Keadaan geografis Keadaan iklim Keadaan Oseanografi

➛➜ 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1 Keadaan Umum Kota Cirebon

4.1.1 Keadaan geografis

➝➞➟➠ ➡ ➢➤➥➦ ➞➧ ➨ ➥ ➩ ➠ ➤➠ ➫➥ ➞➫ ➤ ➠➭ ➢➨ t ➥ ➤➯ ➥ t ➠ ➲ ➳➠ ➵➠ ➸➺➜ ➻ ➛➛➼ ➽➾ ➵➠➧ ➚➻➪ LS, memanjang dari barat ke timur ± 8 km dan dari barat ke selatan ± 11 km dengan ketinggian ± 5 m dari permukaan laut. Kota Cirebon mempunyai luas 37,36 km 2 dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: - Utara : Sungai Kedung Pane - Barat : Kabupaten Cirebon - Timur : Laut Jawa - Selatan: Sungai Kalijaga Kabupaten Cirebon Pembangunan perikanan di wilayah Kota Cirebon mulai tahun 1998 diarahkan kepada pengembangan perikanan budidaya berskala kecil dengan memanfaatkan pekarangan secara intensif dan pengembangan perikanan pertambakan baru pada tahap penjajakan karena pantai sepanjang 7 km di Kota Cirebon telah dimanfaatkan sebagai daerah pelabuhan, industri, pariwisata dan CUDP Center Urban Development Project Dinas Perikanan Kodya Cirebon 1999 vide Kusdiantoro 2001. Kota Cirebon memiliki 3 buah pangkalan pendaratan ikan dan sebuah pelabuhan perikanan nusantara. Pangkalan pendaratan ikan tersebut terletak di daerah Cangkol, Pesisir dan Kesenden, sedangkan pelabuhan perikanan nusantara terletak di Kejawanan.

4.1.2 Keadaan iklim

Kota Cirebon dipengaruhi oleh dua angin musim, yakni musim penghujan dan kemarau. Angin bertiup secara berlawanan setiap 6 bulan sepanjang tahun. Pada musim penghujan angin bertiup dari arah barat utara barat laut atau disebut dengan angin barat yang jatuh pada bulan Desember sampai Maret, sedangkan musim kemarau angin bertiup dari arah timur selatan tenggara atau disebut dengan musim timur yang jatuh pada bulan Mei sampai September. Di antara musim penghujan dan kemarau terdapat musim peralihanpancaroba yang terjadi ➶➹ ➘➴➷➴ ➬ ➮➱➴✃ ❐➘❒❮➱❰ ÏÐ ÑÒ➬ Ó ❒ ➷ ➴✃ ÔÒÕ ÓÖ ➬ Ó ❒ ➷ Ó ✃ ×➴✃ Ø ➮Ù ➮ ➮➷➴❒➴ ➬ Ó ❒ v ➴❒❮➴ Ø ❮ ➴✃ Ñ ➴❒ ➴ ÚÛ❰ Ü Ý Þ Ø ➴ Ö➘➴❮ ➶ß❰ ß Ý Þ àá ➮Ø ➷❮➴✃ ÑÒ ❒ Ò ÚÛÛ â ã

4.1.3 Keadaan Oseanografi

ä Ó ❒➴❮❒ ➴✃ ➘➴✃ Ñ ➴❮ Þ ❮❒ Ó ➬ Ò ✃ ÖÓ❒ ➮➘➴Ð➴ ✃ ➘ Ó ❒➴❮❒➴✃ ÓØ t ➮➴❒❮ ➷ ➴✃ ÖÓ❒ ➮➘➴Ð➴✃ t ❮ ➘ Ó ➘ Ó ❒➴❮❒ ➴✃ ➘ ➴✃ Ñ ➴❮ t Ó ❒➬ ➮ Ð ➴ t Ó ❒ Ù➴➷➴ ➘ å ➴ u t æ ➴ w ➴❰ ➬ Ó ❒➬ ➴ t ❮ ÖÓ t ❒ ❮ ➷➴✃ × Ð ➴➱ à ß Ú Öã❰ Ö ÓÖ➘ ➮ ✃ y ➴❮ Ð Ò✃ ç❮ ×➮❒➴ Ø ❮ ➘➴✃ Ñ ➴❮ y ➴✃ × Ö Ó ➱ Ó ✃ ×Ð ➮✃ × ➷ ➴✃ Ð➴ Ø ➴❒ Ø Ó ❒ t ➴ ÖÓ ✃ × ➴➱ ❮❒ ➬➴✃ y ➴Ð Ø ➮ ✃ × ➴❮ à Ô u ❒ Ù ➴ y ➴ t ❮ Suyarso 2008. Selanjutnya dikatakan bahwa lingkungan oseanografi di perairan Cirebon, Jawa Barat, mencerminkan karakterisitik variabilitas fisika dengan suatu perubahan besar yang dapat terjadi dalam periode pendek. Suhu air cukup hangat di area perairan pantai dan laut. Suhu air pada bulan Februari dan Juli masing-masing bervariasi antara 29 - 31°C dan 26 - 28°C. Salinitas bervariasi antara 23 psu 32 psu, sedangkan dalam sungai salinitas kurang dari 20 psu. Salinitas perairan pantai mengindikasikan terjadinya percampuran antara rnassa air yang berasal dari Laut Jawa dan massa air setempat lokal. Arus di perairan Cirebon cukup kuat dengan kecepatan arus rata-rata sekitar 23 cddet Februari dan lebih dari 50 cddet Juli. Arah arus dominan menuju ke arah timur dan tenggara di semua lapisan dan menjadi suatu indikasi bahwa arus di perairan Cirebon ini merupakan kombinasi dari arus yang disebabkan oleh musim, angin, pasut, topografi dan morfologi pantai. Kecepatan arus yang relatif kuat ini cenderung menunjukkan arah yang hampir serupa dalam dua bagian musim. Hal ini bisa berpotensi mengangkut material ke arah yang sama dengan arah arus. Sistem arus di perairan Cirebon diduga mengangkut dan menyebarkan organisme plankton dan deterjen ke perairan pantai Nurhayati Suyarso 2008.

4.1.4 Keadaan penduduk