47
Meski dalam kasus tertentu menyebarkan informasi melalui media massa sangat efektif, namun di Karangasem Bali penggunaan bondres dinilai lebih efektif dan
efisien. Dengan menggunakan media tradisional seperti bondres dapat dititipkan pesan- pesan pembangunan. Misalnya, ketika akan ada acara ritual, akan mudah
mengumpulkan masyarakat melalui media tradisional bondres. Di Gianyar untuk mendorong partisipasi masyarakat, ada beberapa kegiatan
yang berkaitan dengan pembangunan yang melibatkan masyarakat, kegiatan tersebut bernama proyek intregrasi Kecamatan. Lembaga pemberdayaan masyarakat yang ada di
masing-masing desa dipercaya sekaligus mengelola kegiatan dan bertanggungjawab terhadap akses kegiatan di desa. Lembaga ini diberikan kewenangan untuk menggugah
partisipasi masyarakat yang lebih besar lagi sehingga masyarakat dapat berperan sebagai objek dan subjek. Masyarakat dapat berpartisipasi penuh dalam melakukan
kegiatan hingga pengawasan serta pemeliharaan pada proses pembangunan. Kelompok informasi masyarakat, media tradisional, dan media komunitas,
seperti Makyong dan Zikir Barat Batam tumbuh dan berkembang. Dalam diseminasi informasi publik selalu terlibat. Selain dapat hiburan juga bisa dapat pesan informasi.
2. Persentase aktivitas yang efektif untuk mendorong media literasi
Berdasarkan LAKIP Kementerian Komunikasi dan Informatika 2012, realisasi aktivitas yang efektif untuk mendorong media literasi di tahun 2011 sebesar 20 dan
57 di tahun 2012. Jika dibandingkan dengan target 2014 sebesar 80, maka total realisasi yang dihasilkan sebesar 32,5. Skor tersebut menunjukkan bahwa indikator
kinerja ini dinilai cukup berhasil dan perlu kerja keras lagi untuk mencapai target.
3. Persentase fasilitasi penyebaran informasi publik melalui media
kemasyarakatan yang tepat waktu dan akuntabel
Berdasarkan LAKIP Kementerian Komunikasi dan Informatika 2012, realisasi fasilitasi penyebaran informasi publik melalui media kemasyarakatan yang tepat waktu
dan akuntabel yang telah tercapai sebesar masing-masing 100 untuk tahun 2011 dan 2012. Jika dibandingkan dengan target 2014 sebesar 90, maka total persentase
realisasi indikator kinerja ini sebesar 74. Dengan kata lain, indikator kinerja ini dianggap berhasil dalam pelaksanaannya.
48
F. Tersedianya Dukungan Teknis dan Manajemen Dalam Rangka Kelancaran Pelaksanaan Tugas Komisi Informasi Pusat
Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Komisi Informasi Pusat
Pencapaian sasaran dalam program dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Komisi Informasi KI Pusat dapat diukur melalui indikator-indikator kinerja
sebagai berikut:
1. Persentase pengaduan perselisihan masalah informasi publik yang
terselesaikan
Realisasi pengaduan perselisihan informasi publik yang terselesaikan di tahun 2010 berhasil mencapai angka 48, kemudian tahun 2011 meningkat mencapai 54
dan 2012 sebesar 67. Total realisasi secara keseluruhan mencapai 67, jika dibandingkan dengan target 2014 maka capaian mencapai 90. Dengan kata lain,
indikator kinerja ini dinilai berhasil dalam pelaksanaannya.
2. Persentase lembaga publik yang melaksanakan kode etik keterbukaan
informasi publik
Realisasi persentase lembaga publik yang melaksanakan kode etik keterbukaan informasi publik di tahun 2012 berhasil mencapai angka 29. Total realisasi secara
keseluruhan mencapai angka 29, jika dibandingkan dengan target 2014, maka capaian keseluruhan mencapai 90. Indikator ini dinilai belum berhasil dan sulit tercapai.
Berdasarkan Laporan Tahunan KIP 2012, masih banyak lembaga negara yang sampai saat ini belum memiliki PPID.
3. Jumlah kegiatan pelaksanaan program pengembangan peran Komisi
Informasi Pusat
Pencapaian dari jumlah kegiatan pelaksanaan program pengembangan peran Komisi Informasi Pusat ini di tahun 2011 sebanyak 14 kegiatan dan 2012 dengan 24
kegiatan. Total realisasi indikator ini mencapai angka 46 dibandingkan dengan target 2014 sebanyak 60 kegiatan. Berdasarkan Laporan Tahunan KIP 2012, ada masalah
dalam kegiatan bencmark penguatan kelembagaan Komisi Informasi yang tidak