Rumusan Masalah Penegasan Istilah Tujuan Penelitian Hipotesis Tindakan Lokasi Penelitian

4 belajar. Kedua, belum ditemukan model pembelajaran yang efektif untuk materi tersebut. Ketiga, mencari solusi agar siswa dapat menguasai materi tersebut dengan baik. Meskipun dalam pokok bahasan bilangan bulat terdapat enam sub pokok bahasan, namun karena keterbatasan tempat, waktu, dan biaya sehingga penulis hanya mengambil satu sub pokok bahasan, yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan bulat.

B. Rumusan Masalah

Apakah dengan menggunakan alat peraga garis bilangan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII D MTs Nurul Ulum Jembayat dalam pokok bahasan bilangan bulat?

C. Penegasan Istilah

Agar tidak menimbulkan salah pengertian terhadap judul di atas, maka penulis jelaskan beberapa istilah yang terdapat pada judul tersebut di atas. 1. Upaya adalah usaha, akal, ikhtiar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar Kamus besar bahasa indonesia, Balai Pustaka ,1991:1109 2. Prestasi adalah hasil yang telah di capai dari yang telah dilakukan, dikerjakan Penyusun kamus besar bahasa indonesia, 1999 : 787 3. Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu Kamus besar bahasa indonesia, Balai Pustaka, 1991:14 4. Bilangan adalah suatu idea. Sifatntya abstrak. Bilangan bukan simbol atau lambang dan bukan pula lambang bilangan. Bilangan memberikan 5 keterangan mengenai banyaknya anggota suatu himpunan Ensiklopedia Matematika, ST.Negoro - B.Harahap, 1985:42 5. Bilangan Bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan bulat positif, bilangan nol, dan bilangan bulat negatif. 6. Alat peraga adalah merupakan benda-benda konkret sebagai model dan ide- ide matematika untuk penerapannya Tim PKG.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII D MTs Nurul Ulum Jembayat dalam operasi hitung bilangan bulat melalui pemanfaatan alat peraga garis bilangan.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi siswa

a. Siswa diharapkan akan lebih mudah memahami konsep operasi hitung bilangan dengan pemanfaatan alat peraga garis bilangan. b. Dengan pemanfaatan alat peraga, siswa menjadi tidak jenuh dalam mengikuti proses belajar mengajar. c. Prestasi belajar siswa akan lebih meningkat khususnya pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

2. Manfaat bagi guru

a. Guru akan lebih percaya diri dan makin berani mengambil resiko dalam mencobakan hal-hal baru. 6 b. Pengetahuan dan pengalaman yang semakin banyak dalam PTK akan terhimpun menjadi sebuah teori praktik yang sangat berharga bagi pengembangan peserta didik. c. Menjadikan guru lebih mandiri. Memiliki keberanian untuk menyusun model pembelajaran sendiri.

3. Manfaat bagi sekolah

a. Sekolah akan dapat memberikan pelayanan yang profesional terhadap peserta didik, sehingga program-program sekolah dapat ditingkatkan kualitasnya. b. Sekolah akan dapat merespons permasalahan aktual pembelajaran. c. Dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan.

F. Sistimatika Skripsi

Dalam skripsi ini secara garis besar di bagi menjadi tiga bagian, yakni bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir skripsi.

1. Bagian awal

Bagian awal skripsi ini secara berturut-turut berisi halaman judul, abstrak, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, dan daftar lampiran-lampiran.

2. Bagian isi

Bagian isi terdiri dari lima bab yakni : BAB I PENDAHULUAN, berisi alasan pemilihan judul, permasalahan, penegasan istilah, dan sistematika penulisan skripsi. 7 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN, berisi teori yang dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini yang merupakan tinjauan dari buku-buku pustaka. Dalam bagian ini peneliti membahas tentang belajar menurut beberapa ahli dalam beberapa sumber buku. Bagian selanjutnya peneliti mengajukan hipotesis tindakan yang merupakan jawaban sementara dan memerlukan penelitian. BAB III METODE PENELITIAN, memuat lokasi penelitian yang digunakan dalam penelitian, rancangan penelitian yang terdiri dari tiga siklus setiap siklus terdiri dari tiga tahap yakni perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Bab ini juga berisi tolok ukur keberhasilan, instrumen penelitian, cara pengumpulan data, dan analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, berisi tentang pelaksanaan siklus 1, siklus 2, siklus 3, dan selanjutnya dibahas hasil penelitian tersebut. BAB V SIMPULAN DAN SARAN, berisikan simpulan dari hasil penelitian ini maka dikemukakan saran-saran dan penutup.

