Korelasi antara Sudut Kemiringan, Tinggi Operator, dan Produktivitas

32 Pada gambar bagan diatas dapat dilihat korelasi antara luas bidang perontokan, tinggi operator, dan produktivitas perontokan. Pada bagan dapat dilihat bahwa luas bidang perontokan tidak berkorelasi kuat dengan tiggi operator. Seperti yang terlihat pada bagan bahwa luas bidang perontokan yang sama dapat digunakan oleh operator yang mempunyai tinggi berbeda. Luas bidang perontokan berkorelasi kuat dengan produktivitas perontokan. Pada bagan diatas dapat dilihat semakin luas bidang perontokan yang digunakan maka produktivitas perontokan mengalami kenaikan. Selain dari faktor luas bidang perontokan maupun dimensi alat ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi produktivitas perontokan. Faktor lain yang mempengaruhi yaitu faktor dari petani sebagai operator. Dalam merontokkan padi petani menggunakan sistem kelompok, dalam suatu kelompok dapat merontokkan dengan hasil yang optimal jika anggota kelompok bekerja secara baik. Tetapi terkadang ada juga sebagian anggota kelompok yang tidak bekerja dengan baik sehingga hasil yang dirontokkan tidak optimal.

3. Korelasi antara Sudut Kemiringan, Tinggi Operator, dan Produktivitas

Perontokan Parameter kemiringan sudut diambil dari data lebar alat dan tinggi alat melalui pengukuran secra langsung di lapangan. Dari data tersebut kemudian dihitung dengan menggunakan rumus trigonometri sehingga didapat kemiringan sudutnya. Data yang diperoleh adalah sebanyak 27 sampel alat. Hipotesis yang ditunjukkan pada kemiringan alat ini adalah kemiringan akan mempengaruhi tinggi alat dan akan mempengaruhi terlemparnya padi saat dirontokkan. Dengan kemiringan yang tepat paka padi dapat dirontokan dengan maksimal, sehingga dapat mengurangi susut tercecer akibat terlemparnya padi yang terlalu jauh. Dari hipotesis tersebut dibawah ini akan ditampilkan bagan yang menunjujkan korelasi antara kemiringan sudut, tinggi operator, dan produktivitas perontokan. Kemiringan sudut akan dikelompokkan menjadi enam kelompok. Pengelompokan kemiringan sudut ini berdasarkan dari dari data yang diukur dari lapangan yang kemudian dihitung panjang dan lebar kelas sehingga diperoleh enam kelompok lebar alat. Begitupun dengan tinggi operator pengelompokan berdasarkan pada panjang dan lebar kelas. Tinggi operator pada data antropometri yang diukur di lapangan termasuk dalam enam kelompok tersebut. Data antropometri tinggi pada persentil ke-5 termasuk dalam kelompok A, persentil ke-50 termasuk dalam kelompok C, dan persentil ke-95 termasuk dalam kelompok F. Pada Gambar 19 dapat dilihat korelasi antara kemiringan sudut, tinggi operator, dan produktivitas perontokan. Pada bagan dapat dilihat bahwa kemiringan sudut tidak berkorelasi kuat dengan tinggi operator dan produktivitas perontokan. Produktivitas yang ditunjukkan relatif tidak meningkat. Berdasarkan data antropometri yang diperoleh di lapangan yang termasuk kedalam enam kelompok tinggi operator maka dapat dilihat korelasinya dengan