Setoran Pengembalian Kredit Dana MK-PER Ke Kas Daerah

Laporan Tahunan 2007 Tunggakan sebesar Rp. 264.140.493,- dengan rincian :  Pokok : Rp.226.670.000,-  Bunga: Rp. 37.470.493,- 4.Pengembalian Pengembangan Lumbung Ternak Nagari tahun 2004 Realisasi pengembalian kredit sebesar Rp. 176.587.433,- dengan rincian:  Pokok : Rp. 150.136.770,-  Bunga: Rp. 26.450.663,- Tunggakan sebesar Rp.172.142.043,- dengan rincian :  Pokok : Rp. 151.406.930,-  Bunga: Rp. 20.735.113,- 5.Pengembalian Pengembangan Lumbung Ternak Nagari tahun 2005 Realisasi pengembalian kredit sebesar Rp. 144.023.750,- dengan rincian:  Pokok : Rp. 114.400.000,-  .Bunga : Rp. 29.623.750,- Tunggakan sebesar Rp. 60.614.750,- dengan rincian :  Pokok : Rp. 55.000.000,-  Bunga: Rp. 5.614.750,- Untuk lebih jelasnya pengembalian KMK-PER dan Pengembangan Lumbung Ternak Nagari bidang Usaha Peternakan dapat dilihat pada Laporan Perkembangan Kredit Modal Kerja Pemberdayaan Ekonomi Rakyat dan Pengembangan Lumbung Ternak Nagari.

h. Setoran Pengembalian Kredit Dana MK-PER Ke Kas Daerah

Secara kumulatif pengembalianangsuran kredit KMK-PER bidang peternakan yang ada pada Bank Nagari Pusat, sampai dengan keadaan 31 Desember 2006 telah disetorkan ke Kas Daerah sebagai Pendapatan Asli Daerah PAD dari Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat sebesar Rp. 1.707.577.000,- satu milyar tujuh ratus tujuh juta lima ratus tujuh puluh tujuh ribu rupiah dengan rincian sebagai berikut :  Des 2000 disetorkan ke kas Daerah Rp. 107.577.000,- No. Rek.: 301.101 1.2.4.143  Des 2001 disetorkan ke kas Daerah Rp. 550.000.000,- No. Rek.: 1.2.2.023 1.1.4  Des 2003 disetorkan ke kas Daerah Rp. 550.000.000,- No. Rek.: 1.2.2.023 1.1.4  Des 2004 disetorkan ke kas Daerah Rp. 224.000.000,- 23 Laporan Tahunan 2007 No. Rek.: 1.2.2.023 1.1.4  Des 2005 disetorkan ke kas Daerah Rp. 276.000.000,- No. Rek.: 01.01.00101-8 1.1.4.08 Total Setoran ke Kas Daerah th. 2001-2006 Rp. 1.707.577.000,- Untuk lebih jelasnya rincian setoran dana KMK-PER ke Kas Daerah dapat dilihat pada lampiran. Adapun Nomor Rekening pada Kas Daerah berdasarkan bantuan yang diluncurkan sebagai berikut :  MK-PER Tahun 2000 dengan No. Rek. 0101.00174.0.  MK-PER Tahun 2001 dengan No. Rek. 0101.00840.2  Lumbung Ternak Nagari tahun 2003 dengan No. Rek. 0101.01171.9  Lumbung Ternak Nagari tahun 2004 dengan No. Rek. 0101.01194.1  Lumbung Ternak Nagari tahun 2005 dengan No. Rek. 0101.01194.1 i. Permasalahan Dan Hambatan Yang Dihadapi Dalam Pengalokasian Dana Bergulir Dan Lumbung Ternak Nagari a. Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat dalam pelaksanaan penyaluran dana bergulir KMK-PER tetap berpedoman pada SK. Gubernur Sumbar No. 500.280-2000 tanggal 11 Agustus 2000, dimana dana pengembalian kredit dan bunga disetorkan ke Kas Daerah yang merupakan Pendapatan Asli Daerah dari Dinas Peternakan sampai dengan keadaan 31 Desember 2006 telah disetorkan dana ke Kas Daerah sebesar Rp. 1.707.577.000,- b. Dana Bergulir yang bersumber dari APBD Propinsi Sumatera Barat yang dialokasikan pada Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat sampai dengan 31 Desember 2005 sebagai berikut :  Dana Kredit MK-PER Tahun 2000 – 2001 sebesar Rp. 3.038.000.000,-  Dana Pengembangan Lumbung Ternak Nagari LTN Tahun 2003, 2004, 2005 Sebesar Rp. 1.159.500.000,- c. Dalam pengembalian kredit MK-PER bidang Usaha Peternakan, masih ada terdapat tunggakan kredit dari peternak penerima, tapi tunggakan kredit tersebut, ada yang dikategorikan kredit macet dan masih dalam perhatian khusus karena kredit tersebut sampai saat ini masih berjalan dan untuk penyaluran kredit tahun 2000 telah berakhir pada bulan Januari 2004 sedangkan penyaluran kredit tahun 2001 telah berakhir bulan Januari 2005. d. Penyebab terjadinya tunggakan kredit pada bidang usaha peternakan adalah sebagai berikut :  Peternak penerima KMK-PER yang memanfaatkan dananya untuk kegiatan usaha pembibitan ternak sapi potong, dimana mereka keberatan untuk menjual anak sapinya yang betina, 24 Laporan Tahunan 2007 karena anak sapi tersebut akan dijadikan bibit sehingga kredit yang mereka terima macet dan cicilan kreditnya akan dibayar setelah penjualan anak sapi jantan.  Masih rendahnya tingkat pengetahuan sebahagian peternak penerima KMK-PER tentang Manajemen Usaha dan Kewirausahaan.  Adanya peternak yang berspekulasi dengan menjual ternaknya untuk usaha pada komoditi lain dan mengalami kegagalan dalam usaha tersebut sehingga modal usaha habis dan terjadi tunggakan pada kredit.  Adanya peternak yang ditipu oleh makelar ternak, sehingga modal usahanya hilang dan kredit macet.

j. Pelaporan