Bilangan Bulat Landasan Teori

12 5 Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar Kondisi siswa yang kegiatan belajarnya sehari-hari antagonistik dengan yang seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur-ngulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui dan sebagainya. b. Faktor Eksternal 1 Lingkungan keluarga, seperti ketidakharmonisan hubungan antara ayah dan ibu serta kesulitan ekonomi keluarga. 2 Lingkungan masyarakat, seperti wilayah perkampungan kumuh, dan teman sepermainan yang nakal. 3 Lingkungan sekolah, seperti kondisi dan letak gedung yang kurang nyaman, kondisi guru dan alat-alat belajar yang berkualitas rendah. 4 Kebijakan penilaian tentang hasil belajar merupakan puncak harapan siswa. Secara kejiwaan terpengaruh hasil belajar, oleh karena itu guru harus aktif dan bijaksana dalam penilaian.

4. Bilangan Bulat

a. Pengertian Bilangan Bulat

Dalam M. Cholik, Sugijono, D.Subroto 2000:37 disebutkan bahwa bilangan yang pertama kali dikenal dan digunakan oleh manusia dalam kebutuhannya untuk membilang adalah bilangan 1,2,3,4,5 dan seterusnya yang disebut bilangan himpunan asli dilambnagkan dengan A. Dalam perkembangan sistem bilangan, bilangan asli saja yang dapat digunakan untuk menyatakan banyak anggota himpunan kosong yaitu 13 bilangan nol nol. Selain itu dengan bilangan nol maka dapat dibedakan bilangan-bilangan dengan sistem numerasi nilai tempat pada bilangan Hindu-Arab, misalnya 32, 46, dan 250. Gabungan antara himpunan bilangan asli dengan bilangan 0 disebut himpunan bilangan cacah, yang sering digunakan banyak anggota suatu himpunan. Himpunan bilangan cacah dilambangkan dengan C. Ternyata himpunan bilangan cacah dan himpunan bilangan asli belum mampu mencatat semua kejadian yang ada, misalnya untuk mencatat suhu-suhu yang sangat dingin seperti di Jepang, puncak pegunungan Himalaya, Bosnia, di daerah kutub dan lain sebagainya, yang suhunya selalu di bawah nol derajat Celcius. Untuk keperluan tersebut akhirnya dipergunakan bilangan tersendiri yang disebut bilangan negatif. Jadi himpunan bilangan bulat adalah merupakan gabungan dari bilangan asli, bilangan cacah, dan bilangan negatif. Dilambangkan dengan huruf B. Apabila ditulis anggota-anggotanya adalah B ={…, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, …}. Dalam garis bilangan dengan arah mendatar, bilangan bulat dapat dinyatakan sebagai berikut. Bilangan bulat negatif Bilangan bulat Positif -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 14 b. Operasi Hitung Bilangan Bulat 1 Penjumlahan Dua Bilangan Bulat Dengan Garis Bilangan Penjumlahan dua bilangan bulat dapat ditunjukkan dengan menggunakan garis bilangan. Contoh 1: -4 + -3 = -7 -3 -4 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 -7 Contoh 2: -4 + 3 = -1 3 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 -1 Contoh 3: 5 + 2 = 7 5 2 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 15 Contoh 4: 5 + -3 = 2 - 3 5 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 2 Bilangan bulat positif ditunjukkan dengan anak panah ke arah kanan tapi jika bilangan bulat negatif maka ditunjukkan dengan anak panah ke arah kiri. Sedangkan hasil penjumlahan ditunjukkan oleh anak panah yang paling bawah yang selalu dihitung dari bilangan nol. 2 Pengurangan Dua Bilangan Bulat dengan Garis Bilangan Sebelum menggunakan garis bilangan untuk mencari hasil pengurangan bilangan bulat maka perlu mengetahui terlebih dahulu invers jumlah atau lawan suatu bilangan. Contoh: 1 invers dari -1 -2 invers dari 2 5 invers dari -5 Pasangan bilangan di atas merupakan invers atau lawan satu sama lain. Secara umum dapat ditulis: Jika a dan –a dua buah bilangan yang saling invers, maka a + -a = 0 16 Penggunaan garis bilangan pada pengurangan bilangan bulat pada dasarnya sama saja dengan penggunaannya pada penjumlahan. Contoh 1: 6 - 8 = 6 + -8 = -2 - 8 6 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 - 2 Contoh 2: -4 - 3 = -4 + -3 = -7 -3 -4 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 - 7 3 Perkalian Bilangan Bulat Perkalian diartikan sebagai penjumlahan berulang. Misalnya 4 x 5 dibaca “empat kali lima” artinya 4 x 5 = 5 + 5 + 5 + 5 = 20, sedangkan 5 x 4 = 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = 20. Jadi, 5 x 4 = 4 x 5 = 20. Tetapi pengertian 5 x 4 berbeda dengan 4 x 5. Untuk lebih memahami arti dari perkalian bilangan bulat, dibawah ini disajikan daftar perkalian. 