Secara visual dapat terlihat perbedaan tinggi antara semai yang di beri perlakuan vermikompos v, semai dengan inokulasi mikoriza m, dan semai
dengan formulasi FMA dan vermikompos tidak memiliki perbedaan yang nyata terhadap kontrol Gambar 3.
0.00 2.00
4.00 6.00
8.00 10.00
12.00 14.00
16.00 18.00
20.00
h o
m s
t1 m
s t2
m s
t3 m
s t5
m s
t7 m
s t9
m ts
1 1
m ts
1 3
ti n
g g
i c m
a b
c d
k m
v
Gambar 4 Grafik pertumbuhan tinggi semai jati berdasarkan minggu, a G. etunicatum
13,5 g dan vermikompos 1,5 g, b G. etunicatum 12 g dan vermikompos 3 g, c G. etunicatum 10,5 g dan vermikompos 4,5 g, d
G. etunicatum 9 g dan vermikompos 6 g, k Kontrol, m G. etunicatum
15 g, v Vermikompos 15 g Pada parameter pertambahan tinggi, peningkatan tajam terjadi dalam
rentang antara minggu ke-5 sampai minggu ke-7 Gambar 3. Hal ini diduga disebabkan oleh semai jati yang masih berada di bawah naungan paranet sehingga
respon untuk menjangkau cahaya relatif tinggi.
4.1.2 Pertambahan diameter
Diameter merupakan indikator yang diukur pada awal pengamatan dan akhir pengamatan. Dari hasil pengamatan yang dilakukan, setelah MST 13
menunjukan diameter semai pada setiap perlakuan memberikan pengaruh yang tidak nyata. Pertambahan diameter yang terlihat memberikan hasil yang
cenderung sama pada setiap perlakuan seperti terlihat pada Gambar 4
0.479 0.398
0.449 0.417
0.509 0.481
0.435
0.000 0.100
0.200 0.300
0.400 0.500
0.600
a b
c d
k m
v
perlakuan di
am et
er c m
Gambar 5 Grafik Pertambahan diameter semai jati umur 13 MTS, a G. etunicatum
13,5 g dan vermikompos 1,5 g, b G. etunicatum 12 g dan vermikompos 3 g, c G. etunicatum 10,5 g dan vermikompos 4,5 g, d
G. etunicatum 9 g dan vermikompos 6 g, k Kontrol, m G. etunicatum
15 g, v Vermikompos 15 g
4.1.3 Berat kering tanaman
Pengukuran berat kering tanaman dilakukan pada semai dengan memisahkan bagian pucuk dan akar tanaman. Bagian pucuk dan akar tersebut
kemudian dioven pada suhu 70
o
C selama 72 jam. Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa formulasi Inokulum FMA dan vermikompos tidak berbeda nyata.
5.61 6.36
6.45 7.22
6.49 5.76
7.23
0.00 1.00
2.00 3.00
4.00 5.00
6.00 7.00
8.00
a b
c d
k m
v perlakuan
b era
t k e
ri n
g g
ra m
Gambar 6 Grafik Berat kering tanaman semai jati setelah 13 minggu setalah tanam, a G. etunicatum 13,5 g dan vermikompos 1,5 g, b G.
etunicatum 12 g dan vermikompos 3 g, c G. etunicatum 10,5 g dan
vermikompos 4,5 g, d G. etunicatum 9 g dan vermikompos 6 g, k Kontrol, m G. etunicatum 15 g, v Vermikompos 15 g
4.1.4 Berat kering akar
Berdasarkan Tabel 1 berat kering akar tidak dipengaruhi secara nyata oleh formulasi Inokulum FMA dan vermikompos. Rata-rata berat kering akar jati
diakhir pengamatan adalah sebesar 2,65 gram.
2.13 2.69
2.61 2.87
2.71 2.57
2.94
0.00 0.50
1.00 1.50
2.00 2.50
3.00 3.50
a b
c d
k m
v perlakuan
b era
t k erin
g g
ra m
Gambar 7 Grafik berat kering akar semai jati setelah 13 minggu setelah tanam, a G. etunicatum dengan vermikompos 10 , b G. etunicatum dengan
vermikompos 20 , c G. etunicatum dengan vermikompos 30 , d G. etunicatum dengan vermikompos 40 , k Kontrol, m G.
etunicatum 100 , v Vermikompos 100 .
4.1,5 Berat kering pucuk
3.48 3.67
3.84 4.35
3.78 3.19
4.29
0.00 1.00
2.00 3.00
4.00 5.00
a b
c d
k m
v perlakuan
ber a
t ker ing
g ra
m
Gambar 8 Grafik berat kering pucuk semai jati setelah 13 MST, a G. etunicatum 13,5 g dan vermikompos 1,5 g, b G. etunicatum 12 g dan
vermikompos 3 g, c G. etunicatum 10,5 g dan vermikompos 4,5 g, d G. etunicatum 9 g dan vermikompos 6 g, k Kontrol, m G.
etunicatum 15 g, v Vermikompos 15 g
Berat Kering pucuk didapat dengan menimbang bagian tanaman yang berada di atas tanah yang telah mencapai berat kering. Pada Tabel 1 dapat
diketahui bahwa penambahan formulasi inokulum FMA dan vermikompos pada semai jati Muna tidak memberikan pengaruh nyata terhadap perkembangan berat
kering akar.
4.1.6 Nisbah pucuk akar