2.1.2 Karateristik Wilayah Studi .
Letak Geografis
Pemerintahan pada kecamatan Lawe Sigala-gala mempunyai luas wilayah seluas ± 4.032 Ha. Batas wilayah secara administrasi adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Semadam Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Babul Makmur
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Babul Rahmah Sebelah Timur berbatasan dengan Gunung Bahorok
Tofografi dalam daerah pengaliran Kondisi topografi seperti corak, elevasi, gradient, arah pengaliran dan lain-lain
dari daerah pengaliran mempunyai pengaruh terhadap sungai dan hidrologi daerah pengaliran tersebut. Corak daerah pengaliran adalah faktor bentuk yakni perbandingan
panjang sungai utama terhadap lebar rata-rata daerah pengaliran. Jika faktor bentuk menjadi lebih kecil dengan kondisi skala daerah pengaliran
yang sama maka hujan lebat yang merata akan berkurang dengan perbandingan yang sama sehingga kemungkinan terjadi banjir akan kecil. Elevasi daerah pengaliran dan
elevasi rata-rata mempunyai hubungan dengan infiltrasi, limpasan permukaan, kelembaban dan pengisian air tanah. Gradien daerah pengaliran adalah salah satu faktor
penting yang mempengaruhi waktu mengalirnya aliran permukaan, waktu konsentrasi dan mempunyai hubungan langsung terhadap debit banjir. Arah daerah pengaliran
mempunyai pengaruh terhadap kehilangan evaporasi dan transpirasi karena mempengaruhi kapasitas panas yang diterima dari matahari.
Perencanaan sistem drainase sangat ditentukan oleh topografi wilayah. Kesalahan data topografi akan mengakibatkan kerugian-kerugian yang tidak terduga
akibat terjadinya banjir dan genangan yang timbul dari perencanaan sistem drainase yang salah.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Siklus Hidrologi
Masalah banjir atau genangan yang terjadi pada lokasi tertentu dan penyebab banjir atau genangan tersebut dapat berasal dari kota itu sendiri, akibat kurang
berfungsinya saluran drainase yang ada, juga berasal dari luar kota disebabkan meluapnya sungai sekitarnya akibat terlalu mengalir air hujan dari bagian hulu.
Besarnya kerugian tergantung besaran genangan meliputi luas, frekuensi, tinggi dan lamanya genangan, tetapi yang paling menentukan besarnya kerugian adalah nilai
kegiatan yang ada dalam lokasi tersebut. Pendekatan umum mengenai penentuan alternatif pemecahan masalah drainase bertitik tolak dari penyebab utama timbulnya
banjirgenangan itu sendiri. Ditinjau dari segi fungsi pelayanan sistem drainase diklasifikasi menjadi sistem
drainase utama major drainage sistem dan sistem drainase lokal minor drainage sistem.
a. Sistem Drainase Utama
Yang termasuk dalam sistem drainase utama adalah saluran primer, sekunder dan tersier beserta bangunan kelengkapannya yang melayani kepentingan sebagian besar warga
masyarakat. Pengelolaan sistem utama merupakan tanggung jawab pemerintah kota.
Universitas Sumatera Utara
b. Sistem Drainase Lokal
Yang merupakan dalam sistem drainase local adalah sistem saluran awal yang melayani suatu kawasan kota tertentu seperti kompleks permukiman, areal pasar, perkantoran, areal
industry dan komersial. Sistem ini melayani area lebih kecil dari 10 Ha.
Bila ditinjau dari segi fisik hirarki susunan saluran, sistem dainase diklasifikasikan atas saluran primer, sekunder, tersier dan seterusnya.
a. Sistem Saluran Primer Adalah saluran utama yang menerima masukan aliran dari saluran
sekunder dimensi saluran relatif besar. Akhir saluran primer adalah badan penerima air. b.
Sistem Saluran Sekunder Adalah saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima aliran air dan saluran tersier dan limpasan air permukaan sekitarnya, dan meneruskan aliran
ke saluran primer. Dimensi saluran tergantung pada debit yang dialirkan. c.
Sistem Saluran Tersier Adalah saluran drainase yang menerima air dari sistem drainase lokal dan menyalurkannya ke saluran sekunder.
2.1.3 Analisa Hidrologi