Pelaksanaan Sosialisasi dan Pelayanan Pegawai Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakannya Pada Kantor Pelayanan pajak (KPP) Pratama Medan Timur

(1)

TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PERPAJAKANNYA

PADA KANTORPELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN TIMUR

DISUSUNOLEH : DONNY FADLI

122600059

Untuk Memenuhi Salah satu Syarat Menyelesaikan Studi pada Program Diploma III

Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

memberikan kesehatan dan kemampuan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Pelaksanaan Sosialisasi dan Pelayanan Pegawai Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakannya Pada Kantor Pelayanan pajak (KPP) Pratama Medan Timur” sebaagai salah satu syarat mendapatkan gelar Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatra Utara.

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis mendapat banyak sekali do’a dan dukungan dari berbagai pihak. Atas bantuan serta do’a tersebut, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin M.Si, selaku Dekan Fakultas Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatra Utara dan juga selaku dosen pembimbing saya selama menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Bapak Drs. Alwi Hasyim Batubara M.Si, selaku Ketua Jurusan Program Studi Diploma III FISIP USU

3. Ibu Arlina, S.H, M.Hum selaku Sekertaris Program Studi Diploma III FISIP USU

4. Seluruh staf pengajar Fakultas Ilmu Sosial Dan Politi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan seluruh ilmu yang bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.


(3)

Pajak Pratama Medan Timur.

7. Seluruh staf pegawai yang bekerja di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.

8. Teristimewa untuk Kedua orang tua penulis, Zulkifli dan Dalilah yang sudah memberikan segalanya sampai penulis bisa sampai pada tahap ini. Yang telah memotivasi dan mendukung penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini. 9. Untuk Frizkha Hariana, yang telah mendampingi penulis selama ini sampai

penulis bisa sampai pada tahap ini. Dan juga sebagai motivasi penulis selama ini.

10. Untuk semua saudara kandung penulis Sonny Haris, Venny Fitria, Anthony Yusuf yang telah membantu penulis selama ini, untuk keponakan penulis Octario yang menjadi penghibur penulis dan untuk kedua sahabat penlis Augy Wardha Maulana dan Viqi Mirza yang telah menjadi Sahabat penulis sejak 9 tahun lalu.

11. Untuk seluru teman - teman TAX B 2012 seperjuangan.

Semoga hasil Tugas Akhir ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kemajuan ilmu pengetahuan dalam bidang Administrasi Perpajakan.Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis menyadari adanya kekurangan.Namun , penulis telah secara maksimal melakukan penyempurnaan sedemikian rupa untuk memperbaiki Tugas


(4)

terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhi ini.Besar harapan penulis agar Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Assalamualikum wr.wb.

Medan , 20 Juni 2015 Penulis ,


(5)

KATA PENGANTAR ………... i

DAFTAR ISI ……….. iv

DAFTAR LAMPIRAN ………. vii

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

A. Latar Belakang PraktikK erja Lapangan Mandiri ..……… 1

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri …...……… 4

C. Uraian Teoritis ………...…………. 6

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri ……….. 8

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ………... 9

F. Metode Pengumpulan Data ………. 10

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ………….. 11

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN TIMUR ……….... 14

A. Sejarah Umum dan Kegiatan Operasional KPP Medan Timur ……….. 14

B. Visi dan Misi KPP Pratama Medan Timur ……….... 17

1. Visi KPP Pratama Medan Timur ……… 17

2. Misi KPP Pratama Medan Timur ……… 17

3. Nilai Kementrian Keuangan ……… 18


(6)

D. Deskripsi Tugas ……….. 19

1. Sub Bagian Umum ……….. 19

2. Seksi Pengolahan Data ………. 20

3. Seksi Pelayanan ……… 21

4. Seksi Penagihan ……… 22

5. Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal ……….. 23

6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan ……… 23

7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi ……… 24

8. Kelompok Pejabat Fungsional Pemeriksa Pajak ………... 24

E. Makna Lambang Kementrian Keuangan ……….. 26

BAB III GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI ……… 28

A. Definisi Pajak ………... 28

B. Wajib Pajak ……….. 29

C. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak ………. 30

1. Kewajiban Wajib Pajak ……….... 30

2. Hak Wajib Pajak ……….. 31

D. Arti dan Fungsi SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi ………….. 31

E. Jenis SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi ………... 32

F. Pengecualian dari Kewajiban Menyampaikan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi ……….. 33

G. Ketentuan Tentang Penyampaian SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi ………. 34


(7)

H. Batas Waktu Penyampaian SPT Tahunan PPh Wajib Pajak

Orang Pribadi ……… 35

I. Sosialisasi Perpajakan dan Pelayanan ……….…….. 35

1. Sosialisasi Perpajakan ………. 35

2. Pelayanan ……… 36

J. Kepatuhan Wajib Pajak ………. 37

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA ……….. 38

A. Analisis Data ……… 38

1. Tingkat Realisasi Penerimaan pada KPP Pratama Medan Timur……… 38

2. Faktor – Faktor Penyebab Wajib Pajak Tidak Melakukan Kewajibannya ………. 41

B. Evaluasi Data ………. 43

1. Sosialisasi Perpajakan ……… 43

2. Pelayanan Pegawai Pajak ……….. 45

C. Kedudukan Account Representative dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak ……….. 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 48

A. Kesimpulan ………. 48

B. Saran ……… 49 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Struktur Oraganisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur Lampiran II. Daftar Penyuluhan dan Sosialisasi Perpajakan Tahun 2014

Lampiran III. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Sebagaimana kita ketahui, peranan pajak semakin besar dan penting dalam menyumbang penerimaan negara dalam rangka kemandirian membiayai pelaksanaan pembangunan nasional. Untuk itu perlu adanya peningkatan kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk membayar pajak. Salah satu wujud kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk membayar pajak adalah mendaftarkan diri menjadi Wajib Pajak dan membayar pajak penghasilan sesuai ketentuan perpajakan yang ada apabila penerimaan atau memperoleh penghasilan.

Sistem pungutan pajak yang berlaku di Indonesia yaitu self assessment system. Rismawati Sudirman dan Antong Amiruddin dalam Perpajakan (2012:8) sistem self assessment system merupakansistem yang dianut bangsa Indonesia sejak reformasi yang dimulai pada tahun 1984 dimana setiap Wajib Pajak diberikan wewenang/kepercayaan, untuk mendaftarkan diri, menghitung hutang pajaknya sendiri dan melaporkan hasil perhitungan pajaknya ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Sedangkan salah satu fungsi Direktorat Jendral Pajak menurut ketentuan undang- undang perpajakan adalah melakukan pengawasan terhadap masyarakat terhadap masyarakat atas pelaksanaan sistem self assessment sehingga diberikan wewenang dibidang perpajakan antara lain pengukuhan sebagai Wajib Pajak, penetapan


(10)

besarnya pajak yang terutang apabila masyarakat tidak membayar pajak sesuai ketentuan undang-undang perpajakan.

Tingkat kepatuhan Wajib Pajak di Indonesia walaupun dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, namun dinilai masih sangat rendah.Hal ini dikarenakan oleh adanya rasa keengganan dan ketidak inginan para Wajib Pajak dalam melaporkan kewajiban pajaknya dengan berbagai alasan yang ada. Kondisi ini makin diperparah dengan tingkat kesadaran Wajib Pajak akan pengetahuan peraturan perpajakan yang juga masih sangat kurang. Hal ini menjadi suatu. kendala dan potensi besar yang harus disikapi oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagai instansi pemerintah yang bertanggung jawab dan mencari penanggulangannya dalam menangani perpajakan. Jika kesadaran Wajib Pajak dapat ditingkatkan, maka penerimaan pajak pun diharapkan akan meningkat dengan pesat karena Wajib Pajak sangat memegang peranan penting dalam menentukan tingkat realisasi penerimaan pajak.

Sistem penghitungan sendiri (self assessment) memungkinkan potensi adanya wajib pajak tidak melaksanakan kewajiban perpajakannya secara baik akibat dari kelalaian, kesenjangan ataupun ketidaktahuan Wajib Pajak atas tanggung jawab dari kewajiban perpajakannya.Untuk mengatasi ketidakefektifan penerapan sistem self assessment, dan agar pelaksanaan kewajiban Wajib Pajak dapat dilaksanakan secara baik dan benar, harus diimbangi dengan memberikan penyuluhan pajak (tax dissemination), pelayanan perpajakan (tax service) dan pengawasan perpajakan (law enforcement). Apabila ketiga fungsi tersebut dapat dilaksanakan secara optimal, maka


(11)

kepatuhan sukarela (voluntary compliance) Wajib Pajak di dalam melaksanakan kewajiban dan haknya di sektor perpajakan akan meningkat.

