Analisa Cacthment Area dan Koefisien Run Off Analisa Waktu Konsentrasi dan Intensitas

3. Ef = n k = 15 3 = 5 4. Dx = Xmax – Xmin k – 1 Dx = 68,25 –17,19 5 – 1 = 12,76 5. Xawal = Xmin – 0,5×Dx = 17,19 – 0,5× 12,76 = 10,81 6. Tabel dibawah ini dapat dilihat untuk perhitungan X 2 Tabel 4.13 perhitungan uji Chi-kuadrat No Nilai batasan Of Ef Of - Ef 2 Of - Ef 2 Ef 1 68.215 ≤ X ≥ 83.785 2 5 9 1,8 2 83.785 ≤ X ≥ 99.355 4 5 1 0,2 3 99.355 ≤ X ≥114.925 3 5 4 0,8 4 114.925≤ X ≥130.495 1 5 16 3,2 Jumlah 6,00 Dari hasil perhitungan di atas didapat nilai X 2 sebesar 6,00 yang kurang dari nilai X 2 pada tabel uji Chi-Kuadrat yang besarnya adalah 7,815. Maka dari pengujian kecocokan penyebaran Distribusi Gumbel dapat diterima.

4.1.5 Analisa Cacthment Area dan Koefisien Run Off

Factor-faktor yang mempengaruhi sebelum menganalisa debit rencana suatu daerahkawasan yang akan ditinjau perlu diperkirakan terlebih dahulu seperti daerah tangkapan hujan cacthment area dan koefisien Run off pada kawasan tersebut. Faktor utama yang mempengaruhinya adalah laju infiltrasi tanah atau persentase lahan kedap air, kemiringan lahan, tanaman penutup tanah dan lain-lain. Untuk Daerah di kedua kecamatan ini karakter permukaan tanahnya bervariasi dari daerah perdagangan padat dan sedang, perumahanperkantoran padat dan sedang serta kawasan hutan. Daerah tangkapan hujan sangat tergantung terhadap kondisi lahantanah yang ada. Untuk menganalisanya disesuaikan dengan kondisi karakter permukaannya yang Universitas Sumatera Utara dikaitkan dengan daerah catchment area sesuai dengan sub drainase yang dimaksud. Dalam hal ini telah ditentukan nilai dari koefisien limpasan terhadap kondisi karakter permukaannya yaitu : C1 = 0.07 Kawasan PerumahanPerkantoran Sedang C2 = 0.93 Kawasan perkebunan dan hutan yang curam Salah satu perhitungan Cacthment Area dan Koefisien Run Off daerah kec. Lawe sigala-gala adalah sebagai berikut : Koefisien run off = C1+C2 = 0.07 + 0.93 = 1 C rata-rata = 15 = 0.2 Gambar 4.2 Peta Catchment Area