produktivitas perontokan. Tinggi antropometri pada persentil ke-5 termasuk kedalam kelompok A yang menghasilkan produktivitas perontokan maksimal sebesar 20-30 kgjam. Kemiringan sudut yang mengahsilkan produktivitas yang maksimal adalah 52,46 -56,48 . Tinggi antropometri pada persentil ke-50 termasuk kedalam kelompok C yang menghasilkan produktivitaas perontokan maksimal sebesar 30 kgjam. Kemiringan sudut yang mengahsilkan produktivitas yang maksimal adalah 60,52 -64,54 . Tinggi antropometri pada persentil ke-95 termasuk kedalam kelompok F yang menghasilkan produktivitaas perontokan 33 maksimal sebesar 30kgjam. Kemiringan sudut yang mengahsilkan produktivitas yang maksimal adalah 44,40 -48,42 . Data Kemiringan sudut tersebut dapat menjadi rekomendasi secara subjektif dalam menentukan desain alat gebot. SUDUT KEMIRINGAN TINGGI OPERATOR PRODUKTIVITAS A. 40,37 -44,39 A. 153,4-156,3 cm A. 10 kgjam B. 44,40 -48,42 B. 156,4-159,3 cm B. 10-20 kgjam C. 48,43 -52,45 C. 159,4-162,3 cm C. 20-30 kgjam D. 52,46 -56,48 D. 162,4-165,3 cm D. 30 kgjam E. 56,49 -60,51 E. 165,4-168,3 cm F. 60,52 -64,54 F. 168,3-171,4 cm SUDUT KEMIRINGAN TINGGI OPERATOR PRODUKTIVITAS A. 40,37 -44,39 A. 153,4-156,3 cm A. 10 kgjam B. 44,40 -48,42 B. 156,4-159,3 cm B. 10-20 kgjam C. 48,43 -52,45 C. 159,4-162,3 cm C. 20-30 kgjam D. 52,46 -56,48 D. 162,4-165,3 cm D. 30 kgjam E. 56,49 -60,51 E. 165,4-168,3 cm F. 60,52 -64,54 F. 168,3-171,4 cm SUDUT KEMIRINGAN TINGGI OPERATOR PRODUKTIVITAS A. 40,37 -44,39 A. 153,4-156,3 cm A. 10 kgjam B. 44,40 -48,42 B. 156,4-159,3 cm B. 10-20 kgjam C. 48,43 -52,45 C. 159,4-162,3 cm C. 20-30 kgjam D. 52,46 -56,48 D. 162,4-165,3 cm D. 30 kgjam E. 56,49 -60,51 E. 165,4-168,3 cm F. 60,52 -64,54 F. 168,3-171,4 cm SUDUT KEMIRINGAN TINGGI OPERATOR PRODUKTIVITAS A. 40,37 -44,39 A. 153,4-156,3 cm A. 10 kgjam B. 44,40 -48,42 B. 156,4-159,3 cm B. 10-20 kgjam C. 48,43 -52,45 C. 159,4-162,3 cm C. 20-30 kgjam D. 52,46 -56,48 D. 162,4-165,3 cm D. 30 kgjam E. 56,49 -60,51 E. 165,4-168,3 cm F. 60,52 -64,54 F. 168,3-171,4 cm SUDUT KEMIRINGAN TINGGI OPERATOR PRODUKTIVITAS A. 40,37 -44,39 A. 153,4-156,3 cm A. 10 kgjam B. 44,40 -48,42 B. 156,4-159,3 cm B. 10-20 kgjam C. 48,43 -52,45 C. 159,4-162,3 cm C. 20-30 kgjam D. 52,46 -56,48 D. 162,4-165,3 cm D. 30 kgjam E. 56,49 -60,51 E. 165,4-168,3 cm F. 60,52 -64,54 F. 168,3-171,4 cm Gambar 19. Bagan korelasi antara kemiringan sudut, tinggi operator, dan produktivitas perontokan 34 Dalam melakukan pekerjaan mengebot merontokkan padi petani melakukan berbagai gerakan. Namun dari gerakan yang dilakukan tersebut sebenarnya manusia memiliki selang gerakan alami pada tubuhnya. Menurut Openshaw 2006 dalam Dani 2011 disebutkan bahwa tubuh manusia memiliki suatu selang alami gerakan SAG. Gerakan dalam SAG yang baik memperbaiki sirkulasi darah dan fleksibilitas sehingga dapat mencapai gerakan yang lebih nyaman dan produktivitas yang lebih tinggi. Meskipun syarat untuk mencapai gerakan tersebut pengguna sebaiknya mencoba untuk menghindari gerakan berulang dan ekstrim dalam SAGnya selama periode waktu yang lama. Menurut Openshaw 2006, ada 4 zona berbeda yang mungkin dihadapi manusia ketika duduk dan berdiri, yaitu: 1. Zona 0 Zona hijau Green Zone. Zona yang dianjurkan untuk sebagian besar gerakan- gerakan. Terdapat tekanan minimal pada otot dan sendi. 