Pada akhirnya akan meningkatkan tax ratio dan sekaligus penerimaan pajak. Namun pada kenyataan yang ada sekarang ini, negara Indonesia menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan Wajib Pajak masih rendah. Meskipun sebenarnya pemerintah telah memberikan penyuluhan perpajakan, meningkatkan kualitas pelayanan dan menegakan hukum perpajakan namun banyak masyarakat yang mengabaikan untuk membayar dan melaporkan pajaknya. Masalah ini dikarenakan kesalahan pada mindset masyarakat itu sendiri, dimana sebagian masyarakat menganggap tidak merasakan timbal balik dari pajak itu sendiri.

Mengingat dasar inilah penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) yang merupakankegiatan intrakurikuler yang dilaksanakan secara mandiri. Dalam rangka memperoleh pengalaman praktis dilingkungan kerja, maka berdasarkan masalah diatas, penulis tertarik untuk membahas tentang“ Pelaksanaan Sosialisasi dan Pelayanan Pegawai Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakannya Pada Kantor Pelayanan Pajak ( KPP) Pratama Medan Timur “.


(12)

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) 1. Tujuan dari Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

1.1 Untuk mengetahui pelaksanaan sosialisasi dan pelayanan pegawai pajakterhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.

1.2 Untuk mengetahui tingkat kepatuhan pembayaran atau penyetoran pajak penghasilan Wajib Pajak orang pribadi yang dilaporkan tepat waktu.

1.3 Untuk mengetahui jumlah Wajib Pajak orang pribadi yang aktif dan memenuhi kewajiban perpajakannya di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) 2.1. Bagi Mahasiswa

a. Dapat menciptakan dan menumbuh kembangkan rasa tanggung jawab dan profesionalisme serta kedisiplinan yang nantinya hal - hal tersebut sangat dibutuhkan ketika memasuki dunia kerja.

b. Guna mendorong mahasiswa untuk belajar menjadi tenaga kerja ahli yang siappakai.

c. Guna memotivasi mahasiswa untuk beraktifitas dalam melakukan pekerjaan secara efisien dan efektif melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

d. Menguji dan mengukur kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa dalam menghadapi situasi dunia kerja yang sebenarnya.


(13)

e. Memahami modernisasi yang telah dilakukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.

2.2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur

a. Dengan dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan Mandiri bagi mahasiswa dituntut sumbangsihnya terhadap lingkungan Kantor Pelayanan Pajak baik berupa saran maupun kritik yang bersifat membangun yang menjadi sumber masukan untuk meningkatkan kinerja di lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama MedanTimur.

b. Sebagai sarana untuk mempererat hubungan yang positif antara Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur dengan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU).

c. Untuk mempromosikan citra atau image kepada masyarakat khususnya sivitas akademika Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU).

2.3. Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan PolitikUniversitas Sumatera Utara (FISIP USU)

a. Guna menciptakan dan menunmbuh kembangkan rasa tanggung jawab dan profesionalisme serta kedsiplinan yang nantinya hal – hal tersebut sangat dibutuhkan ketika memasuki dunia kerja.

b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Universitas Sumatera Utara, khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.


(14)

c. Membuka interaksi antara Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USUdengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.

d. Memperoleh masukan dan saran untuk perbaikan dan penyempurnaan kurikulum yang berlaku di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu SSosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU).

C. Uraian Teoritis

Menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang perubahan keempat atas Undang – Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1 ayat 1 berbunyiPajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang – Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar – besarnya kemakmuran rakyat.

Sedangkan defensi pajak menurut Rochmat Soemitro dalam Mardiasmo (2011) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum. Menurut S.I Djajadiningrat dalam Perpajakan (2012) pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkansebagian kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan,


(15)

tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan umum. Jadi bisa disimpulkan bahwa Pajak ialah iuran wajib masyarakat kepada kas negara yang dapat dipaksakan dan tanpa adanya kontraprestasi yang dimana Pajak ditujukan untuk keperluan dan pembangunan negara.

Rismawati Sudirman dan Antong Amiruddin dalam Perpajakan (2012 : 14) Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang–undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan. Yang termasuk Wajib Pajak adalah orang pribadi, pemungut/pemotong tertentu, dan badan . Andi Chandra dalam Siti Kurnia Rahayu (2010) Wajib Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan yang telah memenuhi ketentuan obyektif dan subjektifnya. Wajib Pajak dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu Wajib Pajak dalam negeri dan Wajib Pajak luar negeri.

Menurut Safri Nurmanto dalam Siti Kurnia Rahayu (2010 : 138) kepatuhan perpajakan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya. Kepatuhan Wajib Pajak dapat diartikan juga suatu aspek kesediaan Wajib Pajak memenuhi kewajiban perpajakan serta mengikuti segala ketentuan dan aturan yang berlaku berdasarkan undang-undang perpajakan yang diukur dengan menghitung, mengisi SPT , tidak pernah mendapat surat teguran dan tepat waktu melaporkan pajak yang harus dibayar.

Sosialisasi perpajakan adalah upaya dari pemerintah dan Direktorat Ditjen Pajak untuk memberikan pembinaan, informasi, dan pengertian kepada


(16)

masyarakatdan Wajib Pajak tentang perpajakan sesuai peraturan terbaru dan pentingnya memenuhi kewajiban perpajakan. Sosialisasi ini dapat dilakukan dengna berbagai cara beberapa diantaranya sosialisasi bendaharawan, sosialisasi PPh 21 karyawan pemda, seminar melalui media elektronik atau media cetak, dapat pula dilakukan pengarahan langsung ke masyarakat dan berbagai cara lainnya.

Susanto (2012) mengemukakan bahwa pelayanan sebagai wajah Direktorat Jendral Pajak harus mencitrakan sebuah keramahan, keanggunan dan kenyamanan.Pelayanan berkualitas adalah pelayanan yang dapat menciptakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan Wajib Pajak.Pelayanan yang berkualitas adalah pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada Wajib Pajak dan tetap dalam batas memenuhi standar pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan serta harus dilakukan secara konsisten dan kontinyu.

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Dalam melaksanakan PKLM ini di kantor pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur maka yang menjadi ruang lingkup adalah sebagai berikut:

1. Hal-hal yang mempengaruhi Wajib Pajak Orang Pribadi tidak memenuhi kewajiban perpajakannya khususnya pajak penghasilan orang pribadi.

2. Mengukur tingkat kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi dalam membayar pajak penghasilannya.


(17)

3. Upaya yang dilakukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur untuk mendukung kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi melalui sosialisasi perpajakan dan pelayanan pegawai pajak.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Dalam melakukan penelitian penulisan melakukan metode-metode yang diperlakukan. Metode yang dipergunakan dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Hal ini berkaitan dengan persiapan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam melakukan praktik kerja lapangan mandiri, misalnya mengajukan judul, persetujuan judul, pembuatan proposal, seminar proposal, perbaikan proposal, penunjukan dosen pembimbing, bimbingan dan konsultasi dengan dosen pembimbing, permohonan surat praktik kerja lapangan mandiri kepada instansi yang dituju.

2. Studi Literatur

Dalam hal ini berkaitan dengan pengumpulan buku-buku yang berkaitan

Dengan kegiatan yang akan dilakukan penulis dalam melaksanakan praktik kerja lapangan mandiri

3. Observasi Lapangan

Dalam tahap ini penulis meninjau dan mengamati objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) untuk mengetahui sistem kerja yang berlaku di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur.


(18)

4. Pengumpulan Data

Dalam tahap ini penulis mengumpulkan data – data berhubungan dengan rencana kegatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) melalui penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Jenis data yang akan dikumpul terbagi 2, yaitu:

a.Data Primer yaitu data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara kepada pihak yang memahami Administrasi Perpajakan.

b. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh melalui referensi dan buku – buku yang bersangkutan dengan objek praktik kerja lapangan mandiri.

5. Analisis Data dan Evaluasi

Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan. penulis akan menganalisa dan mengevaluasi data secara komulatif yang kemudian akan diinterpresentasikan secara objektif, jelas, dan sistematis.

F. Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data yang dilakukan, penulis masih berada dalam ruang lingkup prosedur yang telah ditetapkan yaitu dengan cara memaparkan hal - hal yang berkaitan dengan materi yang dibawakan. Dalam metode pengumpulan data ini yang akan dilakukan penulis yaitu:

1. Metode Observasi

Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung ataupun tidak langsung terjun ke lapangan untuk melakukan peninjauan dengan mengamati, mendengar, dan bila perlu membantu mengerjakan tugas yang diberikan pihak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur dengan diberikan petunjuk dan


(19)

arahan terlebih dahulu dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada kantor dan tidak boleh melakukan pekerjaan yang menjadi rahasia dan memiliki resiko tinggi.

2. Wawancara

Pengumpulan data dengan melakukan wawancara secara langsung yang melibatkan pegawai pada kantor yang bersangkutan baik secara lisan maupun tulisan yang berbungan dengan objek studi.

3. Daftar Dokumentasi.

Pengumpulan data dengan melakukan studi dokumentasi, misalnya dengan mengumpulkan daftar dokumentasi yang diperlukan seperti peraturan pemerintah yang berlaku, Undang - Undang Perpajakan, data mengenai kepegawaian dan data – data lain yang berhubungan data Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang penulis lakukan.

G. Sitematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis akan mengemukakan latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Tujuan dan manfaat Praktik kerja Lapangan Mandiri, Uraian Teoritis, Metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan laporan akhir praktik kerja.


(20)

BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM

Pada bab ini penulis akan menguraikan sejarah singkat dari perusahaan, struktur organisasi perusahaan, uraian tugas pokok dan fungsi, serta gambaran pegawai/kartawan/anggota personil.

BAB III : GAMBARAN DATA PKLM

Pada bab ini, penulis akan menguraikan tentang perpajakan, kepatuhan Wajib Pajak orangpribadi , pengaruh pelaksanaansosialisasi terhadap kepatuhan Wajib Pajak, dan pengaruh kualitas pelayanan pegawai pajak terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak.

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI

Dalam bab sebelumnya penulis telah membahas tentang tingkat kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi, pelaksanaan sosialisasi dan kualitas pelayanan pegawai pajak, maka pada bab ini penulis mencoba menganalisis berdasarkan kemampuan penulis kemudian mengadakan evaluasi serta memberikan interprestasi untuk menjawab perumusan masalah yang diajukan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis akan memaparkan bagaimana kesimpulan dari objek yang telah diteliti serta saran-saran yang membangun bagi kemajuan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(21)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Umum dan Kegiatan Operasional KPP Pratama Medan Timur

Sejarah umum dari Kantor Pelayanan Pajak dimulai pada masa penjajahan Belanda, Kantor Pelayanan Pajak bernama belasting, yang kemudian setelah kemerdekaan berubah menjadi Kantor Inspeksi Keuangan, berubah lagi menjadi Kantor Inspeksi Pajak dengan induk organisasinya Direktorat Jenderal Pajak Keuangan Republik Indonesia.

Di Sumatera Utara pada tahun 1976 berdiri tiga Kantor Inspeksi Pajak, yaitu: 1. Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan

2. Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara 3. Kantor Inspeksi Pajak Pemantang Siantar

Di tahun 1978 Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dipecah menjadi dua kantor yaitu Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dan Kantor Inspeksi Pajak Kisaran. Untuk memudahkan pelayanan pembayaran pajak dari masyarakat, dan dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat, maka didirikanlah Kantor Inspeksi Pajak Medan Timur (sekarang Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur).Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.94/KMK.01/1994 tanggal 29 Maret 1994, didirikanlah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.


(22)

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur Merupakan Bagian dari Direktorat Jenderal Pajak mempunyai tugas pokok di bidang penerimaan negara yang berasal dari pajak sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku. Nomenklatur KPP Medan Timur diganti menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur pada yanggan 6 Mei 2008, sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 67/PMK.0/2008 tentang Perubahan Kedua atas PMK No.132/PMK.01/2006 Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur beralamat di Jalan Suka Mulia No.17-A Medan.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Modern disedluruh jajaran Direktorat Jenderal Pajak terdiri dari 3 (tiga) jenis, yaitu:

1. Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar 2. Kantor Pelayanan Pajak Madya

3. Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Dengan dibentuknya KPP Madya dan KPP Pratama di bawah Kantor Wilayah DJP Sumatera Utara I, yaitu:

1. Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan, dengan ruang lingkup meliputi wilayah sebagaian Provinsi Sumatera Utara.

2. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur dengan ruang lingkup meliputi wilayah:


(23)

a. Kecamatan Medan Timur b. Kecamatan Medan Tembung c. Kecamatan Medan Perjuangan

3. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, dengan ruang lingkup meliputi wilayah Kecamatan medan Barat.

4. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah, dengan ruang lingkup meliputi wilayah:

a. Kecamatan Medan Sunggal b. Kecamatan Medan Petisah c. Kecamatan Medan Helvetia

5. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota, dengan ruang lingkup meliputi wilayah:

a. Kecamatan Medan Kota b. Kecamatan Medan Denai c. Kecamatan Medan Area d. Kecamatan Medan Amplas

6. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia, dengan ruang lingkup meliputi wilayah:

a. Kecamatan Medan Polonia b. Kecamatan Medan Maimun c. Kecamatan Medan Baru d. Kecamatan Medan Tuntungan


(24)

e. Kecamatan Medan Selayang f. Kecamatan Medan Johor

7. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan, dengan ruang lingkup meliputi wilayah:

a. Kecamatan Medan Belawan b. Kecamatan Medan Marelan c. Kecamatan Medan Labuhan d. Kecamatan Medan Deli

8. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai, dengan ruang lingkup meliputi wilayah: a. Kota Binjai

b. Kabupaten Langkat

9. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam, dengan ruang lingkup meliputi wilayah Kabupaten Deli Serdang

B. Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur Serta Nilai - Nilai Kementrian Keuangan

1. Visi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

Menjadi Kantor Pelayanan Pajak Terbaik Tingkat Nasional Dalam Menunjang Penerimaan Negara Melalui Pelayanan Prima.

2. Misi Kantor Pelayanna Pajak Pratama Medan Timur

Mencapai Kinerja Yang Optimal Melalui Pelayanan, Penyuluhan dan Pengawasan Berdasarkan Ketentuan Perpajakan.


(25)

3. Nilai Kementrian Keuangan a. Integritas

Menjalankan tugan dan pekerjaan dengan selalu memegang teguh kode etik dan prinsip – prinsip moral, yang diterjemahkan dengan bertndak jujur, konsisten dan menepati janji.

b. Profesionalisme

Memiliki kompetensi dibidang

profesi dan menjalankan tugas atau pekerjaan sesuai dengan kompetensi, kewenangan, serta norma – norma profesi, etika dan sosial.

c. Sinergi

Membangun dan memastikan hubungan kerja sama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilakan karya yang bermanfaat dan berkualitas. Dari pengertian ini terlihat dua sinergi yang selayaknya terjalin, yaitu dimensi internal dan dimensi eksternal

d. Pelayanan

memberikan pelayanan yang memenuhi kepuasan pemangku kepentingan yang dlakukan dengan sepenuh hati, transparan, cepat, akurat, dan aman.

e. Kesempurnaan

Senantiasa melakukan upaya perbaikan di segala bidang untuk menjadi dan memberikan yang terbaik


(26)

jawab masing – masing pegawai dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Tujuan organisasi tersebut juga membina keharmonisan kerja agar setiap pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara maksimal.

D. Deskripsi Tugas

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang bertugas melaksanakan kegiatan operasional pelayanan perpajakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

Adapun pembagian tugas dan wewenang masing – masing seksi dalam struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur adalah sebagai berikut :

1. Sub Bagian Umum

Sub Bagian Umum memiliki tugas sebagai berikut : a. Penatausahaan surat masuk dan surat keluar

b. Menyusun tanggapan balik/tindak lanjut terhadap Surat Hasil Pemeriksaan/Laporan Hasil Pemeriksaan dari Ditjen Kemenkeu / BPK / BPKP / Unit Fungsional Pemeriksaan lainnya.

c. Menyusun tanggapan terhadap surat pengaduananggota masyarakat melalui pos maupun secara langsung.


(27)

d. Menyusun laporan berkala KPP, meliputi Laporan Ketertiban Pegawai, Laporan Penggunaan Anggaran, Laporan pemakaian Barang – Barang Milik Negara dan lain sebagainya.

e. Meneliti pelanggaran disiplin pegawai yang terjadi sesuai dengan peraturan pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

f. Pengadministrasian hak – hak pegawai antara lain hak cuti, asuransi kesehatan, pengangkatan pegawai, pengajuan pension dan sebagainya.

g. Pengadministrasian gaji pegawai

h. Pemelihara aset – aset pengadaan barang – barang kebutuhan kantor. i. Pengelolaan dan penggunaan anggaran, serta Sistem Akutansi Instansi 2. Seksi Pengolahan Data

Seksi PDI (Pengolahan Data dan Informasi) sebagai sumber data dan informasi yang memiliki tugas sebagai berikut :

a. Menyusun rencana penerimaan pajak berdasarkan ekonomi dan keuangan b. Menatausahaan penerimaan pajak

c. Membuat laporan monitoring Penerimaan Pajak dan Extra Effort d. Perbaikan komputer dan aplikasi komputer

e. Penatausahaan Alat Keterangan

f. Penatausahaan surat – surat masuk pada Seksi PDI

g. Pengaturan jaringan komputer ke seluruh pegawai serta pengawasan terhadap penggunaan jaringan komputer


(28)

3. Seksi Pelayanan

Tugas Seksi Pelayanan adalah sebagai berikut :

a. Menatausahakan surat – surat permohonan dari wajib pajak dan surat – surat lainnya pada Tempat Pelayanan Terpadu (TPT)

b. Menatausahakan surat – surat masuk untuk seksi pelayanan c. Penatausahakan arsip/berkas perpajakan

d. Menyelesaikan registrasi Wajib Pajak dan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP) serta permohonan NPWP

e. Menyelesaikan permohonan penghapusan NPWP dan pengukuhan PKP f. Menerbitkan surat keputusan pembetulan produk hokum.

g. Pemberitahuan Wajib Pajak keluar/pindah masuk

h. Menatausahakan SPT Tahunan PPh atau SPT masa PN atau SPT masa PPh pemotong dan pemungut yang telah diterima kembali dalam rangka pengawasan kepatuhan Wajib Pajak.

i. Menyelesaikan permohonan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT Tahunan PPh.

j. Melayani peminjaman/pengiriman berkas dari/ke KPP lain. k. Melaksanakan pemenuhan permintaan konfirmasi dan klarifikasi.

l. Mencetak surat teguran sehubungan dengan SPT Tahunan PPh, SPT masa PPh, SPT masa PPN, yang tidak disampaikan atau disampaikan tidak sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.


