Tata Guna Lahan Land Use

1. Terminal di tiang 40 Pairpasang kabel 2. Terminal 120 Pairpasang kabel 3. Terminal PABX 500- 1000 Pairpasang kabel Sumber : PT. TELKOM Surakarta, 2005

2.3 Tata Guna Lahan Land Use

Tata Guna Lahan Land Use merupakan suatu elemen kunci dalam perencanaan kota, untuk menentukan perencanaan dua dimensional, yang kemudian akan menentukan ruang tiga dimensional. Penentuan lahan dapat menciptakan hubungan antara sirkulasi atau parker, mengatur kepadatan kegiatan penggunaan di area lahan kota. Terdapat perbedaan kapasitas dalam penataan ruang kota, apakah dalam aspek pencapaian, parker, system transportasi yang ada, dan kebutuhan untuk penggunaan lahan secara individual. Pada prinsipnya land use adalah pengaturan penggunaan untuk menentukan pilihan yang terbaik dalam mengalokasikan fungsi tertentu, sehingga secara umum dapat memberikan gambaran keseluruhan bagaimana daerah- daerah pada suatu kawasan tersebut seharusnya berfungsi Darmawan, 2003:12. Selanjutnya dikatakan Darmawan, pada prinsipnya land use harus mempertimbangkan dari dua perspektif yakni, umum dan tingkat klasifikasi jalan, yang berpengaruh terhadap kegiatan pendukung. Menurut Sutanto 1977: 42, penggunaan lahan diklasifikasikan menjadi ; a lahan pemukiman; b lahan perdagangan; c lahan pertanian; d lahan industri; e lahan jasa; f lahan rekreasi; g lahan ibadah dan h lahan lainnya. Catanesee 1988:281 mengatakan secara umum ada 4 empat kategori alat- alat perencanaan tata guna lahan, untuk melaksanakan rencana yaitu: 1. Penyediaan fasilitas umum Fasilitas umum diselenggarakan terutama melalui program perbaikan modal dengan cara melestarikan sejak dini menguasai lahan umum dan daerah milik jalandamija. 2. Peraturan- peraturan pembangunan Ordinasi yang mengatur pendaerahan zoning, peraturan tentang pengaplingan, dan ketentuan- ketentuan hukum lain mengenai pembangunan, merupakan jaminan agar kegiatan pembangunan oleh sektor swasta mematuhi standard dan tidak menyimpang dari rencana tata guna lahan. 3. Himbauan pemimpin dan koordinasi Sekalipun agak lebih formal dari pada program perbaikan modal atau peraturan- peraturan pembangunan, hal ini menjadi lebih efektif untuk menjamin agar gagasan- gagasan, data- data, informasi dan risset mengenai pertumbuhan dan perkembangan masyarakat dapat masuk dalam pembuatan keputusan kalangan developer swasta dan juga instansi pemerintahan yang melayani kepentingan umum. 4. Rencana guna lahan Rencana saja sebenarnya sudah merupakan alat untuk melaksanakan kebijakan- kebijakan serta saran- saran yang terkandung selama ini semua terbuka dan tidak basi sebagai arahan terus menerus untuk acuan pengambilan keputusan baik di kalangan pemerintah maupun swasta. Suatu cara untuk melaksanakan hal itu adalah dengan cara meninjau, menyusun dan mensyahkan kembali, rencana tersebut dari waktu ke waktu. Cara lain adalah dengan menciptakan rangkaian kesinambungan antara rencana tersebut dengan perangkat- perangkat pelaksanaan untuk mewujudkan rencana tersebut. Analisis tata guna lahan bertujuan untuk mengetahui kondisi pemanfaatan lahan beserta kaitannya dalam pengaruhnya terhadap infrastruktur yang ada. Sesuai arahan perencanaan Rencana Umum Tata Kota RUTK Surakarta, pemanfaatan lahan kota diarahkan terencana, terarah, efektif, terpadu dan dinamis. Sarana Prasarana diciptakan bagi kegiatan masyarakat dalam taraf yang optimal, hal ini akan dapat berjalan sesuai dengan rencana apabila dicapai dengan jalan meningkatkan potensi daerah yang dimiliki Kota Surakarta, meliputi lingkungan fisik, sosial budaya, ekonomi, polotik hankam dan teknologi yang didasarkan atas kegiatan yang bersifat pokok dan dominan yang akan menjadi dasar dalam pengembangan serta penjabaran tata ruang fisik kota, dimana kesemuanya itu tidak lepas dari tata guna lahan dan ketersediaan prasarana pendukung atau infrastruktur. Fungsi tata guna lahan yang berbeda- beda atau terjadi heterogenitas fungsi tata guna lahan dimana masing- masing akan menimbulkan suatu bangkitan yang berbeda- beda, dimana hal ini akan memiliki beberapa dampak akibat dari bangkitan tersebut.

2.4 Perubahan Guna Lahan Perkotaan