di mana : Ct = kosentrasi sedimen total
V = kecepatan aliran ms = kecepatan jatuh ms
S = kemiringan sungai W = lebar sungai m
D = kedalaman sungai m Qs = muatan sedimen kgs
2.3.5 Dampak Erosi dan Sedimentasi A. Pengaruh Erosi Terhadap Perkuatan Tebing Sungai
Seperti yang telah diuraikan, erosi dan sedimentasi yang diakibatkan oleh pergerakan air daerah dengan curah hujan tinggi meliputi beberapa proses. Terutama
meliputi proses pelepasan, penghanyutanpengangkutan dan pengendapan daripada partikel-partikel tanah yang terjadi akibat tumbukan percikan air hujan dan aliran
permukaan.
Air hanya akan mengalir di permukaan tanah apabila jumlah air hujan lebih besar daripada kemampuan tanah untuk menginfiltrasi air ke lapisan yang lebih dalam. Dengan
menurunnnya porositas tanah, karena sebagian pori-pori tertutup oleh partikel tanah yang
halus, maka laju infiltrasi akan semakin berkurang, akibatnya aliran air di permukaan akan semakin bertambah banyak. Aliran air di permukaan mempunyai akibat yang penting. Lebih
banyak air yang mengalir di permukaan tanah maka lebih banyak tanah yang terkikis dan terangkut banjir yang dilanjutkan terus ke sungai untuk akhirnya diendapkan. Lebih lanjut
tetesan air hujan ini dapat menimbulkan pembentukan lapisan tanah keras pada lapisan permukaan. Akibatnya dapat menyetop sama sekali laju infiltrasi sehingga aliran
permukaan semakin berlimpah. Dari uraian ini jelas bahwa pengaruh erosi ini dapat
menimbulkan kemerosotan kesuburan fisik dari tanah. Maka dari itu, untuk pencegahan
Universitas Sumatera Utara
pengaruh erosi pada tebing sungai dapat digunakan berbagai jenis bangunan penahan sungai, seperti halnya dalam kasus ini PemKab Aceh Tenggara memilih untuk menggunakan jenis
bronjong Susunan Batu Kali untuk jenis penahan tebing sungai.
B. Pengaruh Sedimentasi Terhadap Normalisasi Sungai
Erosi tidak hanya berpengaruh negatif pada lahan dimana terjadi erosi, tetapi juga di daerah hilirnya dimana material sedimen diendapkan. Banyak bangunan-
bangunan sipil di daerah hilir akan terganggu, saluran-saluran, jalur navigasi air akan mengalami pengedapan sedimen. Disamping itu kandungan sedimen yang tinggi pada
air sungai juga akan merugikan pada penyediaan air bersih yang bersumber dari air permukaan, biaya pengelolaan akan menjadi lebih mahal. Dengan ini Sedimen sangatlah
memberi kerugian untuk pemukiman warga jika sedimen pada sungai tidak dikeruk ulang jika sudah terjadi penumpukan. Selain merugikan pemukiman, jika tidak dikeruk
apabila sudah terjadi penumpukan sedimen, aliran sungai menjadi tidak normal dan dapat terjadinya banjir diseluruh kawasan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan waktu
Penelitian untuk penulisan skripsi ini berlangsung pada 30 Mei 2014 sampai dengan selesai yang dilakukan di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kabupaten Aceh
Tenggara, Provinsi NAD.
3.2 Rancangan Penelitian
Dalam tugas akhir ini metode penelitian yang digunakan yaitu metode pengumpulan dan analisa data. Data yang digunakan adalah data primer dan data
sekunder, kemudian data tersebut dianalisis berdasarkan analisis hidrologi dan analisis hidrolika kemudian di evaluasi berdasarkan nilai debit saluran eksisting dengan nilai
debit saluran rencana.