(29)

n. Melaksanakan penyuluhan perpajakan.

o. Melaksanakan pelayanan kebutuhan kebutuhan informasi perpajakan yang dibutuhkan oleh Wajib Pajak.

4. Seksi Penagihan

Seksi Penagihan memiliki tugas sebagai berikut : a. Menatausahakan surat masuk ke Seksi Penagihan.

b. Melakukan pengawasan dan menyampaikan surat teguran kepada Wajib Pajak. c. Menerbitkan SPMP (Surat Perintah Melakukan Penyitaan) dan melaksanakan

penyitaan.

d. Menerbitkan surat permintaan pemblokiran rekening Wajib Pajak kepada pimpinan bank.

e. Menerbitkan dan melaksanakan surat paksa

f. Melakukan pengawasan terhadap tunggakan dan angsuran/pelunasan pajak. g. Melakukan proses lelang atas harta kekayaan penunggak pajak yang telah

disita.

h. Melakukan penelitian administrative dan penelitiansetempat terhadap piutang pajak yang diperkirakan tidak dapat ditagih/tidak mungkin ditagih lagi.

i. Melakukan penelitian atas usulan penghapusan piutang pajak. j. Menjawab konfirmasi data tunggakan Wajib Pajak.


(30)

5. Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal

Untuk lebih meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak, perlu dilakukan pemeriksaan terhadap laporan pajak. Oleh sebab itu, Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal memegang peranan penting bagi kelancaran administrasi perpajakan, yang tugas nya dalah sebagai berikut :

a. Menatausahakan surat masuk ke Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal b. Mengusulkan Wajib Pajak yang akan dilakukan pemeriksaan

c. Menerbitkan Surat Perintah Pemeriksaan (SP2), Surat Pemberitahuan (SPT) pemeriksaan pajak dan surat pemanggilan pemeriksaan pajak.

d. Menatausahakan Laporan Hasil Pemeriksaan (LPH) dan Nota Perhitungan. e. Mengusulkan dilakukannya penyidikan pajak

f. Membuat laporan tentang Wajib Pajak patuh. g. Pengawasan/Kepatuhan Internal.

6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

Seksi ekstensifikasi merupakan seksi baru dalam struktur KPP Modern.Seksi ini bertugas melakukan pencarian data dalam rangka penambahan jumlah Wajib Pajak. Uraian tugas Seksi Ekstensifikasi perpajakan ini adalah sebagai berikut :

a. Menatausahakan surat yang masuk ke seksi Ekstensifikasi Perpajakan. b. Menerbitkan surat himbauan.

c. Mencari data dari pihak ketiga dalam rangka pembentukan data perpajakan. d. Mencari potensi perpajakan dalam pembuatan monografi fiscal.


(31)

7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi

KPP Pratama Medan Timur memiliki 4 Seksi Pengawasan dan Konsultasi (WASKON) yang dibedakan atas wilayah kerja.Untuk pembagian sector usaha disesuaikan oleh masing – masing Seksi Pengawasan dan Konsultasi. Tugas dan tanggung jawab Seksi Pengawasan dan Konsultasi adalah sebagai berikut :

a. Melakukan pengawasan penerbitan surat teguran kepada Wajib Pajak yang belum menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT).

b. Melaksanakan penelitian dan analisa kepatuhan materil Wajib Pajak.

c. Melakukan penghapusan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar. d. Pengusualan Wajib Pajak/KPP fiktif.

e. Pengusulan Wajib Pajak patuh.

f. Melakukan penelitian untuk mengusulkan penerbitan Surat Keterangan Fiskal. g. Pemberian izin penggunaan mesin teraan materai.

h. Melakukan bimbingan dan memberikan konsultasi teknis kepada Wajib Pajak. i. Mengirimkan himbauan perbaikan Surat Pemberitahuan (SPT)

j. Melakukan kunjungna kerja ke lokasi Wajib Pajak dalam rangka pengawasan data Wajib Pajak.

k. Melaksanakan rekonsiliasi data Wajib Pajak (data maching) l. Membuat Surat Ketetapan Bebas (SKB).


(32)

8. Kelompok Pejabat Fungsional Pemeriksa Pajak Kelompok fungsional memiliki tugas antara lain :

a. Melakukan pemeriksaan sederhana lapangan atau pemeriksaan lengkap. b. Melakukan pemeriksaan kantor.

c. Membuat Nota Penghitungan pajak, Daftar Kesimpulan Hasil Pemeriksaan (DKHP) dan alat keterangan (Alket).


(33)

E. Makna Lambang Kementrian Keuangan

Arti dari lambang tersebut adalah: Keterangan Umum

Motto : Negara Dana Raksa

Bentuk : Segilima dengan ukuran 5 cm dan tinggi 7cm Tata Warna :Biru kehitam-hitaman, kuning emas, putih, dan hijau 1. Makna

a. Padi sebanyak 17 bulir berwarna kuning emas dan kapas sebanyak 8 butir dengan susunan 4 buah berlengkung lima, dan berwarna putih dengan kelopak berwarna hijau. Keduanya melambangkan cita-cita Indonesia sekaligus diberi arti tanggal lahirnya negara Republik Indonesia.

b. Sayap berwarna kunis emas melambangkan ketangkasan dalam menjalankan tugas.


(34)

c. Gada berwarna kuning emas melambangkan daya upaya menghimpun, mengarahkan dan mengamankan keuangan negara.

d. Ruangan segilima berwarna biru kehitam-hitaman melambangkan dasar Negara Republik Indonesia yaitu Pancasila.

2. Arti Keseluruhan

Makna dari keseluruhan lambang tersebut sesuai dengan motto, “Negara dana Raksa” adalah ungkapan suatu daya yang mempersatukan dengan menyerasikan dalam gerak kerja untuk melaksanakan tugas Kementrian Keuangan.


(35)

BAB III

GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

A. Defenisi Pajak

Menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang perubahan keempat atas Undang – Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1 ayat 1 berbunyiPajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang – Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar – besarnya kemakmuran rakyat.

Sedangkan defensi pajak menurut Rochmat Soemitro dalam Mardiasmo (2011) Pajakadalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum.

Menurut S.I Djajadiningrat dalam Perpajakan (2012) Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum.


(36)

Jadi bisa disimpulkan bahwa Pajak ialah iuran wajib masyarakat kepada kas Negara yang dapat dipaksakan dan tanpa adanya kontraprestasi yang dimana Pajak ditujukan untuk keperluan dan pembangunan negara.

B. Wajib Pajak

Rismawati Sudirman dan Antong Amiruddin dalam Perpajakan (2012 : 14) Wajib Pajak adalah adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang–undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan. Yang termasuk Wajib Pajak adalah orang pribadi, pemungut/pemotong tertentu, dan badan.

Yang termasuk Wajib Pajak ada 4, yaitu : 1. Orang Pribadi

2. Badan

3. Warisan yang belum terbagi 4. Bentuk Usaha Tetap ( B U T)

Wajib pajak dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Wajib Pajak dalam negeri, yaitu orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, atau orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia, badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia,warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak.


(37)

2. Wajib Pajak luar negeri, yaitu orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

C. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak Orang Pribadi

Sesuai dengan sistem pemungutan pajak yang berlaku di Indonesia bagi Wajib Pajak yaitu sisterm Self Assessment, dimana Direktorat Jedral Pajak memberikan kepercayaan kepada Wajib Pajak dalam menjalankan kewajiban perpajkannya sendiri.

1. Kewajiban Wajib Pajak

Wajib Pajak memiliki kewajiban perpajakan, diantaranya : a. Mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak

Wajib Pajak mempunyai kewajiban untuk mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Identitas Wajib Pajak (NPWP).Untuk memperoleh NPWP Wajib Pajak bisa mendaftar diri pada KPP yang wilyahanya meliputi tempat kedudukan Wajib Pajak dengan mengisi formulir pendaftaran dan melampirkan persyaratan administrasi.Selain mendatangi KPP, Wajib Pajak orang pribadi dapat pula mendaftarkan diri secara online melalui e-registration di website Direktorat Jendral Paj NPWP, Wajib pajak dapat juga dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) dan kepadanya akan diberikan Nomor Pengusaha Kena Pajak.


