kompos dicampur dengan tanah, terlebih dahulu dilakukan pengujian mutu kompos tersebut. Parameter yang diuji adalah CN, unsur hara, KTK, kadar air,
kadar abu, pH, TPC, aktivitas mikroba, dan kadar pestisida. Campuran tersebut kemudian diaduk hingga homogen lalu diinkubasi selama 28 hari dengan kadar
air bahan 30-60 pada suhu kamar 28-32
o
C dan pH 7-8. Selama proses inkubasi berlangsung sampel ditutup dengan plastik untuk mengurangi terjadinya
penguapan dan tidak terkena cahaya. Sampel diambil satu kali seminggu di lima titik dengan dua kali
pengambilan kemudian digabung menjadi satu dan diaduk hingga homogen sistem komposit kemudian dianalisis penurunan kadar diazinonnya. Pada akhir
proses inkubasi, selain analisis penurunan kadar diazinon juga dilakukan pengujian CN, KTK, unsur hara, kadar abu, kadar air, pH, TPC, dan aktivitas
mikroba.
3.6. Analisis Kadar Diazinon
Analisis kadar diazinon menggunakan metode seperti yang dilakukan oleh Ningsih 2001 yaitu menggunakan kromatografi lapis tipis KLT menggunakan
plat silika gel 60 F
254
dan spektrofotometer UVVIS Beckman DU 650 pada panjang gelombang 241 nm.
3.6.1. Kromatografi Lapis Tipis KLT
Kromatografi Lapis Tipis adalah metode pemisahan fisikokimia yang lapisan pemisahan terdiri atas bahan berbutir-butir fase diam dan ditempatkan
pada penyangga berupa plat gelas logam atau lapisan yang cocok, campuran yang akan dipisahkan berupa larutan. Larutan ditotolkan berupa bercak, kemudian plat
diletakkan dalam bejana tertutup rapat yang berisi larutan pengembang yang cocok fase gerak yang telah dijenuhkan. Pemisahan terjadi selama perambatan
fase gerak. Derajat retensi pada KLT dinyatakan sebagai “Retention Factor” Rf yang dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
Jarak titik pusat bercak dari titik awal Rf =
…………………….1 Jarak garis depan dari titik awal
Metode ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui adanya atau tidaknya produk turunan hasil degradasi diazinon dalam sampel. Analisis kadar
diazinon dengan metode KLT ini menggunakan plat silika gel 60 F
254
, eluen pengembang heksana:etilasetat dengan perbandingan 10:1 vv dan pewarna
digunakan serium II sulfat. KLT dilakukan dengan cara mentotolkan sampel pada plat kemudian
dimasukkan kedalam bejana yang berisi heksana dan etyl asetat dengan perbandingan 10:1 vv yang telah dijenuhkan selama 30 menit. Lalu didiamkan
hingga eluen naik sampai batas garis. Spot yang terbentuk dapat dilihat dengan menggunakan sinar ultraviolet dan pewarnaan dengan menggunakan serium II
sulfat.
3.6.2. Spektrofotometer UV-VIS
Spektrofotometri adalah suatu metode pengukuran serapan radiasi elektromegnetik pada panjang gelombang tertentu yang sempit dan mendekati
monokromatik dan diserap oleh zat. Pelarut yang sering digunakan adalah air, metanol, n-heksana, etanol, minyak bumi, dan eter.
Analisis diazinon dengan metode spektrofometri ini merupakan modifikasi yang dilakukan oleh Bavcon et al. 2003 dengan metode yang dilakukan oleh
Ningsih 2001, yaitu dilakukan dengan cara mengekstraksi sebanyak 10 gram sampel dengan etil asetat sebanyak 20 ml. Larutan yang diperoleh diuapkan
kemudian dilarutkan kembali dengan 2 ml metanol p.a, sampel disonifikasi agar larutan tersebut tercampur dengan baik homogen. Kemudian dilakukan
pembacaan pada spektrofotometer UV-VIS Beckman DU 650 dengan sinar UV pada panjang gelombang 241 nm. Absorbansi yang diperoleh kemudian diplot
pada kurva standar untuk menghitung konsentrasi diazinon dalam sampel.
3.7. Isolasi Mikroba dan Identifikasi bakteri 3.7.1. Pembuatan Media