Kegunaan data curah hujan pada analisa hidrologi meliputi perhitungan curah hujan maksimum suatu wilayah, Perhitungan nilai intensitas hujan daerah aliran sungai serta
perhitungan debit banjir rencana pada suatu penampang drainase dipengaruhi oleh iklim yang berupa kelembaban udara, besarnya nilai evaporasi akibat lamanya penyinaran sinar
matahari, kondisi permukaan tanah dan jenis vegetasi yang terdapat didalamnya. Keseluruhan faktor diatas dapat memberikan gambaran terhadap besaran curah hujan yang
jatuh dan mengalir diatas permukaan tanah.
Universitas Sumatera Utara
Tahapan-tahapan penelitian yang ditunjukan dengan panah disajikan pada Gambar 3.1 berikut ini :
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian Tugas Akhir
Data curah hujan
Analisa Eksisting
Analisa Solusi Kesimpulan dan Saran
Mulai Survei Lokasi
Selesai 4. Lebar
5. Panjang 6. Tikungan
Data Aliran Skema jaringan
drainase Topografi
Catchment Area
Data Sekunder : Data Primer :
Gambar Skema
Data Sungai
Q Banjir Rencana Sedimen
Erosi Perhitungan Data dengan menggunakan beberapa
Metode
Universitas Sumatera Utara
3.3 Pelaksanaan Penelitian
Pertama-tama melakukan pensurveian di daerah lokasi aliran sungai atau disebut dengan menganalisa data primer, kemudian menganalisa data sekunder, yaitu
menghitung curah hujan rata-rata, topograpi dan Catchment Area. Selanjutnya menganalisa kondisi Eksisting
Analisa Kondisi Eksisting mencakup kepada bentuk aliran sungai, seperti lebar, panjang dan bentuk tikungan pada aliran sungai tersebut. Analisa Kondisi Eksisting
tidak mencakup kepada bentuknya saja, melainkan kepada Debit penampang banjir, erosi dan sedimen.
Setelah menganalisa kondisi eksisting, maka langkah berikutnya yaitu menganalisa solusinya.
3.4 Variabel yang diamati
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Data curah hujan dari stasiun pencatat curah hujan dengan rentang waktu pengamatan selama 15 tahun terakhir yang diperoleh dari Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika aceh tenggara. 2.
Peta administrasi Kota kutacane, peta jaringan drainase, peta pembagian catcment area.
3. Data kondisi eksisting drainase di Kecamatan Lawe sigala-gala.
3.6 Jadwal Pengerjaan Skripsi
Jadwal pengerjaan skripsi dapat dilihat pada gambar 3.2 dibawah ini: Gambar 3.2. Pengerjaan Skripsi.
Universitas Sumatera Utara
No kegiatan
2015 Februari
Maret April Mei Juni
Juli Agustus
1 Pengajuan judul
2 Penyusunan
proposal 3
Survei awal 4
Evaluasi proposal 5
Pelaksanaan penelitian
6 Pengolahaan data,
analisis, dan penyusunan
laporan 7
Seminar hasi penelitian
8 colloqium
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Curah Hujan
Kegunaan data curah hujan pada analisa hidrologi meliputi perhitungan curah hujan maksimum suatu wilayah, Perhitungan nilai intensitas hujan daerah aliran sungai
serta perhitungan debit banjir rencana pada suatu penampang drainase dipengaruhi oleh iklim yang berupa kelembaban udara, besarnya nilai evaporasi akibat lamanya
penyinaran sinar matahari, kondisi permukaan tanah dan jenis vegetasi yang terdapat didalamnya. Keseluruhan factor diatas dapat memberikan gambaran terhadap besaran
curah hujan yang jatuh dan mengalir diatas permukaan tanah. Frekuensi hujan adalah besarnya kemungkinan suatu besaran hujan disertakan
atau dilalui. Analisis frekuensi diperlukan seri data hujan yang diperoleh dari pos penakar hujan baik yang manual maupun yang otomatis. Analisa frekuensi ini
didasarkan pada sifat statistik data kejadian yang telah lalu untuk memperoleh probabilitas besaran hujan yang akan datang masih sama dengan sifat statistik kejadian
hujan masa lalu.
4.1.1. Analisa Curah Hujan Harian Maksimum