(38)

b. Menghitung, Membayar, dan Melaporkan

Setelah mendaftarkan diri dan mendapatkan NPWP, Wajib pajak mempunyai kewajiban untuk menghitung, membayar dan melaporkan besarnya pajak terutangnya dalam bentuk Surat Pemberitahuan (SPT) tepat waktu sebelum batas penyampaian.

2. Hak Wajib Pajak

Wajib Pajak juga mendapatkan hak, berkaitan dengan pembayaran pajak terutangnya, yaitu :

a. Pengasuran pembayaran. b. Pengurangan PPh pasal 25 c. Pengurangna PBB

d. Pembebasan pajak

e. Pajak ditanggung pemerintah f. Insentif perpajakan

g. Penundaan pelaporan SPT Tahunan h. Restitusi

i. Keberatan

j. Banding dan peninjauan kembali

D. Arti dan Fungsi SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi

Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh orang pribadi adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak orang pribadi untuk melaporkan identifikasi diri, harta, kewajiban/utang, penghasilan dan perhitungan serta pembayaran pajak setiap tahun.


(39)

Fungsi SPT Tahunan PPh orang pribadi adalah sebagai sarana wajib pajak untuk menetapkan sendiri besarnya pajak yang terutang, dengan cara:

1. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya.

2. Melaporkan pembayaran pajak yang telah dilaksanakan sendiri dalam satu tahun pajak/bagian tahun pajak.

3. Melaporkan pemotongan/pemungutan pajak yang dilakukan oleh pihak lain dalam satu tahun pajak.

4. Melaporkan penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau bukan objek pajak.

5. Melaporkan harta dan kewajiban.

E. Jenis Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi Terdapat dalam Pasal 3 Ayat (6) Undang-Undang KUP Tahun 2009, SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi terdiri dari:

1. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi 1770

Digunakan bagi orang pribadi yang sumber penghasilannya antara lain dari usaha dan/atau pekerjaan bebas, seperti dokter yang melakukan praktek, pengacara, pedagang, pengusaha, konsultan dan lain-lain yang pekerjaannya tidak terikat, termasuk PNS/TNI/POLRI yang memiliki kegiatan usaha lainnya.

2. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi 1770S

Digunakan bagi orang pribadi yang sumber penghasilannya diperoleh dari satu atau lebih pemberi kerja dan memiliki penghasilan lainnya yang bukan dari


(40)

kegiatan usaha dan/ atau pekerjaan bebas.Contohnya karyawan, PNS, TNI, POLRI, Pejabat Negara, yang memiliki penghasilan lainnya antara lain sewa rumah, honor pembicara/pengajar/pelatih dan sebagainya.

3. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi 1770SS

Digunakan bagi orang pribadi yang sumber penghasilannya dari satu pemberi kerja (sebagai karyawan) dan jumlah penghasilan brutonya yang tidak melebihi Rp 60.000.000 (enam puluh juta rupiah) setahun serta tidak terdapat penghasilan lainnya kecuali penghasilan dari bunga bank dan bunga koperasi.

F. Pengecualian Dari Kewajiban Menyampaikan SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi

Walaupun setiap Wajib Pajak wajib mengisi, menandatangani, dan menyampaikan SPT, tetapi terdapat wajib pajak yang dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT yaitu wajib pajak penghasilan tertentu yang memenuhi kriteria dan pengecualiannya yaitu sebagai berikut:

1. Wajib Pajak Orang Pribadi yang dalam satu Tahun Pajak menerima atau memperoleh penghasilan neto tidak melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Undang-Undang PPh. Wajib Pajak ini dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi. 2. Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak menjalankan kegiatan usaha atau tidak

melakukan pekerjaan bebas. Wajib Pajak ini dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi.


(41)

G. Ketentuan Tentang Penyampaian SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi

Dalam hal penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:

1. Secara manual

Penyampaian SPT secara manual oleh Wajib Pajak dapat dilakukan:

a. Secara langsung dating ke KPP/KP2KP atau tempat lain yang ditentuan (Drop Box, Pojok Pajak, Mobil Pajak Keliling);

b. Melalui pos dengan pengiriman surat atau;

c. Dengan cara lain yaitu melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat atau e-Filling melalui penyedia jasa atau ASP (Application Service Provider).

2. Secara Elektronik (e-SPT)

Wajib Pajak dapat menyampaikan Surat Pemberitahuan secara elektronik (e-Filling) melalui perusahaan ASP(Application Service Provider) yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak. Wajib Pajak yang telah menyampaikan Surat Pemberitahuan secara elektronik (e-Filling), wajib menyampaikan induk Surat Pemberitahuan yang memuat tanda tangan basah dan surat setoran pajak (bila ada) serta bukti penerimaan secara elektronik kepada Kantor Pelayanan Pajak tempat wajib pajak terdaftar melalui kantor pos secara tercatat atau disampaikan langsung, paling lama 14 hari sejak tanggal penyampaian Surat Pemberitahuan.


(42)

Penyampaian Surat Pemberitahuan secara elektronik dapat dilakukan selama 24 jam dan 7 hari seminggu. Surat Pemberitahuan secara elektronik pada akhir batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan yang jatuh pada hari libur, dianggap disampaikan tepat waktu.

H. Batas Waktu Penyampaian SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi Menurut Undang-Undang KUP Pasal 3 Ayat (3) Nomor 16 Tahun 2009, SPT Tahunan yang telah diisi dengan benar, lengkap, jelas dan ditandatangani harus disampaikan paling lambat 3 bulan setelah berakhirnya tahun pajak atau pada tanggal 31 maret. Bagi wajib pajak yang tahun bukunya tidak sama dengan tahun takwim, SPT Tahunan harus disampaikan paling lambat 3bulan setelah tahun buku berakhir. I. Sosialisasi Perpajakan dan Pelayanan

1. Sosialisasi Perpajakan

Sosialisasi Perpajakan adalah upaya dari pemerintah dan Direktorat Ditjen Pajak untuk memberikan pembinaan, informasi, dan pengertian kepada masyarakat dan Wajib Pajak tentang perpajakan sesuai peraturan terbaru dan pentingnya memenuhi kewajiban perpajakan. Sosialisasi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara beberapa diantaranya sosialisasi bendaharawan, sosialisasi PPh 21 karyawan pemda, seminar melalui media elektronik atau media cetak, dapat pula dilakukan pengarahan langsung ke masyarakat dan berbagai cara lainnya.

Sosialisasi Perpajakan ini sendiri ditujukan untuk 3 jenis Wajib Pajak, yaitu:

a. Calon Wajib Pajak, sosialisasi ini ditujukan kepada mahasiswa atau pelajar. Sosialisasi yang diberikan berupa pengenalan pajak dan KUP.


(43)

b. Wajib Pajak baru terdaftar, sosialisasi ini ditujukan untuk Wajib Pajak yang baru mendaftar atau sudah terdaftar salama 2 tahun. Sosialisasi yang diberikan berupa hak dan kewajiban Wajib Pajak.

c. Wajib Pajak yang sudah lama terdaftar, sosialisasi ini ditujukan untuk Wajib Pajak yang sudah lebih dari 2 tahun terdaftar sebagai Wajib Pajak. Sosiaslisasi yang diberikan berupa peraturan – peraturan terbaru yang di keluarkan oleh Direktorat Dirjen Pajak.

2. Pelayanan

Pelayanan berkualitas adalah pelayanan yang dapat menciptakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan Wajib Pajak.Pelayanan yang berkualitas adalah pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada Wajib Pajak dan tetap dalam batas memenuhi standar pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan serta harus dilakukan secara konsisten dan kontinyu. Dengan dibuatnya Maklumat Pelayanan membuat pegawai pajak khususnya yang langsung melayani Wajib Pajak secara langsung semakin menyesuaikan dengan standar pelayanan yang telah ditentukan oleh Direktorat Jendral Pajak

J. Kepatuhan Wajib Pajak

Kepatuhan perpajakan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya. Kepatuhan Wajib Pajak dapat diartikan juga suatu aspek kesediaan Wajib Pajak memenuhi kewajiban perpajakan serta mengikuti segala ketentuan dan


(44)

aturan yang berlaku berdasarkan undang-undang perpajakan yang diukur dengan menghitung, mengisi SPT , tidak pernah mendapat surat teguran dan tepat waktu melaporkan pajak yang harus dibayar. Kepatuhan Wajib Pajak juga dapat dijadikan persentase pelaksanaan sosialisasi serta pelayanan yang diberikan kepada Wajib Pajak menjadi memberikan efek positif ataupun negative kepada Wajib Pajak serta menunjukan bahwa Wajib Pajak sudah melaksanakan kewajiban Perpajakannya secara benar dan tepat waktu.


