Klasifikasi Kapal Perikanan Karakteristik Kapal Perikanan

2.2 Klasifikasi Kapal Perikanan

Bentuk dan jenis kapal ikan berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh perbedaan tujuan usaha penangkapan, spesies target dalam usaha penangkapan dan kondisi perairan. Oleh karena itu, klasifikasi kapal ikan juga berbeda-beda baik menurut alat penggerak kapal, ukuran kapal, fungsi kapal, kelompok tipe penggunaan alat tangkap, maupun menurut besarnya skala usaha perikanan. DJPT 2004 mengklasifikasifikasikan perahu atau kapal penangkap ikan di Indonesia secara umum adalah sebagai berikut: 1 Perahu tidak bermotor ¾ Jukung ¾ Perahu papan - Kecil panjangnya kurang dari 7 m - Sedang panjangnya 7 sampai 10 m - Besar panjangnya lebih dari 10 m 2 Perahu motor tempel 3 Kapal motor Kurang dari 5 GT 30 – 50 GT 5 – 10 GT 50 – 100 GT 10 – 20 GT 100 – 200 GT 20 – 30 GT Lebih dari 200 GT Soekarsono 1995 mengklasifikasikan kapal perikanan menurut fungsinya yaitu terdiri dari kapal tonda troller, kapal rawai dasar bottom long liner, kapal rawai tuna tuna long liner, kapal pukat cincin purse seiner, kapal jaring insang gillnetter, kapal bubu pot fishing vessel, kapal pukat udang shrimp trawler, kapal setnet, kapal pengangkut ikan dan sebagainya. Andarto dan Sutedjo 1993 membagi tipe kapal ikan secara umum menjadi dua kelompok yakni, kelompok tipe kapal ikan yang menggunakan alat penangkap pancing dan kelompok tipe kapal ikan yang menggunakan alat tangkap jaring. FAO 1996 mengklasifikasikan perikanan yang selektif bagi beberapa negara, menggolongkan perikanan di Indonesia pada dua kategori yaitu: 1 perikanan skala kecil; menggunakan mesin luar 10 HP atau 5 GT dengan daerah operasi jalur 1 4 mil dari garis pantai, dan yang menggunakan mesin luar 50 HP atau 25 GT dengan daerah operasi jalur 2 4 mil – 8 mil, dan 2 perikanan skala besar yang merupakan perikanan industri; menggunakan mesin dalam 200 HP atau 100 GT dengan daerah operasi jalur 3 dan 4 8 mil – 12 mil dan atau 12 mil.

