41 peubah bebas yang paling berpengaruh terhadap nilai sediaan tegakan berdasarkan
model yang didapat.
Gambar 20 Korelasi tertinggi antara Vbc dengan C
ctr
BKPH Dagangan.
Gambar 21 Korelasi tertinggi antara Vbc dengan D
ctr
BKPH Dungus.
4.3 Model Persamaan Regresi antar Peubah
Persamaan regresi disusun berdasarkan peubah bebas yang diukur dari citra. Persamaan ini untuk mengetahui sejauh mana peubah bebas dari citra dapat
menjelaskan peubah tak bebas Vbc yang diukur dari lapangan.
y = 1,266x + 9,619 R² = 61,7
5 10
15 20
25 30
35
5 10
15 20
V b
c m
3
p lot
N Citra Jml pohonplot
Linear Series1
y = 1,521e0,408x R² = 60,9
10 20
30 40
50 60
70
5 10
V b
c m
3
p lot
D Ctr meterplot
Expon. Series1
42 Dalam penelitian ini digunakan dua jenis model, yaitu: model yang
menggunakan semua peubah tegakan C, D dan N dan model dengan satu peubah. Pada Tabel 1 dapat dilihat model terbaik di setiap lokasi. Dari model ini
dapat dilihat bahwa peubah yang digunakan adalah C kerapatan tajuk, D diameter tajuk, dan N jumlah pohon. Dilihat dari nilai R
2
yang cukup tinggi pada masing-masing model, teknik penarikan contoh ganda ini akan menyebabkan
meningkatkan efisiensi penerapan teknik penarikan contoh ganda. Model dengan satu peubah yang digunakan pada lokasi BKPH Dagangan menggunakan peubah
N
ctr
, sedangkan pada lokasi BKPH Dungus adalah peubah C
ctr
.
4.4 Estimasi Potensi menggunakan Double Sampling
Tabel 9 Nilai rata-rata, ragam, SE, dan CV pada pengambilan contoh ganda No. Lokasi
m
Y
m
3
0.1ha
dslr
Yˆ
m
3
0.1ha
m
y S
2
ydslr
S
2
SE CV
1 BKPH Dagangan
22,05 22,80
16,83 0,25
4,37 17,99
2 BKPH Dungus
29,77 42,74
235,6 3,78
9,10 35,92
Pada selang kepercayaan 95, dari model lokasi BKPH Dagangan diperoleh dugaan rata–rata sediaan tegakan jati dari perhitungan double sampling
adalah sebesar 227,966 m
3
ha, atau berkisar antara 218,00-237,93 m
3
ha, sementara pada lokasi BKPH Dungus diperoleh dugaan rata-rata sediaan tegakan
jati sebesar 427,37 m
3
ha, atau berkisar antara 388,47-466,28 m
3
ha. Dengan tehnik double sampling, nilai kesalahan penarikan contohnya adalah
sebesar 4,37 untuk BKPH Dagangan, lebih rendah daripada pendugaan sediaan tegakan BKPH Dungus hanya menghasilkan kesalahan sampling sebesar 9,10.
Semakin rendah nilai kesalahan sampling SE maka akan semakin teliti pula suatu model yang dibangun. SE merupakan sifat mewakili sampel yang diambil
dari suatu populasi yang dapat diukur menggunakan tingkat kepercayaan Jaya Cahyono 2001. Penyebab utama adanya SE adalah variasi di dalam populasi dan
kesempatan dalam memilih sampel yang merupakan sifat alami populasi. Apabila dilihat secara keseluruhan, kedua model ini menunjukan hasil yang cukup
memuaskan jika dilihat dari nilai SE yang diperoleh penelitian lain, pada
43 penelitian Tiyas 2009 menghasilkan kesalahan sampling sebesar 19,33.
Kesalahan sampling yang lebih rendah tidak terlepas dari kualitas citra, sehingga ketelitian pengukuran dimensi tegakan yang dilakukan dapat lebih teliti Jaya
Cahyono 2001. Secara teknis, penelitian ini menunjukkan bahwa model pendugaan sediaan tegakan pada lokasi yang diperoleh cukup layak digunakan
untuk mengestimasi potensi tegakan. Hasil yang cukup akurat pada penelitian ini membuat nilai ragam dan
coevisien variasi pengambilan contoh ganda bernilai rendah. Koefisien keragaman Coefficient of Variation CV yang didapat dari masing-masing lokasi adalah
17,99 untuk BKPH Dagangan dan 35,92 untuk BKPH Dungus. Nilai CV yang rendah menunjukkan bahwa suatu tegakan yang dteliti adalah homogen. Dari hasil
pehitungan, dapat dilihat bahwa nilai CV memiliki korelasi negatif dengan nilai efisiensi relatif ER. Semakin rendah nilai CV mengakibatkan nilai efisiensi
relatif menjadi semakin tinggi, dan juga sebaliknya jika nilai CV tinggi mengakibatkan nilai ER semakin rendah.
4.5 Efisiensi Double Sampling