(45)

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI DATA

A. Analisis Data

Besarnya target realisasi serta penerimaan pajak yang telah diperoleh Kantor Pelayanan Pajak Pratam Medan Timur selama 4 tahun yaitu tahun 2011, 2012, 2013, 2014. Beserta tingkat kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur adalah sebagai berikut:

1. Tingkat Realisasi Penerimaan Pajak Pada KPP Pratam Medan Timur

Adapun data Wajib Pajak (Wajib Pajak badan dan Wajib Pajak orang pribadi) yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratam Medan timur selama 4 tahun, yaitu 2011, 2012, 2013, 2014.

Tabel 1.1 Wajib Pajak di KPP Pratama Medan Timur TAHUN JUMLAH WAJIB PAJAK

WP BADAN WP Orang Pribadi JUMLAH WP

2011 8.088 83.016 91.104

2012 9.006 88.527 97.533

2013 9.125 93.027 102.152

2014 9.693 98.026 107.719


(46)

Berdasarkan table 1.1, dapat dilihat bahwa jumlah Wajib Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Medan Timur terus mengalami peningakatan jumlah Wajib pajak setiap tahunnya. Jumlah Wajib Pajak orang pribadi pada KPP Pratama Medan Timur juga lebih besar dibandingkan Wajib Pajak Badan.Hal ini dikarenakan setiap orang pribadi yang memiliki penghasilan belum tentu memiliki badan usaha.

Adapun jumlah Wajib Pajak orang pribadi pada KPP Pratama Medan Timur yang wajib dan sudah melaporkan SPT Tahunan dan yang tidak melaporkan SPT Tahunan

Tabel 1.2 Jumlah Pelaporan SPT dan Yang Tidak Melapor SPT Tahun OP Wajib SPT Lapor Tidak

Lapor Persentase 1770 1770

S

1770

SS TOTAL 2011 54,583 6,877 5,456

14,812 27,145

27,438 49.73% 2012

58,206 6,395 5,360

14,572 26,327

31,879 45.23% 2013 55,269 6,512 6,619

14,506 27,637

27,632 50.00% 2014 49,184 6,198 7,464

12,536 26,198

22,986 53.27% Sumber: KPP Pratama Medan Timur,2015

Dari Tabel 1.2 jumlah persentase pelaporan SPT Tahunan terus mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2014 persentase pelaporan SPT Tahunan yaitu 53.27% dengan perincian Wajib Pajak yang melapor SPT berjumlah 26.198 dan yang tidak melapor berjumlah 22.986. Hal ini menunjukan bahwa tingkat kesadaran Wajib Pajak dalam melapor SPT tahunan semakin meningkat.


(47)

Untuk mengetahui besarnya perencanaan penerimaan pajak serta realisasi penerimaan pajak dari tahun 2011, 2012, 2013, dan 2014 adalah sebagai berikut.

Tabel 1.3 Target Perencanaan dan Realisasi Penerimaan Pajak WP OP

Sumber: KPP Pratama Medan Timur,2015

Dari data diatas bahwa realisasi penerimaan pajak orang pribadi dalam tahun anggaran 2011 yaitu Rp 13.391.837.859 dimana target/perencanaan yang telah ditetapkan semula adalah Rp 13.285.210.004, hal ini menunjukan bahwa realisasi melebihi ekspektasi dari perencanaan dengan pesentase mencapat 100.80%. Untuk tahun anggaran 2012 realisasi yang tercapai adalah Rp 17.323.229.578dimana target penerimaan Rp 23.374.190.000, hal ini menunjukan realisasi tidak mencapat target penerimaan yang dan realisasi penerimaan hanya 74.11% menurun dari tahun sebelumnya. Untuk tahun anggaran 2013 realisasi yang tercapai Rp 53.887.885.023 dimana target penerimaan Rp 30.723.239.000, hal ini menunjukan realisasi melebihi target penerimaan dengan persentase 175.40% naik secara drastis disbanding dengan realisasi tahun sebelumnya. Pada tahun anggaran 2014 realisasi yang tercapai yaitu Rp 34.056.875.224 dimana target penerimaan Rp 44.722.261.000, hal ini menunjukan

Tahun Rencana

Penerimaan WP OP Realisasi Persentase 2011 13,285,210,004 13,391,837,859 100.80% 2012 23,374,190,000 17,323,229,578 74.11% 2013 30,723,239,000 53,887,885,023 175.40% 2014 44,722,261,000 34,056,875,224 76.15%


(48)

adanya penurunan secara drastic realisasi penerimaan pajak dari tahun sebelumnya dengan persentase 76.15% dan tidak mencapai target.

Tabel 1.4 Jumlah Pelaporan SPT Tahunan Melalui e-filing TAHUN

TARGET EFILING

REALISASI EFILING

1770 1770 S 1770 SS TOTAL

2011 - - - - -

2012 - - - - -

2013 - 66 3 69

2014 1,908 - 1283 1384 2,667

Sumber: KPP Pratama Medan Timur,2015

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pelaporan SPT Tahunan dengan cara e-filing yang mulai diberlakukan pada tahun 2013 mengalami peningkatan, pada tahun 2013 total hanya 69 Wajib Pajak yang melapor SPT Tahunan melalui e-filing. Pada tahun 2014 pengguna e-filing semakin meningkat, mengingat melaporkan SPT Tahunan dengan e-filing membuat kemudahan bagi Wajib Pajak dalam Melapor SPT. 2. Faktor – Faktor Penyebab Wajib Pajak Tidak Melakukan Kewajibannya

Dalam upaya meningkatkan penerimaan negara melalui sektor pajak dan meningkatkan tingka kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi sering sekali dihadapkan dengan berbagai masalah.Padahal melalui sektor pajak ini lah sumber terbesar pemasukan APBN.


(49)

Adapun faktor – faktor yang menyebabkannya adalah:

a. Rendahnya tingkat kepedulian dan kesadaran masyarakat selaku Wajib Pajak akan kewajiban perpajakannya. Sebagai warga negara serta Wajib Pajak kesadaran akan memenuhi kewajiban perpajakan sangat penting untuk ditekankan akan tetapi tingkat kepedulian dan kesadaran yang masih rendah menjadi salah satu faktor terbesar berkurangnya penerimaan pajak.

b. Pengetahuan Wajib Pajak akan pajak masih rendah. Kurangnya kepedulian masyarakat untuk mengetahui tentang perpajakan membuat banyak masyarakat tidak begitu memahami perpajakan di Indonesia bahkan banyak diantaranya sama sekali tidak mengetahui tentang perpajakan.

c. Adanya sikap acuh terhadap peraturan perpajakan. Banyak Wajib Pajak yang seharusnya membayar pajak tetapi tidak menjalankan kewajibannya dan berbagai kewajiban lainnya, para Wajib Pajak banyak melanggar kewajiban dan seakan tidak takut akan sanksi yang diterima. Karena Wajib Pajak menganggap dapat mengelabuhi sanksi tersebut mengingat banyaknya celah di hukum Indonesia.

d. Adanya pandangan negatif dari masyarakat terhadap Direktorat Jendral Pajak beserta Kantor Pelayanan Pajak. Beberapa kasus penggelapan pajak yang dilakukan oleh pegawai pajak membuat masyarakat akhirnya menilai buruk Direktorat Jendral Pajak, tentu saja ini membuat kepercayaan masyarakat kepada Direktorat Jendral Pajak semakin berkurang yang juga berimbas kepada penerimaan pajak.


(50)

e. Adanya persepsi salah dari Wajib Pajak bahwa pajak yang dibayarkan harusnya mendapatkan timbal balik secara langsung dari pemerintah. Sebagian Wajib Pajak beranggapan pajak yang ia bayarkan seharusnya memberikan timbale balik secara langsung kepadanya, namun jika dilihat dari pengertian pajak menurut Undang – Undang maupun ahli dikatakan bahwa membayar pajak tidak mendapat jasa timbal balik secara langsung. Tetapi pajak akan memberikan timbal balik kepada Wajib Pajak dan masyarakat melalui pelayanan yang diberikan pemerintah dan dari berbagai hal lainnya yang diberikan pemerintah kepada masyarakat yang tentunya menguntungkan masyarakat.

B. Evaluasi Data

Berdasarkan data yang disajikan diatas mengenai jumlah Wajib Pajak, realisasi penerimaan pajak, tingkat pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi pada KPP Pratama Medan Timur, dan faktor – faktor penyebab Wajib Pajak tidak melakukan kewajiban perpajakannya dapat di evaluasi mengenai upaya – upaya yang sebaiknya dilakukan untuk meningkatkan penerimaan pajak. Dalam hal ini terkhususnya dengan cara sosialisasi perpajakan dan meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak.

