Konsep Return to Scale Model Analisis Kerangka Pemikiran Operasional

dimana : bi = Elastisitas faktor produksi ke-i Xi = Jumlah faktor produksi ke-i P Xi = Harga faktor produksi X P Y = Harga hasil produksi Y Y = Jumlah hasil produksi yang diperoleh

3.3. Konsep Return to Scale

Menurut Koutsoyiannis 1979 ada tiga bentuk skala usaha dalam suatu proses produksi yaitu decreasing return to scale, constant return to scale dan incresing return to scale. Untuk mengetahui fase pergerakan skala usaha return to scale yaitu dengan cara menjumlahkan koefisien elastisitas masing-masing faktor produksi. Suatu proses produksi berada pada fase decreasing return to scale, apabila setiap penambahan satu unit faktor produksi dalam proses produksi menyebabkan kenaikan hasil yang semakin menurun berkurang. Hal ini ditunjukkan dengan elastisitas produksi total yang kurang dari satu. Fase constant return to scale ditunjukkan dengan elastisitas yang bernilai sama dengan satu, sehingga penambahan faktor-faktor produksi dalam proses produksi menyebabkan kenaikan hasil yang tetap. Adapun increasing return to scale, setiap penambahan faktor- faktor produksi dalam proses produksi menyebabkan kenaikan hasil yang semakin meningkat. Pada fase ini elastisitas produksi lebih besar dari satu.

3.4. Model Analisis

Model fungsi produksi yang digunakan dalam menduga parameter- parameter yang mempengaruhi produksi antara lain adalah fungsi linier biasa, fungsi transendental, fungsi Cobb-Douglas dan sebagainya. Dari semua fungsi produksi tersebut, fungsi Cobb-Douglas merupakan salah satu bentuk fungsi fungsi produksi yang paling umum digunakan dalam penelitian ekonomi. Secara matematik bentuk umum persamaan fungsi Cobb-Douglas dapat dirumuskan sebagai berikut : Y = α X 1 β1 X 2 β2 ...........X n βn e u ...................................................................7 Dimana : Y = Jumlah produksi output α = Intersep, merupakan besaran parameter β i = Koefisien regresi penduga variabel ke-i, merupakan koefisien elastisitas masing-masing faktor produksi X i = Jumlah faktor produksi ke-i yang digunakan u = Residual e = Bilangan natural 2,7182 i = 1,2,3, . . . . n

3.5. Kerangka Pemikiran Operasional

Dari kerangka teoritis di atas maka penulis menarik kerangka pemikiran penelitian seperti terlihat pada Gambar 2. Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Efisiensi Faktor-Faktor Produksi Industri Tahu di Kabupaten Sragen Tingkat produksi tahu dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi yang digunakan. Faktor-faktor produksi terdiri dari faktor produksi tetap dan faktor produksi variabel. Besarnya produksi dipengaruhi oleh faktor produksi variabel. Untuk menentukan faktor produksi variabel apa saja yang mempengaruhi produksi digunakan analisis fungsi produksi Cobb-Douglas. Biaya Korbanan Marjinal BKM dan Nilai Penerimaan Marjinal NPM dapat digunakan untuk menentukan apakah produksi sudah efisien atau belum. Apabila BKM sama dengan NPM maka keuntungan telah mencapai maksimum. INDUSTRI TAHU Faktor-Faktor Produksi TETAP VARIABEL ANALISIS Cobb-Douglas PRODUKSI BKM NPM Skala Usaha Elastisitas Implikasi Kebijakan Saran Efisiensi Penggunaan Faktor produksi Keuntungan maksimum tersebut mengindikasikan bahwa kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi pada kondisi optimal. Skala usaha dapat diketahui dari penjumlahan koefisien elastisitas masing-masing faktor produksi pada fungsi produksi Cobb-Douglas.

IV. METODE PENELITIAN