Pada hasil pengukuran antara stasiun 3 dan stasiun 4 nilai suhu, pH, kecepatan arus, DO, penetrasi cahaya, nitrat, dan pospat yang hampir sama. Hasil
pengukuran antara stasiun 1 dan 2 terdapat beberapa parameter yang berbeda jauh hasilnya. Hal ini yang menyebabkan adanya ketidakmiripan ikan pada stasiun 1
dan 2. Menurut Fachrul 2007, organisme air termasuk juga ikan, lebih cenderung memilih bagian perairan yang sesuai dengan kebutuhan dan yang layak
untuk kehidupannya.
4.2 Faktor Abiotik Lingkungan
Faktor abiotik lingkungan dibagi menjadi dua parameter yang diukur yaitu parameter fisik dan kimia. Parameter fisik yang diukur pada penelitian ini adalah
suhu, kecepatan arus, penetrasi cahaya, dan kedalaman dan parameter kimia yang diukur adalah pH, DO, BOD
5
, nitrat, pospat, dan kandungan organik substrat. Tabel 6. Data pengukuran faktor fisik-kimia perairan hilir Sungai Asahan
No. Parameter
Satuan Stasiun 1
Stasiun 2 Stasiun 3
Stasiun 4 A
Parameter Fisika
1. Suhu
C 27
27,5 28
27 2.
Kecepatan Arus mdet
0,35 0,37
0,43 0,47
3. Penetrasi Cahaya
m 0,6
0,5 0,3
0,2 4.
Kedalaman M
2,5 2
4 1,8
B Parameter Kimia
5. Oksigen Terlarut
DO mgL
6,4 4,8
5,6 5,3
6. Kejenuhan Oksigen
81,42 61,45
72,25 67,43
7. Derajat keasaman
pH -
6,8 6,4
6,5 6,6
8. BOD
5
mgL 3,2
1,3 2,4
1,9 9.
Nitrat NO
3
-N mgL
0,6 0,5
0,6 0,6
10. Pospat PO
4
mgL 0,03
0,16 0,03
0,03 11.
Kadar Organik Substrat
8,65 6,85
15,17 2,45
Keterangan: Stasiun 1 : Daerah Kontrol
Stasiun 2 : Daerah Pemukiman Stasiun 3 : Daerah Industri
Stasiun 4 : Daerah Pelelangan Ikan
4.2.1 Parameter Fisika
Tabel 6 menunjukkan nilai parameter fisika perairan yang diukur. Suhu berkisar antara 27-28
C dan ini merupakan suhu perairan yang baik bagi kehidupan organisme air. Suhu tertinggi terdapat di stasiun 3 yaitu sebesar 28
C. Hal ini dapat disebabkan karena stasiun 3 merupakan daerah industri yang limbahnya
Universitas Sumatera Utara
langsung dibuang ke dalam air dan juga karena tidak adanya tanaman sebagai naungan di sekitarnya. Menurut Barus 2004, pola temperatur perairan dapat
dipengaruhi oleh faktor-faktor antropogen faktor yang diakibatkan oleh aktivitas manusia seperti limbah panas yang berasal dari air pendingin pabrik,
penggundulan DAS yang menyebabkan hilangnya perlindungan sehingga badan air terkena cahaya matahari langsung. Suhu dari keempat stasiun tidak jauh
berbeda dan masih merupakan suhu yang sesuai untuk kehidupan ikan. Parameter lain yang diukur yaitu kecepatan arus. Nilai kecepatan arus
berkisar 0,35-0,47 mdet. Kecepatan arus yang tertinggi terdapat di stasiun 4 yaitu sebesar 0,47 mdet. Menurut Odum 1996, kecepatan arus ditentukan oleh
kemiringan, kekerasan, kedalaman, dan kelebaran dasarnya. Menurut Suwartimah et al.,2011, kecepatan arus merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh
terhadap keberadaan biota yang ada di perairan mengalir, kondisi arus suatu perairan sungai dipengaruhi oleh adanya perbedaan ketinggian lokasi antara
bagian hulu dengan hilir, semakin besar perbedaan ketinggiannya, maka arus air yang mengalir akan semakin deras. Nilai kecepatan arus termasuk di semua
stasiun termasuk kategori lambat. Hal ini yang menyebabkan banyaknya ikan Mystus nemurus yang diperoleh karena ikan ini lebih suka hidup di perairan yang
berarus lambat. Penetrasi cahaya yang paling tinggi terdapat di stasiun 1 yaitu 0,6 m dan
yang terendah terdapat di stasiun 4 yaitu 0,2 m. Tingginya penetrasi cahaya di stasiun 1 disebabkan karena stasiun ini merupakan daerah yang tidak ada aktivitas
manusia sehingga tidak banyak limbah yang masuk dan jumlah bahan-bahan organik sedikit. Nilai penetrasi cahaya akan mempengaruhi jenis ikan yang ada di
perairan karena ada beberapa ikan yang makanan utamanya adalah plankton terutama ikan yang bermulut kecil. Dari hasil penelitian di stasiun 1 ini diperoleh
jenis-jenis ikan yang memiliki mulut yang kecil seperti Hemirhamphodon sp. dan Doryichtys boaja. Menurut Kottelat et al., 1993, ikan-ikan bermulut kecil
misalnya Syngnathidae cenderung untuk memakan plankton atau organisme lain yang menempel pada tumbuhan air. Pada stasiun 3 dan 4 penetrasi cahaya
termasuk rendah karena banyaknya aktivitas manusia yang menghasilkan limbah ke dalam badan sungai dan mengakibatkan kondisi perairan lebih keruh.
Universitas Sumatera Utara
Kedalaman sungai juga merupakan salah satu parameter fisika yang diukur. Dari keempat stasiun, stasiun 3 merupakan daerah yang nilai
kedalamannya tertinggi sebesar 4 meter. Kedalaman suatu perairan akan mempengaruhi penetrasi cahaya yang masuk ke dalam badan air. Menurut Taqwa
2010, interaksi antara faktor kekeruhan perairan dengan kedalaman perairan akan mempengaruhi penetrasi cahaya yang masuk ke dalam perairan, sehingga
berpengaruh langsung pada kecerahan, selanjutnya akan mempengaruhi kehidupan fauna.
4.2.2 Parameter Kimia