1. Sosialisasi Perpajakan

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur demi meningkatkan penerimaan pajak serta untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi dapat dilakukan dengan menyelenggarakan sosialisasi – sosialisasi dan juga penyuluhan perpajakan kepada Wajib Pajak.Dalam hal ini adalah seksi ekstensifikasi


(51)

yang berhak untuk menyelenggarakan penyuluhan, sosialisasi perpajakan serta menghimbau kepada Wajib Pajak untuk segera melakukan kewajiban perpajakannya. Tentunya dengan berkoordinasi dengan seksi lain untuk menyelenggarakannya.

Dalam hal sosialisasi perpajakan, ini ditujukan kepada 3 jenis Wajib Pajak, diantaranya:

d. Calon Wajib Pajak, sosialisasi ini ditujukan kepada mahasiswa atau pelajar. Sosialisasi yang diberikan berupa pengenalan pajak dan KUP.

e. Wajib Pajak baru terdaftar, sosialisasi ini ditujukan untuk Wajib Pajak yang baru mendaftar atau sudah terdaftar salama 2 tahun. Sosialisasi yang diberikan berupa hak dan kewajiban Wajib Pajak.

f. Wajib Pajak yang sudah lama terdaftar, sosialisasi ini ditujukan untuk Wajib Pajak yang sudah lebih dari 2 tahun terdaftar sebagai Wajib Pajak. Sosiaslisasi yang diberikan berupa peraturan – peraturan terbaru yang di keluarkan oleh Direktorat Dirjen Pajak.

Sosialisasi yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratam Medan Timur yang diselenggarakan oleh seksi ekstensifikasi dilakukan sebanyak 24 kali dalam 1 tahun. Sosialisasi ini dapat dilakukan dengan banyak cara diantaranya:

a. Membuka kelas pajak / klinik pajak.

b. Menyelenggarakan seminar perpajakan / diskusi perpajakan. c. Workshop.

d. Membuat iklan melalui media cetak atau media elektronik.


(52)

2. Pelayanan Pegawai Pajak

Pelayanan yang baik sangat berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib pajak karena pelayanan yang baik menimbulkan motivasi bagi Wajib Pajak untuk melaksanakan kewajibannya.Menyadari hal tersebut Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur selalu berusaha memberikan pelayanan yang baik kepada Wajib Pajak. Yang menjadi inti pelayanan yang baik adalah pelayanan yang mampu mengantisipasi masalah – masalah yang muncul dan berkembang dalam masyarakat umumnya dan Wajib Pajak khususnya, serta pelayanan yang mampu menjawab semua kendala yang dialami Wajib Pajak dalam melakukan kewajibannya dan yang dapat memberikan solusi kepada Wajib Pajak.

Dalam memberikan pelayanan kepada Wajib pajak, seksi pelayanan, seksi ekstensifikasi serta seksi pengawasan dan konsultasi sangat berpengaruh karena seksi tersebut yang langsung berhadapan dengan Wajib Pajak secara langsung. Seksi pelayanan berpengaruh dalam melayani Wajib Pajak yang ingin mendaftar diri sebagai Wajib Pajak, melapor SPT Tahunan dan SPT Masa, dan memperoleh berbagai produk hukum dari Kantor Pelayanan Pajak. Sedangkan seksi ekstensifikasi berpengaruh dalam memaksimalkan potensi penerimaan pajak karena seksi ini yang menghimbau kepada Wajib Pajak untuk memenuhi Kewajibannya ataupun menyelenggarakan sosialisasi dan juga sebagai penanggungjawab untuk para Wajib Pajak yang terdaftar selama 2 tahun. Seksi pengawasan dan konsultasi berpengaruh dalam mengawasi Wajib Pajak serta memberikan konsultasi kepada Wajib Pajak


(53)

secara langsung, seksi ini juga sebagai penanggungjawab bagi Wajib Pajak yang sudah lama terdaftar atau diatas 2 tahun.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur sebagai pemberi layanan publik harus menerapkan prinsip – prinsip pelayanan umum yang diatur dalam Keputusan Menteri Negara Pemberdaya Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggara Pelayanan Publik. Maka Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur mngeluarkan maklumat pelayanan yang berbunyi “DENGAN INI KAMI MENYATAKAN SANGGUP MENYELENGGARAKAN PELAYANAN SESUAI STANDAR PELAYANAN YANG TELAH DITETAPKAN DAN APABILA TIDAK MENEPATI JANJI INI, AKMI SIAP MENERIMA SANKSI SESUAI PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN YANG BERLAKU”. Maka maklumat itu merupakan janji seluruh karyawan dalam memberikan layanan kepada masyarakan / Wajib Pajak sebaik mungkin. Dengan terpenuhinya standar pelayanan yang ditetapkan akan berdampak positif terhadap pandangan masyarakat akan Direktorat Jendral Pajak, dan memperbaiki citra Direktorat Jendral Pajak khususnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.

C. Kedudukan Account Representative (AR) Dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak

Account Representative adalah petugas yang berada di Kantor Pelayanan Pajak pada Seksi Pengawasan dan Konsultasi (WASKON). Account


(54)

Representativeberkewajiban mengawasi pengawasan kepatuhan Wajib Pajak, melaksanakan bimbingan dan melaksanakan himbauan kepada Wajib Pajak.

Dengan berlangsungnya sistem modernisasi, Account Representative dituntut untuk lebih dekat, lebih mengenal dan lebih tahu akan kondisi Wajib Pajak-nya. Sehingga kegiatan-kegiatan dalam rangka peningkatan penerimaan pajak dapat berjalan dengan baik, dan juga didukung sepenuhnya oleh kegiatan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak, dimana akhirnya akan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak secara signifikan dengan kesadaran penuh dari Wajib Pajak sendiri. Bahwa pajak yang mereka bayarkan, nantinya akan kembali mereka rasakan meski tidak langsung dengan terus berlangsungnya pembangunan-pembangunan dan perbaikan-perbaikan sarana insfrastruktur di seluruh Indonesia.


(55)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada bab terakir ini penulis menarik kesimpulan berdasarkan data – data yang diperoleh di lapangan, pembahasan bab – bab sebelumnya dan analisis serta evaluasi data. Kesimpulannya yaitu:

1. Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur setiap tahunnya semakin meningkat, ini menunjukan bahwa tingkat kesadara Wajib Pajak untuk mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak terus meningkat. Dengan jumlah 98.026 Wajib Pajak. Tingkat pelaporan SPT Tahunan orang pribadi juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, dimana pada tahun 2014 persentase tingkat pelaporan SPT Tahunan orang pribadi mencapai 53.27% dengan perincian 26.198 Wajib Pajak melapor dan 22.986 Wajib Pajak yang tidak melapor dari jumlah keseluruhan 49.184 Wajib Pajak yg wajib melapor SPT Tahunan. Pada tingkat realisasi penerimaan pajak sejak tahun 2011 sampai dengan 2014 selalu mengalami naik turun, dimana pada tahun 2014 realisasi penerimaan pajak turun secara drastis ke angka 76.15%.

2. Faktor – faktor penyebab Wajib Pajak tidak melakukan kewajibannya sebagai Wajib Pajak ialah rendahnya tingkat kesadaran Wajib Pajak akan kesadarannya, kurangnya pengetahuan Wajib Pajak akan pajak, adanya sikap acuh terhadap kewajiban perpajakannya, adanya kesan negatif terhadap Direktorat Jendral


(56)

Pajak, dan persepsi yang salah dari Wajib Pajak bahwa pajak yang mereka bayarkan tidak memberikan jasa timbal balik kepada Wajib Pajak tersebut.

3. Pentingnya pelaksanaan sosialisasi perpajakan guna meningkatkan kesadaran Wajib Pajak, pengetahuan Wajib Pajak akan pajak, kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Sosialisasi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya seminar, kelas pajak, maupun dari media cetak dan elektronik. Pelayanan yang berkualitas juga sangat mendorong dari kepatuhan Wajib Pajak itu sendiri, karena pelayanan yang berkualitas akan menimbulkan kesan positif dari masyarakat terhadap Direktorat Jendral Pajak dan Kantor Pelayanan Pajak. Dan juga dengan adanya maklumat pelayanan menjadikan pelayanan yang baik dan sesuai dengan standar akan tercipta dengna baik.

4. Peranan Account Representativejuga berpengaruh, karena tugas Account Representative adalah mengawasi langsung Wajib Pajak-nya serta wajib memberikan konsultasi serta bimbingan kepada Wajib Pajak.

B. Saran

Setelah membuat kesimpulan – kesimpulan diatas, penulis juga ingin memberikan sara – saran yang sifatnya membangun, dan semoga bisa bermanfaat bagi pihak – pihak terkait.

1. Guna meningkatkan kepuasan Wajib Pajak, diharapkan kepada semua pegawai pajak terus meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan yang diberikan kepada


(57)

Wajib Pajak sehingga mampu memandu Wajib Pajak untuk melakukan kewajibannya dengan benar.

