Rancangan Penelitian Sampel Penelitian Besar Sampel Defenisi operasional

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan eksperimental laboratoris, yaitu penelitian yang dikembangkan untuk mempelajari fenomena dalam kerangka korelasi sebab-akibat. Korelasi sebab akibat ini dipelajari dengan memberikan perlakuan atau manipulasi pada subjek penelitian, untuk kemudian dipelajari efek perlakuan tersebut. 30

3.2 Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian ini adalah batang uji resin akrilik polimerisasi panas yang ditambah dan yang tidak ditambah serat kaca dengan tiga ukuran ketebalan yang berbeda-beda, yakni 65 mm x 10 mm x 1,5 mm, 65 mm x 10 mm x 2,5 mm dan 65 mm x 10 mm x 3 mm. 18 Ketebalan spesimen standard suatu basis gigitiruan menurut ADA Specification adalah 2,5 milimeter. 29 65 mm x 10mm x 1,5 mm 65 mm x 10mm x 2,5 mm 65 mm x 10mm x 3 mm Gambar 4. Ukuran batang uji

3.3 Besar Sampel

Pada penelitian ini besar sampel minimal diestimasi berdasarkan rumus sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara t-1 r-1 ≥ 15 30 Keterangan: t : Jumlah perlakuan r : Jumlah ulangan Dalam penelitian ini digunakan t = 3 dan terdapat enam kelompok sampel, maka jumlah sampel r tiap kelompok dapat ditentukan sebagai berikut: 3– 1 r – 1 ≥ 15 2 r – 1 ≥15 2r –2 ≥ 15 2r ≥ 15 + 2 5r ≥ 17 r ≥ 8,5 r = 9 Jumlah sampel untuk masing-masing kelompok adalah 9 maka jumlah keseluruhan sampel adalah 54 sampel. 3.4 Variabel Penelitian 3.4.1 Variabel bebas: Resin akrilik polimerisasi panas dengan ketebalan basis 1,5 mm, 2,5 mm dan 3 mm dengan dan tanpa penambahan serat kaca.

3.4.2 Variabel Terikat: Kekuatan transversal 3.4.3 Variabel Terkendali

1. Bentuk, ukuran , konsentrasi dan teknik penambahan serat kaca 2. Jenis resin akrilik polimerisasi panas Universitas Sumatera Utara 3. Ukuran batang uji dengan tiga ketebalan yang berbeda 4. Perbandingan adonan resin akrilik 5. Perbandingan adonan gips 6. Waktu pengadukan gips 7. Proses kuring resin akrilik polimerisasi panas 8. Tekanan press hidrolik 9. Suhu dan waktu perendaman sampel

3.5 Defenisi operasional

1. Kekuatan transversal: kombinasi dari kekuatan kompresi, kekuatan tarik dan kekuatan geser. 2. Serat kaca yang digunakan adalah sebanyak 1 dari total berat polimer dan monomer. 3. Bentuk, ukuran dan berat serat kaca yang ditambahkan adalah merek Juneng, Taiwan Glass berbentuk potongan kecil yang dipotong-potong menjadi 5 mm. 23 Cara perhitungan berat serat kaca untuk satu buah sampel: Ketebalan Sampel Berat Polimer Monomer Total Berat Serat Kaca 1 1,5 mm 1,8 gr 0,9 ml 2,7 gr 0,027 gr 2,5 mm 3 gr 1,5 ml 4,5 gr 0,045 gr 3 mm 3,6 gr 1,8 ml 5,4 gr 0,054 gr 4. Teknik penambahan serat kaca: serat kaca direndam terlebih dahulu di dalam monomer selama 10 menit kemudian ditiriskan. Setelah itu polimer, monomer dan serat kaca dicampurkan hingga homogen. 22 Universitas Sumatera Utara 5. Jenis resin akrilik: resin akrilik polimerisasi panas dengan proses polimerisasi yang dilakukan dengan pemanasan air merek QC-20England. 6. Perbandingan adonan gips: perbandingan gips dan air pada kuvet bawah 300 gr : 100 ml dan kuvet atas 250 gr : 150 ml 7. Perbandingan adonan resin akrilik : perbandingan polimer dan monomer yang dipakai untuk ketebalan 1,5 mm adalah 1,8 gr : 0,9 ml, untuk ketebalan 2,5 mm 3 gr : 1,5 ml dan untuk ketebalan 3 mm 3,6 gr : 1,8 ml. 8. Waktu pengadukan gips: adonan diaduk dengan spatula selama 15 detik hingga homogen kemudian dengan vacum mixer selama 30 detik. 9. Proses kuring dilakukan dengan pemanasan air menggunakan waterbath mulai suhu 70 ˚C selama 30 menit suhu dinaikkan menjadi 100 ˚C dibiarkan selama 90 menit. 10. Tekanan press hidrolik untuk mengepres kuvet dilakukan dengan tekanan sebesar 1000 psi dan 2200 psi. 11. Suhu dan waktu perendaman sampel: Sampel direndam dalam larutan akuades selama 48 jam dengan suhu ruangan. 12. Ukuran batang uji dengan tiga ketebalan yang berbeda: 65 mm x 10 mm x 1,5 mm, 65 mm x 10 mm x 2,5 mm, 65 mm x 10 mm x 3 mm dimana model induk dibuat dari logam. 3.6 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.6.1 Waktu Penelitian