Penelitian 4: Pengaruh penambahan organisme dengan jenjang rantai makanan

©ª m eli «¬­ ¬¬® ¯ k ¬® Benih ikan lele dengan bobot rata-rata sekitar 42,5 gekor dipelihara di bagian pertama. Kepadatan yang diterapkan adalah 100 ekorm 2 . Pakan yang diberikan berupa pakan buatan pelet terapung komersial dengan kadar protein kasar 29,77 . Tingkat pemberian pakan yang diterapkan adalah 3 bobot biomassa ikan per hari. Pemberian pakan dilakukan setidaknya 3 kali per hari. Pemeliharaan ikan dilaksanakan selama 6 minggu. © ¬­ ¬° eter ©ª ®±¬°¬ ²¬® Parameter yang diamati adalah kadar amoniak dalam bentuk to t ¬ l ¬° m o n i ¬ n itro g en , TAN, biomassa bakteri dalam bentuk vo l ¬ ² ile su sp en d ed so lid s , VSS dan biomassa fitoplankton dalam bentuk klorofil-a. Pengamatan dilakukan setiap minggu, dengan mengacu metode APHA 2005. Prosedur pengukuran TAN, VSS dan klorofil-a masing-masing dicantumkan pada Lampiran 6, 7 dan 8. Hasil pengamatan parameter dianalis secara diskriptif.