3. Bagian akhir skripsi

Pada bagian skripsi ini berisikan daftar pustaka yang memberikan informasi tentang buku sumber yang digunakan sebagai acuan dalam penulisan skripsi ini, dan lampiran-lampiran dari hasil penelitian dan instrumen penelitian. 8

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kebutuhan setiap orang. Siapapun pasti menjalani dan mengalami proses belajar. Hampir semua pengetahuan, kecakapan, keterampilan, kegemaran, dan sikap seseorang terbentuk dan berkembang melalui proses belajar. Proses belajar tidak hanya terjadi di dalam suatu lembaga pendidikan, akan tetapi dapat berlangsung di luar lembaga pendidikan. Mengingat hal yang demikian, maka wajarlah apabila pengertian belajar menurut beberapa tokoh tidaklah sama meskipun secara garis besar tidak jauh berbeda. Berikut ini peneliti kemukakan beberapa pendapat mengenai pengertian belajar sebagaimana dikutip oleh Kuswandi 2001:20: a. Belajar adalah usaha dalam menuntut ilmu atau mencari ilmu. b. Menurut Higrard dan Bower belajar itu berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang dalam situasi tertentu, situasi tersebut dialami oleh orang itu secara berulang ulang. Perubahan tingkah laku itu didasarkan pada situasi-situasi sesaat yang dialami seseorang. c. Menurut Robert M Gagne belajar adalah berubahnya perbuatan dan isi ingatan seseorang setelah ia mengalami dan terpengaruh oleh situasi suatu stimulus. 9 d. Menurut Lindgren telah terjadi apabila terlihat adanya beberapa perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil latihan atau pengalaman dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi akibat belajar disebabkan karena seseorang telah menghadapi suatu situasi secara berulang-ulang. Berpijak pada beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar pada hakikatnya adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dengan kemauan seseorang untuk menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri sendiri dari pengetahuan baru dan ketrampilan baru.