2. Zona 1 Zona kuning Yellow Zone. Zona yang dianjurkan untuk sebagian besar gerakan- gerakan. Terdapat tekanan minimal pada otot dan sendi. 3. Zona 2 zona Merah Red Zone. Banyak posisi yang ekstrim pada anggota-anggota tubuh. Terdapat lebih besar tekanan pada otot dan sendi. 4. Zona 3 Melewati Zona Merah Beyond Red Zone. Posisi paling ekstrim pada anggota- anggota tubuh sebaiknya dihindari jika memungkinkan terutama ketika mengangkat beban berat atau kegiatan yang berulang-ulang. Zona ini merupakan selang-selang dimana anggota tubuh dapat bergerak secara bebas. Zona 0 dan 1 termasuk adalam selang gerakan-gerakan kecil, sedangkan zona 2 dan 3 merupakan posisi gerakan yang ekstrim. Zona 0 dan zona 1 lebih sering digunakan untuk kebanyakan gerakan-gerakan yang sering terjadi. Zona 2 dan 3 sebaiknya dihindari jika memungkinkan, khususnya untuk melakukan kegiatan yang berat dan berulang-ulang. Gerakan ini dapat menimbulakan lebih banyak beban yang dapat menyebabkan terganggunnya perkembangan musculoskeletal. Untuk lebih jelasnya dapat diliha pada Tabel 6. dan Gambar 5. selang gerakan dari beberapa zona gerakan : Tabel 8. Selang gerakan dari beberapa zona gerakan Gerakan Selang dari zona gerakan dalam ° Zona 0 Zona 1 Zona 2 Zona 3 P erge la ng an T ang an Fleksi flexion – 10 11 – 25 26 – 50 51+ Ekstensi extension – 9 10 – 23 24 – 45 46+ Deviasi Radial radial deviation – 3 4 – 7 8 – 14 15+ Deviasi Ulnar ulnar deviation – 5 6 – 12 13 – 24 25+ P unggung Fleksi flexion – 19 20 – 47 48 – 94 95+ Ekstensi extension – 6 7 – 15 16 – 31 32+ Aduksi adduction – 5 6 – 12 13 – 24 25+ Abduksi abduction – 13 14 – 34 35 – 67 68+ T ul ang Be la ka ng Fleksi flexion – 10 11 – 25 26 – 45 46+ Ekstensi extension – 5 6 – 10 11 – 20 21+ Berputar rotational – 10 11 – 25 26 – 45 46+ Menbengkok ke samping lateral bend – 5 6 – 10 11 – 20 21+ L eh er Fleksi flexion – 9 10 – 22 23 – 45 46+ Ekstensi extension – 6 7 – 15 16 – 30 31+ Berputar rotational – 8 9 – 20 21 – 40 41+ Menbengkok ke samping lateral bend – 5 6 – 12 13 – 24 25+ Sumber : Chaffin 1999 dan Woodson 1992 dalam Openshaw 2006 35 Gambar 20. Macam-macam selang gerakan Sumber : Chaffin 1999 dan Woodson 1992 dalam Openshaw 2006 Dari selang-selang gerakan di atas, yang terjadi pada saat melakukan penggebotan adalah gerakan pada tulang belakang, leher, punggung, dan pergelangan tangan, jika merujuk pada Gambar 20, maka gerakan menggebot dapat ditunjukkan seperti pada gambar berikut : Gambar 21. Macam-macam selang gerakan pada saat menggebot merontokkan padi Sumber : Chaffin 1999 dan Woodson 1992 dalam Openshaw 2006 Berikut adalah gerakan-gerakan petani saat menggebotmerontokkan padi, dapat terlihat dengan jelas apakah petani sudah mengikuti selang gerak alami yang baik yaitu berada pada zona 0 dan 1, serta menghindari gerakan yang ekstrim pada zona 2 dan 3. 