Latar Belakang Background Study Komunikasi dan Informasi Publik
2
Pada RPJMN III periode 2015-2019, prioritas pembangunan politik adalah pemantapan pelembagaan nilai-nilai demokrasi dengan menitikberatkan pada prinsip
toleransi, nondiskriminasi dan kemitraan. Proses pelembagaan memerlukan identifikasi lebih jauh dan mendalam terhadap nilai-nilai lokal yang mendukung ataupun yang
kurang relevan bagi toleransi dan prinsip nondiskriminasi, atau juga dalam bentuk kegiatan audit nilai-nilai lokal. Hal ini juga menuntu
t ―kemitraan‖ strategis antara pemerintah, masyarakat sipil dan swasta, satu hal yang sesungguhnya sudah dimulai
pada tahapan pembangunan politik sebelumnya, hanya saja perlu mendapatkan tekanan dan upaya yang lebih intens dan terencana serta terkoordinasi. Apabila kondisi tersebut
tercapai dengan baik, maka pada gilirannya diharapkan dapat mendorong tercapainya penguatan kepemimpinan dan kontribusi Indonesia dalam berbagai kerja sama
internasional dalam rangka mewujudkan tatanan dunia yang lebih adil dan damai dalam berbagai aspek kehidupan.
Khusus untuk bidang Informasi dan Komunikasi, peranan media dan arus informasi yang terus berkembang tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan
politik dan demokrasi yang sedang berjalan. Beragam jenis media beserta konten yang ada dipandang sebagai sarana informasi yang efektif dan sifatnya dapat menjangkau
masyarakat serta mempunyai andil dalam pembentukkan opini publik. Berlakunya UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik merupakan dukungan
akan kebebasan informasi publik yang memungkinkan adanya interaksi antara masyarakat dengan pemerintah. Di sisi lain, pemerintah perlu tanggap dalam melihat
kebutuhan masyarakat serta jeli dalam melihat peluang dan transformasi masyarakat informasi yang sedang berlangsung. Kecenderungan konvergensi media diharapkan
tidak hanya sekedar perkembangan industri media semata namun juga dapat berperan dalam menambah nilai informasi khususnya dalam proses demokrasi di masyarakat.