2. Pengertian Prestasi Belajar

Pengertian belajar telah diterangkan peneliti di atas. Adapun pengertian prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang berupa kemampuan pengetahuan dan pemahaman, ketrampilan serta sikap setelah proses belajar. Sedangkan menurut Munandar dalam Sugeng Hariyadi,1987:21 perwujudan dari bakat dan kemampuan adalah prestasi. Bakat dan kemampuan menentukan prestasi seseorang. Orang yang memiliki bakat matematika, dapat diperkirakan atau diharapkan untuk mencapai prestasi menonjol di bidang matematika, dan prestasi yang menonjol di suatu bidang dapat merupakan cerminan dari bakat yang dimiliki untuk bidang tersebut. Tetapi karena bakat masih merupakan potensi, orang yang berbakat belum tentu mampu mencapai prestasi yang tinggi dalam bidangnya. 10 Demikian halnya orang yang menunjukkan prestasi menonjol dalam bidang tertentu, selalu merupakan perwujudan dari bakat khusus yang dimiliki. Hanya bakat khusus yang memperoleh kesempatan untuk berkembang sejak dini melalui latihan, di dukung oleh fasilitas, dan disertai minat yang tinggi sehingga akan terealisasikan dalam kemampuan dan menghasilkan prestasi unggul. Dengan demikian prestasi belajar dapat diartikan kemampuan dan bakat seseorang yang menonjol di bidang tertentu. Sehingga dipereoleh perubahan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Maka akan diperoleh pengetahuan baru yaitu penguasaan, penggunaan, maupun penilaian mengenai sikap dan kecakapan yang merupakan perilaku dari berbagai keadaan sebelumnya.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Perkembangan budaya yang sangat pesat mempengaruhi perkembangan masyarakat secara komprehenship. Perkembangan dalam pendidikan dan sosial ekonomi memunculkan pandangan baru tentang persekolahan. Pandangan dalam dunia pendidikan ini antara lain adalah penyediaan kesempatan untuk berkembang secara optimal bagi setiap siswa dan perlunya pembinaan perseorangan agar perkembangannya mencapai harapan yang diinginkan. Kenyataan menunjukkan bahwa semakin majunya kebudayaan dan semakin berkembangnya masyarakat memberikan dampak semakin banyaknya masalah yang harus dihadapi. Akibatnya adalah bertambah 11 banyak orang yang dihinggapi masalah kesehatan mental. Kondisi ini mendorong kebutuhan akan bimbingan pendidikan guna membantu para siswa dalam memecahkan masalah moral sosial dan pendidikan. Di sekolah di samping banyak siswa yang berhasil secara gemilang dalam belajar, sering pula dijumpai adanya siswa yang gagal, seperti angka raportnya rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir dan sebagainya. Secara umum siswa-siswa seperti itu dipandang mengalami masalah belajar. Menurut Bimo Walgito 1995:120 faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah sebagai berikut. a. Faktor Internal 1 Keterlambatan akademik Keadaan siswa yang diperkirakan memiliki inteligensi cukup tinggi tetapi tidak dapat memanfaatkannya. 2 Ketercepatan belajar Keadaan siswa yang memiliki bakat akademik sangat tinggi, tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan belajarnya yang amat tinggi. 3 Ketercepatan belajar Keadaan siswa yang memilki bakat akademik kurang memadai, dan perlu mendapatkan pendidikan atau pengajaran khusus. 4 Kurang motivasi belajar Keadaan siswa yang memiliki yang kurang semangat dalam belajar. 12 5 Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar Kondisi siswa yang kegiatan belajarnya sehari-hari antagonistik dengan yang seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur-ngulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui dan sebagainya. b. Faktor Eksternal 1 Lingkungan keluarga, seperti ketidakharmonisan hubungan antara ayah dan ibu serta kesulitan ekonomi keluarga. 2 Lingkungan masyarakat, seperti wilayah perkampungan kumuh, dan teman sepermainan yang nakal. 3 Lingkungan sekolah, seperti kondisi dan letak gedung yang kurang nyaman, kondisi guru dan alat-alat belajar yang berkualitas rendah. 4 Kebijakan penilaian tentang hasil belajar merupakan puncak harapan siswa. Secara kejiwaan terpengaruh hasil belajar, oleh karena itu guru harus aktif dan bijaksana dalam penilaian.

4. Bilangan Bulat

a. Pengertian Bilangan Bulat

Dalam M. Cholik, Sugijono, D.Subroto 2000:37 disebutkan bahwa bilangan yang pertama kali dikenal dan digunakan oleh manusia dalam kebutuhannya untuk membilang adalah bilangan 1,2,3,4,5 dan seterusnya yang disebut bilangan himpunan asli dilambnagkan dengan A. Dalam perkembangan sistem bilangan, bilangan asli saja yang dapat digunakan untuk menyatakan banyak anggota himpunan kosong yaitu 13 bilangan nol nol. Selain itu dengan bilangan nol maka dapat dibedakan bilangan-bilangan dengan sistem numerasi nilai tempat pada bilangan Hindu-Arab, misalnya 32, 46, dan 250. Gabungan antara himpunan bilangan asli dengan bilangan 0 disebut himpunan bilangan cacah, yang sering digunakan banyak anggota suatu himpunan. Himpunan bilangan cacah dilambangkan dengan C. Ternyata himpunan bilangan cacah dan himpunan bilangan asli belum mampu mencatat semua kejadian yang ada, misalnya untuk mencatat suhu-suhu yang sangat dingin seperti di Jepang, puncak pegunungan Himalaya, Bosnia, di daerah kutub dan lain sebagainya, yang suhunya selalu di bawah nol derajat Celcius. Untuk keperluan tersebut akhirnya dipergunakan bilangan tersendiri yang disebut bilangan negatif. Jadi himpunan bilangan bulat adalah merupakan gabungan dari bilangan asli, bilangan cacah, dan bilangan negatif. Dilambangkan dengan huruf B. Apabila ditulis anggota-anggotanya adalah B ={…, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, …}. Dalam garis bilangan dengan arah mendatar, bilangan bulat dapat dinyatakan sebagai berikut. Bilangan bulat negatif Bilangan bulat Positif -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 14 b. Operasi Hitung Bilangan Bulat 1 Penjumlahan Dua Bilangan Bulat Dengan Garis Bilangan Penjumlahan dua bilangan bulat dapat ditunjukkan dengan menggunakan garis bilangan. Contoh 1: -4 + -3 = -7 -3 -4 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 -7 Contoh 2: -4 + 3 = -1 3 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 -1 Contoh 3: 5 + 2 = 7 5 2 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 15 Contoh 4: 5 + -3 = 2 - 3 5 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 2 Bilangan bulat positif ditunjukkan dengan anak panah ke arah kanan tapi jika bilangan bulat negatif maka ditunjukkan dengan anak panah ke arah kiri. Sedangkan hasil penjumlahan ditunjukkan oleh anak panah yang paling bawah yang selalu dihitung dari bilangan nol. 2 Pengurangan Dua Bilangan Bulat dengan Garis Bilangan Sebelum menggunakan garis bilangan untuk mencari hasil pengurangan bilangan bulat maka perlu mengetahui terlebih dahulu invers jumlah atau lawan suatu bilangan. Contoh: 1 invers dari -1 -2 invers dari 2 5 invers dari -5 Pasangan bilangan di atas merupakan invers atau lawan satu sama lain. Secara umum dapat ditulis: Jika a dan –a dua buah bilangan yang saling invers, maka a + -a = 0 16 Penggunaan garis bilangan pada pengurangan bilangan bulat pada dasarnya sama saja dengan penggunaannya pada penjumlahan. Contoh 1: 6 - 8 = 6 + -8 = -2 - 8 6 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 - 2 Contoh 2: -4 - 3 = -4 + -3 = -7 -3 -4 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 - 7 3 Perkalian Bilangan Bulat Perkalian diartikan sebagai penjumlahan berulang. Misalnya 4 x 5 dibaca “empat kali lima” artinya 4 x 5 = 5 + 5 + 5 + 5 = 20, sedangkan 5 x 4 = 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = 20. Jadi, 5 x 4 = 4 x 5 = 20. Tetapi pengertian 5 x 4 berbeda dengan 4 x 5. Untuk lebih memahami arti dari perkalian bilangan bulat, dibawah ini disajikan daftar perkalian. 17 Daftar 1 Daftar 2 Hasil perkalian pada daftar 1, jika bilangan 12, 9, 6, 3, 0, … dilanjutkan, ini berarti 3 x -1 = -3, 3 x -2 = -6 dan 4 x -3 = -12 Daftar 3 3 x 4 = 12 3 x 3 = 9 3 x 2 = 6 3 x 1 = 3 3 x 0 = 0 3 x -1 = …… 3 x -2 = …… 3 x 4 = 12 2 x 4 = 8 1 x 4 = 4 0 x 4 = 0 -1 x 4 = -4 -2 x 4 = …… -3 x 4 = …… -3 x 4 = - 12 -3 x 3 = - 9 -3 x 2 = - 6 -3 x 1 = - 3 -3 x 0 = 0 -3 x -1 = … -3 x -2 = … -3 x -3 = … -3 x -4 = … 18 Hasil perkalian pada daftar 3, jika bilangan –12, -9, -6, -3, 0, … dilanjutkan maka akan diperoleh bilangan 3, 6, 9, 12, … ini berarti -3 x -1 = 3 -3 x -2 = 6, -3 x -3 = 9, dan -3 x -4 = 12 Jadi secara umum dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut. Jika a dan b bilangan bulat, maka: a. a x -b = - a x b b. -a x b = - a x b c. -a x -b = a x b Contoh 1 : Tuliskan arti perkalian berikut. a. 4 x 3 = 3 + 3 + 3 + 3 + b. 7 x 8 = 8 + 8 + 8 + 8 + 8 + 8 + 8 + 8 c. 5 x p = p + p + p + p + p Contoh 2 : Hitunglah: a. 4 x -3 = - 3 + -3 + -3 + -3 = 12 b. -7 x -8 = --8 + --8 +-- 8 +- -8 +-- 8 +- 8 +- 8 = 56 c. 5 x -2 = -2 + -2 + -2 + -2 + -2 = -10 4 Pembagian Sebagai Operasi Kebalikan dari Perkalian 10 : 2 = b, untuk menentukan nilai b maka kalimat matematika tersebut dapat diubah menjadi “2 kali berapa agar sama dengan 10”. Secara matematis pernyataan tersebut dapat ditulis 2 x b = 10. Maka 19 pengganti b = 5. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kalimat 10 : 2 ⇔ 2 x b = 10, artinya bahwa pembagian merupakan operasi kebalikan dari perkalian. Secara umum dapat ditulis: Misalkan a, b, c ∈ B, b faktor dari a dan b ≠ 0, maka a : b = c ⇔ a = b x c Contoh: a. 18 : -3 = p ⇔ p x -3 = 18, maka p = -5 b. c x -6 = -42 ⇔ -42 : -6 = c, maka c = 7 c. 28 x d = 7 ⇔ d x 7 = 28, maka d = 4 5 Alat Peraga Menurut Arif S. Sadiman 2001:175 dikatakan proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluranmedia tertentu kepada penerima pesan dan penerima pesan adalah komponen- komponen proses komunikasi. Pesan yang akan disampaikan adalah isi ajarandidikan yang ada dalam kurikulum, sumber pesannya bisa berupa guru, orang lain, siswa ataupun penulis buku atau skenario. Salurannya media pendidikan, dan penerima pesannya adalah siswa atau juga guru. Sedangkan menurut Darhim dalam Sugiarto dan Isti Hidayah 2004:3 menuturkan bahwa, pada hakekatnya pembelajaran belajar 20 dan mengajar merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa. Sebagai komunikan pada proses pembelajaran di atas adalah siswa, sedangkan komunikatornya adalah guru dan siswa. Jika sekelompok siswa menjadi komunikator terhadap siswa lainnya dan guru sebagai fasilitator, maka akan terjadi proses interaksi dengan kadar pembelajaran yang tinggi. Seorang guru harus menyadari bahwa proses komunikasi tidak selalu dapat berjalan dengan lancar, bahkan komunikasi dapat menimbulkan kebingungan, salah pengertian, atau bahkan salah konsep. Kesalahan komunikasi bagi seorang guru akan dirasakan oleh siswanya sebagai penghambat pembelajaran. Kesalahan komunikasi dalam pembelajaran dapat terjadi karena faktor, a. Siswa; b. Guru; c. Guru dan siswa Komunikasi yang efektif banyak ditentukan juga pada keefektifan penerima komunikan. Feed back mental maupun fisik dari komunikan dapat dijadikan sebagai alat kontrol komunikator untuk mengevaluasi diri. Sehingga memungkinkan komunikator melakukan perbaikan-perbaikan cara komunikasi yang telah dilakukan. Untuk menghindari terjadinya kemungkinan-kemungkinan terjadinya salah komunikasi maka diperlukan alat bantu sarana yang dapat 21 membantu proses komunikasi. Sarana tersebut selanjutnya disebut media. a Pengertian Media Pembelajaran Beberapa telah menjelaskan pengertian tentang media pengajaran dalam pernyataan yang tidak sama, pengertian-pengertian tersebut adalah: 1 Menurut Darhim: Alat peraga yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran yang telah tertuang dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran GBPP dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. 2 Menurut Anderson: Alat peraga sebagai media atau perlengkapan yang digunakan untuk membantu guru mengajar. 3 Menurut Briggs: Media pembelajaran meliputi objek benda nyata, model, suara langsung, rekaman radio, pembelajaran terprogram, televisi, dan slide. 4 Menurut Tim PKG: Alat peraga merupakan benda-benda kongkret sebagai model dan ide-ide matematika untuk penerapannya. 6 Kerangka Berfikir Operasi hitung bilangan bulat dalam pengajaran matematika sangat penting bagi perkembangan proses belajar berfikir siswa. 22 Namun bagi sebagian siswa kelas VII D MTs Nurul Ulum Jembayat mengalami kesulitan untuk mengoperasikan bilangan bulat. Hal ini ternyata masih menjadi permasalahan yang serius bagi mereka. Berdasarkan realitas di atas, maka perlu dicarikan alternatif untuk mempermudah dalam mengoperasikan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan.

B. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori di atas, hipotesis tindakan adalah sebagai berikut. Melalui pemanfaatan alat peraga garis bilangan prestasi belajar siswa kelas VII D MTs Nurul Ulum Jembayat pada pokok bahasan operasi hitung bilangan bulat dapat ditingkatkan. 23 BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Madrasah Tsanawiyah Nurul Ulum Jembayat Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal berdiri sejak tahun 1984 tersebut terus berbenah seiring dengan perkembangan zaman. Saat ini terdapat 633 siswa. Dengan rincian : Kelas VII 200 siswa, kelas VIII 266 siswa dan kelas IX 207 siswa. Sedangkan sarana penunjang proses belajar mengajar terdapat 15 ruang kelas, 1 ruang laboratorium IPA, 1 ruang laboratorium Komputer, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang guru, dan 1 ruang tata usaha. Dengan tenaga pengajar berkualifikasi sarjana. Tentu kondisi demikian cukup menunjang proses belajar mengajar bagi sekolah yang terletak paling selatan di Kabupaten Tegal ini. Apalagi lokasi madrasah berada di dekat jalan Provinsi arah Tegal – Purwokerto. Sehingga sangat mudah untuk dijangkau dengan kendaraan umum. Selama ini masih terdapat dua Kecamatan, yaitu: Kecamatan Margasari dan Kecamatan Balapulang yang masih menyuplai siswa setiap tahun pelajaran baru. Meskipun di Kecamatan Margasari terdapat 3 SMP Negeri, 3 SMP Swasta, dan 3 MTs Swasta. Namun demikian image yang terbentuk di tengah masyarakat seolah-olah Madrasah adalah lembaga pendidikan “kelas dua”. Hal ini jika melihat data pekerjaan orang tuawali yang memilih MTs Nurul Ulum Jembayat sebagai tempat belajar bagi putra-putrinya. Dari 200 siswa kelas VII, 43 berprofesi sebagai petani, 28 berprofesi sebagai 24 pedagang, 5 sebagai PNS, dan 24 adalah buruh. Sedangkan tingkat pendidikan orang tuawali adalah sebagai berikut. Lulus SDMI 52,5, lulus SMPMTs 15, lulus SMAAliyah 12,5 lulus sarjana 5 dan 10 tidak lulus SDMI. Apalagi dengan diberlakukannya tes seleksi penerimaan siswa baru tanpa standar NEM. Tentu para orang tua dan putra-putrinya akan “mengadu nasib” untuk lebih memilih sekolah yang dianggap favorit.

