GARIS REMBESAN phreatic line

Hasil uji permeabilitas pada penelitian ini diperoleh sebesar 2.31 x 10 -6 cmdetik dengan nilai ratio compaction RC sebesar 95.4 . Nilai permeabilitas pada penelitian ini lebih kecil bila dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, yaitu 2.40 x 10 -3 cmdetik Hakim, 2004 dan 2.56 x 10 -6 cmdetik Sari, 2005. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan jumlah tumbukan pada tanah. Semakin kecil nilai permeabilitas suatu bahan maka semakin besar kemampuan menyimpan air dan semakin kecil kemampuannya untuk meloloskan air.

F. GARIS REMBESAN phreatic line

Garis rembesan adalah batas paling atas dari daerah dimana rembesan mengalir. Jadi garis rembesan adalah sama dengan muka air tanah. Rembesan air mengalir sejajar dengan garis ini sehingga garis rembesan juga merupakan garis aliran Wesley, 1973. Masing – masing partikel air bergerak dari ketinggian A ke ketinggian B yang lebih rendah, mengikuti lintasan yang berkelok – kelok ruang pori di antara butiran padatnya. Kecepatan air bervariasi dari titik ke titik tergantung dari ukuran dan konfigurasi rongga pori. Akan tetapi, dalam praktek, tanah dianggap sebagai satu kesatuan dan tiap partikel air dianggap bergerak melewati lintasan lurus yang disebut garis aliran. Garis ini merupakan batas paling atas rembesan yang memotong tegak lurus pada muka tubuh model tanggul bagian hulu dan memotong tubuh model tanggul bagian hilir pada jarak a dari bagian bawah. Aliran air yang terjadi dalam tubuh model tanggul tersebut apabila tidak dicegah akan menimbulkan gejala piping dengan membentuk suatu jalan aliran yang semakin lama semakin besar jika debit dan kecepatan aliran melebihi batas kritisnya. Berdasarkan analisis program seepw garis rembesan pada model tubuh tanggul seperti ditunjukkan dalam Gambar 21 dan Gambar 22 berikut. Jarak m -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 K e d a la m a n m x .001 -50 50 100 150 200 Jarak m -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 K edal am an m x 0. 001 -50 50 100 150 200 Gambar 21. Garis rembesan pada tanggul tanpa Capiphon hasil program Seepw. Gambar 22. Garis rembesan pada tanggul dengan Capiphon hasil program Seepw. Gambar 23. Hasil foto aliran air dalam tubuh tanggul tanpa Capiphon. Gambar 24. Hasil foto aliran air dalam tubuh tanggul dengan Capiphon. Gambar 21 dan 22 diatas, bentuk garis rembesan model tanggul dari hulu ke hilir tanggul akan semakin turun dan membentuk suatu garis parabola. Aliran air dalam tanah yang bertekstur liat adalah aliran laminer, aliran turbulen mungkin saja dapat terjadi pada tanah pasir dan kerikil. Garis aliran dengan garis tanggul tidak terletak pada garis freatik yang berbentuk kurva parabola. Akan tetapi mengalami penyesuaian, yaitu berubah berangsur– angsur menjadi tegak lurus terhadap muka tanggul pada garis muka air. Hal ini disebabkan karena muka tanggul bagian hulu merupakan garis equi-potensial dan garis freatik merupakan garis aliran sedangkan kemiringan garis equi- potensial adalah tegak lurus terhadap garis aliran. Garis rembesan terjadi karena adanya faktor gradien hidrolik yang menggerakkan air dari bagian hulu menuju bagian hilir melewati suatu titik yang memiliki tekanan potensial yang sama di sepanjang lintasan tersebut. Pada model tanggul ini menggunakan tanah yang seragam sehingga nilai permeabilitasnya sama pada arah vertikal dan horizontal kx = ky.

G. DEBIT REMBESAN