2.3 Karakteristik Kapal Perikanan

Kapal ikan sebagai suatu bangunan yang dimanfaatkan dalam hubungannya dengan aktivitas penangkapan ikan di laut perikanan dan memiliki desain konstruksi yang berbeda dengan kapal lainnya kapasitas muat, ukuran, model dek, akomodasi, mesin dan komponen lain disesuaikan dengan fungsi pengoperasian Fyson, 1985. Pengertian kapal yang disebutkan Iskandar dan Novita 1997 yang diacu oleh Nanda 2004 adalah suatu bentuk bangunan yang dapat terapung dan berfungsi sebagai wadah atau tempat untuk melakukan aktivitas dan merupakan sarana transportasi. Aktivitas yang dilakukan oleh sebuah kapal ikan akan sangat berbeda dengan kapal-kapal lainnya. Fungsi atau peruntukan sebuah kapal ikan akan menunjukkan perbedaan dalam mendesain konstruksi kapal tersebut. Komponen pelengkap suatu kapal ikan juga akan berbeda. Sebuah kapal ikan dirancang dengan melihat jangkauan daerah operasinya, jenis ikan yang akan ditangkap dan tingkah laku ikan target serta ukuran alat tangkap yang digunakan. Ayodhyoa 1972 mengemukakan bahwa pada kapal ikan dilakukan kerja menangkap, menyimpan dan mengangkut ikan. Dengan demikian ada keistimewaan kapal ikan antara lain; kecepatan, manouverability, seaworthiness, navigable area, mesin penggerak, fasilitas penyimpanan dan alat penangkap ikan. Selanjutnya, Nomura dan Yamazaki 1975 dan Fyson 1985 menegaskan bahwa sebuah kapal ikan harus memiliki kapasitas muat yang memadai dan kapasitas yang cukup diantaranya fasilitas penyimpanan palka, ruangan pendingin, pembekuan dan penyimpan es. Komponen inilah yang membedakan kapal ikan dengan kapal lainnya dan komponen ini pula yang akan menentukan dan berpengaruh terhadap suatu desain konstruksi kapal ikan. Semua kapal yang beroperasi di perairan Indonesia harus memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh Departemen Perhubungan Laut, baik itu kapal barang, kapal ikan, kapal penumpang, dan lain-lain. Persyaratan yang telah ditetapkan bagi setiap kapal yang beroperasi sesuai dengan kegiatannya masing-masing digambarkan dengan modeldesain kapal sesuai kebutuhan. Ada beberapa persyaratan yang harus ditaati oleh kapal ikan yang walaupun penggunaannya tidak sama dengan kapal lainnya, seperti; kemampuan berlayar yang cukup aman dalam kondisi apapun, memiliki bentuk yang memberikan gambaran kestabilan dan daya apung yang cukup efisien, hal ini dapat dilihat dari ukuran, tenaga, biaya, produk dan tujuan penggunaan. Persyaratan ini semuanya harus dipenuhi sebelum desain dasar ditentukan, guna perencanaan kapal yang layak untuk melaut Brown, 1957. Nomura dan Yamazaki 1977 mengemukakan beberapa persyaratan minimal yang harus dimiliki kapal ikan untuk melakukan aktivitas penangkapan, yaitu: kekuatan struktur badan kapal, menunjang keberhasilan operasi penangkapan, stabilitas yang tinggi, serta fasilitas penyimpanan hasil tangkapan. Selanjutnya dikatakan pula bahwa kapal ikan memiliki beberapa keistimewaan tersendiri yang berbeda dengan jenis kapal lainnya, yakni: 1 Kemampuan olah gerak kapal Kemampuan olah gerak kapal ini sangat dibutuhkan bagi kapal ikan pada saat pengopera sian alat tangkap sangat diperlukan kemampuan steerability yang baik, daya dorong mesin propulsion engine guna mempermudah gerak maju mundurnya kapal dan radius putaran turning circle yang kecil. 2 Kelaiklautan Laik layak sangat diperlukan bagi setiap kapal ikan untuk beroperasi dalam menahan dan melawan kondisi yang tidak diharapkan terjadi, seperti kekuatan gelombang dan angin yang kadang-kadang datang secara tiba-tiba dengan tujuan dapat menjamin keselamatan dan kenyamanan, hal ini dibutuhkan stabilitas yang laik dan daya apung yang cukup. 3 Kecepatan kapal Dibutuhkan dalam kegiatan pengoperasian yakni dalam melakukan pengejaran terhadap gerombolan ikan dan juga pada saat kembali dengan membawa hasil tangkapan agar hasil tangkapan selalu tetap berada dalam kondisi segar kecepatan waktu, waktu penangkapan dan waktu penanganan. 4 Konstruksi kaso atau badan kapal yang kuat Konstruksi yang baik dan kuat diperlukan dan merupakan hal yang sangat sensitif dalam menghadapi kondisi alam yang selalu berubah-ubah tanpa kompromi, dan terhadap getaran mesin yang bekerja selama beroperasi. 