Gambar 1. Diagram segitiga tekstur menurut USDA Hillel, 1998.
Gambar 2. Klasifikasi tanah berdasarkan sistem Unified Terzaghi, 1987.
3. Permeabilitas Tanah
Menurut Wesley 1973, permeabilitas atau daya rembes adalah kemampuan tanah untuk dapat melewatkan air. Air yang dapat melewati
dalam tanah hampir selalu berjalan linier yaitu jalan atau garis yang ditempuh air merupakan garis dengan bentuk yang teratur “smooth
curve ”. Pada bahan yang mempunyai butir – butir yang besar seperti
kerikil yang tidak mengandung pasir atau lempung maka pengaliran air tidak lagi linier atau “smooth”.
Menurut Bowles 1989, menyatakan bahwa tanah yang sangat padat sekalipun akan lebih permeabel daripada bahan seperti beton dan
batuan. Aliran air melalui tanah permeabilitas tergantung pada angka pori dan orientasi tekstur, percobaan di laboratorium menunjukkan bahwa
laju aliran permeabilitas akan berkurang pada usaha pemadatan dan energi pemadatan “Compaction effort and Energy”, CE yang konstan
dan kadar air yang bertambah besar karena fraksi liat tersebar terdispersi memiliki permeabilitas yang lebih kecil.
Tabel 1. Klasifikasi permeabilitas
Permeabilitas cmjam Kelas
0.125 0.125 – 0.5
0.5 – 2.0 2.0 - 6.35
6.35 – 12.7 12.7 – 25.4
25.4 Sangat rendah
Rendah Agak rendah
Sedang Agak cepat
Cepat Sangat cepat
Sumber : Sitorus et al.1980 dalam Sumarno 2003 Menurut Herlina 2003 dengan bertambahnya kadar air, berat isi
kering tanah semakin bertambah besar dan koefisien permeabilitas semakin kecil. Pada saat kadar air optimum, berat isi kering tanah
mencapai maksimum dan koefisien permeabilitas mencapai minimum. Kemudian pada pertambahan kadar air setelah mencapai optimum, berat
isi kering tanah menjadi semakin kecil dan koefisien permeabilitas menjadi semakin besar.
Koefisien permeabilitas untuk tanah berbutir kasar dapat ditentukan dari uji tinggi konstan constant head test. Untuk tanah
berbutir halus digunakan uji tinggi jatuh falling head test. Uji tersebut
telah distandarisasikan pada suhu air 20
o
C karena viskositas air bervariasi dari suhu 4
o
C sampai 30
o
C Craig, 1991 dalam Herlina, 2003.
4. Berat Jenis Partikel Tanah
Hardiyatmo 2002 mendefinisikan berat jenis partikel tanah spesific gravity sebagai perbandingan antara berat volume butiran padat
γ
s
dengan berat volume air γ
w
pada temperatur 4
o
C. Untuk tanah tak berkohesi biasanya nilai berat jenisnya adalah 2.65 – 2.75. Untuk tanah tak
berkohesi biasanya nilai berat jenisnya adalah 2.67. Sedangkan untuk tanah kohesif tak organik berkisar antara 2.68 – 2.72. Nilai berat jenis
tanah dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Berat jenis tanah specific gravity
Jenis tanah Berat jenis Gs
Kerikil 2.65 – 2.68
Pasir 2.65 – 2.68
Lanau tak organik 2.62 – 2.68
Lanau organik 2.58 – 2.65
Lempung tak organik 2.68 – 2.75
Humus 1.37 Gambut
1.25 – 1.80 Sumber : Hardiyatmo 2002.
Berat jenis partikelbutiran tanah soil particle specific gravity adalah perbandingan antara berat isi butiran tanah dan berat isi air murni
aquades dalam volume yang sama pada temperatur tertentu. Pada pengujian untuk mendapatkan berat jenis butiran tanah sebagai patokan
diambil pada temperatur 15
o
C dan karena temperatur contoh bahan yang sebenarnya tidak jauh di sekitar 15
o
C, sehingga pengujian dapat dilakukan pada keadaan sesuai dengan temperatur udara setempat Sosrodarsono dan
Takeda, 1977.
5. Berat Isi Tanah Bulk Density