36 A. B. C. D. Keterangan : A. Gerakan awal menggebot yaitu mengangkat padi sampai keatas kepala fleksi tulang belakang membentuk sudut 17 dan fleksi lengan bawah membentuk sudut 91 B. Gerakan mulai mengayunkan padi yang akan ditumbukkan pada alat gebot fleksi tulang belakang membentuk sudut 22 dan fleksi lengan bawah membentuk sudut 81 C. Gerakan membungkuk petani saat akan memukulkan padi pada alat gebot fleksi tulang belakang membentuk sudut 32 dan fleksi lengan bawah membentuk sudut 23 D. Gerakan petani memukulkan padi tepat pada alat gebot fleksi tulang belakang membentuk sudut 37 Gambar 22. Gerakan petani wanita saat menggunakan alat “gebot” papan perontok padi Gambar 22 diperoleh dari video petani yang sedang menggebot di lapangan. Video ini dirubah dalam bentuk foto menggunakan sotfware video converter to JPG. Dari video tersebut diambil tiap framenya, kemudian dipilih gambar-gambar yang menunjukkan siklus gerakan menggebot. Dari gambar tersebut dapat terlihat bahwa gerakan menggebot masih terdapat pada zona 1 dan zona 2. Dengan menggunakan software Autocad 2009 maka diperoleh sudut-sudut yang diinginkan seperti yang terlihat pada gambar tersebut. Gambar A adalah gambar saat α = 56 37 petani mulai mengangkat padinya yang akan dipukulkan pada alat gebot. Pada gambar tersebut dapat terlihat bahwa petani melakukan gerakan ekstensi pada tulang belakang dengan sudut sebesar 17 , sudut tersebut termasuk dalam zona 1 yang tegolong zona aman dalam SAG. Gambar B adalah gerakan petani mulai mengayunkan padi yang akan dipukulkan pada alat gebot. Pada gerakan tersebut terlihat perubahan sudut pada tulang belakang. Sudut fleksi tulang belakang pada gambar b sebesar 22 yang termaasuk pada zona 1 yang tergolong zona aman dalam SAG. Gambar C adalah gerakan petani saat akan memukulkan padi pada alat gebot. Pada gambar ini padi hampir mengenai papan gebot. Sudut fleksi tulang belakang semakin besar yaitu sebesar 32 . Besar sudut tersebut termasuk dalam zona 2 yaitu posisi ekstrim dalam SAG. Gambar D adalah gambar petani memukulkan padi tepat mengenai alat gebot. Pada gambar ini sudut fleksi tulang belakang semakin bertambah yaitu sebesar 37 , besar sudut tersebut termasuk dalam zona 2 yaitu posisi ekstrim pada selang SAG. Pada posisi ekstrim ini akan mengakibatkan lebih besar tekanan pada otot sendi yang dapat menimbulkan keluhan pada petani. Sudut SAG yang terbentuk dari gerakan menggebot tersebut tidak sesuai dengan SAG yang aman bagi petani. Sehingga dapat membuktikan bahwa alat gebot yang digunakan tidak sesuai dengan antropometri petani penggunanya. Ketidak sesuaian SAG dengan alat ini dapat menjadi acuan untuk memperbaiki desain alat gebot. Desain akan diperbaiki dan disesuainkan dengan SAG yang aman bagi petani, yaitu SAG yang tergolong dalam zona 1. Gerakan menggebot antara petani pria dan wanita terdapat perbedaan seperti yang terlihat pada Gambar 23. Gambar A adalah