11 Menurut Herlina 2003 daya ikat tanah terhadap air pF setelah
pemadatan lebih kecil dibandingkan daya ikat tanah terhadap air pF tanah dalam kondisi kapasitas lapang. Hal ini ditunjukkan dengan kadar air untuk pF yang
sama pada kedalaman yang sama, antara tanah pada kondisi kapasitas lapang dengan tanah yang sudah mengalami pemadatan, maka akan terlihat bahwa kadar
airtanah yang telah dipadatkan jauh lebih kecil dibandingkan dengan tanah pada kondisi kapasitas lapang. Pemadatan menurunkan pori makro dan pori total
sehingga energi yang diperlukan untuk memegang air lebih kecil, tetapi cenderung menaikkan pori berukuran sedang.
j. Konsistensi Tanah
Sifat mekanik tanah mencakup konsistensi tanah dan pemadatan tanah. Konsistensi berhubungan dengan derajat adhesi antara partikel tanah dan tahanan
melawan gaya yang cenderung merubah atau meruntuhkan agregat tanah. Tanah yang derajat adhesinya tinggi, bersifat nonplastis-kohesif. Sifat plastisitas dan
kohesivitas semakin tinggi dengan turunnya derajat adhesi. Konsistensi tanah tergantung pada tekstur, sifat, jumlah koloid-koloid anorganik dan organik,
struktur dan terutama kandungan airtanah. Dengan berkurangnya kandungan air, umumnya tanah-tanah akan kehilangan sifat melekatnya stickness dan
plastisitasnya sehingga dapat menjadi gembur friabel dan lunak soft dan akhirnya jika kering menjadi coherent Hakim, et al., 1986.
Konsistensi dinyatakan dengan istilah-istilah seperti keras, kaku, rapuh, lengket, plastis, dan lunak. Konsistensi tanah biasanya dinyatakan dengan batas
cair dan batas plastis disebut juga batas Atterberg. Tabel 3. Nilai indeks plastisitas IP beberapa fraksi tanah
Fraksi tanah Plastisitas
IP Pasir sand Nonplastis
Debu silt Plastisitas rendah
7 Liat berlanau loamy clay
Plastisitas sedang 7 – 17
Liat clay Plastisitas tinggi
17
Sumber : Hardiyatmo 1992.
12
k. Pemadatan Tanah
Pemadatan adalah suatu proses dimana udara pada pori-pori tanah dikeluarkan dengan salah satu cara mekanis. Proses pemadatan berbeda dengan
proses konsolidasi dan kedua intilah ini tidak boleh dicampur baurkan Wesley, 1973. Konsolidasi adalah kejadian pemampatan tanah oleh beban statis di atasnya
dalam waktu yang lama, sedangkan pemadatan merupakan peristiwa bertambah beratnya volume kering oleh beban dinamis dalam waktu yang relatif singkat.
Pemadatan tanah bertujuan untuk memperbesar kekuatan geser tanah, mengurangi sifat mudah mampat kompresibilitas, mengurangi permeabilitas dan mengurangi
perubahan volume sebagai akibat perubahan kadar air dan lain-lainnya Hardiyatmo, 1992.
Wesley 1973 menyatakan bahwa bila kadar air rendah maka tanah akan keras dan kaku sehingga sulit dipadatkan. Apabila kadar air ditambah maka air itu
akan berfungsi sebagai pelumas sehingga tanah akan lebih mudah dipadatkan. Pada kadar air yang tinggi kepadatannya akan menurun karena pori-pori tanah
menjadi terisi air yang tidak dapat dikeluarkan dengan cara pemadatan. Kepadatan tanah biasanya diukur dengan menentukan berat isi keringnya, bukan dengan
menentukan angka porinya. Lebih tinggi berat isi kering berarti lebih padat. Menurut Forssblad 1988 pemadatan berarti bahwa kerapatan sebuah
bahan dinaikkan melalui pemakaian gaya dari luar. Tanah terdiri dari partikel- partikel mineral dan rongga-rongga udara yang sebagiannya diisi dengan air.
Selama pemadatan, partikel tersebut ditampung dan volume rongga udara dikurangi. Pada tanah yang berbutir kasar, air dapat ditekan keluar. Faktor-faktor
penting yang menentukan hasil pemadatan diantaranya jenis bahan, kandungan air kelembaban, metode pemadatan dan energi yang digunakan.
Terzaghi dan Peck 1987 berpendapat bahwa tingkat pemadatan tertinggi terjadi pada kadar air tertentu yang disebut kadar kelembaban optimum optimum
moisture content. Prosedur untuk mempertahankan agar kadar air mendekati nilai optimumnya selama pemadatan dikenal dengan kontrol kadar kelembaban
moisture content control. Proctor 1933 dalam Hardiyatmo 1992 telah mengamati bahwa ada
hubungan yang pasti antara kadar air dan berat volume kering tanah padat. Untuk
13 berbagai jenis tanah pada umumnya, terdapat satu nilai kadar air optimum tertentu
untuk mencapai berat volume kering maksimumnya. Bowles 1989 mendefinisikan 4 variabel pemadatan tanah yaitu:
1. Usaha pemadatan energi pemadatan 2. Jenis tanah gradasi, kohesif atau tidak kohesif, ukuran partikel, dsb.
3. Kadar air 4. Berat isi kering Proctor menggunakan angka pori
Hardiyatmo 1992 menyatakan bahwa tujuan dari pemadatan tanah adalah:
1. Mempertinggi kuat geser tanah 2. Mengurangi sifat mudah mampat kompresibilitas
3. Mengurangi permeabilitas 4. Mengurangi perubahan volume sebagai akibat perubahan kadar air dan lain-
lain. Pengujian pemadatan di laboratorium dapat dilakukan dengan beberapa
metode yang berbeda cara pelaksanaan pemadatannya, antara lain adalah Sosrodarsono dan Takeda, 1976 :
1. Pemadatan tumbuk yaitu dengan menjatuhkan sebuah penumbuk di atas contoh bahan.
2. Pemadatan tekan dengan dongkrak hidrolis. 3. Pemadatan getar menggunakan daya getaran mesin vibrasi.
Dari ketiga metode pengujian tersebut, yang paling luas penggunaanya dan dianggap sebagai pemadatan standar adalah metode penumbukan. Hal tersebut
disebabkan karena peralatan dan pelaksanaannya cukup sederhana, namun hasilnya cukup baik.
Sedangkan Harjanto 2003 menyatakan bahwa secara umum pada proses pemadatan, berat isi kering
ρ
d
maksimum akan meningkat apabila total energi pemadatannya ditingkatkan. Hal ini disebabkan peningkatan energi pemadatan
dapat menghancurkan struktur tanah dan merubah posisi dari struktur tanah. Selanjutnya dengan penambahan kadar air
ρ
d
akan mengalami penurunan. Nilai
14 kekuatan geser kohesi dan sudut geser dalam mencapai nilai maksimum
sebelum berat isi kering maksimum ρ
d
maks tercapai, yaitu pada kisaran 90- 95 dari berat isi kering maksimum pemadatan tanah pada setiap tingkat energi
pemadatan yang diberikan.
2.3. Tanggul