terdiri dari kulit luar tipis yang terbentuk dari kelopak, lapisan tengah mesokarp tebal seperti gabus, bagian dalamnya endokarp keras dan terbagi menjadi 4
ruang biji. Jumlah buah per kg bervariasi sekitar 1.100 – 3.500 butir, rata-rata 2.000 buah per kg. Dari beberapa tulisan sekitar 500 buah per liter. Benih jati
berbentuk oval, ukuran kira-kira 6 x 4 mm. Jarang dijumpai dalam keempat ruang berisi benih seluruhnya, umumnya hanya berisi 1 – 2 benih. Seringkali hanya satu
benih yang tumbuh menjadi anakan Rachmawati et al. 2002. 2.1.2 Klasifikasi jati
Jati sendiri memiliki banyak nama antara lain Jati Indonesia, Sagun India, Lyiu Birma, May Sak Thailand, Teak Inggris, Teck Prancis, Teca
Spanyol, dan Java Teak Jerman Rachmawati et al. 2002. Menurut Sumarna 2001 dalam sistem klasifikasi, tanaman Jati memiliki
penggolongan sebagai berikut Kingdom
: Plantae Divisi
: Spermatophyta Kelas
: Angiospermae
Sub kelas : Dicotyledone
Ordo :
Verbenales Famili
: Verbenaceae Genus
: Tectona Spesies :
Tectona grandis Linn. f
2.1.3 Penyebaran alami dan syarat tumbuh jati
Areal penyebaran alaminya cukup luas, meliputi sebagian besar India, Myanmar, Thailand dan bagian barat Laos, serta Indo-China. Namun jati telah
dikembangkan di Afrika, Australia, dan Benua Amerika Mahfudz et al. 2004. Batas Utara pada garis 25
o
31’ LU di Myanmar, batas Selatan pada garis 9
o
LU di India. Jati tersebar pada garis 70
o
-100
o
BT. Penyebarannya ternyata terputus- putus. Hutan jati terpisah oleh pegunungan, tanah-tanah datar, tanah-tanah
pertanian, dan tipe hutan lainnya. Di Indonesia, jati bukan tanaman asli, tetapi
sudah tumbuh sejak beberapa abad lalu di Pulau Kangean, Muna, Pulau Wetar, Sumbawa dan Jawa Rachmawati et al. 2002 dan Mahfudz et al. 2004 .
Tanaman jati umumnya tumbuh optimal pada ketinggian antara 0-700 m dari permukaan laut. Di Indonesia, masih dijumpai jati pada ketinggian 1300
mdpl, tetapi pertumbuhannya menjadi kurang optimal. Jati tidak terlalu terikat pada jenis tanah tertentu Mahfudz et al. 2004. Jati akan tumbuh lebih baik pada
lahan dengan kondisi fraksi lempung, lempung berpasir, atau pada lahan liat berpasir. Jati memerlukan solum lahan yang dalam dan keasaman tanah pH
sekitar 6,0. Pohon Jati sensitif terhadap rendahnya nilai pertukaran oksigen dalam tanah maka pada lahan yang berporositas dan memiliki drainase yang baik akan
menghasilkan pertumbuhan yang baik Sumarna 2001. Selain itu jati tumbuh baik pada tanah yang mengandung unsur kalsium dan fosfor yang cukup
Mahfudz et al. 2004.
2.1.4 Hama dan penyakit
Menurut Direktorat Jendral Reboisasi dan rehabilitasi Lahan 1991 beberapa hama yang sering menyerang jati diantaranya Uter-Uter Phasus damar,
Moore, Inger-inger Veitermes tectonae, Dam. Entung jati Hyblaea puera, Cram., dan Eutectona machaeralis yang menyerang daun.
Sedangkan penyakit yang sering menyerang yaitu busuk hati Xylobarus desteruen
dan penyakit layu akibat bakteri Pseudomonas solanacearum, Smith
2.1.5 Manfaat jati
Jati merupakan tanaman tropika dan sub tropika yang sejak abad ke-9 telah dikenal sebagai pohon yang memiliki kualitas tinggi dan bernilai jual tinggi.
Produk berbahan baku jati hingga saat ini memiliki pangsa pasar yang luas, baik di dalam maupun luar negeri Sumarna 2001. Berdasarkan Pandit dan Ramdan
2002 jati termasuk dalam kelas awet I dan II dan kelas kuat II, sehingga banyak digunakan untuk berbagai keperluan seperti bahan bangunan, kusen pintu dan
jendela, pintu panel, perabotan rumah tangga, dan sebagainya. Selain itu dengan profil garis lingkar tumbuh yang unik dan bernilai
artistik tinggi kayu jati sering digunakan sebagai bahan baku furniture dan kayu
lapis. Kayu jati juga sangat bagus digunakan untuk kayu bakar, karena memiliki panas yang tinggi, yaitu 5000 kalori Mahfudz et al. 2004.
2.2 Mikoriza