b. Kedalaman 100 m sampai 2000 m dan disebut mesopelagik, dihuni oleh ikan-
ikan bentik. Ikan-ikan mesopelagik cenderung berwarna abu-abu keperakan atau hitam kelam. Sebaliknya, invertebrata mesopelagik berwarna ungu atau
merah cerah. c.
Kedalaman 2000 m sampai 4000 m disebut batial pelagik, dihuni oleh ikan- ikan batial. Organisme yang hidup di zona ini tidak berwarna atau berwarna
putih kotor dan tampak tidak berpigmen khususnya hewan-hewan bentik. Tetapi
ikan penghuni
zona ini
berwarna hitam
kelam https:wordbiology.wordpress.com
2.2 Ekosistem Sungai
Ekosistem air yang menutupi bagian terbesar dari permukaan bumi dibagi menjadi air tawar, air laut dan air payau. Ekosistem air di daratan dibagi menjadi dua jenis
yaitu air diam seperti misalnya kolam, danau dan waduk, serta air yang mengalir seperti sungai Barus, 2004.
Lingkungan perairan dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan perbedaan fisik dan kimia, yaitu: lingkungan perairan tawar dan lingkungan perairan laut.
Perairan air tawar dibagi menjadi dua macam, yaitu: perairan tenang seperti danau, waduk dan kolam, perairan mengalir, misalnya sungai, selokan, dan parit.
Pada habitat lotic ada dua zona , yaitu zona air deras dan zona kedung atau zona tenang. Sedangkan pada perairan tenang atau lentic pada umunya terdapat tiga
zona utama, yaitu: zona litoral, zona limnetik dan zona profundal Hariyanto et al., 2008.
Sungai merupakan suatu perairan terbuka yang memiliki arus, perbedaan gradien lingkungan, serta masih dipengaruhi daratan. Sungai memiliki beberapa
ciri antara lain: memiliki arus, resident time waktu tinggal air, organisme yang ada memiliki adaptasi biota khusus, substrat umumnya berupa batuan, kerikil,
pasir dan lumpur, tidak terdapat stratifikasi suhu dan oksigen, serta sangat mudah mengalami pencemaran dan mudah pula menghilangkannya Odum, 1996.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang sungai, defenisi sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran
Universitas Sumatera Utara
air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan Rahmawati, 2011.
Secara alami, fungsi sungai adalah sebagai penyalur masa hujan yang jatuh di daratan dan mengalir ke laut berdasarkan prinsip garvitasi. Karenanya,
bila alur alirannya terganggu tersumbat, masa airnya akan meluap dan akibatnya akan terjadi banjir. Keadaan sungai di daerah hulu yang terletak di dataran tinggi
merupakan daerah rawan erosi dan keadaan sungai di daerah hilir yang terletak di dataran rendah merupakan daerah rawan deposisi, sehingga antara kedua daerah
tersebut hulu dan hilir keadaan perairannya, terutama kualitas airnya berbeda sekali Payne, 1986 dalam Gonawi, 2009.
2.3 Faktor Fisik Kimia Perairan