2. Kegiatan – kegiatan sosialisasi harus lebih sering diadakan guna memberikan pengetahuan pajak, memberitahukan hak dan kewajiban sebagai Wajib Pajak serta memberitahukan tentang peraturan – peraturan terbaru kepada Wajib Pajak agar Wajib Pajak tidak keliru saat melakukan kewajibannya.

3. Terus memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak dalam melakukan

Kewajibannya. Seperti penerapan e-filing dan NPWP online. Semoga akan banyak kebijakan – kebijakan seperti itu dengan tujuan mempermudah proses untuk Wajib Pajak.

4. Penerapan sanksi yang ketat dan tegas, agar tidak terjadi kecurangan dan agar tidak ada pihak – pihak yang memanfaatkan celah – celah dari lemahnya hukum dan ketentuan yang berlaku.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo, 2011.Perpajakan Edisi Revisi 2011. Penerbit Andi, Jakarta Sudirman, Rismawati dan Antong Amiruddin, 2012, PERPAJAKAN

Pendekatan Teori dan Praktik di Indonesia, Cetakan Pertama, Penerbit Empat Dua Media, Malang

Resmi,Siti.2009. Perpajakan: teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat

Siti Kurnia Rahayu, 2010. PERPAJAKAN INDONESIA: Konsep dan aspek formal, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta

Susanto, Henry 2012 Membangun Kesadaran dan Kepedulian Sukarela Wajib Pajak, ( Dikutip dari webs

Undanng – Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 16 Tahun 2009


(1)

secara langsung, seksi ini juga sebagai penanggungjawab bagi Wajib Pajak yang sudah lama terdaftar atau diatas 2 tahun.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur sebagai pemberi layanan publik harus menerapkan prinsip – prinsip pelayanan umum yang diatur dalam Keputusan Menteri Negara Pemberdaya Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggara Pelayanan Publik. Maka Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur mngeluarkan maklumat pelayanan yang berbunyi “DENGAN INI KAMI MENYATAKAN SANGGUP MENYELENGGARAKAN PELAYANAN SESUAI STANDAR PELAYANAN YANG TELAH DITETAPKAN DAN APABILA TIDAK MENEPATI JANJI INI, AKMI SIAP MENERIMA SANKSI SESUAI PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN YANG BERLAKU”. Maka maklumat itu merupakan janji seluruh karyawan dalam memberikan layanan kepada masyarakan / Wajib Pajak sebaik mungkin. Dengan terpenuhinya standar pelayanan yang ditetapkan akan berdampak positif terhadap pandangan masyarakat akan Direktorat Jendral Pajak, dan memperbaiki citra Direktorat Jendral Pajak khususnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.

C. Kedudukan Account Representative (AR) Dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak

Account Representative adalah petugas yang berada di Kantor Pelayanan Pajak pada Seksi Pengawasan dan Konsultasi (WASKON). Account


(2)

Representativeberkewajiban mengawasi pengawasan kepatuhan Wajib Pajak, melaksanakan bimbingan dan melaksanakan himbauan kepada Wajib Pajak.

Dengan berlangsungnya sistem modernisasi, Account Representative dituntut untuk lebih dekat, lebih mengenal dan lebih tahu akan kondisi Wajib Pajak-nya. Sehingga kegiatan-kegiatan dalam rangka peningkatan penerimaan pajak dapat berjalan dengan baik, dan juga didukung sepenuhnya oleh kegiatan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak, dimana akhirnya akan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak secara signifikan dengan kesadaran penuh dari Wajib Pajak sendiri. Bahwa pajak yang mereka bayarkan, nantinya akan kembali mereka rasakan meski tidak langsung dengan terus berlangsungnya pembangunan-pembangunan dan perbaikan-perbaikan sarana insfrastruktur di seluruh Indonesia.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada bab terakir ini penulis menarik kesimpulan berdasarkan data – data yang diperoleh di lapangan, pembahasan bab – bab sebelumnya dan analisis serta evaluasi data. Kesimpulannya yaitu:

1. Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur setiap tahunnya semakin meningkat, ini menunjukan bahwa tingkat kesadara Wajib Pajak untuk mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak terus meningkat. Dengan jumlah 98.026 Wajib Pajak. Tingkat pelaporan SPT Tahunan orang pribadi juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, dimana pada tahun 2014 persentase tingkat pelaporan SPT Tahunan orang pribadi mencapai 53.27% dengan perincian 26.198 Wajib Pajak melapor dan 22.986 Wajib Pajak yang tidak melapor dari jumlah keseluruhan 49.184 Wajib Pajak yg wajib melapor SPT Tahunan. Pada tingkat realisasi penerimaan pajak sejak tahun 2011 sampai dengan 2014 selalu mengalami naik turun, dimana pada tahun 2014 realisasi penerimaan pajak turun secara drastis ke angka 76.15%.

2. Faktor – faktor penyebab Wajib Pajak tidak melakukan kewajibannya sebagai Wajib Pajak ialah rendahnya tingkat kesadaran Wajib Pajak akan kesadarannya, kurangnya pengetahuan Wajib Pajak akan pajak, adanya sikap acuh terhadap


(4)

Pajak, dan persepsi yang salah dari Wajib Pajak bahwa pajak yang mereka bayarkan tidak memberikan jasa timbal balik kepada Wajib Pajak tersebut.

3. Pentingnya pelaksanaan sosialisasi perpajakan guna meningkatkan kesadaran Wajib Pajak, pengetahuan Wajib Pajak akan pajak, kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Sosialisasi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya seminar, kelas pajak, maupun dari media cetak dan elektronik. Pelayanan yang berkualitas juga sangat mendorong dari kepatuhan Wajib Pajak itu sendiri, karena pelayanan yang berkualitas akan menimbulkan kesan positif dari masyarakat terhadap Direktorat Jendral Pajak dan Kantor Pelayanan Pajak. Dan juga dengan adanya maklumat pelayanan menjadikan pelayanan yang baik dan sesuai dengan standar akan tercipta dengna baik.

4. Peranan Account Representativejuga berpengaruh, karena tugas Account Representative adalah mengawasi langsung Wajib Pajak-nya serta wajib memberikan konsultasi serta bimbingan kepada Wajib Pajak.

B. Saran

Setelah membuat kesimpulan – kesimpulan diatas, penulis juga ingin memberikan sara – saran yang sifatnya membangun, dan semoga bisa bermanfaat bagi pihak – pihak terkait.

1. Guna meningkatkan kepuasan Wajib Pajak, diharapkan kepada semua pegawai pajak terus meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan yang diberikan kepada


(5)

Wajib Pajak sehingga mampu memandu Wajib Pajak untuk melakukan kewajibannya dengan benar.

2. Kegiatan – kegiatan sosialisasi harus lebih sering diadakan guna memberikan pengetahuan pajak, memberitahukan hak dan kewajiban sebagai Wajib Pajak serta memberitahukan tentang peraturan – peraturan terbaru kepada Wajib Pajak agar Wajib Pajak tidak keliru saat melakukan kewajibannya.

3. Terus memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak dalam melakukan

Kewajibannya. Seperti penerapan e-filing dan NPWP online. Semoga akan banyak kebijakan – kebijakan seperti itu dengan tujuan mempermudah proses untuk Wajib Pajak.

4. Penerapan sanksi yang ketat dan tegas, agar tidak terjadi kecurangan dan agar tidak ada pihak – pihak yang memanfaatkan celah – celah dari lemahnya hukum dan ketentuan yang berlaku.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo, 2011.Perpajakan Edisi Revisi 2011. Penerbit Andi, Jakarta Sudirman, Rismawati dan Antong Amiruddin, 2012, PERPAJAKAN

Pendekatan Teori dan Praktik di Indonesia, Cetakan Pertama, Penerbit Empat Dua Media, Malang

Resmi,Siti.2009. Perpajakan: teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat

Siti Kurnia Rahayu, 2010. PERPAJAKAN INDONESIA: Konsep dan aspek formal, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta

Susanto, Henry 2012 Membangun Kesadaran dan Kepedulian Sukarela Wajib Pajak, ( Dikutip dari webs

Undanng – Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 16 Tahun 2009


Dokumen yang terkait

Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan Terhadap Pembayaran Pajak dan Pelaporan SPT Tahunan di Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur

5 119 74

Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan PPh Pasal 25/29 Wajib Pajak Badan Pada KPP Pratama Medan Polonia

8 154 65

Analisis Data Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

3 68 66

Pelaksanaan Penagihan Tunggakan Pajak Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

2 97 62

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

1 49 74

Kesadaran Wajib Pajak Dalam Memenuhi Kewajiban Sebagai Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Medan Belawan

0 41 60

Hubungan Antara Pemeriksaan Pajak Dengan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak PPh Badan dalam Pemenuhan Kewajiban Perpajakannya Pada Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia

0 30 133

Pelaksanaan Penagihan Tunggakan Pajak Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

2 46 63

Dampak Penggunaan Drop Box Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan Peranannya Dalam Upaya Peningkatan Penerimaan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

1 37 70

Prosedur Penagihan Untuk Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakannya Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

0 57 85