5 Lingkup area pelayaran Luas area kapal ikan sangat ditentukan oleh jarak daerah penangkapan yang akan dijelajah. Jangkauan daerah penangkapan ini ditentukan oleh migrasi ikan berdasarkan musim dan habitatnya sesuai tingkah laku ikan dari setiap kelompok spesies ikan. 6 Fasilitas penyimpanan dan pengolahan ikan Sarana ini sangat diperlukan dalam menyimpan dan mengolah ikan, bagi kapal yang melakukan processing secara langsung di laut, baik ruang pendingin, ruang pembekuan, ruangan pembuat dan penyimpan es bahkan ruangan pengepakan, hal ini dibutuhkan untuk menghindari terjadinya ketidakhigienisnya produk dan menjaga sanitasi terhadap produk dari bakteri terkontaminasi oleh bahan-bahan luar yang mengakibatkan rendahnya kualitas produk. 7 Daya dorong mesin Kemampuan daya dorong mesin akan ditentukan sesuai dengan ukuran kapal yang digunakan dan jangkauan operasi serta alat tangkap yang digunakan. Sebab kemampuan daya dorong mesin dengan volume mesin serta getaran yang dibutuhkan harus seimbang, seperti daya dorong yang besar maka volume mesin dan getarannya harus sekecil mungkin. Mesin yang dibutuhkan harus dilengkapi dengan alat bantu penangkapan demi kelancaran operasi penangkapan. 8 Mesin-mesin bantu penangkapan Umumnya kapal ikan dilengkapi dengan mesin-mesin bantu penangkapan seperti: winch, power block, line hauler, dan sebagainya. Untuk ukuran kapal ikan tertentu harus didesain dengan konstruksi yang dapat menyediakan tempat yang sesuai untuk mesin-mesin tersebut. Fyson 1985 menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi desain kapal ikan adalah tujuan penangkapan ikan, alat dan metode penangkapan, kelaik lautan dan keselamatan awak kapal, peraturan-peraturan yang berhubungan dengan desain kapal, pemilihan material yang tepat untuk konstruksi, penanganan dan penyimpanan hasil tangkapan, dan faktor-faktor ekonomis. Selanjutnya dikatakan bahwa kelengkapan dari perencanaan, desain dan konstruksi dalam pembangunan kapal ikan yaitu dengan adanya gambar-gambar rencana garis lines plan, tabel offset, gambar rencana umum pengaturan ruang kapal serta instalasinya general arrangement dan gambar rencana konstruksi beserta spesifikasinya construction profile and plane . Rencana garis merupakan gambar rencana garis kapal pada setiap garis air dan ordinat yang tertuang dalam tiga buah gambar, yaitu gambar irisan melintang kapal tampak samping profile plan, tampak atas half breadth plan dan tampak depan body plan. Rancangan umum kapal biasanya dipertimbangkan dari suatu perencanaan yang terdiri dari tujuan, proses penangkapan dan penyimpanan hasil tangkapan. Gambar rancangan umum merupakan suatu gambar teknik yang menyajikan secara umum kelengkapan ruang kapal dari sudut pandang atas dan samping Gillmer and Johnson 1982. Rencana garis lines plan diperlukan untuk menentukan bentuk badan kapal yang akan memberikan kinerja performance maupun stabilitas kapal. Bentuk badan kapal bergantung pada beberapa parameter bentuk yang terdiri dari ukuran utama, perbandingan ukuran utama, dan koefisien bentuk kapal, sebagaimana ditetapkan FAO 1996. Ukuran utama kapal terdiri dari panjang kapal L, lebar kapal B, tinggidalam kapal D, dan sarat air kapal d. Kesesuaian ratio ukuran utama sangat menentukan kemampuan suatu kapal ikan. Menurut Fyson 1985 bahwa rasio antara panjang dan lebar LB berpengaruh terhadap resistensi kapal, rasio antara panjang dan dalam LD berpengaruh terhadap kekuatan memanjang kapal, dan rasio antara lebar dan dalam BD berpengaruh terhadap stabilitas kapal. Berikut ini, FAO 1996 memberikan beberapa parameter bentuk dengan nilai-nilai rasio yang ideal untuk jenis kapal penangkap ikan, antara lain : 1 Rasio perbandingan antara panjang dan lebar LB 3,10 - 4,30 2 Rasio perbandingan antara lebar dengan sarat air BT 2,00 - 3,20 3 Koefisien Midship C M 0,50 - 0,80 4 Koefisien Prismatic C P 0,55 - 0,65 5 Letak titik tekan L CB - 6,00 - 1,00 6 Half angle of entrance of load water line ½ α 15,0 - 34,0 7 Trim. - 0,04 - 0,13 Secara umum perancang designer kapal penangkap ikan dapat menentukan atau memilih nilai rasio dari parameter bentuk yang sesuai dengan jenis kapal yang direncanakan. Menurut Ayodhyoa 1972 bahwa jika nilai LB mengecil maka akan berpengaruh negatif terhadap kecepatan kapal; nilai LD membesar maka akan berpengaruh negatif terhadap kekuatan memanjang kapal; dan jika BD membesar maka akan berpengaruh negatif terhadap propulsive ability kapal tetapi berpengaruh positif terhadap stabilitas kapal.

2. 4 Material Kapal