh apapun.

b. Ada rasa suka dan senang terhadap sesuatu yang diminati

Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi akan belajar dengan senang, perasaan bahagia, tidak ada perasaan yang membuatnya tertekan sehingga siswa akan mudah untuk memahami materi yang telah diajarkan.

c. Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati

Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi setelah memperoleh hasil dari apa yang telah diusahakannya maka ia akan merasa puas dan bangga terhadap jerih payahnya dalam memperoleh nilai belajar. d. Lebih menyukai suatu hal daripada yang lain

Siswa yang memiliki minat yang tinggi akan mengabaikan aktifitas yang tidak berhubungan dengan minatnya.

e. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktifitas atau kegiatan Siswa yang memiliki minat yang tinggi maka ia akan mengikuti aktifitas yang berhubungan dengan materi pelajaran yang disukai. Berdasarkan pendapat Slameto dapat disimpulkan bahwa siswa yang berminat dalam belajar memiliki beberapa indikator yaitu selalu memperhatikan

pelajaran yang disenanginya, belajar dengan senang tanpa ada perasaan yang membuatnya tertekan, bangga dan merasa puas terhadap usaha atau jerih payah


(49)

29 yang telah dilakukan sehingga mendapatkan hasil yang baik, seperti merasa puas dapat mengerjakan soal fisika yang membuatnya menantang dan bangga telah menemukan referensi materi pelajaran yang sulit, dan tidak akan

melakukan kegiatan yang tidak mereka senangi misalkan siswa tidak akan pergi untuk bermain ketika sedang mempelajari pelajaran yang disukainya serta siswa akan mengikuti kegiatan yang berkaitan dengan pelajaran disukainya seperti belajar kelompok.

Hal ini juga didukung oleh Armansyah (2015:3), menyatakan bahwa terdapat empat indikator yang dapat memunculkan minat belajar siswa yaitu:

a. Perasaan senang

Seseorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap suatu mata pelajaran, maka siswa tersebut akan terus mempelajari ilmu yang disenanginya.

b. Ketertarikan siswa c. Perhatian siswa

Siswa yang memiliki minat belajar pada objek tertentu, dengan sendirinya akan memperhatikan objek tersebut.

d. Keterlibatan siswa

Ketertarikan siswa akan suatu objek yang mengakibatkan siswa tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari objek tersebut

Seorang siswa yang memiliki minat terhadap suatu objek akan cenderung untuk selalu memperhatikan, memiliki ketertarikan, selalu berpartisipasi atau terlibat dalam kegiatan yang berhubungan dengan suatu objek yang

diminatinya, dan merasa senang terhadap objek tersebut. Hal ini didukung oleh Wangsa (2012:5) yang menyatakan bahwa indikator minat terdiri dari

perbuatan, perhatian, dan perasaan senang. Minat yang muncul, diikuti oleh tercurahnya perhatian pada kegiatan pembelajaran, dengan sendirinya telah membawa siswa ke suasana partisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.


(50)

30 Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri atau indikator adanya minat pada seseorang, antara lain adanya perasaan senang, pernyataan lebih menyukai dari pada yang lain, adanya rasa ketertarikan, adanya

peningkatan perhatian, adanya aktivitas serta keterlibatan seseorang secara aktif pada kegiatan tersebut yang merupakan akibat dari rasa senang dan perhatian. Namun, minat belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat menyebabkan minat pada diri siswa berkurang bahkan hilang.

Menurut Soemanto dalam Suparman (2008: 16-17), menyatakan bahwa minat belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

a. Faktor yang bersumber dari siswa itu sendiri

1) Tidak mempunyai tujuan yang jelas, jika tujuan belajar sudah jelas maka siswa cenderung menaruh minat terhadap belajar. 2) Bermanfaat atau tidaknya sesuatu yang dipelajari bagi individu 3) Kesehatan yang sering menggangu

4) Adanya masalah atau keskaran kejiwaan seperti gangguan emosional, rasa tidak senang, gangguan dalam proses berpikir yang akan berpengaruh pada minat belajar siswa

b. Faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah 1) Cara penyampaian pelajaran

2) Media pembelajaran yang digunakan

3) Adanya konflik pribadi antara guru dan siswa 4) Suasana lingkungan sekolah

c. Faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga dan masyarakat 1) Masalahbroken home

2) Perhatian utama siswa dicurahkan kepada kegiatan-kegiatan di luar sekolah

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor dari diri siswa sendiri, sekolah, keluarga, dan masyarakat. Faktor-faktor ini yang akan mempengaruhi minat siswa untuk belajar. Jika siswa tidak memiliki tujuan belajar yang jelas maka siswa tidak akan menaruh minatnya sebab tinggi rendahnya minat siswa tergantung dari tujuan belajar yang jelas dari siswa.


(51)

31 Dalam proses pembelajaran penyampaian pelajaran oleh guru sangat

menentukan minat belajar siswa. Jika guru hanya menguasai materi pelajaran sedangkan guru kurang pandai dalam menerapkan metode belajar, hal ini juga akan mempengaruhi minat belajar siswa. Selain itu juga penggunaan media pembelajaran yang digunakan selama kegiatan pembelajaran juga akan

mempengaruhi minat belajar siswa. Jika media yang digunakan seperti lembar kerja siswa atau media cetak lainnya tidak menarik, siswa tidak akan berminat terhadap pelajaran tersebut dan tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Namun sebaliknya jika media yang digunakan menarik, banyak gambar animasi dan berwarna, serta kegiatan pembelajaran yang mengikutsertakan peran siswa selama pembelajaran, siswa pasti akan menaruh perhatiannya dan akan terus menerus mengikuti

pembelajaran tersebut. Pada saat ini di luar sekolah banyak sekali hal-hal yang dapat menarik minat siswa untuk belajar seperti olahraga dan bekerja sehingga dapat mengurangi minat siswa untuk belajar. Selain itu juga masalah yang terjadi dari pihak orang dan lingkungan juga akan mempengaruhi minat belajar siswa.

B. Kerangka Pemikiran

Keberhasilan dari pencapaian hasil belajar pada bidang studi, cenderung dipengaruhi oleh strategi yang digunakan oleh guru dalam proses

pembelajaran. Salah satu strategi yang digunakan adalah pemilihan media pembelajaran yang tepat. Dalam penelitian ini, peneliti memilih menggunakan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing pada materi Suhu dan


(52)

32 Perubahannya sebagai media pembelajaran fisika. Penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing (X), sedangkan variabel terikatnya adalah minat belajar (Y1) dan hasil belajar (Y2). Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengaruh variabel bebas terhadap varibel terikat, maka dapat dijelaskan dengan paradigma pemikiran seperti pada Gambar 2.1.

Kelas Eksperimen

Gambar 2.1 Bagan Paradigma Pemikiran

Keterangan:

X : Lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing (kelas eksperimen) X : Lembar kerja siswa konvensional atau lembar kerja siswa yang

digunakan di sekolah (kelas kontrol) Y1 : Minat belajar siswa

Y2 : Hasil belajar siswa

r : Perbandingan antara minat dan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

Y1

Kelas Kontrol X

r

Y2 Y1 Y2


(53)

33 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengunaan lembar kerja siswa berbasis inkuiri pada materi Suhu dan Perubahannya terhadap minat dan hasil belajar siswa. Pada penelitian ini terdapat dua kelas yaitu kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen merupakan kelas yang diberikan perlakuan menggunakan lembar kerja siswa berbasis inkuiri

terbimbing pada materi suhu dan perubahannya. Lembar kerja siswa ini diduga dapat membangkitkan minat siswa untuk belajar fisika dan meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada ranah kognitif. Hal ini dikarenakan, siswa dituntun untuk mengikuti langkah-langkah inkuiri terbimbing selama proses pembelajaran yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merencanakan percobaan, menganalisis data, dan menyimpulkan. Oleh karena itu, pembelajaran akan lebih efisien dan efektif sebab siswa menemukan sendiri jawaban atas permasalahan fisika yang diberikan dengan belajar dan bekerja secara berkelompok mengikuti langkah-langkah inkuiri terbimbing pada lembar kerja siswa sehingga siswa akan berperan aktif dan saling berbagi informasi atau ide untuk memecahkan permasalahan tersebut.

Lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing pada materi Suhu dan Perubahannya ini juga akan mencipta suasana belajar yang lebih aktif, dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi pembelajaran, dapat memberikan pengalaman belajar secara langsung kepada siswa, dan dapat mengaktifkan siswa selama proses pembelajaran. Selain itu, pada lembar kerja siswa ini disajikan fenomena yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi Suhu dan Perubahannya, lembar kerja siswa ini menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa, desain yang imajinatif,


(54)

34 berwarna, menggunakan jenis huruf yang variatif, pemilihan gambar animasi yang tepat, dan desainlay outyang menarik sehingga siswa akan tertarik untuk mempelajari materi fisika khususnya materi Suhu dan Perubahannya.

Sedangkan kelas kontrol merupakan kelas yang diberikan perlakuan

menggunakan lembar kerja siswa konvensional atau lembar kerja siswa yang digunakan di sekolah dengan metode konvensional (ceramah). Lembar kerja siswa ini berisi uraian materi dan soal-soal pengayaan materi Suhu dan Perubahannya.

Setelah siswa pada kelas eksperimen diberi perlakuan menggunakan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing dan kelas kontrol diberi perlakuan menggunakan lembar kerja siswa konvensional, diawal dan diakhir

pembelajaran untuk kedua kelas pada setiap pertemuan, guru memberikan soal pre testdanpost testuntuk mengetahui hasil belajar siswa ranah kognitif. Kemudian, memberikan angket pada kedua kelas untuk mengetahui minat awal dan minat akhir siswa terhadap pembelajaran fisika. Selanjutnya, pengaruh penggunaan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing ini diukur dengan cara membandingkan perbedaan rata-rataN-gainminat dan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kontrol.

C. Anggapan Dasar

Anggapan dasar berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran adalah: 1. Siswa yang dijadikan sebagai sampel untuk kelas kontrol dan eksperimen

memiliki kemampuan yang sama. Kemampuan siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen didasarkan pada nilai Mid Semester.


(55)

35 2. Setiap sampel memperoleh materi yang sama. Materi yang digunakan

adalah Suhu dan Perubahannya yang berdasarkan kurikulum KTSP.

D. Hipotesis Penelitian

Pengaruh penggunaan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing diukur dengan cara membandingkan perbedaan rata-rataN-gainminat danN-gain hasil belajar siswa antara kelas ekperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran, maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini sebagai berikut:

Hipotesis Pertama:

H1o : Tidak ada perbedaan peningkatan rata-rata minat siswa menggunakan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

H1a : Ada perbedaan peningkatan rata-rata minat siswa menggunakan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

Hipotesis Kedua:

H2o : Tidak ada perbedaan peningkatan rata-rata hasil belajar siswa menggunakan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

H2a : Ada perbedaan peningkatan rata-rata hasil belajar siswa menggunakan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.


(56)

36

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimen yang menggunakan sampel. Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Penelitian ini dilaksanakan pada dua kelas yaitu satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang diberikan perlakuan khusus yaitu

pembelajaran fisika menggunakan lembar kerja siswa berbasis inkuiri

terbimbing. Sedangkan kelas kontrol diberikan perlakuan menggunakan lembar kerja siswa konvensional yang digunakan di sekolah.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Palas pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 yang terdiri atas 4 kelas, yaitu kelas VII A sampai dengan VII D yang berjumlah 144 siswa. Sedangkan teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknikcluster random sampling. Teknikcluster random samplingadalah pengambilan sampel dari populasi dikelompokkan menjadi sub-sub populasi secara bergerombol (cluster) dari sub-populasi tersebut selanjutnya dirinci menjadi


(57)

37 sub-populasi yang lebih kecil. Anggota dari sub populasi terakhir dipilih secara acak sebagai sampel penelitian. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas VII C sebagai kelas kontrol dan siswa kelas VII B sebagai kelas eksperimen.

C. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua bentuk variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing, sedangkan variabel terikatnya adalah minat dan hasil belajar siswa.

D. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian eksperimen ini

menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang menjadi populasi dan sekaligus sampel. Penelitian ini melibatkan satu variabel bebas (X) dan dua variabel terikat (Y) yaitu Y1dan Y2. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing, sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah minat dan hasil belajar siswa. Peneliti menggunakan teknikcluster random sampling untuk memilih kelas kontrol dan eksperimen. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metodeQuasy Experimentaldengan desain penelitian yang digunakan adalahNonequivalent Pre test-Post test Control Group Design, yakni satu kelompok subjek diberi perlakuan tertentu (eksperimen), sementara


(58)

38 satu kelompok lain dijadikan sebagai kelompok kontrol. Secara umum desain penelitian yang akan digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Desain EksperimenNonequivalent Pre test-Post test Control Group Design

Keterangan:

E : Kelas eksperimen K : Kelas kontrol

O1 :Pre testpada kelas eksperimen O2 :Post testpada kelas eksperimen O3 :Pre testpada kelas kontrol O4 :Post testpada kelas kontrol

X1 : Perlakuan/treatmentmenggunakan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing

X2 : Perlakuan/treatmentmenggunakan lembar kerja siswa konvensional

(Sugiyono, 2010: 110)

Dalam desain ini, kelompok eksperimen adalah satu kelas terpilih yang mendapatkan perlakuan menggunakan lembar kerja berbasis inkuiri

terbimbing. Sedangkan kelas kontrol mendapatkan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan lembar kerja siswa konvensional yang digunakan di sekolah.

