Proses Kegiatan Produksi Industri Tahu Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi

Sebagai bahan tambahan tetapi amat penting ialah air bersih. Air bersih ini mutlak diperlukan agar tahu yang dihasilkan benar-benar tidak menyebabkan penyakit, bebas kuman dan warna tahunya pun menarik. Industri tahu dapat menggunakan dua macam alat dalam pembakaran, yaitu dengan menggunakan tungku atau kompor. Industri tahu yang memakai tungku sebagai alat pembakaran menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar, sedangkan jika menggunakan kompor maka bahan bakarnya adalah minyak tanah.

2.3. Peralatan Kegiatan Produksi Tahu

Menurut Kastyanto 1994 alat-alat pembuatan tahu terdiri dari; batu gilingan, bak air, tong kayu atau ember plastik, wajan penggodogan, kompor atau tungku pembakaran, kain blacu atau mori kasar, sangkar bambu sebagai tempat menyaring, kotak cetakan, dan meja pengempa. Alat-alat pembantu lainnya seperti gayung, tongkat kayu sebagai pengaduk bubur dan ember-ember kecil yang dipergunakan untuk mengambil air.

2.4. Proses Kegiatan Produksi Industri Tahu

Setelah bahan dan peralatan yang dibutuhkan tersedia semuanya, langkah selanjutnya adalah membuat tahu itu sendiri. Langkah-langkah membuat tahu adalah sebagai berikut Santoso, 1993 : 1. Penyortiran, biji-biji kedelai tua diletakan di tampah kemudian ditampi, 2. Pencucian, biji-biji kedelai dicuci di ember berisi air, 3. Perendaman, biji-biji kedelai yang sudah dicuci direndam dalam bak air selama sekitar 6-12 jam, 4. Pengupasan, kedelai diremas-remas dalam air kemudian dikuliti, 5. Penggilingan, keping-keping kedelai yang direndam dalam air panas di masukkan ke dalam alat penggilingan sedikit demi sedikit sampai menjadi bubur putih, 6. Pendidihan, bubur kedelai ditambah air panas di masukkan ke dalam wajan lalu dipanaskan ke dalam tungku. Tujuannya untuk menginaktifkan zat anti nutrisi kedelai trypsin inhibitor dan sekaligus meningkatkan nilai cerna, 7. Penyaringan, bubur kedelai disaring dengan kain blacu atau mori kasar yang diletakan di dalam panci kemudian ditekan dengan papan kayu sekuat-kuatnya sehingga diperoleh sari kedelai secara optimal, 8. Penggumpalan, sari kedelai yang masih hangat dan berwarna kekuning-kuningan itu ditambah dengan batu tahu yang telah dilarutkan dengan air, lalu diaduk-aduk, ditunggu 5-10 menit agar penggumpalan protein sempurna, 9. Pencetakan, air asam yang terdapat di atas endapan dipisahkan, kemudian di masukkan ke dalam cetakan yang bagian alasnya dihamparkan kain blacu, 10. Perebusan, sebelum produk dipasarkan, direbus dulu agar tahu tidak menjadi basi.

2.5. Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi

Efisiensi produksi adalah banyaknya hasil fisik yang diperoleh dari satu unit faktor produksi efisiensi fisik, dan kalau efisiensi fisik ini dinilai dengan uang, maka pengertiannya menjadi efisiensi ekonomis Mubyarto, 1985. Sedangkan menurut Machmud 1997 mengemukakan bahwa efisiensi produksi menggambarkan biaya korbanan yang harus ditanggung atau dibayar oleh produsen untuk menghasilkan produk. Dalam produksi terdapat tiga macam efisiensi, yaitu efisiensi teknis, efisiensi harga dan efisiensi ekonomi. Menurut Ferguson dan Gould 1975, dalam fungsi produksi sudah tersirat efisiensi teknis. Hal ini ditunjukan oleh adanya kombinasi faktor-faktor produksi tertentu yang menghasilkan produksi maksimum, sedangkan efisiensi harga adalah menggambarkan hubungan antara tingkat penggunaan faktor produksi tertentu untuk mencapai produksi tertentu dengan memperhatikan harga, baik harga faktor produksi maupun harga produksi. Efisiensi teknis dan harga adalah dua komponen dari efisiensi ekonomis. Jadi efisiensi ekonomis dicapai jika perusahaan memaksimumkan keuntungan atau dengan kata lain pada saat keuntungan maksimum faktor produksi telah digunakan secara efisien. Model fungsi produksi yang digunakan dalam menduga parameter- parameter yang mempengaruhi produksi antara lain adalah fungsi linier biasa, fungsi transendental, fungsi Cobb-Douglas dan sebagainya. Dari semua fungsi produksi tersebut, fungsi Cobb-Douglas merupakan salah satu bentuk fungsi produksi yang paling umum digunakan dalam penelitian ekonomi, karena memiliki beberapa kelebihan dari fungsi produksi lainnya Koutsoyiannis, 1977. Pertama, koefisien pangkat dari fungsi Cobb-Douglas sekaligus menunjukkan besarnya elastisitas produksi dari masing-masing faktor produksi yang digunakan terhadap output, sehingga dapat digunakan untuk mengetahui tingkat produksi yang optimum dari pemakaian faktor produksi. Kedua, fungsi produksi Cobb-Douglas dapat digunakan untuk menguji fase pergerakan skala usaha return to scale atas perubahan faktor-faktor produksi yang digunakan, yaitu dengan jalan menjumlahkan koefisien elastisitas masing-masing faktor produksi. Ketiga, perhitungan dalam fungsi produksi Cobb-Douglas sederhana dan mudah ditransformasikan kedalam bentuk linier serta dapat dilakukan dengan menggunakan program komputer, selain mengurangi adanya heteroskedastisitas.

2.6. Penelitian Terdahulu