gambar gerakan awal menggebot yaitu mengankat padi hingga posisinya sejajar dengan kepala. Pada posisi ini petani pria dalam keadaan berdiri tegak, tidak seperti yang dilakukan oleh petani wanita yang sedikit membungkuk. Gambar B adalah gerakan mulai mengayunkan padi yang akan dipukulkan pada alat gebot. Pada gerakan ini petani membungkuk membentuk sudut fleksi tulang belakang sebesar 22 . Sudut ini termasuk dalam zona 1 yang tergolong zona aman dalam SAG. Gambar C adalah gerakan petani membungkuk saat akan memukulkan padi pada alat gebot. Pada gambar ini petani membentuk sudut fleksi pada tulang belakang sebesar 27 . Sudut ini termasuk dalam zona 2 yaitu posisi ekstrim dalam SAG. Gambar D adalah gerakan petani memukulkan padi tepat pada alat gebot. Pada gerakan ini sudut fleksi yang terbentuk semakin besar yaitu 32 . Sudut ini termasuk dalam zona 2 yaitu posisi ekstrim dalam SAG. Sudut fleksi petani pria lebih kecil dibandingkan dengan sudut fleksi petani wanita. 38 A. B. C. D. Keterangan : A. Gerakan awal menggebot yaitu mengangkat padi sampai keatas kepala fleksi lengan bawah membentuk sudut 51 B. Gerakan mulai mengayunkan padi yang akan ditumbukkan pada alat gebot fleksi tulang belakang membentuk sudut 22 dan fleksi lengan bawah membentuk sudut 76 C. Gerakan membungkuk petani saat akan memukulkan padi pada alat gebotfleksi tulang belakang membentuk sudut 27 dan fleksi lengan bawah membentuk sudut 40 D. Gerakan petani memukulkan padi tepat pada alat gebot fleksi tulang belakang membentuk sudut 32 Gambar 23. Gera kan petani pria saat menggunakan alat “gebot” papan perontok padi Gerakan menggebot yang dilakukan petani pria tidak sesuai dengan SAG yang aman. Hal ini juga membuktukan bahwa alat yang digunakan tidak sesuai dengan antropometri petani pengguna alat gebot tersebut. Sehingga perlu diadakan perbaikan desain alat yang sesuai dengan SAG yang aman bagi petani. Dari hasil analisi SAG, dapat diketahui bahwa terdapat 13 parameter antropometri yang secara langsung terkait dengan desain optimal gebot. Ke-13 parameter tersebut tersaji pada Tabel 9. 39 Tabel 9. Parameter antropometri yang terkait dengan desain alat gebot No Parameter Persentil ke-5 cm Persentil ke-50 cm Persentil ke-95 cm 1 Tinggi badan 153,11 161,38 169,65 2 Tinggi bahu 126,27 135,25 144,24 3 Tinggi siku kaki 37,26 43,85 50,44 4 Tinggi pinggul 86,88 92,86 98,84 5 Panjang lengan atas 28,43 30,61 32,78 6 Panjang lengan 64,21 72,12 80,02 7 Lebar bahu 38,42 41,60 44,77 8 Panjang telapak tangan 9,21 10,09 10,98 9 Lebar telapak tangan 4 jari 6,28 8,12 9,95 10 Lebar telapak tangan 5 jari 7,50 9,50 11,50 11 Keliling genggaman tangan 22,03 26,51 30,99 12 Diameter genggaman tangan antara ibu jari dan telunjuk 1,88 3,15 4,42 13 Diameter genggaman tangan antara ibu jari dan jari tengah 2,35 3,83 5,30 Analisis korelasi antar 13 parameter antropometri tersebut menunjukkan bahwa terdapat 3 pasang parameter yang berkorelasi sangat kuat yaitu tinggi badan dan tinggi siku kaki, tinggi badan dan tinggi pinggul, diameter