Drainase dan Filter TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanah Secara Umum

20 Untuk menggambarkan garis freatik, bisa dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut Bowles, 1989 : 1. Beberapa jarak x i ditentukan untuk menghitung y i berdasarkan persamaan garis freatik, dengan ketentuan nilai x i ≤ x o . 2. Dari titik-titik x i , y i yang diperoleh, dapat digambarkan kurva mulus smooth dari titik-titik tersebut. Parabola tersebut akan menyinggung muka tanggul di bagian hilir pada bagian atas dari bagian bawah titik A dan berangsur-angsur menjadi tegak lurus terhadap muka tanggul di bagian hulu pada garis air. Selain dengan analitis grafis, penggambaran garis aliran dapat pula dilakukan dengan pengamatan dari sebuah model di laboratorium. Selain itu juga dengan adanya program software komputer yang dikeluarkan oleh GEO-SLOPE tahun 2002, penggambaran garis aliran semakin mudah dilakukan.

2.4. Drainase dan Filter

Sistem drainase sangat diperlukan untuk mengatur aliran air di dalam maupun di permukaan tanah. Sistem drainase digunakan di berbagai tempat untuk mengatasi luapan dan kandungan air yang tidak diinginkan. Air rembesan mengalir dari lapisan dengan butiran yang lebih halus menuju lapisan yang kasar, kemungkinan terangkutnya bahan butiran lebih halus lolos melewati bahan yang lebih kasar tersebut dapat terjadi. Pada waktu yang lama, proses ini mungkin akan menyumbat ruang pori di dalam bahan kasarnya atau juga dapat terjadi piping pada bagian butir halusnya. Erosi butiran mengakibatkan turunnya tahanan aliran air dan naiknya gradien hidrolis. Bila kecepatan aliran membesar akibat dari pengurangan tahanan aliran yang berangsur-angsur turun, akan terjadi erosi butiran yang lebih besar lagi, sehingga membentuk pipa-pipa di dalam tanah yang dapat mengakibatkan keruntuhan pada bendungan. Kondisi demikian dapat dicegah dengan pemakaian filter antara dua bahan tersebut. Jika bahan timbunan yang berupa batuan dari bendungan berhubungan langsung dengan bagian bahan bendungan yang berbutir halus maka air rembesan akan dapat mengangkut butiran halusnya. Guna mencegah bahaya ini, harus diadakan suatu lapisan filter yang diletakkan di antara bahan yang halus dan kasar 21 tersebut. Filter atau drainase yang dimaksudkan untuk mengendalikan rembesan harus memenuhi dua persyaratan yaitu : 1 Ukuran pori-pori harus lebih kecil untuk mencegah butir tanah terbawa aliran. 2 Permeabilitas harus cukup tinggi untuk mengizinkan kecepatan drainase yang besar dari air yang masuk filternya. Ada beberapa bentuk drainase yang dapat diterapkan dalam tanggul untuk mengatasi rembesan yang terjadi, diantaranya adalah drainase kaki dan drainase tegak. Salah satu bahan cukup baik digunakan sebagai filter adalah capiphon drain belt. Gambar 6. Model tanggul dengan saluran drainase kaki menggunakan filter berupa capiphon drain belt Gambar 7. Model tanggul dengan saluran drainase tegak menggunakan filter berupa capiphon drain belt Capiphon drain belt adalah penemuan terbaru berupa lembaran yang terbuat dari plastik. Bahan ini mempunyai daya hisap, kekuatan menahan beban dan gravitasi yang baik untuk mencegah penyumbatan dan menghasilkan debit pembuangan yang tinggi dengan memanfaatkan sistem kapilarisasi. Karakteristik dari capiphon ini adalah didesain dengan memanfaatkan gaya gravitasi untuk memisahkan air dengan partikel-partikel lainnya, tahan terhadap beban yang berat, daya serap yang tinggi, tidak memerlukan agregat filter, fleksibel mengikuti kontur tanah, mudah disimpan dan lebih ekonomis. Capiphon juga dapat 22 digunakan untuk pencegahan terhadap tanah longsor dan erosi pantai, drainase pondasi, water proofing, drainase dalam tanah, proteksi lingkungan, irigasi untuk pertanian dan perkebunan serta pembuangan buatan air bawah tanah. Gambar 8. Sistem kapilarisasi pada capiphon drain belt Setyowati, 2006.

2.5. Program GEO-SLOPE