E

O

1

X

1

O

2


(59)

39 E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh sejumlah data penelitian. Pada sejumlah penelitian, data mempunyai kedudukan yang sangat penting karena merupakan penggambaran variabel yang diteliti serta berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Mutu penelitian sangat ditentukan dari benar tidaknya data yang diperoleh, sedangkan benar tidaknya data ditentukan dari baik tidaknya instrumen pengumpul data. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Terbimbing

Lembar kerja siswa yang digunakan adalah lembar kerja siswa hasil penelitian pengembangan sebelumnya. Lembar kerja siswa ini digunakan untuk mengarahkan siswa dalam kerja kelompok yang berupa kegiatan eksperimen dan diberikan kepada kelas eksperimen.

2. Lembar Kerja Siswa Konvensional

Lembar kerja siswa konvensional adalah lembar kerja siswa yang digunakan di sekolah dan diberikan kepada kelas kontrol.

3. Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP)

RPP adalah suatu rancangan pelaksanaan pembelajaran yang digunakan selama pelaksanaan proses pembelajaran.

4. Lembar tes soal untuk mengetahui hasil belajar siswa.

Tes ini digunakan pada saat tes awal (pre test) dan tes akhir (post test) yang berbentuk soal uraian.


(60)

40 5. Angket Minat Belajar Siswa

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Angket minat belajar siswa digunakan untuk mengetahui minat belajar siswa terhadap penggunaan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing yang telah dimodifikasi menjadi empat alternatif jawaban yaitu a, b, c, dan d. Angket yang akan digunakan memuat 15 butir pernyataan yang bertujuan untuk memperoleh data tinggi rendahnya minat belajar siswa. Angket ini diberikan kepada siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol untuk memperoleh data mengenai minat belajar siswa selama proses pembelajaran. Pemberian angket minat untuk kelas eksperimen dilakukan pada awal pertemuan sebelum diberi perlakuan dan di akhir pertemuan setelah diberi perlakuan sedangkan untuk kelas kontrol pun diberikan pada awal dan akhir

pertemuan pada kegiatan pembelajaran.

F. Analisis Instrumen Penelitian

Sebelum instrumen diujikan pada sampel penelitian, terlebih dahulu instrumen harus diuji menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.

1. Uji Validitas

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (ketepatan). Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika


(61)

41 hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriteria. Untuk menguji validitas instrumen

menggunakan rumus korelasiproduct moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:

= ( )( )

{ ( ) } { ( ) }

Keterangan :

rxy: Koefisien korelasi yang menyatakan validitas X : Skor butir soal

Y : Skor total N : Jumlah sampel

(Arikunto, 2010: 213)

Dengan kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Jika rhitung> rtabeldengan α = 0,05 maka koefisien korelasi tersebut signifikan.

Item yang mempunyai kerelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap


(62)

42 total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Hal ini didasarkan pendapat Masrun dalam Sugiyono (2010:188).

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 21.0 dengan kriterium uji bilacorrelated itemtotal correlation lebih besar dibandingkan dengan 0,3 maka data merupakanconstruckyang kuat (valid).

2. Uji Reliabilitas

Instrumen yang dikatakan reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Pada penelitian ini, untuk mengetahui reliabilitas suatu instrumen dapat mengunakan rumusAlpha, yaitu:

r11= 1 σ

σ

Keterangan:

r11 : reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

σ : jumlah varians butir

σ : varians total

(Arikunto, 2010: 239)

Menurut Triton dalam Sujianto (2009: 32), kuesioner dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisienalpha. Oleh karena itu digunakan ukuran kemantapanalphayang diinterpretasikan sebagai berikut:


(63)

43 1. NilaiAlpha Cronbach’s0,00 sampai dengan 0,20 berarti kurang reliabel. 2. NilaiAlpha Cronbach’s0,21 sampai dengan 0,40 berarti agak reliabel. 3. NilaiAlpha Cronbach’s0,41 sampai 0,60 berarti cukup reliabel. 4. NilaiAlpha Cronbach’s0,61 sampai dengan 0,80 berarti reliabel. 5. NilaAlpha Cronbach’s0,81 sampai dengan 1,00 berarti sangat reliabel.

Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan kriteria. Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian disebarkan pada sampel yang

sesungguhnya. Skor total setiap siswa diperoleh dengan menjumlahkan skor setiap nomor soal.

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif

Untuk memperoleh data hasil belajar siswa ranah kognitif digunakan lembar tes tertulis berupa soal uraian pada saatpre testdanpost testsetiap sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran. Materipre testdanpost testdisesuaikan dengan materi yang disampaikan pada setiap kegiatan pembelajaran.

a. Pemberianpre testkepada seluruh siswa sebelum kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing pada kelas eksperimen dan lembar kerja siswa konvensional pada kelas kontrol.

b. Pemberianpost testkepada seluruh siswa setelah pembelajaran untuk kedua kelas, kemudian dilakukan penilaian terhadap jawaban siswa.


(64)

44 Datapost testini dimaksudkan untuk melihat perbedaan kemampuan siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing pada kelas eksperimen dan lembar kerja siswa konvensional yang digunakan di sekolah pada kelas kontrol.

2. Teknik Pengumpulan Data Minat Belajar Siswa

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data tentang minat belajar siswa. Teknik pengumpulan data angket siswa dilakukan dengan menggunakan angket minat belajar siswa. Pemberian angket minat belajar siswa dilakukan pada saat sebelum dan sesudah diberikan perlakuan untuk kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil pengambilan data angket minat belajar siswa berbentuk data interval. Data interval tersebut dapat dianalisis dengan menghitung jumlah skor setiap nomor dari jawaban siswa. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010:199). Kisi-kisi angket minat memiliki 4 indikator dan setiap indikator memiliki ruang lingkup. Adapun kisi-kisi angket minat dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel. 3.1.Kisi- Kisi Angket Minat

Indikator Ruang Lingkup

1 2

Perasaan senang Menunjukkan perasaan senang terhadap pelajaran fisika

Perhatian Menunjukkan perhatian siswa


(1)

51 Rumus perhitunganIndependent Sample T Testadalah sebagai berikut:

= X X

( ) ( )

+

Keterangan:

n1 : Jumlah Sampel 1 n2 : Jumlah Sampel 2 X : Rata-Rata Sampel ke-1 X : Rata-Rata Sampel ke-2 s : Varian Sampel ke-1 s : Varian Sampel ke-2

Dimana t adalah t hitung. Kemudian t tabel dicari pada tabel distribusi t dengan α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-2. Setelah diperoleh besar dan maka dilakukan pengujian dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Kriteria pengujian H0diterima jika

H0ditolak jika < atau >

Berdasarkan nilai signifikansi atau nilai probabilitas:

Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka H0diterima. Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka H0ditolak.


(2)

84

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Ada pengaruh penggunaan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing ditunjukkan dengan perbedaan peningkatan rata-rata minat belajar siswa dimana perolehan skor rata-rataN-gainminat belajar siswa pada kelas eksperimen sebesar 0,73 sedangkan kelas kontrol dengan perolehan skor rata-rataN-gainminat belajar siswa sebesar 0,63.

2. Ada pengaruh penggunaan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing ditunjukkan dengan perbedaan peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dimana perolehan skor rata-rataN-gainhasil belajar siswa pada kelas eksperimen sebesar 0,73 sedangkan kelas kontrol dengan perolehan skor rata-rataN-gainhasil belajar siswa sebesar 0,62.

B. Saran

Berdasarkan simpulan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Penggunaan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing dapat dijadikan

salah satu alternatif bagi pendidik sebagai upaya untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.


(3)

85 2. Proses pembelajaran fisika hendaknya dilakukan dengan melibatkan

keaktifan siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. 3. Peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai

pengaruh penggunaan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing dapat mengadakan penelitian pada konsep-konsep fisika yang lain.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ahliswiwite. 2007.LKS Berbasis Web. (On line), (http://ahliswiwite.files. wordpress. com), diakses 15 Juni 2015.