17 Daftar 1 Daftar 2 Hasil perkalian pada daftar 1, jika bilangan 12, 9, 6, 3, 0, … dilanjutkan, ini berarti 3 x -1 = -3, 3 x -2 = -6 dan 4 x -3 = -12 Daftar 3 3 x 4 = 12 3 x 3 = 9 3 x 2 = 6 3 x 1 = 3 3 x 0 = 0 3 x -1 = …… 3 x -2 = …… 3 x 4 = 12 2 x 4 = 8 1 x 4 = 4 0 x 4 = 0 -1 x 4 = -4 -2 x 4 = …… -3 x 4 = …… -3 x 4 = - 12 -3 x 3 = - 9 -3 x 2 = - 6 -3 x 1 = - 3 -3 x 0 = 0 -3 x -1 = … -3 x -2 = … -3 x -3 = … -3 x -4 = … 18 Hasil perkalian pada daftar 3, jika bilangan –12, -9, -6, -3, 0, … dilanjutkan maka akan diperoleh bilangan 3, 6, 9, 12, … ini berarti -3 x -1 = 3 -3 x -2 = 6, -3 x -3 = 9, dan -3 x -4 = 12 Jadi secara umum dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut. Jika a dan b bilangan bulat, maka: a. a x -b = - a x b b. -a x b = - a x b c. -a x -b = a x b Contoh 1 : Tuliskan arti perkalian berikut. a. 4 x 3 = 3 + 3 + 3 + 3 + b. 7 x 8 = 8 + 8 + 8 + 8 + 8 + 8 + 8 + 8 c. 5 x p = p + p + p + p + p Contoh 2 : Hitunglah: a. 4 x -3 = - 3 + -3 + -3 + -3 = 12 b. -7 x -8 = --8 + --8 +-- 8 +- -8 +-- 8 +- 8 +- 8 = 56 c. 5 x -2 = -2 + -2 + -2 + -2 + -2 = -10 4 Pembagian Sebagai Operasi Kebalikan dari Perkalian 10 : 2 = b, untuk menentukan nilai b maka kalimat matematika tersebut dapat diubah menjadi “2 kali berapa agar sama dengan 10”. Secara matematis pernyataan tersebut dapat ditulis 2 x b = 10. Maka 19 pengganti b = 5. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kalimat 10 : 2 ⇔ 2 x b = 10, artinya bahwa pembagian merupakan operasi kebalikan dari perkalian. Secara umum dapat ditulis: Misalkan a, b, c ∈ B, b faktor dari a dan b ≠ 0, maka a : b = c ⇔ a = b x c Contoh: a. 18 : -3 = p ⇔ p x -3 = 18, maka p = -5 b. c x -6 = -42 ⇔ -42 : -6 = c, maka c = 7 c. 28 x d = 7 ⇔ d x 7 = 28, maka d = 4 5 Alat Peraga Menurut Arif S. Sadiman 2001:175 dikatakan proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluranmedia tertentu kepada penerima pesan dan penerima pesan adalah komponen- komponen proses komunikasi. Pesan yang akan disampaikan adalah isi ajarandidikan yang ada dalam kurikulum, sumber pesannya bisa berupa guru, orang lain, siswa ataupun penulis buku atau skenario. Salurannya media pendidikan, dan penerima pesannya adalah siswa atau juga guru. Sedangkan menurut Darhim dalam Sugiarto dan Isti Hidayah 2004:3 menuturkan bahwa, pada hakekatnya pembelajaran belajar 20 dan mengajar merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa. Sebagai komunikan pada proses pembelajaran di atas adalah siswa, sedangkan komunikatornya adalah guru dan siswa. Jika sekelompok siswa menjadi komunikator terhadap siswa lainnya dan guru sebagai fasilitator, maka akan terjadi proses interaksi dengan kadar pembelajaran yang tinggi. Seorang guru harus menyadari bahwa proses komunikasi tidak selalu dapat berjalan dengan lancar, bahkan komunikasi dapat menimbulkan kebingungan, salah pengertian, atau bahkan salah konsep. Kesalahan komunikasi bagi seorang guru akan dirasakan oleh siswanya sebagai penghambat pembelajaran. Kesalahan komunikasi dalam pembelajaran dapat terjadi karena faktor, a. Siswa; b. Guru; c. Guru dan siswa Komunikasi yang efektif banyak ditentukan juga pada keefektifan penerima komunikan. Feed back mental maupun fisik dari komunikan dapat dijadikan sebagai alat kontrol komunikator untuk mengevaluasi diri. Sehingga memungkinkan komunikator melakukan perbaikan-perbaikan cara komunikasi yang telah dilakukan. Untuk menghindari terjadinya kemungkinan-kemungkinan terjadinya salah komunikasi maka diperlukan alat bantu sarana yang dapat 21 membantu proses komunikasi. Sarana tersebut selanjutnya disebut media. a Pengertian Media Pembelajaran Beberapa telah menjelaskan pengertian tentang media pengajaran dalam pernyataan yang tidak sama, pengertian-pengertian tersebut adalah: 1 Menurut Darhim: Alat peraga yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran yang telah tertuang dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran GBPP dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. 2 Menurut Anderson: Alat peraga sebagai media atau perlengkapan yang digunakan untuk membantu guru mengajar. 3 Menurut Briggs: Media pembelajaran meliputi objek benda nyata, model, suara langsung, rekaman radio, pembelajaran terprogram, televisi, dan slide. 4 Menurut Tim PKG: Alat peraga merupakan benda-benda kongkret sebagai model dan ide-ide matematika untuk penerapannya. 6 Kerangka Berfikir Operasi hitung bilangan bulat dalam pengajaran matematika sangat penting bagi perkembangan proses belajar berfikir siswa. 22 Namun bagi sebagian siswa kelas VII D MTs Nurul Ulum Jembayat mengalami kesulitan untuk mengoperasikan bilangan bulat. Hal ini ternyata masih menjadi permasalahan yang serius bagi mereka. Berdasarkan realitas di atas, maka perlu dicarikan alternatif untuk mempermudah dalam mengoperasikan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan.