genggaman tangan antara ibu jari dan telunjuk dan diameter genggaman tangan antara ibu jari dan jari tengah. Terdapat 4 pasang parameter berkorelasi kuat yaitu tinggi badan dan panjang lengan atas, tinggi badan dan panjang telapak tangan, tinggi siku kaki dan tinggi pinggul, dan tinggi siku kaki dan panjang telapak tangan, dan terdapat 71 parameter berkorelasi lemah. Analisis korelasi disajikan pada Tabel 10 dibawah ini. Tabel 10. Korelasi 13 parameter yang mempengaruhi desain alat gebot Parameter nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 1 2 0,25 1 3 0,86 0,24 1 4 0,79 0,14 0,69 1 5 0,53 0,23 0,44 0,33 1 6 0,48 0,12 0,38 0,36 0,29 1 7 0,37 0,06 0,38 0,26 0,16 0,18 1 8 0,55 0,37 0,52 0,40 0,46 0,26 0,19 1 9 0,12 0,03 0,10 0,11 -0,06 0,04 -0,07 0,25 1 10 0,13 0,07 0,14 0,17 -0,12 0,01 -0,06 0,28 0,88 1 11 0,40 0,07 0,34 0,27 0,32 0,23 0,30 0,42 0,40 0,44 1 12 0,03 0,05 -0,01 -0,05 0,29 0,27 0,12 -0,08 -0,52 -0,59 -0,38 1 13 0,05 0,11 0,01 0,02 0,30 0,28 0,18 -0,01 -0,48 -0,52 -0,35 0,93 1 40 Dari keseluruhan gerakan menggebot pada Gambar 22 dan 23 menunjukkan gerakan yang tidak sesuai dengan SAG yang baik. Sudut fleksi tulang belakang masuk dalam zona yang tidak nyaman yang dapat menimbulkan keluhan. Ketidak sesuaian gerakan operator dengan SAG yang baik dapat disebabkan oleh tidak sesuainya alat dengan antropometri operator sebagai pengguna. Pada gambar dibawah ini diperlihatkan gerakan menggebot yang sesuai dengan SAG yang aman serta penyesuaian dimensi alat dengan antropometri operator sebagai pengguna. Gerakan menggebot tersebut disimulasikan dengan menggunakan software autocad yang disesuaikan dengan SAG yang aman bagi operator. Dari simulasi autocad ini juga dapat dilihat penyesuaian dimensi alat dengan antropometri operator yang sesuai dengan SAG sehingga dapat dijadikan rekomendasi objektif untuk mendesain alat gebot. Berikut adalah simulasi autocad mengenai kesesuaian antropometri operator dengan SAG yang aman serta penyesuaian dimensi alat dengan antropometri operator pria dan operator wanita. Gambar 24. Simulasi antropometri petani pria yang sesuai dengan SAG dan penyesuaian dimensi alat Gambar 25. Simulasi antropometri petani wanita yang sesuai dengan SAG dan penyesuaian dimensi alat 41 Gambar 24 dan 25 adalah simulasi yang menjelaskan antropometri yang sesuai dengan SAG yang aman dengan penyesuaian dimensi alat. Pada gambar diatas telah di desain alat menurut antropometri operator pada persentil ke-5, persentil ke-50, dan persentil ke-95. Desain alat pada simulasi diatas menyesuaikan dengan SAG yang aman bagi operator. Penentuan dimensi juga didasarkan pada rekomendasi secara subjektif dari kuesioner yang diperoleh di lapangan. Tabel 11. Rekomendasi objektif dimensi alat gebot Parameter Pria Wanita Persentil ke-5 Persentil ke-50 Persentil ke-95 Persentil ke-5 Persentil ke-50 Persentil ke-95 Tinggi 61,0 62,8 65,0 56,0 58,1 60,3 Panjang 70 70 70 70 70 70 Lebar 100 100 100 100 100 100 Kemiringan Sudut 61 64 67 53 56 59

1. Dimensi Tinggi Alat