transformasional terhadap kepuasan kerja karyawan yang tergabung dalam koperasi angkutan umum jalur Parangtritis-Yogyakarta. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja karyawan.
3. Ahmad 2012 melakukan penelitian tentang pengaruh kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi terhadap kepuasan kerja pada
karyawan Kopata Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pengaruh kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi
terhadap kepuasan kerja karyawan.
C. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap Kepuasan
Kerja Karyawan
Kepemimpinan transformasional
yang dijalankan
seorang pemimpin atau manajer dalam mengarahkan dan menggerakkan
bawahannya untuk mencapai tujuan yang direncanakan merupakan hal yang penting dalam suatu organisasi. Hal ini sesuai dengan pendapat
Siagian 2005 yang berpendapat bahwa peranan para pimpinan dalam organisasi sangat sentral dalam pencapaian tujuan dari berbagai sasaran
yang ditetapkan sebelumnya. Kepemimpinan mempunyai fungsi penentu arah dalam pencapaian
tujuan, wakil dan juru bicara organisasi, komunikator, mediator dan integritor. Menurut Siagian 2005 perilaku kepemimpinan memiliki
kecenderungan pada dua hal yaitu konsiderasi atau hubungan dengan
bawahan dan struktur inisiasi atau hasil yang dicapai. Kecenderungan kepemimpinan menggambarkan hubungan yang akrab dengan bawahan
misalnya bersikap ramah, membantu dan membela kepentingan bawahan, bersedia menerima konsultasi bawahan dan memberikan kesejahteraan.
Kecenderungan seorang pemimpin memberikan batasan antara peranan pemimpin dan bawahan dalam mencapai tujuan, memberikan instruksi
pelaksanaan tugas kapan, bagaimana dan hasil apa yang akan dicapai. Pemimpin dalam melakukan tugas kepemimpinannya selalu dapat
memperhatikan aspirasi dan juga dapat mengatur tugas-tugas yang harus diperhatikan dengan baik, akan dapat menimbulkan suatu perasaan senang
pada karyawan terhadap pemimpin tersebut sehingga mampu menciptakan kepuasan kerja.
2. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
Menurut Robbins 2008: 120 kepuasan kerja sebagai perasaan positif pada suatu pekerjaan yang merupakan dampak atau hasil evaluasi
dari berbagai aspek pekerjaan tersebut. Kepuasan kerja merupakan penilaian dan sikap seseorang atau karyawan, terhadap pekerjaannya dan
berhubungan dengan lingkungan kerja dan hubungan sosial di tempat kerja. Secara sederhana kepuasan kerja atau job satisfaction dapat
disimpulkan sebagai apa yang membuat seseorang menyenangi pekerjaan yang dilakukan karena mereka merasa senang dalam melakukan
pekerjaannya.
Budaya organisasi seringkali digambarkan dalam arti yang dimiliki bersama. Pola-pola dari kepercayaan, symbol-simbol, ritual-ritual dan
mitos-mitos yang berkembang dari waktu ke waktu dan berfungsi sebagai perekat yang menyatukan organisasi. Beraneka ragamnya bentuk
organisasi atau perusahaan, tentunya mempunyai budaya yang berbeda- beda hal ini wajar karena lingkungan organisasinya berbeda-beda pula
misalnya perusahaan jasa, manufaktur, dan trading. Menurut Hofstede, dkk. 1993: 21 budaya merupakan berbagai interaksi dari ciri-ciri
kebiasaan yang mempengaruhi kelompok-kelompok orang dalam lingkungannya. Kebudayaan merupakan inti dari apa yang penting dalam
organisasi. Seperti aktivitas memberi perintah dan larangan serta menggambarkan sesuatu yang dilakukan dan tidak dilakukan yang
mengatur perilaku anggota. Budaya yang tumbuh kuat mampu memacu organisasi ke arah
perkembangan yang lebih baik. Jika kulturnya kuat dan mendorong standar etika yang tinggi, budaya pasti akan berpengaruh kuat dan positif
terhadap perilaku karyawan. Karyawan yang memahami keseluruhan nilai- nilai organisasi akan menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai suatu
kepribadian organisasi. Nilai dan keyakinan tersebut akan diwujudkan menjadi perilaku keseharian dalam bekerja, sehingga akan mewujudkan
kepuasan individu. Pengelolaan yang baik atas budaya akan bisa mempengaruhi tercapainya kepuasan kerja karyawan yang tinggi.
3. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Budaya terhadap