B. Hipotesis Tindakan

Dokumen yang terkait

Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Operasi Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Negatif Melalui Metode Demonstrasi Dengan Menggunakan Alat Peraga (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas Iv Mi Sirojul Athfal Bekasi)

2 56 145

Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Block Dienes Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Perkalian Dan Pembagian (Penelitian Quasi Eksperimen Pada Kelas Ii Mi Al Hidayah Depok)

3 16 240

Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Mobil Garis Bilangan Terhadap Hasil Belajar Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Siswa Kelas IV Sekolah Dasar AL – Syukro Universal Tangerang Selatan

7 59 176

PENINGKATAN KETRAMPILAN OPERASI HITUNG BILANGAN CAMPURAN MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF Peningkatan Ketrampilan Operasi Hitung Bilangan Campuran Melalui Pendekatan Kooperatif Dengan Alat Peraga Garis Bilangan Pada Siswa Kelas 3 SD Negeri III Gundih Tahun

0 3 12

PENINGKATAN KETRAMPILAN OPERASI HITUNG BILANGAN CAMPURAN MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF Peningkatan Ketrampilan Operasi Hitung Bilangan Campuran Melalui Pendekatan Kooperatif Dengan Alat Peraga Garis Bilangan Pada Siswa Kelas 3 SD Negeri III Gundih Tahu

0 3 19

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA PADA OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA GARIS BILANGAN PIPA BERWARNA.

0 3 131

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GARIS BILANGAN SISWA KELAS Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Bilangan Bulat Menggunakan Alat Peraga Garis Bilangan Siswa Kelas V SDN 2 Sidoharjo Polanharjo Klaten Tahun Ajaran 2

0 0 15

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GARIS BILANGAN SISWA KELAS V Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Bilangan Bulat Menggunakan Alat Peraga Garis Bilangan Siswa Kelas V SDN 2 Sidoharjo Polanharjo Klaten Tahun Ajaran 2

0 0 13

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII D MTs Nurul Ulum Jembayat dalam Operasi Hitung Bilangan Bulat Melalui Pemanfaatan Alat Peraga Garis Bilangan.

0 0 2

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Operasi Hitung Bilangan Bulat melalui Model Number Head Together berbantuan Papan Bilangan

0 0 6