sebelum menimbulkan gejala. Beberapa sistem pertahanan tubuh yaitu sekresi dari kelenjar prostat pada pria dapat memperlambat pertumbuhan bakteri dan
katup pada kandung kemih mencegah terjadinya refluks atau kembalinya urin ke ginjal. Akan tetapi, pada keadaan tertentu sistem pertahanan tubuh tidak
dapat mengeliminasi bakteri tersebut, sehingga menyebabkan infeksi. Infeksi pada uretra disebut ureteritis. Infeksi pada kandung kemih disebut cystitis.
Infeksi pada ginjal disebut pyelonephritis National Kidney and Urologic Disease Information Clearinghouse.
Bakteri penyebab infeksi saluran kemih antara lain Escherichia coli, Klebsiella sp., Enterococcus sp., dan Staphylococcus saprophyticus.
Escherichia coli adalah penyebab infeksi saluran kemih yang paling sering. Escherichia coli menggunakan fimbria untuk melekat ke epitel saluran kemih,
mengurangi resiko terbilas keluar. Infeksi yang disebabkan oleh Proteus sp. cenderung terjadi pada pasien dengan batu. Proteus sp. memiliki aktivitas
urease yang meningkatkan pH urin, sehingga mendukung pembentukan batu. Staphylococcus saprophyticus sering dijumpai pada wanita yang aktif secara
seksual. Banyak bakteri Gram negatif yang berkoloni pada kateter urin, sering menyebabkan infeksi invasif yang disertai dengan bakteremia. Gillespie
Bamford, 2009 Suatu penelitian tentang Pola Resistensi Bakteri Penyebab Infeksi Saluran
Kemih memperlihatkan bahwa bakteri penyebab infeksi saluran kemih 28 Escherichia coli, 26 Klebsiella sp., 18 Pseudomonas sp., 10
Staphylococcus epidermidis, 8 Staphylococcus aureus, 6 Streptococcus sp., 2 Enterobacter sp., dan 2 Proteus sp. Endriani, 2009
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian bagaimana distribusi bakteri aerob penyebab infeksi saluran kemih
Universitas Sumatera Utara
pada pasien rawat jalan dan rawat inap di RSUP H. Adam Malik periode Januari 2013 – Juni 2013.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum :
Untuk mengetahui distribusi bakteri aerob penyebab infeksi saluran kemih pada pasien rawat jalan dan rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan
periode Januari 2013 – Juni 2013.
1.3.2. Tujuan Khusus :
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui angka kejadian infeksi saluran kemih pada pasien yang
rawat jalan rawat inap. 2. Untuk mengetahui angka kejadian infeksi saluran kemih menurut jenis
kelamin. 3. Untuk mengetahui angka kejadian infeksi saluran kemih menurut kelompok
umur. 4. Untuk mengetahui angka kejadian infeksi saluran kemih menurut jenis
spesimen. 5. Untuk mengetahui angka kejadian infeksi saluran kemih tanpa pemeriksaan
mikrobiologi.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk : 1. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai distribusi bakteri
aerob penyebab infeksi saluran kemih bagi para klinisi. 2. Sebagai informasi bagi peneliti selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Fisiologi Saluran Kemih
Gambar 2.1. Anatomi saluran kemih Adam, 2008 Saluran kemih terdiri dari sepasang ginjal, sepasang ureter, satu kandung
kemih dan satu uretra. Ginjal merupakan sepasang organ berbentuk kacang. Ukuran ginjal orang dewasa : panjang 10-12 cm, lebar 5-7 cm dan tebal 3 cm.
Berat ginjal 135-150 gram dan berwarna kemerahan. Ginjal terletak di belakang peritoneum pada bagian belakang rongga abdomen, mulai dari
vertebra torakalis kedua belas T12 sampai vertebra lumbalis ketiga L3. Ginjal kanan lebih rendah daripada ginjal kiri karena adanya hati. Setiap
ginjal diselubungi oleh kapsul fibrosa, lemak perinefrik, dan fasia perinefrik perineal. Korteks ginjal merupakan zona luar ginjal dan medula ginjal
merupakan zona dalam yang terdiri dari piramida-piramida ginjal. Korteks terdiri dari semua glomerulus dan medula terdiri dari ansa Henle, vasa rekta
dan duktus kolektivus. Callaghan, 2009 Ginjal menerima 20-25 cardiac output melalui arteri renalis kiri dan
kanan yang berasal dari aorta. Lima atau enam vena kecil menyatu membentuk vena renalis, yang meninggalkan ginjal di depan cabang anterior
arteri renalis dan masuk ke vena kava inferior. Posisi limfe dan saraf simpatis
Universitas Sumatera Utara
ginjal bervariasi. Pembuluh limfe bermuara di nodus limfe aorta lateral. Saraf simpatis mempersarafi pembuluh darah ginjal dan aparatus jukstaglomerular,
sampai ke nefron. Serabut aferen memasuki korda spinalis pada T10, T11, dan T12. Callaghan, 2009
Ginjal mengolah plasma yang mengalir masuk ke dalamnya untuk menghasilkan urin, menahan bahan-bahan tertentu dan mengeliminasi bahan-