3.4. Penelitian 4: Pengaruh penambahan organisme dengan jenjang rantai makanan

berbeda terhadap penurunan limbah amoniak dan peningkatan retensi nitrogen pada budidaya ikan lele intensif. Penelitian 4 dilaksanakan untuk menganalisis peningkatan efisiensi penyerapan limbah nitrogen dengan menambah jenjang rantai makanan yang dipadukan pada budidaya ikan lele. Dari penelitian ini akan diketahui penyerapan dan retensi nutrien pada berbagai jenjang rantai makanan yang dipadukan dengan pemeliharaan ikan lele secara intensif. Wa da h Pen elitia n Wadah yang digunakan berupa bak beton berukuran 5 x 5 m yang disekat menjadi 2 bagian yakni bagian pertama seluas 10 m 2 untuk pemeliharaan ikan lele, dan bagian kedua seluas 15 m 2 untuk pemeliharaan sebagai organisme filter feed er yakni ikan nila dan moluska Gambar 6. Gambar 6. Skema rancangan wadah penelitian budidaya ikan lele intensif. Kedalaman air di dalam bak dipertahankan setinggi 80 cm. Penambahan air dilakukan jika penurunan air akibat penguapan sudah mencapai 5 cm. Untuk menjamin agar air mengalami sirkulasi, pompa celup dengan debit sekitar 0,3 Ldetik dipasang pada bagian pertama dan mengalirkan air dari bagian pertama ke bagian kedua. Pada bagian kedua dipasang aerasi sebanyak 6 titik untuk menjamin kadar oksigen terlarut selalu lebih dari 2 mgL Schneider et , 2006. Untuk mendapatkan kepadatan bakteri di air kolam sebesar 10 6 cfumL dilakukan inokulasi bakteri yang diberikan sekali di bagian kedua pada awal penelitian. Prosedur penyiapan inokulan dan perhitungan jumlah inokulan yang diberikan dicantumkan pada Lampiran 4. Untuk memacu pertumbuhan bakteri heterotrofik, molases sebagai sumber karbon organik diberikan setiap hari di bagian kedua dengan dosis 91,31 dari jumlah pakan yang diberikan pada hari tersebut Lampiran 5. Ikan Lele  Ikan Nila, Kijing, Keong      Pompa Titik aerasi ³´ m eli µ¶· ¶¶¸ ¹ k ¶¸ Benih ikan lele dengan bobot rata-rata sekitar 42,5 gekor dipelihara di bagian pertama. Kepadatan yang diterapkan adalah 100 ekorm 2 . Pada perlakuan terkait, ikan nila º » n ilo ticu s yang berukuran sekitar 4,83 gekor ditebarkan pada bagian kedua dengan kepadatan 50 ekorm 2 . Pada perlakuan moluska, pada bagian kedua ditebar juga kijing ¼ ¸¶ ½¾ ¸ ¿ ¶ sp. dan keong ³ ¾À ¶ ce ¶ sp. masing- masing sebanyak 5 kg. Pemberian pakan hanya dilakukan untuk ikan lele. Pakan yang diberikan berupa pakan buatan pelet terapung komersial dengan kadar protein kasar sekitar 29,77. Tingkat pemberian pakan yang diterapkan adalah 3 bobot biomassa ikan per hari. Pemberian pakan dilakukan setidaknya 3 kali per hari. Pemeliharaan ikan dilaksanakan selama 6 minggu. ³´ rl ¶ Á ¶¸ Percobaan ini mempunyai tiga perlakuan dan masing-masing terdiri dari tiga ulangan. Perlakuan yang diterapkan pada penelitian ini adalah penambahan organisme dengan jenjang rantai makanan berbeda yakni ikan lele à » Ķ· ¹ ep in u s , ikan nila º » n ilo ticu s , kijing ¼ ¸¶ ½¾ ¸ ¿ ¶ sp. dan keong ³ ¾À ¶ ce ¶ sp. dengan rancangan sebagai berikut: 1. Pemeliharaan ikan lele dengan Satu Jenjang Rantai Makanan Ikan Lele 2. Pemeliharaan ikan lele dengan Dua Jenjang Rantai Makanan Ikan Lele - Ikan Nila 3. Pemeliharaan ikan lele dengan Tiga Jenjang Rantai Makanan Ikan Lele - Ikan Nila Moluska kijing dan keong. ³ e ¸Ä¶ À ¶ ¿ ¶¸ ³ ¶· ¶ À eter Pertumbuhan ikan lele dan ikan nila diukur setiap minggu dengan mengambil sampel sebanyak 5 kali setiap kolam untuk ditimbang dan dihitung jumlah individu ikan untuk mendapatkan rata-rata bobot individu ikan. Ikan yang mati diamati setiap hari, dihitung dan ditimbang. Kadar nitrogen N pada ikan lele, ikan nila, kijing dan keong, air diukur pada awal dan akhir penelitian. Parameter kualitas air yang diukur meliputi kadar oksigen terlarut, pH, temperatur air, amoniak total TAN, nitrit, nitrat, alkalinitas, kekeruhan, padatan tersuspensi TSS, biomassa mikroba VSS dan biomassa fitoplankton klorofil- a. Pengukuran kualitas air dilakukan setiap minggu. Oksigen terlarut diukur dengan menggunakan DO-meter. pH dan temperatur air diukur dengan menggunakan pH-meter. Amoniak, nitrit, nitrat, TSS, VSS dan klorofil-a diukur dengan prosedur sesuai APHA 2005 sebagaimana tercantum pada Lampiran 6, 7, 8, 9, 10 dan 11. Kekeruhan diukur dengan Turbiditimeter, sedangkan alkalinitas diukur dengan metode titrasi Lampiran 12. Nilai NH 3 dihitung berdasarkan proporsi dari TAN sesuai dengan pH dan temperatur yang diukur Lampiran 13. Pada akhir penelitian, ikan ditimbang secara keseluruhan untuk mengetahui jumlah produksi total. Efisiensi Pakan EP dihitung dengan menggunakan rumus: P Tot + B M B EP = _------------------------- x 100 F di mana: EP = Efisiensi Pakan P Tot = Produksi akhir total ikan lele, nila, moluska kg B M = Biomassa mati ikan lele, nila, moluska kg B = Biomassa saat tebar ikan lele, nila, moluska kg F = Jumlah pakan yang diberikan kg Parameter Efisiensi Penyerapan Nitrogen EN dihitung dengan rumus sebagai berikut: EN = N L + N N + N K + N S N P x 100 di mana : EN = Efisiensi Penyerapan Nitrogen N L = akumulasi N pada ikan lele g N N = akumulasi N pada ikan nila g N K = akumulasi N pada kijing g N S = akumulasi N pada siputkeong g N P = jumlah akumulasi N pada pakan yang diberikan g Limbah nitrogen dihitung dengan rumus sebagai berikut: N W = 100 - EN di mana: N W = Limbah nitrogen N pakan EN = Efisiensi Nitrogen Pertumbuhan ikan lele dan nila dihitung berdasarkan rumus Metaxa et a l Å 2006 sebagai berikut: = x 100 di mana : = laju pertumbuhan harian Wt = bobot rata-rata ikan pada akhir pemeliharaan g Wo = bobot rata-rata ikan pada awal pemeliharaan g t = lama pemeliharaan hari Kelangsungan hidup ikan lele dan ikan nila dihitung dengan rumus sebagai berikut: KH = x 100 di mana: KH = kelangsungan hidup ikan No = jumlah ikan pada awal pemeliharaan ekor Nm = jumlah ikan yang mati ekor ÆÇÈÉ isis Ê a ta Nilai parameter Efisiensi Penyerapan Nitrogen EN, pertumbuhan ikan lele dan nila, nilai kelangsungan hidup dan produksi ikan dianalisis dalam Analisis Sidik Ragam satu arah On e Wa y Æ Ë O Ì Æ . Jika terdapat perbedaan antar perlakuan, maka dilanjutkan dengan Uji Duncan. Keragaan kualitas air ditampilkan secara deskriptif dalam bentuk tabulasi dengan menampilkan nilai rata-rata total diikuti dengan kisaran nilai terendah sampai dengan yang tertinggi. Nilai rata-rata total merupakan nilai rata-rata dari nilai pengamatan setiap minggu.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN