7
Panjang Nasional RPJPN, tahapan dan prioritas RPJMN III serta isu-isu strategis dan komitmen global atau internasional yang terkini. Komponen-komponen ini akan
dipertimbangkan tingkat urgensinya sehingga memungkinkan untuk dilanjutkan atau diubah. Pada akhirnya, rekomendasi kebijakan pembangunan komunikasi di Indonesia
berkaitan dengan aspek continuity dari suatu kebijakan dengan kebijakan yang mencerminkan keberlanjutan umum yang sedang menjadi fokus pemerintahan. Di sisi
lain, implementasi kebijakan komunikasi juga berkaitan dengan perubahan-perubahan yang merupakan respon terhadap kondisi lokal serta tuntutan internasional, sekaligus
akumulasi terhadap indentifikasi kepentingan nasional yang mendesak. Alur pikir dalam kajian ini untuk menjelaskan mekanisme dalam perumusan
perencanaan pembangunan bidang komunikasi. Dengan mencermati data dan informasi yang telah dikumpulkan dari studi pustaka, data sekunder, wawancara dan diskusi
terarah, serta dengan mengacu pada konteks RPJPN 2005-2025 dan komitmen internasional, maka didapatkan gambaran mengenai kondisi saat ini. Secara sederhana,
skema kajian ini digambarkan dalam bentuk struktur sebagai berikut: Gambar 2.1 Alur Pikir Kajian
8
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan background study RPJMN III bidang komunikasi dan informasi ini dibagi menjadi dua cara, yakni:
1 Pengumpulan Data Sekunder - Studi Pustaka Desk Study Studi pustaka ini merupakan teknik pengumpulan data melalui review dari
berbagai dokumen perencanaan formal dan anggaran yang terkait, hasil studi dan publikasi, yang antara lain meliputi:
a. Dokumen RPJPN 2005-2025 b. Dokumen RPJMN 2010-2014
c. Dokumen RKP 2010-2012 d. Lampiran Pidato Presiden LAMPID 2010-2013
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkompilasi hasil pemantauan dan berbagai bahan lainnya terkait pelaksanaan kebijakan programkegiatan pada
tahun-tahun sebelumnya. Studi pustaka juga dilakukan terhadap berbagai referensiliteratur untuk memperoleh gambaran tentang: a konseptualisasi
teoritis kebijakan komunikasi Indonesia; b kebijakan dan sistem komunikasi Indonesia; c perkembangan pemikiran dalam implementasi kebijakan
komunikasi Indonesia terkait kondisi saat ini serta media massa dan informasi publik di Indonesia.
2 Pengumpulan Data Primer Wawancara mendalam indepth interview
Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara dengan narasumber yang kompeten dalam bidang komunikasi, informasi dan
media massa. Dalam kajian ini, tim kajian mengadakan wawancara dengan pejabat eselon 1 dan 2 di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika
Republik Indonesia, praktisi, akademisi dan lain sebagainya.
9
Focus Group Discussion FGD Pengumpulan data dengan diskusi terarah mengenai refleksi dan proyeksi
terhadap suatu isu utama bersama pihak-pihak yang memiliki kompetensi dengan problematika komunikasi, informasi dan media massa yang terjadi di
Indonesia. Diskusi terfokus yang dilakukan oleh tim evaluasi bersama mitra kerja pusat untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dan mengkaji
pelaksanaan kegiatan pembangunan komunikasi dengan lebih mendalam. Diskusi terfokus dilaksanakan di Jakarta, dimana pada setiap diskusi
dihadiri oleh seorang pembicara utama yang sekaligus bertindak sebagai narasumber ahli dan sekitar 12-16 peserta yang sekaligus bertindak sebagai
narasumber.
3. Teknik Analisis Data
Terdapat tiga jalur analisis data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan Miles dan Huberman, 1992. Reduksi data adalah proses
pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan transkrip. Penyajian data
merupakan kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun sehingga memberikan kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Upaya
penarikan kesimpulan dilakukan peneliti secara terus menerus selama berada di lapangan. Kesimpulan ini diciptakan dari awal dengan sifat tetap terbuka dan fleksibel
terhadap perubahan. Kemudian kesimpulan meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar dengan kokoh sehingga terbentuk evaluasi dan formulasi kebijakan
komunikasi di Indonesia.