Kecernaan pakan dan kecernaan protein pada pemeliharaan ikan lele Clarias gariepinus

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kecernaan pakan dan kecernaan protein pada pemeliharaan ikan lele Clarias gariepinus

Koefisien Kecernaan Pakan KKP dan Koefisien Kecernaan Protein KKProt menggambarkan seberapa besar bagian pakan dan protein yang dicerna oleh ikan. Dalam arti yang sebaliknya, nilai KKP atau KKProt juga mengindikasikan bagian pakan atau protein yang dikeluarkan oleh ikan bersama feses. Pakan yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai nilai KKP dan KKProt masing-masing sebesar 81,48±2,30 dan 61,97±7,24 Tabel 1, Lampiran 14 dan 15. Pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pakan ikan komersial berupa pelet apung dengan kadar protein sebesar 29,77. Namun demikian, dalam pelaksanaan uji kecernaan ini, pakan tersebut digiling dan dicetak ulang yang mengakibatkan sifat keterapungannya menjadi hilang. Tabel 1. Nilai Koefisien Kecernaan Pakan KKP dan Koefisien Kecernaan Protein KKProt ikan lele Í Î ÏÐÑ Ò ep in u s yang diberi pakan apung komersial kadar protein sebesar 29,77 N=5 Parameter Nilai Koefisien Kecernaan Pakan KKP 81,48 ± 2,30 Koefisien Kecernaan Protein KKProt 61,97 ± 7,24 Nilai KKP sebesar 81,48±2,30 menunjukkan bahwa sebagian besar pakan yang diberikan dapat dicerna oleh ikan lele. Dalam pengertian yang sebaliknya, 16,86 dari jumlah pakan yang diberikan tidak dicerna oleh ikan lele dan akhirnya dibuang dalam bentuk feses. Nilai kecernaan pakan pada penelitian ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan nilai kecernaan pakan ikan lele Í Î ÏÐÑ Ò ep in u s yang dilaporkan oleh Bovendeur et al. 1987 yakni 51,88 dalam bentuk bahan kering d ry m Ð Ó ter . Pakan yang digunakan mempunyai kandungan bahan kering sebesar 98 dan protein sebesar 47,1. Pada penelitian terhadap ikan su n sh in e ÔÕÖ Ö Mo ro n e chryso p s x M × sa xa tilis ,Thompson et a l . 2008 mendapatkan nilai kecernaan bahan kering pakan sebesar 62,44 hingga 79,17, bergantung pada sumber protein yang digunakan. Kecernaan pakan juga dipengaruhi oleh tingkat pemberian pakan feedin g level yang diterapkan. Semakin tinggi tingkat pemberian pakan, nilai kecernaan pakan semakin rendah. Pada pemberian pakan sebesar 0,33 biomassa ikan perhari, kecernaan bahan kering pakan ikan lele Ø × g a riep in u s adalah sebesar 57,89, sementara pada tingkat pemberian pakan 1,67 kecernaan pakan ikan lele menurun menjadi 41,85 Henken et a l ., 1985. Sementara itu, nilai Koefisien Kecernaan Protein KKProt sebesar 61,97±7,24 menunjukkan bahwa 61,97 protein yang terkandung di dalam pakan dapat dicerna oleh ikan lele dan sisanya sebesar 38,03 terbuang ke dalam air bersama feses. Tingkat kecernaan protein juga menggambarkan tingkat kecernaan nitrogen yang terkandung di dalam pakan. Protein mengandung nitrogen sebesar 16. Menurut Brune et a l . 2003, dari seluruh nitrogen yang terkandung dalam pakan hanya sejumlah 25 digunakan ikan untuk tumbuh atau diretensi oleh ikan. Tingkat retensi nitrogen oleh ikan antara lain dipengaruhi oleh kualitas protein yang terkandung dalam pakan yang diberikan. Pada ikan kakap Eropa Ù icen tra rchu s la bra x , nilai retensi nitrogen berkisar antara 24,1 hingga 27,8 bergantung pada susunan asam amino yang terdapat pada pakan Peres dan Oliva- Teres, 2007. Nilai proporsi protein yang dikeluarkan oleh ikan lele bersama feses pada penelitian ini, yakni 38,03, relatif lebih tinggi dibandingkan dengan yang dinyatakan oleh Brune et a l × 2003 yakni 15. Nilai yang dinyatakan oleh Brune et a l . 2003 tersebut adalah untuk ikan secara umum dan tidak dinyatakan jenis ikan secara spesifik.

4.2. Ekskresi amoniak pada pemeliharaan ikan lele C. gariepinus