1.2 Perumusan Masalah Kebutuhan kayu yang selama ini digunakan sebagai material untuk membuat
kapal terutama pada galangan-galangan kapal rakyat, ternyata telah menghadapi masalah dalam penyediaannya. Hal ini bukan saja disebabkan karena harga kayu
yang semakin tinggi melainkan ketersediaannya di alam juga semakin menipis. Apabila kondisi di atas tidak dicarikan alternatif pengganti dengan material
lain maka dikhawatirkan akan berdampak negatif terhadap kelangsungan sumberdaya hutan maupun upaya pengembangan sarana tangkap khususnya armada perikanan
rakyat yang hingga saat ini masih bergantung pada ketersediaan bahan bakul kayu. Salah satu alternatif yang dapat ditempuh untuk mengatasi kekhawatiran ini adalah
dengan jalan mengkonversi penggunaan material kayu dengan fiberglass. Pembangunan kapal pancing tonda dengan material fiberglass yang telah
dilakukan Pemda Kabupaten Buton, hingga sekarang efektivitas pemenuhan standar kelayakan pengoperasian belum diketahui. Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian
untuk mengkaji kelayakan desain kapal tersebut baik dari aspek teknis, aspek sosial, maupun dari aspek finansialnya sehingga kelemahan-kelemahan desain yang ada
dapat diidentifikasi untuk disempurnakan. Penelitian ini dilakukan dengan jalan mengujioperasikan pasangan kapal
pancing tonda yang berbeda material. Perbedaan material akan menghasilkan karakteristik kapal yang berbeda, dengan demikian kelemahan dan keunggulan
masing-masing kapal dapat diidentifikasi. Jika hasil identifikasi ditemukan adanya kelemahan pada kapal fiberglass selanjutnya dimodifikasi dan diredesain dengan
perhitungan-perhitungan seperti layaknya desain kapal moderen. Dengan demikian akan diperoleh desain kapal pancing tonda yang memiliki keunggulan tidak hanya
laik laut tetapi juga laik tangkap dan diterima secara luas oleh nelayan. Berikut ini dikemukakan beberapa rumusan masalah yang diidentifikasi
terkait pengembangan desain kapal pancing tonda dengan material fiberglass : 1 Minimnya pemahaman tentang filosofi desain kapal ikan. Kapal yang dibangun
seringkali tidak sesuai dengan peruntukannya.
2 Kapal yang dibangun dengan material yang berbeda mempunyai karakteristik yang berbeda. Dengan kata lain, berbeda jenis material yang dipakai membangun
kapal, akan berbeda pula keragaan teknis kapal yang dihasilkan. 3 Kapal fiberglass yang dibangun secara konvensional tanpa perhitungan kekuatan
struktur konstruksi dan ketebalan plat, dapat menjadi penyebab tingginya biaya pembuatan kapal akibat pemborosan material atau sebaliknya.
4 Pembangunan kapal yang tidak didasari dengan perhitungan arsitek perkapalan naval architecture melainkan hanya berpatokan pada keterampilan turun-
temurun, akan menghasilkan kualitas unjuk kerja kapal yang tidak akurat. 5 Datainformasi tentang kelayakan desain kapal ikan
yang sesuai dengan alat dan metode penangkapan, serta kondisi perairan dan jenis ikan yang menjadi
tujuan penangkapan, belum tersedia. 6 Desain kapal fiberglass yang diadopsi langsung dari rancangan kapal tradisional
tanpa dilakukan penyempurnaan, bentuknya seringkali tidak simetris.
1.3 Tujuan dan Kegunaan