Lapis Suara Sound Stratum Lapis Arti Units of Meaning Lapis Objek Lapis “Dunia”

dalam kloset yang sepi Tak perlu malu mengenang, tersenyum atau menangis Setelah itu, siram semua bersiap menerima makanan baru yang lebih baik dari kemarin

1. Lapis Suara Sound Stratum

Puisi-puisi itu terdiri atas satuan-satuan suara: suara suku kata, kata, frase, dan kalimat. Lapis bunyi dalam sajak itu ialah seluruh satuan bunyi yang tersusun darinrangkaian fonem, suku kata, kata, frase, dan kalimat. Lapis bunyi yang akan dibaicarakan di sini ialah bunyi atau pola bunyi yang bersifat “istimewa” atau khusus yang dipergunakan untuk mendapatkan efek kepuitisan atau nilai seni. Puisi Renungan Kloset ini hanya terdiri dari satu bait yang terdapat pengulangan kata ada baiknya, dan terdapat asonansi au dan i yaitu: baiknya, masa, lupa, semua, malu, baru, itu, lagi, kembali, dan sepi. Puisi Renungan Kloset ini mempunyai bunyi-bunyi yang dominan adalah vokal bersuara berat au dan i.

2. Lapis Arti Units of Meaning

Dalam sebuah puisi terdapat satuan terkecil berupa fonem. Satuan fonem berupa suku kata dan kata-kata kemudian bergabung menjadi kelompok Universitas Sumatera Utara kata, kalimat, alinea, bait, bab, dan seluruh cerita. Itu semua merupakan satuan arti Pradopo, 1999. Puisi ini terdiri dari satu bait, tetapi mempunyai baris yang banyak. Hal ini menunjukkan tanda bahwa hidup ini hanya satu kali saja, tetapi dengan banyak sekali masalah.

3. Lapis Objek

Lapis satuan arti menimbulkan lapis yang ketiga, yaitu objek-objek yang dikemukakan, seperti latar, pelaku, dan dunia pengarang Pradopo, 2002:69. Objek-objek yang dikemukakan dalam puisi ini adalah buku, kloset, dan makanan. Pelaku atau tokoh adalah si aku. Latar tempat di dalam kloset dalam kloset yang sepi.

4. Lapis “Dunia”

Lapis “dunia” yaitu makna yang harus dilihat dari sudut pandang tetentu yang terkadang di dalam puisi dinyatakan secara tersirat Pradopo, 2002:70. Kloset adalah tempat untuk menumpahkan semua kotoran manusia. “Kloset” di sini merupakan simbol Tuhan. Setelah menyadari dosa yang dilakukan manusia dan merenunginya, ia dapat menumpahkan atau membuang semua “kotoran hidupnya” kepada Tuhan agar diampuni sehingga manusia dapat menjalani hidup yang baru yang lebih berarti. Universitas Sumatera Utara

5. Lapis Metafisis