Laporan Tahunan 2007
kesepakatan antara peternak dengan Dinas Peternakan Pemda Sumbar.
7. Sebagai alternatif penerimaan Daerah karena pengembalian kredit modal akan dimasukan kembali ke kas Daerah sebagai
Pendapatan Asli Daerah PAD dan akan disalurkan lagi kepada usaha – usaha kecil yang membutuhkan.
b. Ruang Lingkup
1. Peternak perorangan, kelompok dan Koperasi yang membutuhkan modal kerja dan manajemen.
2. Prinsip–prinsip mendapatkan dan pengembalian modal kerja yang lancar.
3. Pengembangan dana mengarah kepada skala usaha yang efisien dan bergulir.
c. Dasar Pelaksanaan
1. Daftar Isian Proyek DIP dan Petunjuk Operasional PO Proyek Pembangunan Peternakan APBD Propinsi Sumatera
Barat tahun 2000. 2. Daftar Isian Proyek DIP dan Petunjuk Operasional PO
Proyek Pembangunan Peternakan APBD Propinsi Sumatera Barat tahun 2001.
3. Daftar Isian Proyek DIP dan Petunjuk Operasional PO Proyek Pembangunan Peternakan APBD Propinsi Sumatera
Barat tahun 2003. 4. Daftar Anggaran Satuan Kerja DASK Dinas Peternakan
Propinsi Sumatera Barat Tahun Anggaran 2004. 5. Daftar Anggaran Satuan Kerja DASK Dinas Peternakan
Propinsi Sumatera Barat Tahun Anggaran 2005. 6. SK Gubernur Sumatera Barat Nomor 500.280-2000 tanggal 11
Agustus 2000 tentang Pembentukan Tim Pembina dan Tim Teknis Pengelola Tngkat Propinsi serta mekanisme Proyek
Bantuan Modal Kerja pada kerja bergulir dalam rangka Pemberdayaan Ekonomi Rakyat.
d. Sistem Pelaksanaan
Kegiatan Kredit Modal Kerja Pemberdayaan Ekonomi Rakyat bidang Usaha Peternakan yang dialokasikan melalui dana APBD
Propinsi Sumatera Barat tahun 2000 sampai 2005 pada Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat menetapkan Tim Teknis
Pengelola Pemberdayaan Ekonomi Rakyat bidang Usaha Peternakan tingkat Propinsi serta tingkat Kabupaten dan Kota.
Tim Teknis tingkat Propinsi terdiri dari Petugaspersonil Dinas Peternakan Propinsi dan Tenaga Perbankan dari Bank Nagari
Sumatera Barat Bagian Perkreditan. Sedangkan Tim Tingkat
18
Laporan Tahunan 2007
Kab.Kota terdiri dari Petugas Dinas Pertanian, Peternakan Kab.Kota yang ditunjuk oleh Kepala Dinas yang bersangkutan
serta Tim Seleksi yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat.
Setelah itu Tim Seleksi Propinsi dan Kab.Kota melakukan seleksi terhadap peternak yang telah diajukan oleh Dinas
Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kab.Kota yang bersangkutan dan hasil seleksi inilah yang diberikan rekomendasi
sebagai calon penerima Kredit Modal Kerja kepada Kepala Dinas berdasarkan rekomendasi dari Tim Seleksi tersebut ditetapkan
peternak penerima Kredit Modal Kerja Pemberdayaan Ekonomi Rakyat dalam Surat Keputusan Kepala Dinas Peternakan Propinsi
Sumatera Barat.
e. Tata Pelaksanaan Penyaluran Dana Kredit MK-PER
Penyaluran dan pengelolaan dana modal kerja secara umum mengikuti mekanisme sebagai berikut :
1. Dana modal kerja dialokasikan pada APBD Propinsi masing– masing Dinas yang secara teknis bertanggungjawab membina
pelaku usaha yang akan menjadi sasaran penerima dana modal kerja.
2. Petani peternak yang akan memperoleh dana modal kerja di data oleh Dinas Kabupaten dan Kota yang bersangkutan.
3. Tim Teknis Pengelola Kredit Modal Kerja bagi Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Dinas Peternakan yang tugas dan fungsinya
membantu mempersiapkan proposal bersama calon penerima pinjaman, membantu kelancaran penyaluran dan
pengembalian pinjaman, memecahkan permasalahan dan memonitor serta mengevaluasi pelaksanaan dana bergulir
tersebut.
4. Tim Teknis Pengelola dibentuk melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Peternakan Propinsi dengan melibatkan BPD untuk
penyaluran dana dan menerima cicilan. 5. Tim Teknis Pengelola Dana Kredit Modal Kerja membantu
petani peternak membuat proposal sederhana yang berisikan antara lain jenis kegiatan yang akan dibiayai dari dana
pinjaman, analisa usaha dan perkiraan hasil yang akan diperoleh dari kegiatan yang dibiayai, kemampuan
pengembalian baik nilai maupun jangka waktunya dan jaminan pengembalian pinjaman.
6. Proposal tersebut merupakan lampiran untuk mencairkan dana bantuan modalnya yang tersedia pada APBD Propinsi
Dinas Peternakan. Selanjutnya Atasan Langsung mengajukan permintaan pencairan dana ke Biro Keuangan dengan
melampirkan proposal yang telah disetujui sebelumnya oleh Tim Teknis.
19
Laporan Tahunan 2007
7. Tim Teknis pada Dinas yang bersangkutan melakukan pengawasan dan pengendalian agar petani atau pengrajin
betul–betul menggunakan dana tersebut untuk membiayai kegiatan seperti yang diusulkan dalam proposal.
8. Pengendalian dana bantuan dana modal kerja didasarkan atas kesepakatan antar nasabah dan Tim Teknis yang diperoleh
dari usaha yang dilakukan yang besar dan jangka waktunya disesuaikan dengan jenis usahanya.
9. Dengan pengembalian kredit modal kerja yang didasarkan atas kesepakatan antara Tim Teknis dengan masyarakat
penerima bantuan, maka Program Bantuan Modal Kerja ini akan dapat berlanjut dan disalurkan kepada petani ternak
lainnya yang belum mendapatkan program bantuan.
10.Dana pengembalian atau cicilan menjadi penerima Dinas Peternakan pada Pos Penerima lain–lain dan selanjutnya
disetor ke Rekening Kas Daerah yang merupakan sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah PAD.
11.Modal kerja tersebut sepenuhnya akan menjadi milik peminjam pada saat jumlah pengembalian telah sesuai
dengan jumlah pinjaman. 12.Bila terjadi kegagalan usaha karena alasan yang tidak dapat
dihindari Force Majeur akan diperhitungkan sesuai dengan rekomendasi Tim Seleksi.
13.Pengaturan dalam pemberian kredit sebagai berikut : a. Besar bunga per tahun 6 dengan sistem rekening koran
b. Jangka waktu paling lama 3 tiga tahun tanpa Grace Period
c. Jumlah pemberian kredit ditentukan oelh Tim Teknis Pengelola Kredit Modal Kerja
d. Tim Teknis berkewajiban menyeleksi Calon yang tepat untuk menerima bantuan kredit
14.Pencairan Dana : a. Pencairan dana kepada petani peternak berdasarkan
keperluan yang telah direkomendasi oleh Kepala Dinas Peternakan Kab.Kota yang bersangkutan.
b. Dana yang dicairkan sesuai dengan kelayakan usaha dan disetujui oleh Tim Teknis
f. Realisasi Kredit MK-PER Usaha Peternakan