Nisbah pucuk akar Indeks kualitas semai Jumlah spora

Berat Kering pucuk didapat dengan menimbang bagian tanaman yang berada di atas tanah yang telah mencapai berat kering. Pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa penambahan formulasi inokulum FMA dan vermikompos pada semai jati Muna tidak memberikan pengaruh nyata terhadap perkembangan berat kering akar.

4.1.6 Nisbah pucuk akar

Nisbah pucuk akar NPA merupakan faktor yang penting dalam pertumbuhan tanaman yang mencerminkan perbandingan antara kemampuan penyerapan air dan mineral dengan proses transpirasi dan luasan fotosintesis dari tanaman. Duryea dan Brown 1984 dalam Uyun 2006 menyatakan bahwa nilai NPA yang baik berkisar antara 1 – 3, sedangkan nilai yang terbaik adalah yang mendekati nilai minimum. Dari hasil sidik ragam terlihat bahwa pemberian formulasi inokulum FMA dan vermikompos tidak berbeda nyata Tabel 1. 1.73 1.43 1.62 1.56 1.44 1.31 1.47 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 2.00 a b c d k m v perlakuan N P A Gambar 9 Grafik Nisbah Pucuk Akar NPA semai jati umur 13 MST, a G. etunicatum 13,5 g dan vermikompos 1,5 g, b G. etunicatum 12 g dan vermikompos 3 g, c G. etunicatum 10,5 g dan vermikompos 4,5 g, d G. etunicatum 9 g dan vermikompos 6 g, k Kontrol, m G. etunicatum 15 g, v Vermikompos 15 g

4.1.7 Indeks kualitas semai

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam Tabel 1, Perlakuan memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata dengan kontrol pada parameter indeks kualitas benih Gambar 10. Rata-rata dari indeks kualitas semai jati adalah 0,16. Semai yang baik untuk ditanam di lapangan adalah semai yang memiliki nilai indeks kualitas semai lebih dari 0,09. 0.14 0.15 0.17 0.19 0.17 0.15 0.17 0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10 0.12 0.14 0.16 0.18 0.20 a b c d k m v P erlakuan Inde ks K u ali ta s S em ai Gambar 10 Grafik indeks kualitas semai semai jati umur 13 MST, a G. etunicatum 13,5 g dan vermikompos 1,5 g, b G. etunicatum 12 g dan vermikompos 3 g, c G. etunicatum 10,5 g dan vermikompos 4,5 g, d G. etunicatum 9 g dan vermikompos 6 g, k Kontrol, m G. etunicatum 15 g, v Vermikompos 15 g

4.1.8 Jumlah spora

Hasil sidik ragam pengaruh formulasi inokulum FMA dengan vermikompos terhadap jumlah spora Tabel 1 menghasilkan F hit sebesar 11,86 F hit F tab α =0.01 yang berarti perlakuan memberikan pengaruh nyata pada taraf 95 , sehingga perlu dilanjutkan dengan Uji Berganda Duncan Tabel 3. Tabel 3 Hasil Uji Berganda Duncan pada pengaruh pemberian formulasi inokulum FMA dengan vermikompos terhadap jumlah spora Formulasi Inokulum FMA Rata-rata jumlah spora Peningkatan Terhadap Kontrol G. etunicatum 13,5 g dan vermikompos 1,5 g 65 a 214 G. etunicatum 12 g dan vermikompos 3 g 36 b 75 G. etunicatum 10,5 g dan vermikompos 4,5 g 34 bc 65 G. etunicatum 31 cd 50 G. etunicatum 9 g dan vermikompos 6 g 23 cd 10 Kontrol 21 d 0.00 Vermikompos 20 d -0.06 Pemberian Formulasi Inokulum FMA dengan vermikompos secara umum mampu meningkatkan produksi spora FMA. Penambahan jumlah spora akibat perlakuan G. etunicatum 13,5 g dengan vermikompos 1,5 g adalah sebesar 65 buah atau selisih 214 terhadap kontrol. Jumlah spora semakin menurun seiring dengan penenambahan vermikompos, dimana perlakuan G. etunicatum 9 g dengan vermikompos 6 g menghasilkan jumlah spora sebanyak sebesar 23 buah, yang berselisih 10 terhadap kontrol. Sedang jumlah spora terendah terjadi pada perlakuan vermikompos 15 g yakni 20 buah atau rerata kurang dari 0,06 dari kontrol.

4.1.9 Persen infeksi FMA