bahan yang tidak diperlukan ke dalam urin. Setelah terbentuk, urin mengalir ke sebuah rongga pengumpul sentral, pelvis ginjal, yang terletak pada bagian
dalam sisi medial di pusat kedua ginjal. Dari situ urin disalurkan ke dalam ureter. Sherwood, 2001
Ureter keluar dari ginjal di belakang peritoneum pada muskulus psoas dan kemudian memasuki pelvis di depan sendi sakroiliaka. Panjang ureter 25-30
cm dan diameter 1-10 mm. Saraf aferen dari ureter memasuki korda spinalis pada T11, T12, L1, dan L2. Ureter berfungsi untuk menyalurkan urin dari
ginjal ke kandung kemih. Ureter menembus dinding kandung secara oblik, sekitar 2 cm sebelum bermuara di kandung kemih. Susunan seperti ini
mencegah aliran balik urin dari kandung kemih ke ginjal apabila terjadi peningkatan
tekanan di kandung
kemih. Sherwood,
2001
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2. Kandung kemih dan uretra pada wanita Sobotta, 2006
Gambar 2.3. Kandung kemih dan uretra pada pria Sobotta, 2006
Kandung kemih yang menyimpan urin secara temporer, adalah sebuah kantung berongga yang dapat merenggang sesuai volumenya, dengan
mengubah status kontraktil otot polos di dindingnya. Pada pria, kandung kemih berada di anterior dari rektum. Pada wanita, kandung kemih berada di
anterior dari vagina dan inferior dari uterus. Sherwood, 2001 Sebagaimana sifat otot polos, otot polos kandung kemih dapat sangat
meregang tanpa menyebabkan peningkatan ketegangan dinding kandung kemih. Selain itu, dinding kandung kemih yang berlipat-lipat menjadi rata
sewaktu kandung kemih terisi unutk meningkatkan kapasitas kandung kemih.
Universitas Sumatera Utara
Otot polos kandung kemih mendapat banyak persarafan saraf parasimpatis, yang apabila dirangsang akan menyebabkan kontraksi kandung kemih.
Sherwood, 2001 Jalur keluarnya urin dari kandung kemih dijaga oleh sfingter uretra interna
yang terdiri dari otot-otot polos dan berada di bawah kontrol involunter. Sewaktu kandung kemih melemas, susunan anatomis sfingter interna
menutupi pintu keluar kandung kemih. Secara berkala, urin dikosongkan dari kandung kemih ke luar tubuh melalui sebuah saluran, yaitu uretra. Sherwood,
2001
Gambar 2.4. Uretra pada pria Sobotta, 2006 Uretra pada wanita mempunyai panjang 3 - 5 cm, berbentuk lurus dan
lebih pendek daripada uretra pria, berjalan secara langsung dari kandung kemih ke luar tubuh. Pada pria, uretra berukuran 18- 20 cm dan melengkung
Universitas Sumatera Utara
dari kandung kemih ke luar tubuh, melewati kelenjar prostat dan penis. Uretra pada pria dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu uretra prostatika, yang
melewati bagian tengah prostat, uretra membranosus, yang melewati bagian diafragma urogenital, dan uretra spongiosus yang melewati bagian distal
diafragma urogenital sampai ke ujung penis. Martini, 2006 Pada bagian bawah uretra terdapat satu lapisan otot rangka yaitu sfingter
uretra eksterna. Sfingter ini diperkuat oleh seluruh diafragma pelvis. Dalam keadaan normal, sewaktu kandung kemih melemas dan terisi, sfingter uretra
interna dan eksterna tertutup untuk mencegah urin keluar. Selain itu, sfingter eksternal dan diafragma berada di bawah kontrol kesadaran karena
merupakan otot rangka. Keduanya dapat dengan sengaja dikontraksikan untuk mencegah pengeluaran urin sewaktu kandung kemih berkontraksi dan sfingter
interna terbuka. Sherwood, 2001 Proses berkemih adalah proses pengosongan kandung kemih, yang diatur
oleh dua mekanisme, yaitu refleks berkemih dan kontrol volunter. Refleks berkemih dicetuskan apabila reseptor-reseptor regang di dalam dinding
kandung kemih terangsang. Kandung kemih pada seorang dewasa dapat menampung sampai 250 atau 400 ml urin sebelum tegangan di dindingnya
mulai meningkat untuk mengaktifkan reseptor regang. Semakin besar peregangan melebihi ambang ini, semakin besar tingkat pengaktifan reseptor.
Sherwood, 2001 Serat-serat aferen dari reseptor regang membawa impuls ke korda spinalis
dan akan merangsang saraf parasimpatis yang berjalan ke kandung kemih dan menghambat neuron motorik yang mempersarafi sfingter eksterna. Stimulasi
parasimpatis pada kandung kemih menyebabkan organ ini berkontraksi. Perubahan bentuk kandung kemih sewaktu organ tersebut berkontraksi
menarik sfingter interna terbuka. Secara simultan, sfingter eksterna melemas karena neuron-neuron motoriknya dihambat. Setelah kedua sfingter terbuka,
Universitas Sumatera Utara
urin terdorong keluar melalui uretra akibat gaya yang ditimbulkan oleh kontraksi kandung kemih. Sherwood, 2001
2.2. Infeksi Saluran Kemih Definisi.