Arikunto, Suharsimi.2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

. .2012.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Armansyah, Wawang. 2015.Minat Belajar. (On line), (http:/www.belajar bagus.com/2015/04/minat-belajar.html?m=1), diakses 18 Oktober 2015. Artha, Mega. 2011. Pengaruh Pemberian Tugas Terstruktur dengan Strategi

Discovery Inquiryterhadap Penguasaan Konsep Fisika dan Minat Belajar pada Pelajaran Fisika.Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung. Dimyati dan Mudjiono. 2009.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, S.B dan A. Zain. 2006.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Fahrie. 2012.Lembar Kerja Siswa (LKS).(On line), (http://fahrie13. blogspot. com/2012/06/ lembar-kerj-siswa-lks.html), diakses 17 Juni 2015. Hamalik, Oemar. 2001.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

.2012.Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

Hanafiah dan Cucu. 2009.Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama.

Herdy. 2010.Model Pembelajaran Inkuiri.(Online), ( https://herdy07. wordpress.com /2010/05/27/ model-pembelajaran-inkuiri/), diakses 17 Juni 2015.

Hidayat, Rahmat. 2013.Pengembangan Lembar Kerja Siswa Beracuan Pendekatan Penemuan Terbimbing pada Materi Segitiga Untuk Siswa


(5)

Kelas VII Sekolah Menengah Pertama. (Online), (http:// propsem. blogspot.com/2013/06/pengembanganlembarkerja siswa.html), diakses 17 Oktober 2015.

Iierr, Maknae. 2012.Pembuatan LKS (Lembar Kerja Siswa).(On line), (http://iierrr.blogspot. com/2012/05/pembuatan-lks-lembar-kerja-siswa.html), diakses 17 Juni 2015.

Laraswati, A. 2009.Hubungan antara Keterampilan Berkomunikasi dan Hasil Belajar Siswa melalui Teknik PembelajaranTipe Talking ChipsPada Materi Pencemaran Tanah. Skripsi FPMIPA. Bandung: UPI Tidak diterbitkan.

Lestari, Fajar. 2015. Pengaruh Penggunaan LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa.Jurnal Bioterdidik. Vol. 3 (8), 45-54.

Marlangen, Taranesia. 2010. Studi Kemampuan Berpikir Kritis dan Konsep Pada Pembelajaran Fisika dengan PendekatanMultiple Representation.Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Memes, Wayan. 2000.Dasar Evaluasi Pendidikan. Grafindo:Jakarta.

Novarina, Diya. 2011. Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing Menggunakan Alat Peraga Sederhana Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Di SMA Negeri 6 Kota Bengkulu.Skripsi. Bengkulu: Universitas Bengkulu.

Priyatno, Duwi: 2010.Paham Analisis Statistik Data Dengan SPSS. Yogyakarta: Media Kom.

Putri, Desy Hanisa. 2009. Penerapan Metode Inkuiri Terbimbing Tipe A

Menggunakan Media Powerpoint Pada Mata Kuliah Fisika Dasar I Konsep Dinamika Partikel Mahasiswa Semester I T.A ganjil 2008/2009 Prodi P. Fisika FKIP UNIB.Jurnal Exacta. Vol. 7 (2), 56-62.

Retnosari, Gesty. 2015. Pengembangan LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Materi Suhu dan Perubahannya.Jurnal Pembelajaran Fisika.Vol.3 (3), 97-108.

Roestiyah, N.K. 2008.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sanjaya, Wina. 2010.Kurukulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada. Sardiman, A.M. 2007.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja


(6)

Setiono, Budi. 2011. Pengembangan Alat Perekam Getaran Sebagai Media Pembelajaran Konsep Getaran. Skripsi.Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Slameto. 2003.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana. 2005.Metode Statistik. Tarsito: Bandung.

Sugiyono.2010.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sujianto, Agus Eko. 2009.Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0.Jakarta: Prestasi Pustaka.

Suparman, Ali. 2008.Upaya Guru dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada

Mata Pelajaran Akutansi di SMA Mass’udiyah Bandung.Jurnal Ilmiah Pendidikan Ekonomi Akutansi. Vol. 3, 69-84.

Suryani, Nunuk, dan Leo Agung. 2012.Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Trianto. 2007.Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Surabaya: Prestasi Aksara.

Wangsa, Susena. 2011.Minat dalam Belajar Siswa. (On line), (http://suaranurani guru.wordpress. com/2011/12/01/minat-dalam-belajar-siswa/), diakses 18 Oktober 2015.

Wijayanti, Florentina Krida. 2015. Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains.Jurnal Bioterdidik. Vol. 3 (8), 55-66.