Perencanaan Planning IMPLEMENTASI PROGRAM BALAI PELAYANAN SOSIAL PADA ANAK PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS) DI PANTI WORO WILOSO SALATIGA

persetujuannya diperlukan sebelum rencana programdilakukan berarti makin banyak dibutuhkan untuk persiapan pelaksanaan program .

2.2 Perencanaan Planning

2.2.1 Pengertian Perencanaan

Pada hakikatnya perencanaan adalah suatu rangkaian proses kegiatan menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi peristiwa, keadaan, suasana, dan sebagainya dan apayang akan dilakukan intensifikasi,eksistensifikasi, revisi, renovasi, substitusi, kreasi, dan sebagainya. Rangkaian proses kegiatan itu dilaksanakan agar harapan tersebut dapat terwujud menjadi kenyataan di masa yang akan datang, yaitu dalam jangka waktu tertentu 1,3,5,10,15,25,40, atau 50tahun yang akan datang. Menurut Prajudi dalam Sa’ud 2007: 4 perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam mencapai tujunan tertentu, oleh siapa, dan bagaimana. Perencanaan dalam arti seluas-luasnya tidak lain adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Bintoro dal am Sa’ud, 2007: 4. Sudjana 2000: 62 perencanaan adalah proses untuk mempersiapkan seperangkat keputusan tentang kegiatan-kegiatan pada masa yang akan datang dengan diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan melalui penggunaan sarana yang tersedia. Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka perencanaan adalah suatu rangkaian proses kegiatan menyiapkan dan menentukan seperangkat keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi dan apa yang dilakukan. Kajian mengenai perencanaan selalu terkait dengan konsep manajemen dan administrasi, karena perencanaan merupakan unsur dan fungsi yang pertama dan utama dalam konsep manajemen dan administrasi. 2.2.2 Fungsi Perencanaan Dengan memiliki pemahaman akan pengertian perencanaan, kita dapat merumuskan fungsi perencanaan sebagai berikut: a. Sebagai pedoman pelaksanaan dan pengendalian b. Menghindari pemborosan sumber daya c. Alat bagi pengembangan quality assurance d. Upaya untuk memenuhi accountability kelembagaan.

2.2.3 Jenis-jenis Perencanaan

Menurut Sudjana 2000: 65 jenis perencanaan ada 4 yaitu: a. Perencanaa alokatif allocative planning ditandai oleh upaya penyebaran atau pembagian alokasi sumber-sumber yang jumlahnya terbatas kepada kegiatan-kegiatan dan pihak-pihak yang akan menggunakan sumber-sumber tersebut yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan ketersediaan sumber-sumber yang akan disebarkan. b. Perencanaan inovatif innovative planning perencanaan ini ditandai dengan adanya upaya mengembangkan gagasan dan kegiatan baru dalam memecahkan masalah yang timbul di masyarakat. Berbagai keahlian teknis dilibatkan secara terpadu dalamperencanaan untuk memecahkan masalah yang terjadi dalamkehidupan masyarakat yang luas. c. Perencanaan strategis strategic planning perencanaan strategis yang semula digunakan dibidang militer, kemudian digunakan pula dalam bidang pendidikan, bidang ekonomi, dan bidang-bidang lainnya. d. Penerapan perencanaan pendidikan luar sekolah yang bercorak mikro.

2.2.4 Karakteristik Perencanaan

Menurut Sa’ud 2007: 31 ciri-ciri perencanaan adalah sebagai berikut: a. Mempunyai pandangan jangka pendek yang berlaku hanya sampai pada anggaran berikutnya menggunakan sistem perencanaan tahunan. b. Fragmentaris, yakni bagian-bagian direncanakan sendiri-sendiri atau terpisah-pisah. c. Tidak terintegrasi dalam arti bahwa lembaga pendidikan itu direncanakan tanpa memperlihatkan kebutuhan dan keinginan masyarakat serta ekonomi pada umumnya. d. Tidak dinamis, modelpendidikan yang statis, ciri-cirinya tidak berubah dari tahun ke tahun.

2.2.5 Langkah-langkah Perencanaan

Menurut Siswanto 2011: 26-29 langkah membuat perencanaan adalah sebagai berikut: identifikasi kebutuhan, identifikasi sasaran atau tujuan, identifikasi sumber-sumber, identifikasi kendala atau hambatan, pengajuan alternatif, pemilihan alternatif, dan rekrutmen calon warga belajar.

2.3 Program