B. Subjek Penelitian

Dokumen yang terkait

Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Operasi Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Negatif Melalui Metode Demonstrasi Dengan Menggunakan Alat Peraga (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas Iv Mi Sirojul Athfal Bekasi)

2 56 145

Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Block Dienes Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Perkalian Dan Pembagian (Penelitian Quasi Eksperimen Pada Kelas Ii Mi Al Hidayah Depok)

3 16 240

Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Mobil Garis Bilangan Terhadap Hasil Belajar Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Siswa Kelas IV Sekolah Dasar AL – Syukro Universal Tangerang Selatan

7 59 176

PENINGKATAN KETRAMPILAN OPERASI HITUNG BILANGAN CAMPURAN MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF Peningkatan Ketrampilan Operasi Hitung Bilangan Campuran Melalui Pendekatan Kooperatif Dengan Alat Peraga Garis Bilangan Pada Siswa Kelas 3 SD Negeri III Gundih Tahun

0 3 12

PENINGKATAN KETRAMPILAN OPERASI HITUNG BILANGAN CAMPURAN MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF Peningkatan Ketrampilan Operasi Hitung Bilangan Campuran Melalui Pendekatan Kooperatif Dengan Alat Peraga Garis Bilangan Pada Siswa Kelas 3 SD Negeri III Gundih Tahu

0 3 19

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA PADA OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA GARIS BILANGAN PIPA BERWARNA.

0 3 131

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GARIS BILANGAN SISWA KELAS Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Bilangan Bulat Menggunakan Alat Peraga Garis Bilangan Siswa Kelas V SDN 2 Sidoharjo Polanharjo Klaten Tahun Ajaran 2

0 0 15

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GARIS BILANGAN SISWA KELAS V Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Bilangan Bulat Menggunakan Alat Peraga Garis Bilangan Siswa Kelas V SDN 2 Sidoharjo Polanharjo Klaten Tahun Ajaran 2

0 0 13

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII D MTs Nurul Ulum Jembayat dalam Operasi Hitung Bilangan Bulat Melalui Pemanfaatan Alat Peraga Garis Bilangan.

0 0 2

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Operasi Hitung Bilangan Bulat melalui Model Number Head Together berbantuan Papan Bilangan

0 0 6