II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Pembangunan Ekonomi
Pembangunan diartikan sebagai suatu usaha yang berusaha menciptakan suatu keadaan yang lebih baik dari sebelumnya Baiquni, 2003. Pembangunan
diartikan pula sebagai suatu proses kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengembangkan atau mengadakan perubahan-perubahan ke arah keadaan yang
lebih baik Lemhanas, 1997. Pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita
penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang Sukirno, 1985.
2.2. Indikator Kinerja Ekonomi
Indikator kinerja ekonomi terdiri dari suku bunga yang meliputi permintaan dan penawaran uang, nilai tukar, indeks gini rasio, neraca
perdagangan dan jasa yang meliputi ekspor dan impor, neraca pembayaran, indeks harga konsumen, inflasi, pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi
Gonarsyah, 2001.
2.3. Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Smith bahwa perkembangan penduduk akan mendorong pembangunan ekonomi. Penduduk yang bertambah akan memperluas pasar dan
perluasan pasar akan mempertinggi tingkat spesialisasi dalam perekonomian tersebut. Sebagai akibat dari spesialisasi yang terjadi, maka tingkat kegiatan
ekonomi akan bertambah tinggi. Perkembangan spesialisasi dan pembagian pekerjaan diantara tenaga kerja akan mempercepat proses pembangunan ekonomi
karena spesialisasi akan mempertinggi tingkat produktifitas tenaga kerja dan mendorong perkembangan teknologi Sukirno, 1985. Pertumbuhan ekonomi yang
berlangsung secara berkesinambungan dalam kurun Orde Baru telah mengubah struktur ekonomi Indonesia Sjahrir, 1991.
Menurut konsep pola kutub pertumbuhan growth pole, fakta dasar dari perkembangan spasial adalah Glasson, 1974:
1. Pertumbuhan tidak terjadi di sembarang tempat dan juga tidak terjadi secara serentak,
2. Pertumbuhan itu terjadi pada titik-titik atau kutub perkembangan, dengan intensitas yang berubah-ubah,
3. Perkembangan itu menyebar sepanjang saluran-saluran yang beranekaragam dan dengan efek yang beranekaragam terhadap keseluruhan perekonomian.
Dalam pola ini, daerah dianggap terdiri dari suatu pusat pertumbuhan dengan daerah sekitarnya. Dalam hirarki wilayah Jawa Barat sebagai wilayah inti
berfungsi sebagai pusat pertumbuhan bagi daerah-daerah pedesaan di sekitarnya. Intensitas pertumbuhan wilayah kutub yang semakin meningkat akan
menimbulkan kekuatan-kekuatan terhadap semua bidang perekonomian sehingga menimbulkan efek yang beraneka ragam terhadap semua bidang itu pula. Melalui
berbagai proses sosial-ekonomi, investasi di berbagai sektor akan meningkat dan akan mendorong pertumbuhan wilayah. Dengan demikian adanya pertumbuhan di
wilayah inti sebagai kutub yang berkekuatan memencar dan menarik, pada
gilirannya akan mendorong pertumbuhan wilayah sekitar, dalam hal ini daerah- daerah pedesaan. Pengaruh ini merupakan spread effect yang merupakan proses
berkebalikan. Namun masih terdapat keraguan yang cukup besar mengenai kekuatan relatif dari spread effect dibandingkan dengan backwash Effect.
Sebagai gambaran, jika suatu usaha di pusat pertumbuhan dapat berkembang dengan baik, akan memberikan manfaat kepada daerah sekitarnya
karena mekanisme pasar telah menjadi penghubung. Keadaan ini harus ditunjang oleh pengadaan infrastruktur. Pada gilirannya, kesempatan kerja akan meningkat
dan akan mendorong terciptanya peluang-peluang lainnya, selain menarik kelebihan tenaga kerja dari desa sekitarnya.
2.4. Pengertian Sektor Unggulan