4.1.6 Analisa Waktu Konsentrasi dan Intensitas

Waktu yang diperlukan oleh hujan yang jatuh untuk mengalir dari titik terjauh sampai ketempat keluarannya titik control disebut dengan Waktu konsentrasi suatu daerah aliran . dimana setelah tanah menjadi jenuh dan tekanan – tekanan kecil terpenuhi. Dalam hal ini diasumsikan bahwa jika durasi hujan sama dengan waktu Lawe Sigala-gala 2 Aliran Lawe Sigala-gala Pemukiman Perkebunan Keterangan : Universitas Sumatera Utara konsentrasi maka setiap bagian daerah aliran secara serentak telah menyumbangkan aliran terhadap titik kontrol. Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan persatuan waktu. Sifat umum hujan adalah semakin singkat hujan berlangsung, intensitasnya cenderung makin tinggi dan makin besar periode ulangnya makin jauh pula intensitasnya. Hubungan antara intensitas hujan, lamanya hujan dan frekuensi hujan biasanya dinyatakan dalam lengkung Intensitas-Durasi-Frekuensi IDF yaitu Intensity, Duration, Frequency Curve. Diperlukan data hujan jangka pendek misalnya 5 menit, 10 menit, 30 menit, 60 menit dan jam-jaman untuk membentuk lengkung IDF. Data hujan jenis ini hanya dapat diperoleh dari stasiun penakar otomatis, selanjutnya berdasarkan hujan jangka pendek tersebut lengkung IDF dapat dibuat. Dari tabel dibawah dan divariasikan terhadap waktu konsentrasi serta fungsi dari drainase itu sendiri primer atau sekunder. Untuk saluran drainase primer curah hujan rencana yang diperkirakan untuk 5 tahunan sedangkan untuk saluran drainase sekunder diambil curah hujan rencana untuk 2 tahunan, sehiingga didapatlah analisa perhitungan intensitas dan waktu konsentrasi pada tabel 4.14. Tabel 4.14. Analisa Intensitas Curah Hujan No T menit T jam I mmjam R 2 R 5 R 10 R 20 R 50 R 100 1 5 0.08333 69,981 95,220 111,814 127,930 148,651 164,333 2 10 0.16667 44,254 60,214 70,707 80,899 94,002 103,919 3 20 0.33333 27,789 37,812 44,401 50,801 59,029 65,256 4 30 0.50000 21,216 28,868 33,899 38,785 45,067 49,822 5 40 0.66667 17,511 23,827 27,979 32,012 37,197 41,121 6 50 0.83333 15,095 20,539 24,118 27,594 32,064 35,446 7 60 1.00000 13,371 18,193 21,364 24,443 28,402 31,398 8 70 1.16667 11,840 16,111 18,918 21,645 25,151 27,805 9 80 1.33333 11,035 15,015 17,631 20,173 23,440 25,913 10 90 1.50000 10,197 13,875 16,293 18,641 21,661 23,946 11 100 1.66667 9,504 12,932 15,186 17,375 20,189 22,319 12 110 1.83333 8,924 12,143 14,259 16,315 18,957 20,957 Universitas Sumatera Utara No T menit T jam I mmjam R 2 R 5 R 10 R 20 R 50 R 100 13 120 2.00000 8,425 11,464 13,462 15,402 17,897 19,785 14 130 2.16667 7,990 10,872 12,767 14,607 16,973 18,763 15 140 2.33333 7,603 10,346 12,149 13,900 16,151 17,855 16 150 2.50000 7,265 9,885 11,608 13,281 15,433 17,061 17 160 2.66667 6,959 9,469 11,119 12,722 14,783 16,342 18 170 2.83333 6,669 9,074 10,656 12,192 14,167 15,661 19 180 3.00000 6,427 8,746 10,270 11,750 13,653 15,094 Salah satu contoh perhitungan R 2 , R 5 , R 10 , R 20 , R 50 , dan R 100 analisa intensitas curah hujan distribusi gumbel diatas sebagai berikut : Untuk Periode Ulang T 2 Tahun Untuk Periode Ulang T 5 Tahun Untuk Periode Ulang T 10 Tahun Untuk periode ulang T 20 Tahun Universitas Sumatera Utara Untuk Periode Ulang T 50 Tahun Untuk Periode Ulang T 100 Tahun Dari Analisa Diatas Dapat Digambarkan Kurva IDR Sebagai Berikut : Gambar 4.3 Grafik Intensitas Curah Hujan 20 40 60 80 100 120 140 160 180 5 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 In te n si tas cu rah h u jan m m jam Waktu konsentrasi menit R2 R5 R10 R20 R50 R100 Universitas Sumatera Utara Perhitungan Analisa Waktu Konsentrasi dan Intensitas Hujan Rencana dengan menggunakan rumus Dr.Mononobe adalah sebagi berikut : V = 72 x HL 0.6 t = LV Keterangan : L = panjang saluran m S = kemiringan rata-rata saluran m V = kecepatan aliran di dalam saluran mdetik t = waktu menit I= intensitas hujan mmjam Salah satu contoh Perhitungan waktu kosentrasi dan intensitas hujan rencana daerah kecamatan Lawe sigala-gala. Metode Dr.Mononobe V = 72 x H500 0.6 = 72 x 1500 0.6 = 1,729 t = LV = 5001,729 = 289,184 = 0,307 mmjam

4.1.7 Analisa Debit Rencana